Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

(MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN)

DOSEN:
GUSTOP AMATIRIA, SKp.,M.Kes

DISUSUN OLEH:
Kelompok 6
KELAS :
STr TINGKAT 3 REGULER 2

Lataniya Auliya Rizky (1914301051)


Shintia Lega Utami (1914301053)
Selpi Tiara Ariska (1914301057)
Serli Diani (1914301059)
Alfiaturrohmi (1914301066)
Sinta Rizqiani (1914301082)
Mardhatillah Heriyani (1914301097)
Augy Alfandito (1914301093)
Agil Cahya Batara (1914301098)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pada mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Makalah ini yang
berjudul “Manajemen Asuhan Keperawatan”

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen kami pak Gustop Amatiria, SKp.,
M.Kes. serta teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide sehingga
makalah ini dapat disusun dengan baik.
Kami berharap, makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun supaya makalah selanjutnya
dapat lebih baik lagi.

Bandar Lampung, 11 Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2

1.3 Tujuan.........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Definisi Asuhan Keperawatan...................................................................................3

2.2 Definisi Manajemen Asuhan Keperawatan.............................................................3

2.3 Proses Keperawatan...................................................................................................4

BAB III PENUTUP.................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasien yang didefinisikan sebagai pelanggan dan membutuhkan perawatan merupakan
penerima pelayanan keperawatan (Timby & Lewis, 1992). Dalam era kesegajatan yang
menyebabkan derasnya arus informasi yang diterima oleh pasien khususnya tentang
keperawatan, juga dengan meningkatnya level pendidikan rata-rata pasien mengakibatkan
kebutuhan pasien akan pelayanan keperawatan meningkat pula. Sebagai akibatnya
perawat perlu menata kembali kinerja dan pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Disamping itu, pendidikan kesehatan keluarga juga sangat diperlukan karena dapat
mengurangi kebosanan dan reaksi negatif keluarga (Ostwald, et al, 1999) dan
meningkatkan kepuasan keluarga (Brooker, 1991)
Manajer perawat merupakan orang yang berpengaruh dalam mengelolah manajemen
keperawatan. Disini seorang menajer perawat mengolah bagaimana asuhan keperawatan
yang akan dijalankan. Di dalam manajemen keperawatan ini juga seorang manajer
memiliki pengaruh besar atas pemberian asuhan keperawatan pada pasien. seorang
manajer perawat harus mengenal setiap anggotanya dan mengawasi dalam menjalankan
asuhan keperawatan.
Menurut Edi Warsito, Bambang dan Atik Mawarni ( 2007 ), dalam penelitian berjudul
pengaruh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi manajerial kepala ruangan terhadap
pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat inap rsjd dr. Amino
gondohutomo semarang, mengemukakan bahwa, persepsi perawat pelaksana tentang
fungsi pengarahan kepala ruang sebagian besar setuju bahwa kepala ruang melibatkan
perawat sejak awal hingga akhir, memberi motivasi dalam meningkatkan asuhan
keperawatan, memberi pujian kepada perawat dalam asuhan keperawatan, dan
membimbing perawat dalam asuhan keperawatan dengan benar.
Menurut Marquis (2010 ), pengintegrasian peran kepemimpinan dan fungsi manajemen
memastikan bahwa tipe modal pemberian asuhan kepada pasien yang dipilih akan
memberikan kualitas perawatan dan kepuasan staf serta bahwa perubahan model
pemberiian asuhan pasien tidak akan diupayakan tepat sumber daya yang adekuat,

1
pembenaran yang tepat, dan perhatian bagaimana hal ini akan memengaruhi ketaatan
kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksus dengan asuhan keperawatan?
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen asuhan keperawatan?
3. Bagaimana proses keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan
2. Mahasiswa mampu memahami manajemen asuhan keperawatan
3. Mahasiswa mengetahui proses keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Asuhan Keperawatan


Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai
suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,bersifat humanistic, dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi
klien.
Tujuan profesi keperawatan adalah memberikan pelayanan kepada klien dan juga
mempertahankan kehidupan profesi itu sendiri (Keyzer, 1992 dikutip dalam Draper
1996). Untuk mencapai tujuan tersebut perawat perlu memiliki ketrampilan intelektual,
teknikal, interpersonal, dan etik. Semua ketrampilan ini harus tampak dalam pemberian
asuhan keperawatan kepada klien. Dengan kata lain, praktek keperawatan profesional
adalah praktek yang didasari dengan keterampilan intelektual, teknikal, interpersonal
dengan menerapkan suatu metode asuhan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Metode asuhan keperawatan untuk melaksanakan praktek profesional adalah
dengan menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu rangkaian
asuhan yang terdiri dari pengkajian, menyusun diagnosa keperawatan, perencanaan
tindakan, implementasi, dan evaluasi.

