Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PELATIHAN KESEHATAN

IBU CERDAS BALITA SEHAT


DI RW 10 DI KELURAHAN BUMI AGUNG

DOSEN PEMBIMBING:
TUMIUR SORMIN, S.KM., M.Kes

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4

1. NABILA AMANDA PUTRI (1914301030)


2. ANNISA DIAN UTAMI (1914301031)
3. M. ABDUH MUSYAFA (1914301041)
4. MAILENA (1914301042)
5. ALITA MERINDA ANGGRAINI (1914301043)
6. DELLA PUSPITA (1914301045)
7. MULYA TRIANISA (1914301046)
8. ALIFA AL HAMMAMI (1914301050)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/202
A. Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan
kualitas sumber daya manuasia (SDM) yang dilakukan secara
berkelanjutan (termasuk penanggulangan kurang gizi). Masalah
gizi erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat
rumah tangga dan menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku
yang kurang mendukung pola hidup sehat.Upaya peningkatan
kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada  proses tumbuh
kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa  muda.
Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak
seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberikan dengan
penuh kasih sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan
produktif.
Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan klasik di
Indonesia, masalah ini bisa jadi ada di sekitar tempat tinggal kita
tetapi sebagian belum begitu paham apa itu gizi buruk. Gizi buruk
tidak identik dengan pedesaan, di kota-kota besar pun pasti
terdapat angka kejadian gizi buruk. Peran serta semua pihak
bisa menurunkan angka kesakitan dan mencegah gizi buruk di
Indonesia. Kerjasama baik instansi terkait semisal Puskesmas
dan anggota masyarakat dapat lebih terjalin mesra melalui
posyandu yang dapat mendeteksi dini sehingga gizi buruk dapat
tertangani sejak awal. suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan
kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya
berada di bawah. Di Indonesia, kasus KEP (Kurang Energi  Protein)
adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai
pada balita.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor
penyebab giziburuk , yaitu:
1. Keluarga miskin;
2. Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi
anak.
3. Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC,
HIV/AIDS, saluran pernapasan dan diare.

Sedangkan menurut UNICEF (1988), ada 2 faktor penyebab


utama, antara lain:

