Anda di halaman 1dari 22

KASUS

I. Kasus dengan masalah seks bebas pada remaja

Keluarga Tn. A hidup bersama istri dan seorang anaknya Y. pekerjaan Tn. A adalah
sopir taksi gelap yang beroperasi pada malam hari hingga pagi hari. Ny. A bekerja sebagai
karyawati pada sebuah perusahaan garmen dengan jam kerja 08.00 – 14.00, terkadang lembur
hingga malam. An. Y pelajar kelas 3 SMU sering bermain diluar rumah dengan teman laki-
lakinya pulang sampai larut malam. Pergaulan bebas dengan teman-temannya akhirnya
menjadi kebiasaan. Tn. A sudah menegur berulang kali tapi anak Y tetap melakukannya. Suatu
hari Tn. A memergoki anaknya bersama teman pria wanitanya nonton VCD porno di rumah,
langsung Tn. A memarahi anaknya dan melarang pergaulan si anak. Sejak itu percekcokan
sering terjadi antara Tn. A dan An. Y diantara mereka tidak pernah ada komunikasi yang
terbuka, sementara itu Ny. A lebih banyak diam dan terkadang membela anaknya. Tn. A makin
keras melarang anaknya bergaul dengan teman-temannya ketika pada suatu malam melihat
anaknya berada di sebuah hotel bersama temannya yang berpasang- pasangan.
Sementara itu An. Y mengatakan bahwa ia pernah mencoba melakukan hubungan seks
dengan pacarnya sebanyak 2 kali
II. Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga dengan Masalah Sexual pada
remaja (seks bebas pada remaja)
A. Pengkajian
a. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. A
2. Pekerjaan : Karyawan PT Haruka
3. Alamat : Sukamenati. Kec. Bukit kemuning. Kab. Lampung utara
b. Komposisi keluarga :

No Nama Umur Sex Tgl lahir Pendidikan Pekerjaan Ket. Status kes.
1. Tn. A 38 th L 4-8-1983 SMA Karyawan Suami Sehat
2. Ibu N 35 th P 5-7-1986 SMA IRT Istri Sehat
3. An. Y 18 th P 2-4-2003 SMA kls Pelajar Anak Sehat
III

Genogram :
Keterangan :

: laki - laki

: perempuan

: menikah
----------- : tinggal serumah
-
: pasien
: Keturunan

: meninggal

4. Tipe keluarga
Keluarga Bp. H merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan satu orang
anak.
5. Suku bangsa
Tn. A dan Ny. R berasal dari suku yang sama yaitu suku jawa. Budaya keluarga
Tn. A mengikuti kebiasaan serta budaya suku jawa.
6. Agama
Agama seluruh anggota keluarga adalah islam.
7. Status sosial ekonomi
Keluarga di lingkungannya tergolong keluarga dengan status sosial kebanyakan
seperti keluarga lain. Sedang status ekonomi cukup dimana Tn. A bekerja sebagai
sopir taksi gelap dan Ny. R sebagai karyawan pabrik.
8. Aktivitas rekreasi
Keluarga jarang melakukan rekreasi bersama. Karena selain ekonomi yang kurang
begitu baik juga masing-masing sibuk dengan urusannya masing-masi

2. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga mencapai tahap perkembangan dengan anak pertama usia dewa awal (18
th).
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas-tugas perkembangan pada tahap ini telah dilaksanakan oleh keluarga Tn. A
dengan baik. Tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Keluarga Tn. A tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti DM,
Hipertensi, epilepsi dll. Dalam keluarga mereka tidak pernah mengalami kondisi
sakit yang berat, hanya kadang flu serta lemas karena kecapekan.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn. A merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan adik perempuannya juga
sudah menikah. Hubungan keluarga mereka cukup baik, kalau ada waktu luang
mereka saling berkunjung. Sedang Ny. A anak terakhir dari tiga bersaudara.
Kakak laki-lakinya sudah menikah dengan dua anak sedangkan kakak
perempuannya juga sudah menikah dengan anak satu. Hubungan keluarga
mereka juga baik tetap ada komunikasi.

3. Pengajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
2
Keluarga Tn. A tinggal di rumah permanen dengan luas tanah 150 m dan
2
luas bangunan 100 m terdiri dari 75 % berlantai plester dan semen 25 %(
ruang dapur dan kamar mandi). Ventilasi cukup baik cahaya matahari
bisa masuk melalui jendela maupun pintu. Penerangan dengan
menggunakan listrik. Sedangkan air bersih diperoleh dari PAM.
Pengelolaan sampah dilakukan dengan penempatan di tempat tertutup yang
selanjutnya diambil oleh petugas sampah. Limbah keluarga langsung
terbuang melalui selokan di belakang rumah yang mengalir ke sungai. WC
terletak didalam kamar mandi dengan septik tank berada di luar rumah.
Denah rumah :

RUANG TAMU KAMAR I

RUANG KAMAR II
MAKAN RUANG KEL

DAPUR WC

Keerangan :
a. Ruang tamu
b. Ruang tidur I
c. Ruang tidur II
d. Ruang santai keluarga
e. Ruang makan
f. Ruang dapur
g. Kamar mandi dan WC

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga keluarga Tn. A pada umumnya bekerja sebagai karyawan swasta. Jarak
rumah mereka agak berdekatan. Ikatan antar keluarga baik, saling tolong
menolong masih menjadi kebiasaan di wilayah tersebut.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A merupakan salah satu keluarga yang bertempat tinggal menetap jadi
belum pernah pindah dari rumah yang sekarang.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga dapat saling bertemu pada sore hari setelah anak pulang dari sekolah
serta ibu pulang dari bekerja. Sedangkan malam harinya Tn. A bekerja sebagai sopir
taxi. Untuk mengikuti perkumpulan di lingkungan masyarakat Tn. A menyempatkan
diri sebelum dia bekerja
5. Sistem pendukung keluarga
Seluruh anggota keluarga sekarang ini dalam keadaan yang sehat, jika ada salah satu
dari anggota keluarga yang sakit maka segera dibawa ke pelayana kesehatan

4. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. A saat ini mengalami gangguan, karena ada
masalah komunikasi antara Tn. A dan An. Y. Mereka sama-sama keras dalam
berkomunikasi. Masing-masing merasa benar dengan cara mereka.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan keluarga untuk mengendalikan perilaku anak kurang begitu baik.
Karena anak masih dengan perilakunya yang bertentangan dengan nilai-nilai yang
ada yaitu melakukan pergaulan bebas (free seks).
3. Struktur peran
- Tn. A berperan sebagai kepala rumah tangga yang mencari nafkah untuk
keluarganya dengan dibantu oleh istrinya.
- Ny. A masih bisa berperan sebagai ibu dan istri selain harus mencari nafkah
mambantu suami.
- An. Y bereperan sebagai anak dan pelajar di sekolah. Tidak ada yang dilakukan
An. Y saat di rumah dan An. Y sering keluar malam bermain dengan temannya
4. Nilai atau norma budaya
Keluarga Tn. A percaya bahwa kesehatan sangat penting sehingga berusaha
mempertahankan kondisi sehat.
5. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Anggota keluarga saling menyayangi dan memperhatikan. Tapi kadang karena
kesibukan masing-masing hal itu susah dilakukan. Persoalan dalam keluarga
jarang dibicarakan bersama sehingga memicu terjadinya masalah komunikasi.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi dilakukan denga mengikuti kegiatan di lingkungan seperti arisan,
kebersihan lingkungan. Sedangkan anaknya sulit untuk melakukan sosialisasi dengan
tetangga karena sering pergi dengan temannya hingga larut malam. An. Y telah
terlibat dalam pergaulan bebas dan keluarga tidak bisa menanamkan nilai/norma
kepada anaknya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga belum mengenal masalah komunikasi sehingga konflik selalu terjadi
pada keluarga. Keluarga belum mengenal bagaimana cara berkomunikasi yang
efektif sehingga apa yang dibicarakan dapat dipahami oleh keluarga. Selain itu
keluarga juga belum dapat mengambil tindakan yang seharusnya sehubungan dengan
perilaku anaknya. Keluarga merasakan bahwa anaknya keliru dalam pergaulan dan
keluarga takut anaknya nanti hamil karena pergaulan bebas yang mengarah ke free
seks. Keluarga tidak tahu apa yang seharusnya ia sampaikan pada anak sehingga
keluarga belum bisa mengambil keputusan untuk memberikan bimbingan.