2.2. Definisi Manajemen Asuhan Keperawatan


Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien secara sistematis dan terorganisir. Manajemen asuhan
keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan
keperawatan dengan menggunakan metoda proses keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan klien atau menyelesaikan masalah klien (Keliat, 2000). Tiga komponen
penting dalam manajemen asuhan keperawatan yaitu manajemen sumber daya manusia
(perawat) dengan menggunakan sistem pengorganisasian pekerjaan perawat (asuhan
keperawatan) dan sistem klasifikasi kebutuhan klien dalam metoda pemberian asuhan
keperawatan yaitu proses keperawatan.

3
Manajemen asuhan keperawatan sangat penting dalam menjalankan asuhan
keperawatan yang dimana asuhan keperawatan ini dipegang oleh manajer perawat dan
dijalankan oleh perawat lainnya. Manajer perawat disini bertugas mengolah asuhan
keperawatan tersebut agar dapat dijalankan oleh perawat lainnya dengan baik.
manajemen asuhan keperawatan ini dilakukan untuk mengawali terwujudnya kinerja
perawat yang maksimal dan benar. Manajemen keperawatan ini juga berfungsi memberi
kepuasan kepada pasien terhadap kinerja perawat. Jadi proses manajemen keperawatan
ini sangat bermanfaat bagi kesejahteraan pasien.

2.3. Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah suatu pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis
dalam pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan masalah klien merupakan titik
sentral dalam proses penyelesaian masalah. Menurut Craven dan Hirnle (2000) proses
keperawatan merupakan suatu panduan untuk memberikan asuhan keperawatan
professional, baik untuk individu, kelompok, keluarga dan komunitas. Dalam topik
ini kami ajak Anda untuk mengelola pasien berdasarkan tahapan berfikir kritis dan
sistimatis dengan menggunakan proses keperawatan. Proses Keperawatan dijadikan
sebagai dasar hukum praktik keperawatan ( ANA, 1973), serta untuk Pengembangan
Standar Praktik Keperawatan.
Tujuan proses keperawatan secara umum adalah membuat suatu kerangka konsep
berdasarkan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat seperti yang disampaikan
oleh Yura dan Walsh (1983) bahwa Proses keperawatan adalah suatu tahapan desain
tindakan yang ditujukan untuk memenuhi tujuan keperawatan meliputi:
mempertahankan kesehatan optimal, kembali ke keadaan normal, dan memfasilitasi
kualitas hidup. Jadi apabila kita menggunakan proses keperawatan harus dipastikan
bahwa pasien kelolaan akan menjadi lebih berkualitas, dalam kehidupannya melalui
upaya kesehatan yang kita lakukan. Teori yang mendasari Proses Keperawatan :
1. Teori sistem, didasarkan pada input, proses dan keluaran/output
2. Teori kebutuhan manusia, berdasarkan tahapan pemenuhan kebutuhan dasar,
biasanya digunakan teori Maslow
3. Teori pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah

4
Berikut ini adalah uraian tentang tahapan proses keperawatan :
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan, proses sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber, mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan.
Data bisa kita kelompokkan menjadi data dasar dan data fokus
1. Data dasar adalah kumpulan data tentang status kesehatan klien, kemampuan
klien mengelola kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri, hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lain Contoh:
Biodata pasien, diagnosa medis, riwayat kesehatan, pola pemenuhan
kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

2. Data Fokus adalah data tentang perubahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatan dan hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan kepada klien
Contoh Fokus Pengkajian Keperawatan
a. Respon klien terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan
kebutuhan dasar manusia
b. Penyusunan data sebagai indikator untuk mendukung diagnosa
keperawatan

Data yang kita peroleh bisa kita bedakan menjadi 2 type :


a. Data obyektif : adalah data yang kita dapatkan dari pasien yang terukur bisa
didapat berdasar observasi dan pemeriksaan langsung maupun menggunakan
alat.
Contoh hasil pemeriksaan Tensi : 120/80 mmHg, hasil Laboratorium Hb : 8
gr%. Konjungtiva : anemis
b. Data subyektif : adalah data yang didapatkan berdasarkan keluhan pasien
dan bersifat subyektif contoh : pasien mengeluh pusing, mata berkunang
kunang
Demi ketepatan diagnosa keperawatan pada tahap berikutnya maka karakteristik
data harus : lengkap, akurat, nyata dan relevan