1. Penyebab Langsung : Asupan Makanan, Infeksi Penyakit


2. Penyebab Tidak Langsung : Pola Asuh Anak, Ketersediaan
Pangan, Layanan Kesehatan/Sanitasi

Sedangkan dalam masa balita eorang anak harus mendapat


asupan gizi yang baik dan terpenuhi semuanya, karena masa
balita merupakan masa pertumbuhan yang sangat penting atau
biasa disebut dengan masa “ golden age”. Asupan gizi yang
baik bagi balita akan sangat mempengaruhi pertumbuhan
dari anak tersebut. Maka dari itu biasakan memberikan asupan gizi
yang baik dari mulai masa golden age ini agar anak terbiasa
nantinya.
Agar proses tumbuh-kembang dapat berjalan dengan optimal,
seorang anak harus mendapatkan pemenuhan  gizi balita dari 3
kebutuhan pokoknya. Rangkaian gizi balita yang pertama adalah
kebutuhan fisik-biologis, berupa kebutuhan akan nutrisi (ASI,
Makanan Pengganti ASI/MP-ASI), imunisasi, serta kebersihan
fisik dan lingkungan. Kedua adalah kebutuhan emosi berupa
kasih kasih sayang, rasa aman dan nyaman, dihargai,
diperhatikan, serta didengar keinginan dan pendapatnya.
Kebutuhan ini memiliki peran yang sangat besar pada
kemandirian dan kecerdasan emosi anak. “Oleh sebab itu
perbanyaklah memberi limpahan kasih sayang dan kegembiraan
bagi anak,” Jelas dr. Soedjatmiko. Kemudian kebutuhan ketiga
yang tak kalah penting adalah kebutuhan akan stimulasi yang
mencakup aktivitas bermain untuk merangsang semua indra,
mengasah motorik halus dan kasar, melatih ketrampilan
berkomunikasi, kemandirian, berpikir dan berkreasi. Stimulasi ini
harus diberikan sejak dini karena memiliki pengaruh yang besar
pada ragam kecerdasan atau multiple intelligences.
Ketiga kebutuhan gizi balita tersebut merupakan kebutuhan
pokok yang saling terkait. Satu kebutuhan bukanlah substitusi
kebutuhan yang lain, oleh sebab itu ketiga gizi balita tersebut
harus terpenuhi untuk mencapai Perkembangan otak dan
pertumbuhan anak yang optimal. Karena apabila kebutuhan gizi
balita berupa fisik-biologis tak tercukupi, tentu anak jadi sering
sakit dan perkembangan otaknya pun tak optimal. Lalu kalau
kebutuhannya akan kasih sayang tak tercukupi, kecerdasan
emosinya juga relatif rendah. Sedangkan jika stimulasi
bermainnya kurang bervariasi, perkembangan kecerdasannya juga
kurang seimbang. Jadi, asupan gizi balita yang diberikan haruslah
seimbang.
Untuk itu asupan gizi balita haruslah diperhatikan, terutama
dalam 5 tahun pertama dalam kehidupannya karena asupan  gizi
balita pada masa itu adalah yang penting dan akan mempengaruhi
dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada 3 tahun
pertama kehidupan, gizi balita berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi
pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya
sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks. Gizi
balita yang cukup akan mempengaruhi segala kinerja otak mulai
dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga
bersosialisasi atas pengaruh jumlah dan pengaturan hubungan-
hubungan antarsel saraf. Sedangkan perkembangan
kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya.
Menurut Marzuki Iskandar, STP., MTP., seorang ahli gizi
balita, kunci asupan zat gizi balita yang baik adalah makanan
yang sehat dan bervariasi. Agar  gizi balita melalui makanan
anak setiap harinya dapat memenuhi kebutuhan perkembangan
kecerdasan dan pertumbuhan fisik yang optimal, maka komposisi
makanan haruslah terdiri atas 55-67% karbohidrat, 20-30%
lemak, dan 13-15% protein agar gizi balita terpenuhi.
“Konkretnya gizi balita berupa 3-4 porsi nasi atau
penggantinya seperti bihun, mi atau roti yang merupakan
sumber zat tenaga. Sumber zat pembangun diperoleh dari 4-5
porsi lauk-pauk ditambah sumber zat pengatur berupa vitamin dan
mineral yang terdiri dari 2-3 porsi sayur dan buah,” jelas Marzuki.
Komposisi gizi balita melalui makanan tersebut akan
disempurnakan dengan kehadiran susu sebagai sumber zat tenaga
yang juga mengandung berbagai komponen  gizi balita yang
penting, seperti DHA, AA, Sialic Acid, Sphingomyelin, protein,
vitamin, dan mineral. Kandungan gizi balita yang terdiri dari
DHA dan AA merupakan asam lemak rantai panjang tak jenuh
ganda sebagai komponen utama pembentuk otak dan retina mata.
Gizi balita, lewat DHA dan AA juga berperan penting dalam
mengoptimalkan fungsi membran sel otak, retina mata, serta
proses metabolisme sel-sel syaraf dalam otak. Sedangkan gizi
balita bagi sialic acid (SA), bagian dari ganglion otak,
berdasarkan penelitian memiliki peran penting dalam proses
pembelajaran dan pembentukan daya ingat anak. Kemudian,
sphingomyelin adalah suatu kandungan lemak di dalam otak,
berperan sebagai kerangka penyusun membran sel serta banyak
fungsi lainnya. sphingomyelin berperan juga dalam pembentukan
lapisan pelindung myelin, dimana myelin berfungsi untuk
mempercepat rangsangan dari sel syaraf yang satu ke sel syaraf
lainnya guna mengoptimalkan kemampuan otak dalam mengirim
pesan.
Oleh sebab itu pemenuhan gizi balita dalam pemilihan susu,
penting sekali untuk memilih susu yang mengandung zat-zat
yang penting bagi pertumbuhan otak tersebut. Tentu saja
tujuannya agar gizi balita Anda terpenuhi dan balita dapat tumbuh
secara otimal, baik secara fisik maupun intelektual.
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2007-2010) meski
anggaran untuk perbaikan gizi masyarakat terus meningkat, namun
angka prevalensi penurunan kurang gizi hanya sedikit, yakni dari
18,4 persen di 2007 turun cuma menjadi 17,9 persen di 2010.
Faktor-faktor penyebab gizi buruk, yaitu asupan gizi
dan pemahaman tentang makanan yang aman untuk dimakan,
penyakit menular, lingkungan, akses terhadap pelayanan
kesehatan dan pola asuh.
Dr. Minarto menambahkan, selain gizi kurang dan gizi
buruk, masih banyak masalah yang terkait dengan gizi yang perlu
perhatian lebih, diantaranya yaitu;
1) Stunting atau terhambatnya pertumbuhan tubuh.
Stunting adalah salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai
dengan tinggi badan menurut umur diukur dengan standar deviasi
dengan referensi WHO. Data WHO menunjukkan tinggi anak
Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan tinggi anak dari
negara-negara lain. Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, prevalensi
anak balita pendek (stunting) 35,6 % atau turun 1,2 %
dibandingkan 2007 (36,8 %);
2) Kesadaran tentang pentingnya keamanan pangan. Status gizi
baik tergantung pada ketersediaan dan keamanan pangan. Data
WHO menunjukkan 2,2 juta orang pertahun meninggal yang
diakibatkan penyakit bersumber dari makanan, terutama
makanan yang mengandung zat- zat berbahaya dan beracun.
B. Nama Kegiatan
Kegiatan ini dinamakan dengan kegiatan “Ibu Cerdas Balita
Sehat” bagi ibu- ibu dan balita di wilayah RW 10 kelurahan Bumi
Agung

C. Tema Kegiatan
Tema dari kegiatan ini adalah “Kesehatan adalah Kunci
Kesejahteraan”

D. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
1) Mengembangkan sumber daya masyarakat setempat untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
2) Meningkatkan kepedulian sosial dan rasa tenggang rasa
dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Tujuan Khusus
1) Mengurangi angka gizi buruk pada balita di kelurahan Bumi
Agung.
2) Peningkatan kondisi kesehatan bagi ibu dan balita di
kelurahan Bumi Agung.

