ASUHAN
KEPERAWATAN
ASFIKSIA PADA ANAK
KELOMPOK 3 SARJANA TERAPAN REGULER 1
2
Pengertian
3
“
Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan intra uterus ke kehidupan
ekstra uterin hingga berusia kurang dari 1 bulan. Asfiksia neonatus adalah suatu keadaan
bayi baru lahir yang tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan.
(mochtar, 1989)
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur,
sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat
buruk dalam kehidupan lebih lanjut (manuaba, 1998). Asfiksia neonatorum adalah suatu
keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir. Keadaadn ini disertai denga hipoksia, hiperkapnia, dan berakhir dengan asidosis
(wong, 1999)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan
dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah bayi lahir.
4
Klasifikasi
5
JENIS ASFIKSIA
6
Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR
“
perlu untuk merangsang hemoreseptor pusat pernapasan untuk terjadinya usaha pernapasan yang
pertama yang kemudian akan berlanjut menjadi pernapasan yang teratur.
Pada penderita asfiksia berlanjut usaha napas ini tidak tampak, denyut jantung mulai turun, dan bayi
memasuki periode apneu. Apabila asfiksia berlanjut, bayi akan menunjukkan pernapasan mengap-
mengap yang dalam, frekuensi denyut jantung terus menurun (bradikardi) ditemukan pula penurunan
tekanan darah dan bayi nampak lemas (flasid). Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi
memasuki periode apnu sekunder.
Pada asfiksia berat ini denyut jantung, tekanan darah dan kadar oksigen dalam darah terus menurun.
Bayi tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan menunjukkan upaya pernapasan secara
spontan. Pada tingkat pertama gangguan pertukaran gas/transport O2 (menurunnya tekanan O2 darah)
mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik, apabila hipoksia yang berkelanjutan, kurangnya
oksigen untuk menghasilkan energi bagi metabolisme tubuh menyebabkan terjadinya proses glikolisis
anerobik. Produk sampingan proses tersebut (asam laktat dan piruvat) menimbulkan peningkatan asam
organik tubuh yang berakibat menurunnya pH darah sehingga terjadilah asidosis metabolik. selanjutnya
akan terjadi perubahan kardiovaskuler. Perubahan sirkulasi dan metabolisme ini secara bersama-sama
akan menyebabkan kerusakan sel baik sementara ataupun menetap yang akan berakibat buruk
terhadap sel-sel otak, dimana kerusakan sel-sel otak ini dapat menimbulkan kematian atau gejala sisa
(squele).
13
Manifestasi klinik
14
Mainfestasi klinik asfiksia
Pernapasan cepat
Pernapasan cuping hidung
Tonus otot berkurang
Bradikardia atau takikardi
Sianosis
Nilai APGAR < 7
15
Pemeriksaan
penunjang
16
PEMERIKSAAN PENUNJANG
17
Penatalaksanaan
medis
18
Penatalaksanaan medis
Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir
yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi
gejala sisa yang mungkin muncul. Lakukan langkah awal yaitu : Hangatkan dan
letakkan bayi di
bawah pemancar panas. Lanjutkan dengan tindakan resusitasi mengikuti
tahapan-tahapan yang dikenal dengan ABC resusitasi :
1. Airway: Memastikan saluran nafas terbuka
Meletakan bayi dalam posisi kepala defleksi dengan bahu diganjal
Menghisap mulut kemudian hidung dan kadang-kadang trachea
Bila perlu masukan pipa enditrakeal (ETT) untuk memastikan pernapasan
terbuka
2. Breathing : Memulai pernapasan
Lakukan rangsangan taktil
Bila perlu lakukan ventilasi tekanan positif seperti mulut ke mulut
3. Circulation: Mempertahankan sirkulasi darah
Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada atau bila
perlu menggunakan obat-obatan.
Penatalaksanaan medis
23
Intervensi Keperawatan :
24
ASUHAN KEPERAWATAN ASFIKSIA
2. Breathing
Sesak, frekuensi pernapasan dalam/dangkal/regular/ireguler. Irama pernapasan cepat atau
lambat, nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5 dengan score <7
Diagnosa
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ventilasi paru
▸ Rencana Keperawatan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan
pertukatan gas adekuat dan pola nafas efektif
▸ Kriteria :
Inspirasi dan ekspirasi yang adekuat
Tidak menggunakan otot bantu pernapasan
Frekuensi pernapasan normal (30-40x/mnit)
Hasil analisa gas darah normal
25
Intervensi Keperawatan :
1. Observasi TTV tiap 5-15 menit
R/ untuk mengetahui fungsi paru-paru dan jantung
2. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan, penggunaan otot bantu pernapasan R/ frekuensi dan
kedalaman pernapasan menunjukkan usaha klien dalam memenuhi kebutuhan oksigennya.
3. Kaji warna kulit dan membran mukosa R/
4. Tempatkan pada posisi terlentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap ke
atas (head till) R/ Untuk mencegah penyempitan jalan nafas
5. Kolaborasi/ lakukan pemeriksaan AGD
6. Kolaborasi / berikan oksigen sesuai indikasi
R/ membantu pemenuhan oksigen klien
7. Kolaborasi / bantu tindakan intubasi dan pertahankan ventilasi mekanik.
R/ memudahkan pengaliran udara ke dalam paru-paru
26
ASUHAN KEPERAWATAN ASFIKSIA
3. Circulation
Pada sirkulasi, frekuensi nadi cepat atau tidak, teratur atau tidak. Akral hangat atau dingin,
capillary refill > 3 detik, pucat, sianosis, kemerahan.
▸ Diagnosa:
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoventilasi
▸ Rencana Keperawatan
Tujuan : perfusi jaringan dapat dipertahankan Kriteria :
Tekanan darah dalam batas normal
Kapiler refil <3 menit
Akral hangat
▸ Intervensi :
1. Observasi TTV R/
2. Kaji tanda-tanda yang menunjukkan gangguan perfusi jaringan
3. Pertahankan tirah baring untuk memudahkan sirkulasi
4. Kolaborasi dala pemberian cairan parenteral
27
ASUHAN KEPERAWATAN ASFIKSIA
3. Disability
Pada pasien asfiksia berat, akan mengalami penurunan kesadaran. Ini
diakibatkan transport oksigen ke otak yang kurang/tidak mencukupi
(hipoksia). Yang akhirnya darah akan sulit mencapai jaringan otak
4. Exposure
Pada exposure, ditemukan hipotensi.
28
SECONDARY SURVEY
1. Keluhan yang terjadi selama kehamilan, Gangguan/kesulitan waktu lahir,
lahir tidak bernafas/menangis.
2. Pengukuran hasil nilai Apgar
3. Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan)
4. Lakukan pemeriksaan AGD
5. Lakukan pemasangan ETT
29
EVALUASI
1. Bersihan jalan nafas kembali efektif, pasien terbebas dari obsruksi secret
2. Ventilasi paru maksimal, pola nafas efektif
3. Pernapasan pasien kembali normal, dengan frekuensi pernapasan berkisar
30-40x/mnit
4. Pertukaran gas adekuat
5. Tidak terjadi penurunan kesadaran.
30
TERIMA
KASIH
31