6. Pemeriksaan fisik

ASPEK Tn. A Tn. A An. Y


TTV : 130/90mmHg 120/80 mmHg 110/90 mmHg
TD : 84 x/menit 83 x/menit 78 x/menit
S: 36.8 C 36,5 c 36,5 c
RR : 20 x/menit 18 x/menit 20 x/menit
Nadi :

MATA Sclera tidak Sclera tiadk Sclera tidak ikterik, kornea


ikterik, kornea ikterik, kornea jernih, konjungtiva merah
jernih, jernih, muda, pupol isokor,
konjungtiva konjungtiva pengelihatan normal
merah muda, merah muda,
pipil isokor, pupil isokor,
fungsi fungsi
pengelihatan pengelihatan
normal, normal.
HIDUNG Keadaan hidung Kedaan hidung Hidung tampak bersih,
bersih, septum bersih, tampat sometris, tidak ada polip,
simetris, tidak simetris, tidak ada dan tidak ada nyeritekan
ada polip. polip, dan tidak maupun lesi.
ada lesi
TELINGA Tidak ada Tidak ada Tidak ada serumen, mampu
serumen, serumen, mampu mendengar secara normal,
mampu mendengar tidak ada lesi mau pun
mendengar normal, tidak ada pendarahan pada telinga,
normal. lesi maupun nyeri dapat mendengar dengan
tekanan normal.
LEHER Keadaan leher Lehar tampak Leher tampak bersih, tidak
bersih, tidak bersih, tidak ada ada pengbesaran vena
tampak pembesaran jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar vena pembesaran tipoid, tidak
kenjar jugularis, jugularis, tidak ada nyeri takan, dan darah
tidak ada ada pembesaran dapat bergerak secra
pembesaran tipoid, tidak ada porposinal.
tipoid, dan darah nyeri tekan, dan
dapat bergerak darah dapat
secara bergerak secara
porposional porposonal
THORAX Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, suara
suara nafas suara napas napas veskuler, irama napas
vakuler, irama veskuler, irama normal, tidak ada ronkhi,
napas teratur, napas normal, tidak ada nyeri tekan, dan
tidak ada ronkhi, tidak ada ronkhi, denyut jantung normal.
dan denyut denyut jantungn
jantung normal. normal
ABDOMEN Abdomen agak Tampak simetris, Bentuk simetris, tidak ada
cembung, tidak tidak ada massa, massa, tidak ada lesi, dan
ada massa tidak tidak ada nyeri tidak ada nyeri tekan.
ada nyeri tekan. tekan. Dan tidak
ada lesi.
EKSTREMITAS Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, tidak ada
ATAS tidak ada nyeri tidak ada nyeri nyeri tekan, gerakan normal
tekan, gerakan tekan, gerakan kiri dan kanan
normal kiri dan normal kiri dan
kanan kanan
EKSTREMITAS Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, tidak ada
BAWAH tidak ada tidak ada benjolan, reflek ektremitas
benjolan, reflek benjolan, reflek normal kiri dan kanan
ektremitas ektremitas normal
normal kiri dan kiri dan kanan
kanan.

