Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN BUDAYA

ANTI KORUPSI
KONSEP UMUM KORUPSI
KELOMPOK 1
UMMI SALAMAH (1914301017)
DILA PUTRI CAHYANTI (1914301019)
MONICA DEWI HANDAYANI (1914301020)
PENGERTIAN KORUPSI

Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, korupsi dikategorikan sebagai tindakan
setiap orang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara.
PENGERTIAN KORUPSI
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa korupsi adalah tindakan
menguntungkan diri sendiri dan orang lain yang bersifat jahat, dan merusakkan karena
merugikan negara dan masyarakat luas. Pelaku korupsi dianggap telah melakukan
penyelewengan dalam hal keuangan atau kekuasaan, pengkhianatan amanat terkait
pada tanggung jawab dan wewenang yang diberikan kepadanya, serta pelanggaran
hukum.
PERILAKU KORUPTIF

Perilaku koruptif adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap, tindakan, dan
pengetahuan seseorang yang menjebakkan dirinya pada kegiatan korupsi. Dalam perundang-
undangan memang tidak ada rumusan mengenai apa itu perilaku koruptif. Namun perilaku
sehari-hari yang merugikan orang lain termasuk kedalamnya. Misalnya mencontek, plagiarisme,
berbohong, mencurangi, buang sampah sembarangan, memberi uang pelican dalam hal
pelayanan public seperti KTP dan SIM, dan perilaku tidak tepat waktu.
5. Melibatkan lebih dari satu orang
1. Suatu pengkhianatan terhadap
atau pihak.
kepercayaan 6. Adanya kewajiban dan
keuntungan bersama, dalam
2. Penipuan terhadap badan
bentuk uang atau yang lain.
pemerintah, lembaga swasta, atau 7. Terpusatnya kegiatan korupsi
pada mereka yang menghendaki
masyarakat umumnya.
keputusan yang pasti dan mereka
3. Dengan sengaja melalaikan yang dapat memengaruhinya.
8. Adanya usaha untuk menutupi
kepentingan umum untuk
perbuatan korup dalam bentuk
kepentingan khusus. pengesahan hukum.
4. Dilakukan dengan rahasia

CIRI-CIRI KORUPSI
JENIS-JENIS KORUPSI

Korupsi transaktif (transactive corruption) Korupsi yang memeras (extortive corruption)


yaitu menunjukkan kepada adanya kesepakatan adalah jenis korupsi di mana pihak pemberi dipaksa
timbal balik antara pihak pembeli dan pihak untuk menyuap guna mencegah kerugian yang sedang
penerima, demi keuntungan kedua belah pihak mengancam dirinya, kepentingannya atau orang-orang
dan dengan aktif diusahakan tercapainya dan hal-hal yang dihargainya.
keuntungan ini oleh kedua-duanya.
JENIS-JENIS KORUPSI

Korupsi investif (investive corruption) Korupsi perkerabatan (nepotistic corruption)


adalah pemberian barang atau jasa tanpa ada adalah penunjukan yang tidak sah terhadap teman atau
pertalian langsung dari keuntungan tertentu, sanak saudara untuk memegang jabatan dalam
selain keuntungan yang dibayangkan akan pemerintahan, atau tindakan yang memberikan
diperoleh di masa yang akan datang. perlakuan yang mengutamakan dalam bentuk uang
atau bentuk-bentuk lain.
JENIS-JENIS KORUPSI

Korupsi defensif (defensive corruption) adalah perilaku korban korupsi dengan pemerasan, korupsinya
adalah dalam rangka mempertahankan diri.

Korupsi otogenik (autogenic corruption) yaitu korupsi yang dilaksanakan oleh seseorang seorang diri.

Korupsi dukungan (supportive corruption) yaitu korupsi tidak secara langsung menyangkut uang atau
imbalan langsung dalam bentuk lain.
MODUS
KORUPSI
Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan inventarisasi terhadap modus-modus korupsi sektor
kesehatan dan yang terbanyak berupa:
1.Penyelewengan APBN/APBD sektor kesehatan, Jamkesmas, Jampersal, dan Jamkesda.
2. Intervensi politik dalam anggaran kesehatan, jaminan kesehatan, dan ASKESKIN.
3.Pungli oleh PNS (Dinas Kesehatan) dan pemotongan dana bantuan.
4.Kecurangan dalam pengadaan barang/jasa, terutama alat kesehatan.
5.Penyalahgunaan keuangan RSUD.
6.Klaim palsu dan penggelapan dana asuransi kesehatan oleh oknum Puskesmas dan RSUD.
7.Penyalahgunaan fasilitas kesehatan (Puskesmas dan RSUD).
MODUS
KORUPSI
Dalam lingkup umum, Komisi Pemberantasan Korupsi pun telah menginventarisasi berbagai
modus tindak pidana korupsi sebagai berikut :

Pengusaha menggunakan pejabat pusat untuk membujuk kepala daerah mengintervensi proses
pengadaan barang/jasa dalam rangka memenangkan pengusaha tertentu dan meninggikan harga
ataupun nilai kontrak. Manajer atau karyawan yang ditunjuk dalam proyek pengadaan barang/
jasa di perusahaan mendekati rekanannya dan berjanji menggunakan jasa atau barangnya asal
harga barang atau nilai kontrak ditinggikan untuk masuk kantong pribadi.
Diantara model-model korupsi yang sering terjadi secara praktis adalah: pungutan liar, penyuapan,
2. Resiko
pemerasan, penggelapan, penyelundupan, pemberian (hadiah atau hibah) yang berkaitan dengan jabatan atau
profesi seseorang. Model korupsi yang umum dikenal yaitu : gangguan
1. Ansietas
1.Berkhianat, subversif, transaksi luar negeri ilegal, penyelundupan.
perkembangan
2.Penggelapan barang milik lembaga, swastanisasi anggaran pemerintah, menipu dan mencuri.
b.d
3.Penggunaan uang yang tidak b.dtepat, pemalsuan dokumen dan penggelapan uang,
Visi dan Misi prematuritas
3. Defisit
kekhawatiran
4.Penyalahgunaan wewenang, intimidasi, menyiksa, penganiayaan.

pengetahuan
5.Mengabaikan keadilan, melanggar hukum, memberikan kesaksian palsu, menahan secara tidak sah,
menjebak. b.d kurang
6.Penyuapan dan penyogokan, memeras, mengutip pungutan, meminta komisi. terpapar
7.Menjegal pemilihan umum, memalsukan kartu suara, membagi-bagi wilayahinformasi
pemilihan umum agar bisa
unggul.

MODEL-MODEL KORUPSI

Anda mungkin juga menyukai