Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS HALILULIK

KECAMATAN TASIFETO BARAT KABUPATEN BELU - NTT

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program-program pembangunan nasional bermaksud meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan
berdasarkan visi pembangunan nasional melalui kesehatan yang ingin dicapai
untuk mewujudkan Indonesia sehat 2019. Sedangkan pembangunan di bidang
kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Sesuai dengan tugas dan fungsi pokok Puskesmas,
maka Puskesmas Halilulik melakukan 3 (tiga) fungsi pokok pelayanan yaitu
melaksanakan dan mengembangkan upaya kesehatan dalam rangka
meningkatkan status kesehatan masyarakat, mengurangi penderita sakit dan
membina masyarakat di wilayah kerja untuk berperan serta aktif dan
diharapkan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas Halilulik selama ini
meliputi kegiatan Promotif, Prefentif, Kuratif dan Rehabilitatif. Mengacu pada
keempat fungsi pelayanan tersebut diatas maka usaha pokok Puskesmas
Halilulik bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat. Jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional
maka puskesmas merupakan pelayan kesehatan tingkat pertama. Upaya
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua, pertama upaya kesehatan
wajib meliputi Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Perbaikan
Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular, Promosi Kesehatan dan Pengobatan. Kedua, Upaya Kesehatan
Pengembangan meliputi Upaya Kesehatan Sekolah, Perawatan Kesehatan
Masyarakat, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata dan
Kesehatan Usia Lanjut. Upaya pelayanan penunjang dari kedua pelayanan
tersebut antara lain upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan
masyarakat serta upaya pencatatan pelaporan.
Keadaan gizi masyarakat dapat dipengaruhi oleh keadaan fisiologis,
ekonomi, sosial, politik dan budaya. Pada saat ini, selain dampak dari krisis
ekonomi juga dampak dari bencana nasional cukup mempengaruhi status
kesehatan pada umumnya dan status gizi khususnya. Masalah-masalah yang
biasa terjadi pada lingkup program perbaikan gizi meliputi Kurang Energi
Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Besi pada Bumil, GAKY dan
Gizi Lebih. Masalah tersebut dapat menyebabkan Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR), Gangguan Pertumbuhan, Kurang Energi Kronis pada WUS dan bumil.
Masalah-masalah di atas dapat disebabkan oleh penyebab langsung dan tidak
langsung. Penyebab langsung misalnya asupan gizi yang kurang memadai dan
terjadinya penyakit. Sedangkan penyebab tidak langsung meliputi ketahanan
pangan keluarga yang tidak memadai, pola pengasuhan anak yang salah dan
pelayanan kesehatan serta lingkungan yang kurang memadai. Puskesmas
Halilulik merupakan salah satu institusi kesehatan mempunyai kewajiban
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu pelayanan
yang diberikan adalah pelayanan Gizi. Pelaksana Gizi Puskesmas mempunyai
kewajiban dalam mencegah dan mengatasi masalah-masalah gizi yang dapat
timbul di masyarakat.
1.2 Tujuan
Secara umum tujuan program gizi Puskesmas Halilulik mengacu pada
program pembangunan nasional adalah meningkatkan intelektualitas dan
produktifitas sumber daya manusia. Sedangkan tujuan khusus adalah :
a. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi
b. Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik
guna menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih, serta
c. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan bermutu untuk
memantapkan ketahan pangan tingkat rumah tangga.
1.3 Sasaran
Status gizi masyarakat dapat digambarkan terutama pada status anak
balita dan ibu hamil. Karena itu sasaran program perbaikan gizi berdasarkan
pada siklus kehidupan; yaitu dimulai dari wanita usia subur, wanita dewasa, ibu
hamil, bayi baru lahir, balita dan anak sekolah, remaja sampai lanjut usia.
1.4 Visi dan Misi
Pembangunan Gizi Salah satu bagian yang cukup penting dari upaya
membangun kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Halilulik adalah
kegiatan gizi. Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan keluarga mandiri
sadar gizi untuk mencapai status gizi keluarga yang optimal.
BAB II
PERENCANAAN