7. Stress dan Koping keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yaitu komunikasi yang buruk antara ayah dan anak serta
adanya perilaku anak dengan pergaulan bebas yang cenderung ke seks bebas.
2. Stressor jangka panjang
Stressor jangka panjang kebutuhan ekonomi yang masih belum sesuai dengan
keinginan keluarga
3. Kemampuan kelurga berespon pada masalah.
keluarga telah melarang anaknya dari pergaulan bebas, tapi tidak mampu untuk
memberikan pengarahan/bimbingan pada anak. Sedangkan ibu tidak mampu bersikap
atau tidak konsisten dengan perilaku anaknya dengan sering membela bila ditegur
ayahnya.
4. Strategi koping yang digunakan
Tn. A cenderung melampiaskan kekecewaan terhadap anaknya dengan memarahi
anaknya tanpa menggunakan cara yang bijaksana. Sedang anak karena kondisi rumah
yang tidak memuaskan dia lari ke pergaulan yang tidak benar dan teguran keluarga
dihadapi dengan emosi pula dan cenderung melawan.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak mamapu untuk beradaptasi dengan permasalahan yang dihadapi.
Menyadari masalah ada tapi kurang mampu mengambil tindakan.

8. Harapan keluarga
Keluarga mengharapkan permasalahan dalam keluarganya segera teratasi dan
masing-masing dapat menata kembali hubungan dalam keluarga dengan baik. Dan
keluarga terutama orang tua An. Y berharap kelakuan anaknya lebih baik lagi.

9. Analisis Data
No DATA MASALAH KEPERAWATAN
1 DS: Ketidakmampuan koping keluarga b.d
- An. Y mengatakan merasa Ketidakmampuan keluarga mengenali
jengkel karena keluarga telalu masalah komunikasi efektif antara orang
membtasi pergaulan dan tidak tua dan anak.
dapat meyakinkan keluarag
bahwa pergaulan nya masih,
keluarga mengatakan tidak
tahu mengapa Tn. A dan An.
Y selalu ribut
- Keluarga mengatakan belum
mengenal masalah
komunikasi sehingga konflik
selalu terjadi pada keluarga.
- Keluarga mengatakan Mereka
sama-sama keras dalam
berkomunikasi. Masing-
masing merasa benar dengan
cara mereka
DO:
- Hubungan keluarga dan anak
telihat kaku, dan saat
berbicara kepada anak
keluarga menggunakan nada
yang tinggi

2 DS: Resiko terjadi kehamilan pranikah b.d


- An. Y mengatakan senang Ketidakmampuan keluarga mengambil
dengan pergaulan bebas tindakan mengarahkan pergaulan yang
karena bagi nya hal itu adalah sehat
wajar dan mengatakan sering
keluar rumah denagn teman
laki-laki sampai larut malam
dan pernah menginap di hotel
dengan teman laki-lakinya.
- Keluarga merasakan bahwa
anaknya keliru dalam
pergaulan dan keluarga takut
anaknya nanti hamil karena
pergaulan bebas yang
mengarah ke free seks.
DO:
- Keluarga tampak konsisten
dalam menangani masalah
anaknya.
3 DS: Kesiapan peningkatan koping keluarga
- Keluarga mengharapkan b.d keinginan keluarga dalam
permasalahan dalam permasalahan dalam keluarganya
keluarganya segera teratasi segera teratasi dan masing-masing dapat
dan masing-masing dapat menata kembali hubungan
menata kembali hubungan
dalam keluarga dengan baik
DO :
-

10. Daftar Diagnosa Kperawatan


1. Ketidakmampuan koping keluarga b.d Ketidakmampuan keluarga
mengenali masalah komunikasi efektif antara orang tua dan anak.
2. Resiko terjadi kehamilan pranikah b.d Ketidakmampuan keluarga
mengambil tindakan mengarahkan pergaulan yang sehat
3. Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d keinginan keluarga
dalam permasalahan dalam keluarga segera teratasi dan
masing-masing dapat menata kembali hubungan

11. Prioritas Masalah


1. Ketidakmampuan koping keluarga b.d Ketidakmampuan keluarga
mengenali masalah komunikasi efektif antara orang tua dan anak
no Kriteria Nilai Skor Rasional
1 Sifat Masalah : 1 3/3 x 1 Keluarga mengatakan
actual =1 Mereka sama-sama
keras dalam
berkomunikasi. Masing-
masing merasa benar
dengan cara mereka.
Masalah ini
merupakan masalah
aktual, kerena telah
terjadi konflik pada
keluarga Tn. A
2 Kemungkinan masalah dapat 2 2/2 x 2 Dengan adanya
diubah/diatasi : =2 kerjasama antar
Sebagian anggota keluarga
masalah dapat teratasi