5
Metode pengumpulan data
Untuk melakukan pengumpulan data perawatan, perawat dapat melakukan
beberapa metode, yaitu: wawancara melalui komunikasi efektif , observasi , dan
pemeriksaan fisik. Pengkajian merupakan pengumpulan data subyektif dan
obyektif secara sistematis dengan tujuan untuk menentukan diagnosa keperawatan
yang tepat untuk menyusun rencana tindakan keperawatan yang tepat, baik bagi
individu, keluarga dan komunitas (Craven & Hirnle, 2000). Oleh karena itu
dibutuhkan suatu format pengkajian yang dapat menjadi alat bantu perawat dalam
pengumpulan data.

B. Diagnnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang gangguan status kesehatan baik
aktual maupun potensial. Secara implisit dalam diagnosa ini terdapat pernyataan
tentang respon klien yang secara legal dan berdasarkan ilmu perawat.
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu diagnosis positif dan
diagnosis negatif. Diagnosis positif artinya klien dalam kondisi sehat dan dapat
mencapai kondisi sehat yang lebih optimal, diagnosis ini disebut juga diagnosis
promosi kesehatan. Sedangkan diagnosis negative artinya klien dalam kondisi
sakit atau berisiko mengalami sakit sehingga dalam menegakkan diagnosis
tersebut akan
dilanjutkan dengan intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan
dan pencegahan pada tahap selanjutnya (PPNI, 2017). Diagnosis negatif memiliki
dua jenis yaitu diagnosis aktual dan diagnosis risiko (PPNI, 2017).
Jenis-jenis diagnosis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Diagnosis Aktual
Diagnosis aktual menggambarkan masalah kesehatan klien yang dapat
diketahui melalui tanda atau gejala mayor dan minor yang dapat diamati atau
validasi.
b. Diagnosis Risiko
Diagnosis risiko menggambarkan respon klien terhadap faktor-faktor yang
dapat menyebabkan klien berisiko mengalami masalah kesehatan. Tanda atau

6
gejala mayor dan minor pada klien tidak tampak, namun klien tetap memiliki
faktor risiko mengalami masalah kesehatan.
c. Diagnosis Promosi Kesehatan atau Wellness
Diagnosis promosi kesehatan atau wellness menggambarkan adanya keinginan
dan motivasi klien untuk meningkatkan kondisi kesehatan pada tingkat
optimal. Diagnosis promosi kesehatan merupakan bagian pernyataan sebuah
diagnosis yang tidak memiliki faktor berhubungan. Sebuah diagnosis tersebut
dapat divalidasi jika memenuhi dua syarat yaitu klien memiliki keinginan
untuk menigkatkan kesejahteraan, dan klien saat ini memiliki peran aktif untuk
mencapai kesejahteraan yang ingin dicapai.

Diagnosis Keperawatan dalam SDKI memiliki dua komponen utama yaitu masalah
(problem) atau Label Diagnosis dan Indikator Diagnostik (PPNI, 2017). Berikut
adalah uraian dari masing-masing komponen diagnosis keperawatan tersebut :
1. Masalah (Problem)
Masalah atau label diagnosis keperawatan menggambarkan inti respon dan
masalah kesehatan klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan dan
faktor yang berhubungan (Cooper & Gosnell, 2015). Masalah atau label
diagnosis terdiri atas dua komponen yaitu deskriptor atau penjelas dan fokus
diagnostic (PPNI, 2017).
2. Indikator diagnostik
Indikator diagnostik terdiri dari tiga komponen utama yaitu penyebab,
tanda/gejala, dan faktor risiko dengan uraian materi sebagai berikut (PPNI,
2017):
A. Penyebab (Etiologi)
Etiologi merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan
status kesehatan klien. Etiologi mencakup empat kategori, yaitu: fisiologis,
biologis, atau psikologis; efek terapi/tindakan; situasional (lingkungan atau
personal), dan maturasional (PPNI, 2017).
Etiologi atau faktor penyebab adalah faktor klinik dan personal yang dapat
merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah.