Salah satu fungsi penting dari manajemen puskesmas adalah fungsi


perencanaan yang merupakan langkah awal dari proses manajemen disamping
fungsi lainnya seperti pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan.
Perencanaan merupakan penentuan dari suatu tindakan yang akan
dilaksanakan, tanpa perencanaan maka tidak ada sesuatu yang diorganisir,
dilaksanakan dan diawasi. Dengan demikian perencanaan merupakan suatu
keharusan yang penting dalam suatu sistem manajemen modern sehingga
dapat diwujudkan Puskesmas Sehat. Perencanaan kegiatan bagian gizi
Puskesmas Halilulik meliputi :
1. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGK) yang dilakukan di posyandu-
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Halilulik yang meliputi kegiatan
penimbangan balita, pelayanan ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS),
penyuluhan, pemberian vitamin A, kapsul Iodiol, Tablet Fe, dll.
2. Pelacakan Gizi Buruk ke setiap desa di wilayah kerja Puskesmas Halilulik
yang dimulai dari tingkat RT, dusun dan tingkat desa, dengan tujuan
untuk mendeteksi balita-balita yang mengalami kekurangan gizi,
sehingga secara dini dapat diberikan pertolongan dan bantuan dan tidak
mengalami kasus gizi buruk
3. Pemberian PMT untuk Balita Gizi Buruk dan kunjungan ke rumah-rumah
di mana balita gizi buruk berada; dengan tujuan meningkatkan status gizi
balita serta memulihkan kondisi balita gizi buruk menjadi lebih baik.
4. Distribusi dan pemantauan PMT Pemulihan BGM, dengan tujuan untuk
mendistribusikan dan memantau pemberian PMT Pemulihan BGM pada
balita yang berpotensi mengalami gizi buruk.
5. Pelacakan Bumil KEK, dengan tujuan untuk mendeteksi adanya ibu hamil
yang mengalami Kekurangan Energi Kronis dan dapat diberikan
pertolongan dan bantuan sedini mungkin sehingga diupayakan tidak
mengalami kekurangan Energi secara kronis.
6. Distribusi dan pemantauan PMT untuk Bumil KEK, dengan tujuan untuk
mendistribusikan dan memantau pemberian PMT bagi Bumil KEK yang
berpotensi mengalami kekurangan gizi.
7. Pencetakan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk Balita dan Lansia, guna
dibagikan kepada setiap Balita dan Lansia dengan tujuan untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kesehatan Balita dan
Lansia di wilayah kerja Puskesmas Halilulik.
8. Penyuluhan, pemantauan pertumbuhan dan distribusi obat cacing,
kapsul Iodiol, Tablet Fe ke sekolah-sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas
Halilulik, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi siswa
sekolah dasar, sekaligus mencegah cacingan, GAKI dan Anemia pada
siswa Sekolah Dasar.
9. Penyuluhan, pemantauan pertumbuhan dan distribusi Obat Cacing dan
Vitamin A pada Siswa sekolah Taman Kanak-kanak. Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pada siswa TK mengenai
makanan bergizi, sekaligus mengetahui pertumbuhan siswa TK,
mencegah terjadinya penyakit cacingan dan kekurangan Vitamin A.
10.Penyuluhan Gizi dan pendistribusian Kapsul Iodiol dan Tablet Fe pada
siswa SMP. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
siswa SMP mengenai Gizi, sekaligus mencegah terjadinya GAKI dan
penyakit anemia pada siswa SMP.
11.Penyuluhan Gizi dan pendistribusian Kapsul Iodiol dan Tablet Fe pada
siswa SMU. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
siswa SMU mengenai Gizi, sekaligus menegah terjadinya GAKI dan
penyakit anemia pada tingkat remaja.
12.Distribusi Tablet Fe dan Kapsul Iodiol pada Bumil, dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya anemia pada Bumil
13.Distribusi Vitamin A pada balita, dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya kekurangan Vitamin A pada Balita.
14.Pemantauan dan distribusi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada
balita dengan tujuan mengetahui perkembangan berat badan balita,
mengetahui daya terima balita terhadap MP-ASI, juga untuk mengetahui
apakah sasaran penerima MP-ASI tepat serta mencegah kekurangan gizi
dan meningkatkan Berat Badan Balita.
BAB III

PELAKSANAAN

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Pelaksana Gizi Puskesmas


Halilulik selama tahun 2016 s/d 2017 yang meliputi Program perbaikan gizi pada
balita misalnya pemberian vitamin A, pemberian Makanan Tambahan (PMT),
Kegiatan pemantauan pertumbuhan balita diposyandu, pemberian obat cacing dan
Vitamin A pada siswa TK dan SD Juga program perbaikan gizi pada ibu hamil
misalnya pemberian PMT, pemberian tablet Fe serta penyuluhan gizi. Program
perbaikan Gizi pada anak sekolah misalnya pemberian Tablet Fe dan Penentuan
Status gizi, penyuluhan gizi remaja dan lain-lain. Tren atas kegiatan-kegiatan
tersebut dapat dilihat dari diagram batang di bawah ini :

