DOSEN:
GUSTOP AMATIRIA, SKp.,M.Kes
DISUSUN OLEH:
Kelompok 6
KELAS :
STr TINGKAT 3 REGULER 2
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pada mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Makalah ini yang
berjudul “Manajemen Asuhan Keperawatan”
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen kami pak Gustop Amatiria, SKp.,
M.Kes. serta teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide sehingga
makalah ini dapat disusun dengan baik.
Kami berharap, makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun supaya makalah selanjutnya
dapat lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pembenaran yang tepat, dan perhatian bagaimana hal ini akan memengaruhi ketaatan
kelompok.
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan
2. Mahasiswa mampu memahami manajemen asuhan keperawatan
3. Mahasiswa mengetahui proses keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Manajemen asuhan keperawatan sangat penting dalam menjalankan asuhan
keperawatan yang dimana asuhan keperawatan ini dipegang oleh manajer perawat dan
dijalankan oleh perawat lainnya. Manajer perawat disini bertugas mengolah asuhan
keperawatan tersebut agar dapat dijalankan oleh perawat lainnya dengan baik.
manajemen asuhan keperawatan ini dilakukan untuk mengawali terwujudnya kinerja
perawat yang maksimal dan benar. Manajemen keperawatan ini juga berfungsi memberi
kepuasan kepada pasien terhadap kinerja perawat. Jadi proses manajemen keperawatan
ini sangat bermanfaat bagi kesejahteraan pasien.
4
Berikut ini adalah uraian tentang tahapan proses keperawatan :
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan, proses sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber, mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan.
Data bisa kita kelompokkan menjadi data dasar dan data fokus
1. Data dasar adalah kumpulan data tentang status kesehatan klien, kemampuan
klien mengelola kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri, hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lain Contoh:
Biodata pasien, diagnosa medis, riwayat kesehatan, pola pemenuhan
kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
2. Data Fokus adalah data tentang perubahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatan dan hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan kepada klien
Contoh Fokus Pengkajian Keperawatan
a. Respon klien terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan
kebutuhan dasar manusia
b. Penyusunan data sebagai indikator untuk mendukung diagnosa
keperawatan
5
Metode pengumpulan data
Untuk melakukan pengumpulan data perawatan, perawat dapat melakukan
beberapa metode, yaitu: wawancara melalui komunikasi efektif , observasi , dan
pemeriksaan fisik. Pengkajian merupakan pengumpulan data subyektif dan
obyektif secara sistematis dengan tujuan untuk menentukan diagnosa keperawatan
yang tepat untuk menyusun rencana tindakan keperawatan yang tepat, baik bagi
individu, keluarga dan komunitas (Craven & Hirnle, 2000). Oleh karena itu
dibutuhkan suatu format pengkajian yang dapat menjadi alat bantu perawat dalam
pengumpulan data.
B. Diagnnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang gangguan status kesehatan baik
aktual maupun potensial. Secara implisit dalam diagnosa ini terdapat pernyataan
tentang respon klien yang secara legal dan berdasarkan ilmu perawat.
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu diagnosis positif dan
diagnosis negatif. Diagnosis positif artinya klien dalam kondisi sehat dan dapat
mencapai kondisi sehat yang lebih optimal, diagnosis ini disebut juga diagnosis
promosi kesehatan. Sedangkan diagnosis negative artinya klien dalam kondisi
sakit atau berisiko mengalami sakit sehingga dalam menegakkan diagnosis
tersebut akan
dilanjutkan dengan intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan
dan pencegahan pada tahap selanjutnya (PPNI, 2017). Diagnosis negatif memiliki
dua jenis yaitu diagnosis aktual dan diagnosis risiko (PPNI, 2017).
Jenis-jenis diagnosis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Diagnosis Aktual
Diagnosis aktual menggambarkan masalah kesehatan klien yang dapat
diketahui melalui tanda atau gejala mayor dan minor yang dapat diamati atau
validasi.
b. Diagnosis Risiko
Diagnosis risiko menggambarkan respon klien terhadap faktor-faktor yang
dapat menyebabkan klien berisiko mengalami masalah kesehatan. Tanda atau
6
gejala mayor dan minor pada klien tidak tampak, namun klien tetap memiliki
faktor risiko mengalami masalah kesehatan.
c. Diagnosis Promosi Kesehatan atau Wellness
Diagnosis promosi kesehatan atau wellness menggambarkan adanya keinginan
dan motivasi klien untuk meningkatkan kondisi kesehatan pada tingkat
optimal. Diagnosis promosi kesehatan merupakan bagian pernyataan sebuah
diagnosis yang tidak memiliki faktor berhubungan. Sebuah diagnosis tersebut
dapat divalidasi jika memenuhi dua syarat yaitu klien memiliki keinginan
untuk menigkatkan kesejahteraan, dan klien saat ini memiliki peran aktif untuk
mencapai kesejahteraan yang ingin dicapai.