3 Potensi masalah dapat dicegah : 2 2/3 x 1 Konflik sulit dicegah

Cukup = 2/3 karena cara komunikasi


yang buruk antara Tn.
A dan An. Y
4 Menonjolnya masalah : 2 2/2 x 1 Kelurga merasakan
Dirasakan oleh keluarga dan =1 masalah sudah sangat
perlu segera diatasi besar dan harus segera
ditangani
TOTAL 4 2/3

2. Resiko terjadi kehamilan pranikah b.d Ketidakmampuan keluarga


mengambil tindakan mengarahkan pergaulan yang sehat
No Kriteri Nilai Skor Rasional
1 Sifat Masalah : 2 2/3 x 1 An. Y mengatakan bahwa ia
Resiko = 2/3 pernah mencoba melakukan
hubungan seks dengan
pacarnya sebanyak 2 kali.
Hal ini dapat menimbulkan
masalah psikologi dan
kesehatan kepada An. Y akibat
ketidak tahuan tetntang
pergaulan yang sehat yang
dapat menimbulkan dampak
yang serius
2 Kemungkinan masalah 1 1/2 x 2 Masalah pada keluraga Tn. A
dapat diubah/diatasi : =1 dapat teratasi bila kelurga
Sebagian mampu melakukan bimbingan
pada anak agar meninggalkan
pergaulan bebas
3 Potensi masalah dapat 2 2/3 x 1 Dengan timbulnya kesadaran
dicegah : = 2/3 pada An. Y maka pergaulannya
Cukup dapat dikendalikan dengan
benar
4 Menonjolnya masalah : 2 2/3 x 1 Kelurga merasa perlu untuk
Dirasakan oleh keluarga dan = 2/3 merubah perilaku anaknya
perlu segera diatasi tetapi masih belum bisa
menentukan tindakan yang
tepat
TOTAL 2 1/3

3. Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d keinginan keluarga dalam


permasalahan dalam keluarga segera teratasi dan masing-masing
dapat menata kembali hubungan

No Kriteria Nilai Skor Rasional


1 Sifat Masalah : 3 3/3 x 1 keinginan keluarga dalam
=1
Actual permasalahan dalam
keluarga segera teratasi
dan masing-masing dapat
menata kembali hubungan

2 Kemungkinan masalah 1 1/2 x 2 Kemungkinana masalah


=1
dapat diubah/diatasi : dapat diatasi sebagian
Mudah karena keluarga ada
kemauan untuk mengatasi
masalah

3 Potensi masalah dapat 1 1/3 x 1 Potensi masalah bisa


=1
dicegah : dicegah karena keluarga ada
Rendah kemauan untuk mencegah
masalah

4 Menonjolnya masalah : 2 2/2 x 1 Keluarga merasakan bahwa


=1
Dirasakan oleh keluarga dan anaknya keliru dalam
perlu segera diatasi pergaulan.