7
Merupakan pedoman untuk merumuskan intervensi. Unsur – unsur dalam
identifikasi etiologi meliputi unsur PSMM :
• Patofisiologi penyakit : semua proses penyakit, akut atau kronis yang
dapat menyebabkan atau mendukung masalah.
• Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi
sosial).
• Medikasi (berhubungan dengan program perawatan atau pengobatan) :
keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu
memberikan perawatan.
• Maturasional : adolensent (ketergantungan dalam kelompok), young
adult (menikah, hamil, menjadi orang tua), dewasa (tekanan karier).

B. Tanda (Sign) dan Gejala (Symptom)


Tanda merupakan data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, dan prosedur diagnostik sedangkan gejala adalah
data subjektif yang diperoleh dari hasil pengkajian dan anamnesis (PPNI,
2017).
SDKI mengelompokkan tanda/gejala menjadi dua kategori yaitu:
1. .Mayor: Tanda/gejala yang ditemukan dalam rentang 80-100% untuk
validasi penegakan diagnosis
2. Minor: Tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat
digunakan sebagai pendukung tanda/gejala mayor dalam penegakan
diagnosa Kategori diagnosis keperawatan dalam SDKI mengacu pada
ICNP (International Nurses Council of Nurses Council International
Classification for Nursing Practic).

ICNP membagi diagnosis keperawatan menjadi lima kategori, yaitu


Fisiologis, Psikologis, Perilaku, Relasional dan Lingkungan (PPNI, 2017).
Masing-masing kategori pada diagnosis keperawatan SDKI memiliki
subkategori dengan jumlah total 14 subkategori. Diagnosis-diagnosis
keperawatan yang berada dalam satu subkategori disusun secara alfabetis

8
dengan jumlah total diagnosis dalam SDKI sebanyak 149 diagnosis (PPNI,
2017 ).

C. Rencana Keperawatan (Intervensi)


Tahap perencanaan melibatkan serangkaian tahap dimana perawat dan pasien
menyusun prioritas, menulis tujuan dan hasil yang diharapkan, dan menulis
rencana tindakan guna menyelesaikan masalah klien. Jenis rencana keperawatan
meliputi : intervensi mandiri, intervensi kerja sama (interdependensi/Kolaborasi)
dan intervensi tergantung.
1. Intervensi mandiri melibatkan aspek-aspek praktek keperawatan profesional
yang secara hukum dilakukan perawat dan tidak membutuhkan supervisi atau
arahan dari profesi lain . Contoh: Perawatan luka, memasang dan
memberikan makanan melalui sonde, melakukan personal hygiene,
menyeimbangkan suhu (termoregulasi), memberikan kompres hangat, dingin,
memberikan pendidikan kesehatan keluarga di rumah sakit agar mereka
mampu merawat pasien di rumah. Tindakan keperawatan untuk individu
keluarga telah terintegrasi dengan tindakan terhadap pasien. Pendidikan
kesehatan untuk kelompok keluarga diperlukan untuk memberdayakan
keluarga-keluarga pasien dalam mengatasi masalah secara bersama-sama. Isi
program disesuaikan dengan kebutuhan dan harapan keluarga untuk
kesembuhan pasien. Program ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan
kelompok besar dan kecil.
2. Intervensi interdependensi dilakukan oleh perawat dengan berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan yang lain.
Contoh: Ketika pasien membutuhkan latihan rentang gerak maka perawat
dapat melatihnya, namun untuk rentang gerak kondisi tertentu maka perawat
bekerja sama dengan fisioterapist
3. Intervensi tergantung berdasarkan pada instruksi atau pesan tertulis dari profesi
lain. Contoh : Pemberian obat berdasarkan order dokter.

D. Implementasi

9
Pada tahap ini perawat melakukan tindakan sesuai dengan rencana. Selama tahap
ini perawat melanjutkan mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan
atau mendelegasikan tindakan keperawatan, dan memvalidasi rencana
keperawatan. Sebelum melakukan tindakan, perawat penting melakukan persiapan
sebagai berikut.