1. Jumlah Balita ditimbang (D/S)


Adanya penurunan jumlah bayi ditimbang dari tahun 2005 sampai dengan 2007
disebabkan tingkat kesibukan masyarakat dan juga disebabkan banyaknya balai
pengobatan lain yang memberikan pelayanan imunisasi pada bayi. Hal ini dapat
dipahami karena wilayah kerja Puskesmas Halilulik yang dekat dengan kota.
2. Jumlah Anbal ditimbang (D/S) Sedikit berbanding terbalik dengan jumlah bayi
ditimbang; ada tren peningkatan jumlah anbal ditimbang dari tahun 2005 s/d
2007, walaupun belum mencapai target sebesar 60 %. Hal ini disebabkan mulai
tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang manfaat posyandu serta banyaknya
program pemerintah yang memberikan makanan tambahan di posyandu baik
berupa biskuit atau susu.
3. Jumlah Balita ditimbang (D/S) Ada tren peningkatan jumlah balita ditimbang
setiap tahun, walaupun belum mencapai target sebesar 60 %. Peningkatan ini
disebabkan mulai tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang manfaat
posyandu serta banyaknya program pemerintah yang memberikan makanan
tambahan di posyandu baik berupa biskuit atau susu.
4. Jumlah Bayi Naik Ditimbang (N/D) Persentase bayi yang naik berat badannya
dari tahun 2005 sampai 2007; menunjukkan kecenderungan naik dan sudah
mencapai target yaitu 76 %. Sehingga dapat dikatakan program telah berhasil,
karena keberhasilan program posyandu berkaitan erat dengan kenaikan berat
badan balita.
5. Jumlah Anbal Naik Ditimbang (N/D) Persentase Anbal yang naik berat badannya
dari tahun 2005 sampai tahun 2007 menunjukkan kecenderungan naik dan
sudah mencapai target yaitu 76 %. Sehingga dapat dikatakan program telah
berhasil, karena keberhasilan program posyandu berkaitan erat dengan
kenaikan berat badan balita
6. Jumlah Balita Naik Ditimbang (N/D) Persentase Balita yang naik berat badannya
dari tahun 2005 sampai tahun 2007 menunjukkan kecenderungan naik dan
sudah mencapai target yaitu 76 %. Sehingga dapat dikatakan program telah
berhasil, karena keberhasilan program posyandu berkaitan erat dengan
kenaikan berat badan balita
7. Jumlah Bayi BGM Hingga saat ini Jumlah Bayi BGM di Wilayah Kerja PKM
Halilulik masih dalam batas toleransi, meski perlu tetap diwaspadai agar tidak
terjadi kasus Gizi Buruk yaitu di bawah 15 %. Walaupun ada tren peningkatan
yang disebabkan krisis ekonomi yang berkelanjutan sehingga daya beli
masyarakat terhadap pangan melemah.
8. Jumlah Anbal BGM Hingga saat ini Jumlah Anbal BGM di Wilayah Kerja PKM
Halilulik masih dalam batas toleransi, meski perlu tetap diwaspadai agar tidak
terjadi kasus Gizi Buruk yaitu persentase di bawah 15 %. Adanya tren
peningkatan lebih disebabkan karena krisis ekonomi yang berkelanjutan
sehingga daya beli masyarakat terhadap pangan melemah.
9. Jumlah Balita BGM Hingga saat ini Jumlah Balita BGM di Wilayah Kerja PKM
Halilulik masih dalam batas toleransi, meski perlu tetap diwaspadai agar tidak
terjadi kasus Gizi Buruk, yaitu persentase di bawah 15 %. Adanya peningkatan
dari tahun 2005-2007 disebabkan krisis ekonomi yang berkelanjutan sehingga
daya beli masyarakat terhadap pangan melemah.
10.Jumlah Anbal Gizi Buruk Hingga saat ini masih terdapat balita yang mengalami
gizi buruk di Wilayah Kerja PKM Halilulik Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor misalnya cacat bawaan dan mental orang tua balita gizi buruk tersebut
yang kurang mendukung upaya perbaikan gizi anaknya.
11.Jumlah Bayi Gizi Kurang Hingga saat ini Jumlah Bayi Gizi Kurang di Wilayah Kerja
PKM Halilulik masih dalam batas toleransi yaitu di bawah 15 %. meski perlu
tetap diwaspadai agar tidak terjadi kasus Gizi Buruk. Walaupun ada tren
peningkatan yang disebabkan krisis ekonomi yang berkelanjutan sehingga daya
beli masyarakat terhadap pangan melemah.
12.Jumlah Anbal Gizi Kurang Hingga saat ini Jumlah Anbal Gizi Kurang di Wilayah
Kerja PKM Halilulik masih dalam batas toleransi, yaitu di bawah 15 % meski
perlu tetap diwaspadai agar tidak terjadi kasus Gizi Buruk. Walaupun ada tren
peningkatan yang disebabkan krisis ekonomi yang berkelanjutan sehingga daya
beli masyarakat terhadap pangan melemah.
13.Jumlah Bayi dapat Vitamin A Puskesmas Halilulik sudah mencapai target yang
diinginkan, yaitu 85 % hal ini disebabkan masyarakat semakin menyadari
tentang pentingnya pemberian vitamin A pada bayinya sehingga mereka
dengan sukarela datang ke posyandu.
14.Jumlah Anbal dapat Vitamin A Puskesmas Halilulik sudah mencapai target yang
diinginkan, yaitu 85 % hal ini disebabkan masyarakat semakin menyadari