E. Output (Manfaat) Kegiatan


1. Menciptakan kondisi kesehatan bagi ibu dan balita.
2. Mengurangi angka gizi buruk pada balita

F. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan “Ibu Cerdas Balita Sehat” adalah ibu-ibu
dan Balita (bayi lima tahun) di wilayah RW 10 di kelurahan Bumi
Agung.
G. Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 17-18 Februari
2022, bertempat di Balai Desa Timur di kelurahan Bumi Agung.

H. Rencana Kegiatan
1) Kegiatan Umum
Penyuluhan tentang kesehatan bagi ibu dan balita.
2) Kegiatan Khusus
Pemeriksaan kesehatan bagi ibu dan balita.

I. Susunan Panitia
(Terlampir) 

J. Susunan Acara
(Terlampir)

K. Anggaran Dana
Kegiatan ini membutuhkan dana dengan total Rp10.138.025;
(terbilang: Sepuluh Juta Seratus Tiga Puluh Delapan Ribu Dua
Puluh Lima Rupiah) dengan rincian terlampir.

L. Sumber Dana
Sumber dana kegiatan ini diperoleh dari dana kasa organisasi,
sponsorship, sumbangan dari instansi pemerintah dan swasta yang
halal dan tidak mengikat dan sumbangan lainnya.

M. Lampiran-Lampiran
1) Struktur Kepanitiaan
2) Anggaran Dana
3) Susunan Acara
N. Penutup
Demikian proposal ini dibuat agar mendapat dukungan dan
bantuan sesuai dengan kebutuhan, juga sebagai gambaran dan
pertimbangan agar  terlaksananya kegiatan ini.

Bandar Lampung, 16 Februari 2022


Panitia Penyelenggara

Ketua, Sekretaris,

M. Abduh Musyaffa Annisa Dian Utami

Mengetahui, Ketua RW 10

( )
Lampiran I

Struktur Panitia
Penanggung Jawab : (Ketua RW 10)
Pembantu Penanggung Jawab : (Ketua RT 03)

Panitia Perencana
Ketua : M. Abduh Musyafa
Wakil Ketua : Della Puspita
Sekretaris : Annisa Dian Utami
Bendahara : Alita Merinda Anggraini
Divisi-Divisi
1. Divisi Kesekretariatan : Nabila Amanda Putri
2. Divisi Perlengkapan : Della Puspita
3. Divisi Humas : Mulya Trianisa
4. Divisi Acara : Mailena

Panitia Pelaksana
a) Penyuluhan Gizi Balita

→ Penanggung Jawab : Alifa Al hamami


→ Divisi Pelaksana
Acara : Mailena
Konsumsi : Nabila Amanda Putri
Keamanan : Mulya Trianisa

b) Pemeriksaan Kesehatan

→ Penanggung Jawab : Della Puspita


→ Divisi Pelaksana
Konsumsi : Annisa Dian Utami
Keamanan : Alita Merinda Anggraini
Penanggung Jawab dana
Bank Mandiri : a/n 02199952000xxxx
Bank BRI : a/n 52148695003xxxx
Bank BNI : a/n 02648693500xxxx
Lampiran II

Anggaran Dana
Pemasukan
Kas Organisasi : R p. 2 .750.000;

Sumbangan instansi pemerintah : Rp. 2.200.000;

Sponsorship : R p. 2 .900.000;

Total Rp. 7. 850.000;

Pengeluaran

a) Upah

Penyuluhan Gizi Balita : Rp. 1.500.000;

Pemeriksaan Kesehatan : Rp. 2.000.000;

b) Konsumsi
→ Penyuluhan G izi B alita : R p. 1 .650.000;
→ Pemeriksaan Kesehatan : R p. 1 .200.600;
c) Perlengkapan : R p. 1 .007.000;

d) Kesekretariatan : R p. 280.250;

e) Obat-obatan : R p. 2 .500.175

Total Rp. 1 0.138.025;


Lampiran III

Susunan Acara
Penyuluhan Gizi Balita
Pelaksanaan tanggal 17 Februari 2022
09.00 > Pembukaan
09.15 > Sambutan-Sambutan
a) Ketua Panitia
b) Ketua R W 1 0
c) Kepala Desa
10.00 > Hiburan
10.50 > Penyuluhan tentang Gizi bagi Balita
12.30 > Penutup

Pemeriksaan Kesehatan Bagi Ibu dan Balita


Pelaksanaan tanggal 18 Februari 2022 ( Pukul 08.00 – 14.00 WIB)

NB: Pengisi Acara


Penyuluhan Gizi Bagi Balita Pemeriksaan Kesehatan Ibu dan
Balita
Dr. Dr.
Perawat Perawat

Anda mungkin juga menyukai