Diagnosis Keperawatan dalam SDKI memiliki dua komponen utama yaitu masalah
(problem) atau Label Diagnosis dan Indikator Diagnostik (PPNI, 2017). Berikut
adalah uraian dari masing-masing komponen diagnosis keperawatan tersebut :
1. Masalah (Problem)
Masalah atau label diagnosis keperawatan menggambarkan inti respon dan
masalah kesehatan klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan dan
faktor yang berhubungan (Cooper & Gosnell, 2015). Masalah atau label
diagnosis terdiri atas dua komponen yaitu deskriptor atau penjelas dan fokus
diagnostic (PPNI, 2017).
2. Indikator diagnostik
Indikator diagnostik terdiri dari tiga komponen utama yaitu penyebab,
tanda/gejala, dan faktor risiko dengan uraian materi sebagai berikut (PPNI,
2017):
A. Penyebab (Etiologi)
Etiologi merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan
status kesehatan klien. Etiologi mencakup empat kategori, yaitu: fisiologis,
biologis, atau psikologis; efek terapi/tindakan; situasional (lingkungan atau
personal), dan maturasional (PPNI, 2017).
Etiologi atau faktor penyebab adalah faktor klinik dan personal yang dapat
merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah.
7
Merupakan pedoman untuk merumuskan intervensi. Unsur – unsur dalam
identifikasi etiologi meliputi unsur PSMM :
• Patofisiologi penyakit : semua proses penyakit, akut atau kronis yang
dapat menyebabkan atau mendukung masalah.
• Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi
sosial).
• Medikasi (berhubungan dengan program perawatan atau pengobatan) :
keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu
memberikan perawatan.
• Maturasional : adolensent (ketergantungan dalam kelompok), young
adult (menikah, hamil, menjadi orang tua), dewasa (tekanan karier).
8
dengan jumlah total diagnosis dalam SDKI sebanyak 149 diagnosis (PPNI,
2017 ).
D. Implementasi
9
Pada tahap ini perawat melakukan tindakan sesuai dengan rencana. Selama tahap
ini perawat melanjutkan mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan
atau mendelegasikan tindakan keperawatan, dan memvalidasi rencana
keperawatan. Sebelum melakukan tindakan, perawat penting melakukan persiapan
sebagai berikut.
10
Berdasarlan rincian tersebut maka ditetapkan tindakan keperawatan diruangan
perawatan untuk pasien dibagi dalam tiga kategori:
Jumlah jam untuk tindakan keperawatan diatas dialokasikan untuk tindakan bagi
individu pasien selama 24 jam, tidak termasuk tindakan keperawatan dalam bentuk
kelompok dan ADL pasien.
Semua rincian waktu dan tindakan keperawatan diatas dibuatkan pedoman
tindakan dan jadwal aktivitas per masalah keperawatan per sistem klasifikasi
pasien. Diharapkan untuk selanjutnya perawat di ruang perawatan memiliki
panduan yang jelas dalam pemberian tindakan keperawatan untuk setiap pasien
sesuai masalah keperawatan dan tingkat kebutuhan tindakan keperawatannya.
Pedoman tindakan keperawatan dibuat untuk tindakan kepada pasien baik secara
individual, kelompok, maupun yang terkait dengan aktivitas kehidupan sehari-hari
(ADL). Dengan adanya rincian kebutuhan waktu, diharapkan setiap perawat
memiliki jadwal kegiatan harian untuk pasien masing-masing sehingga waktu
kerja perawat menjadi lebih efektif dan efisien.
E. Evaluasi
Pada tahap ini perawat mengkaji respon klien terhadap intervensi keperarwatan
dan kemudian membandingkan respon tersebut dengan standar. Standar ini sering
disebut sebagai “outcome criteria” perawat menilai sejauh mana tujuan atau hasil
keperawatan telah tercapai. Selanjutnya semua tindakan keperawatan yang telah
dilakukan oleh perawat didokumentasikan dalam format implementasi dan
dievaluasi dengan menggunakan pendekatan SOAP (subjective, objective,
analyses, planning). Disamping itu terkait dengan pendekatan SOAP setiap kali
selesai berinteraksi dengan pasien, perawat memberikan penugasan atau kegiatan
yang terkait dengan tindakan keperawatan yang telah dilakukan sebagai tindak
lanjut. Penugasan atau kegiatan ini dimasukkan kedalam jadwal aktivitas pasien
11
dan diklasifikasikan apakah tugas tersebut dilakukan secara mandiri (M), dengan
bantuan sebagian (B), atau dengan bantuan total (T). Setiap hari kemampuan
melakukan tugas atau aktivitas ini dievaluasi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan dibuat oleh perawat merupakan salah satu usaha untuk
menjawab tantangan perkembangan kebutuhan diatas. Walaupun diakui masih banyak
yang perlu direvisi dan ditata ulang, namun setidaknya apa yang telah dilakukan ini
dapat membantu pemberian asuhan keperawatan yang prima bagi ‘customer’ yang
dalam hal ini adalah pasien.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan
keduanya dapat saling menopang. Sebagaiman proses keperawatan, dalam manajemen
keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai
kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan
didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.
.
13
DAFTAR PUSTAKA
14