tentang pentingnya pemberian vitamin A pada balitanya sehingga mereka
dengan sukarela datang ke posyandu.
15.Jumlah Balita dapat Vitamin A Puskesmas Halilulik sudah mencapai target yang
diinginkan, yaitu 85 % hal ini disebabkan masyarakat semakin menyadari
pentingnya pemberian vitamin A pada balitanya sehingga mereka dengan
sukarela datang ke posyandu
16.Jumlah Bumil Anemi Hingga saat ini Jumlah Bumil Anemia di Wilayah Kerja PKM
Halilulik masih dalam batas toleransi, meski perlu tetap diwaspadai agar tidak
terjadi kasus Kekurangan darah pada ibu saat melahirkan, bayi lahir cacat dan
abortus.
17.Jumlah Bumil KEK Hingga saat ini Jumlah Bumil Kekurangan Energi Kronis (KEK)
di Wilayah Kerja PKM Halilulik menunjukkan tren menurun dari tahun ke tahun;
meski perlu tetap diwaspadai agar tidak terjadi kasus Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), prematur, bayi lahir cacat dan abortus.
18.Jumlah Bumil dapat Fe-1 Pencapaian Fe-1 sudah sesuai dengan target yang
diinginkan yaitu 85 %.
19.Jumlah Bumil dapat Fe-3 Pencapaian Fe-3 sudah sesuai dengan target yang
diinginkan yaitu 85 %.
20.Jumlah Bumil dapat IOD Pencapaian Bumil yang mendapat kapsul Iodiol
cenderung meningkat dari tahun ke tahun, hal ini sangat baik untuk mencegah
bumil mengalami GAKY sehingga dapat melahirkan bayi yang cacat, kretin, dll.
21.Jumlah WUS dapat Kapsul IOD WUS yang mendapat kapsul Yodiol masih
rendah, hal ini disebabkan banyak WUS yang tidak datang ke posyandu serta
persediaan kapsul Yodiol yang kurang.
22. Jumlah WUS Ukur LILA Pencapaian WUS yang diukur LILA masih rendah karena
banyak WUS yang tidak datang ke posyandu.
23. Jumlah WUS LILA <> Masih adanya Wanita Usia Subur (WUS) yang mengalami
Kurang Energi Kronis (KEK) sehingga perlu perbaikan gizi untuk menghindari
jika WUS hamil tidak mengalami KEK.
24.Jumlah Bufas dapat Vitamin A, Fe dan IOD Bufas yang mendapat vitamin A, Fe
dan Yodiol sudah mencapai target yang diinginkan program
25.Jumlah ASI Eksklusif Target yang harus dicapai adalah 65 %. Puskesmas belum
mencapai target karena masih banyak mitos yang berkembang di masyarakat
bahwa ASI tidak cukup untuk bayi serta adanya kebiasaan turun temurun
memberi makan pada bayi.
26.Upaya Perbaikan Gizi Anak Sekolah Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam
perbaikan gizi anak sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah
Umum (SMU) adalah:
a. Penyuluhan Gizi di semua tingkatan
b. Pemantauan pertumbuhan pada anak TK dan SD
c. Pemberian obat cacing pada anak TK dan SD
d. Pemberian kapsul Iodiol dan tablet Fe.
27.Pemberian Makanan Tambahan bagi Balita dan Bumil Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) bagi balita dan bumil, baik berupa PMT Penyuluhan maupun
PMT Pemulihan bergantung pada kondisi balita dan bumil tersebut. Juga dari
dana yang tersedia serta pogram pemerintah yang ada. Untuk kurun waktu
tahun 2005 sampai 2007 ada Program PMT yaitu berupa MP-ASI bubur dan
biskuit serta MP-ASI lokal untuk anak usia 6 sampai 24 bulan, untuk anak Bawah
Garis Merah (BGM) dan Bumil KEK ada pemberian susu yang berasal dari
Pemerintah Daerah (PEMDA).
BAB IV
MASALAH DAN UPAYA PENANGANANNYA
Beberapa masalah yang masih terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Halilulik
pada tahun 2005 sampai 2007 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Masih adanya balita yang mengalami gizi buruk Penyebab : Himpitan
kesulitan ekonomi masyarakat, sehingga daya beli makanan bergizi
menurun Kurangnya ketelatenan orang tua dalam mengurus balitanya
Adanya cacat bawaan pada Balita Mental sebagian orang tua balita yang
membiarkan kondisi balitanya mengalami gizi buruk untuk menjadi obyek
mencari nafkah
Upaya yg telah dilakukan :
a. Pemberdayaan ekonomi keluarga, melalui penyaluran modal usaha bagi
orang tua balita gizi buruk (Bantuan Gubernur Lampung tahun 2017)
b. Penyuluhan tentang gizi balita secara rutin pada kegiatan Posyandu
c. Pelacakan terhadap Balita2 BGM se-dini mungkin, agar cepat dapat
ditangani sehingga tidak mengalami gizi buruk.
d. Pembinaan mental orang tua Balita Gizi Buruk melalui kunjungan rumah
secara rutin, dan koordinasi dgn Aparat Desa & Dusun.
2) Masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat untuk datang ke
posyandu(D/S rendah tidak sesuai target). Penyebab :
a) Kurang menariknya kegiatan di posyandu bila tidak ada program
bantuan dari pemerintah
b) Tingkat kesibukan masyarakat dalam mencari nafkah sehari-hari
c) Rasa enggan sebagian ibu-ibu untuk datang ke posyandu setelah
selesai imunisasi pada balitanya.