TOTAL 4
Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar
keperawatan tindakan
Ketidakmampuan Setelah Kelaurga Respon Komunikasi - Kaji - Agar
koping keluarga b.d dilakukan mampu verbal dikatakan efektif keluarga keluarga
Ketidakmampuan tindakan mejelaskan jika pesan diterima tentang mengetahui
keluarga mengenali asuhan pengertian dan dimengerti pengertian tentang
masalah komunikasi keperawatan komunikasi sebagaimana komunikasi komunikasi
efektif antara orang pada keluarga efektif dimaksud oleh efektif efektif
tua dan anak. diharapkan pengirim pesan ada - Diskusi dengan
pola perbuatan timbal dengan benar
kominukasi balik yang keluarga - Suapa
dalam kelurga dilakukan secara tentang kelarga
lebih efektif, sukerela olh tanda dapat
khusunya pada penerima pesan, kemunikasi memahami
Tn. A dan dapat fektif tanda
diharpkan meningkatkan - Motofikasi kemunikasi
dapat lebih kualitas hubungan keluarga yang
baik lagi saat antar pribadi dan untuk efektif
memberikan tidak ada hambat. menjelaskan - Agar
arahan maupun kembali eluarga
nasehat yang - Berikan bersemang
baik pada anak pujian pada at dalam
tentang kelarga atas berpartisipa
pergaulan yang keberhasilan si terhadap
sehat penkes
- Agar
keluarga
dapat lebih
baik lagi
dalam
tindakan
komunikasi
efektif
dengan
benar
Keluarga Respon 1. Terjadi saling - Kaji - Agar
dapat verbal pengertian keluarga keluarga
menyebutkan 2. Menimbulkan tetntang mengetahu
3-5 tanda dari kesenangan tanda pada ui tandan
komunikasi 3. Meciptakan komunikasi dalam
efektif hubungan sosial efektif yang komunikasi
yang baik baik efektif
4. Mempengaruhi - Motifasi yang benar
sikap keluarga - Suapaya
5. Menimbulkan untuk keluarga
tindakan yang menjelaskan memahami
baik kembalai tanda
tandan komunikasi
kominukasi efektifa
efektif yang yang baik
baik dan
- Berikan menanyaka
pujian pada n kepada
keluarga atas petuga bila
keberhasilan ada yang
nya masih
kurang di
pahami
oleh
keluarga
- Agar
keluarga
bersemangt
at adalam
berpartisipa
si dalan
penkes
Keluarga Respon 1. Kendala dalam - Kaji - Agar
mampu verbal bahasa keluarga keluarga
menyebutkan 2. Persepsi tetntang mengetahu
3/5 penyebab terhadap penyebab ui
komunikasi pembicara/pend komunikasi penyebab
tidak efektif engar bisa yang tidak komunikasi
mempengaruhi efektif yang tidak
hasil adari - Motifasi efektif
kumunikasi keluarga - Suapaya
yang dilakukan untuk keluarga
3. Pemahaman menjelaskan memahami
terhadap diksi kembali penyebab
yang kurang penyebab nya dan
baik komunikasi menanyaka
4. Gaya bicara yang tidak n kepada
atau gaya efektif petuga bila
bahasa yang - Berikan ada yang
kurang jelas pujian pada masih
5. Kultur dalam keluarga atas kurang di
bahasa keberhasilan pahami
nya oleh
keluarga
- Agar
keluarga
bersemangt
at adalam
berpartisipa
si dalan
penkes
Kelaurga Respon Keluarga mampu 1. Motifasi 1. Agara
mampu verbal menerapkan keluarga keluarga
menerapkan komunikasi yang untuk dapat
cara efektif pada mempertaha memahami
komunkasi keluarga dalam n kan cara
yang efektif menyelesaikan komunikasi berkomuni
masalah yang efekti kasi yang
bila dalam baik dalam
menyelesaik menyelesai
an masalah kan sebuah
pada masalah
keluarga 2. Agar
2. memberikan keluarga
arhanan yang dapat
benar memahami
tentang apa dapaka aa
saja yang
penyebab timbul bila
dari komunikas
komunikasi ai tidak
yang tidak efektif
efektif yang
berdampak
buruk bagi
keluarga
Kelaurga Respon Fasilitas kesehatan 1. kaji 1. agar
mampu verbal yang dapat pengetahuan keluarga
memanfaatka dikunjungi keluarga mengetahui
n vasilitas puskesmas tentang tentang
kesehatan pelayanan pelayanan
yang ada kesehatan kesehatan
untuk 2. beri 2. agar
menunjang penjelasn keluarga
perawatan kepada menanyaka
pada anggota keluarga n yang
keluarga tentang belum
pelayanan dipahami
kesehatan 3. untuk
3. beri mengingat
kesempatan yang sudah
keluarga dijelaskan
untuk oleh
bertanya perawat
4. tanyankan 4. agar
kembal hal keluarga
yang telah semangat
dijelaskan dalam
5. beri respon berpartisipa
positif si terhadap
terhadap penkes
keluarga

Anda mungkin juga menyukai