Tindakan keperawatan atau implementasi merupakan suatu tindakan yang


dilakukan langsung kepada klien, keluarga, dan komunitas berdasarkan rencana
keperawatan yang dibuat. Berdasarkan manajemen asuhan keperawatan maka
perlu dilakukan sistem klasifikasi pasien dalam pemberian asuhan keperawatan.
Sistem ini dikembangkan untuk meyakinkan adanya pelayanan prima yang
berfokus pada pelayanan pelanggan. Dengan sistem ini dikaji kebutuhan pasien
terhadap pelayanan keperawatan dan dirancang pemenuhan kebutuhannya melalui
standar pelayanan dan asuhan keperawatan.
Di ruang perawatan, klien diklasifikasikan berdasarkan tingkat kebutuhannya
terhadap tindakan keperawatan. Klasifikasi ini terdiri dari: perawatan total, parsial,
dan mandiri. Menurut Gillies (1995) rata-rata pasien membutuhkan perawatan
sehari selama empat jam dengan rincian sebagai berikut:

10
Berdasarlan rincian tersebut maka ditetapkan tindakan keperawatan diruangan
perawatan untuk pasien dibagi dalam tiga kategori:
Jumlah jam untuk tindakan keperawatan diatas dialokasikan untuk tindakan bagi
individu pasien selama 24 jam, tidak termasuk tindakan keperawatan dalam bentuk
kelompok dan ADL pasien.
Semua rincian waktu dan tindakan keperawatan diatas dibuatkan pedoman
tindakan dan jadwal aktivitas per masalah keperawatan per sistem klasifikasi
pasien. Diharapkan untuk selanjutnya perawat di ruang perawatan memiliki

panduan yang jelas dalam pemberian tindakan keperawatan untuk setiap pasien
sesuai masalah keperawatan dan tingkat kebutuhan tindakan keperawatannya.
Pedoman tindakan keperawatan dibuat untuk tindakan kepada pasien baik secara
individual, kelompok, maupun yang terkait dengan aktivitas kehidupan sehari-hari
(ADL). Dengan adanya rincian kebutuhan waktu, diharapkan setiap perawat
memiliki jadwal kegiatan harian untuk pasien masing-masing sehingga waktu
kerja perawat menjadi lebih efektif dan efisien.

E. Evaluasi
Pada tahap ini perawat mengkaji respon klien terhadap intervensi keperarwatan
dan kemudian membandingkan respon tersebut dengan standar. Standar ini sering
disebut sebagai “outcome criteria” perawat menilai sejauh mana tujuan atau hasil
keperawatan telah tercapai. Selanjutnya semua tindakan keperawatan yang telah
dilakukan oleh perawat didokumentasikan dalam format implementasi dan
dievaluasi dengan menggunakan pendekatan SOAP (subjective, objective,
analyses, planning). Disamping itu terkait dengan pendekatan SOAP setiap kali
selesai berinteraksi dengan pasien, perawat memberikan penugasan atau kegiatan
yang terkait dengan tindakan keperawatan yang telah dilakukan sebagai tindak
lanjut. Penugasan atau kegiatan ini dimasukkan kedalam jadwal aktivitas pasien

11
dan diklasifikasikan apakah tugas tersebut dilakukan secara mandiri (M), dengan
bantuan sebagian (B), atau dengan bantuan total (T). Setiap hari kemampuan
melakukan tugas atau aktivitas ini dievaluasi.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan dibuat oleh perawat merupakan salah satu usaha untuk
menjawab tantangan perkembangan kebutuhan diatas. Walaupun diakui masih banyak
yang perlu direvisi dan ditata ulang, namun setidaknya apa yang telah dilakukan ini
dapat membantu pemberian asuhan keperawatan yang prima bagi ‘customer’ yang
dalam hal ini adalah pasien.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan
keduanya dapat saling menopang. Sebagaiman proses keperawatan, dalam manajemen
keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai
kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan
didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.
.

13
DAFTAR PUSTAKA

Atmayana.Muhaini. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dan Proses Keperawatan.


https://osf.io/preprints/inarxiv/pz42x/download#:~:text=Asuhan%20keperawatan
%20merupakan%20proses%20atau,di%20berbagai%20tatanan%20pelayanan
%20kesehatan.&text=Asuhan%20keperawatan%20dapat%20di
%20pertanggungjawabkan,restruktur%20(Muhlisin%2C%202011). (Diakses pada 10
Januari 2021)
Olivia.Jesika. Diagnosa Keperawatan Sebagai Bagian Penting Dalam Asuhan Keperawatan.
https://osf.io/b8pq7/download/?format=pdf#:~:text=Intervensi%20keperawatan%20adalah
%20panduan%20untuk,diharapkan%20(Deswani%2C%202009). (Diakses pada 10
Januari 2021)
Apelia, G. (2019). Manajemen Asuhan Keperawatan. https://doi.org/10.31227/osf.io/8d2z6

14

Anda mungkin juga menyukai