Upaya yg telah dilakukan :

a. Penyaluran bantuan susu dan biskuit melalui kegiatan2 Posyandu


secara rutin agar ada daya tarik bagi masyarakat ke posyandu
b. Penyuluhan dan konseling gizi yang lebih aktif
c. Pendekatan dan koordinasi intensif ke Tomas dan Toga serta Aparat
Desa
3) Masih adanya bumil yang mengalami Anemia dan KEK Penyebab :
a. Kurangnya asupan gizi bumil
b. Efek fisiologis ibu hamil
c. Kekurangpahaman ibu hamil tentang bahan makanan bergizi tinggi
yang mudah diperoleh

Upaya yg telah dilakukan :

Pemberian tablet Fe dan PMT


Penyuluhan scr intensif pd ibu hamil dgn melibatkan para suami
4) Masih rendahnya ASI Eksklusif Penyebab :
a. Mitos bahwa ASI tidak cukup untuk bayi (menganggap bayi msh lapar bila
hanya diberi ASI)
b. Kebiasaan turun temurun memberi makan pada bayi
c. Kurangnya perawatan kaum ibu terhadap payudara sehingga ASI tidak
optimal

Upaya yg telah dilakukan :

a. Penyuluhan intensif pada ibu hamil mengenai cara penyusuan yang


benar dan perawatan payudara ibu menyusui
b. Menanamkan rasa percaya diri pada kaum ibu mengenai kecukupan
ASI untuk bayinya
c. Penggalakan inisiasi dini
BAB V

KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil atas pelaksanaan kegiatan,


permasalahan dan upaya yang telah dilakukan selama ini adalah : Pelaksana gizi
harus lebih aktif lagi dalam melakukan pembinaan, pemantauan dan penyuluhan
gizi ke masyarakat. Pelaksana gizi harus lebih cepat tanggap dalam mendeteksi
masalah2 gizi di masyarakat Pelaksana Gizi dituntut untuk lebih meningkatkan
koordinasi lintas program dan lintas sektor dengan berbagai pihak Pemberdayaan
ekonomi keluarga; merupakan salah satu upaya yang efektif untuk mengatasi Balita
GiziBuruk.

Anda mungkin juga menyukai