MATER I
OLEH :
1. JUDUL
Pecegahan Stunting Melalui Pengasuhan dan Stimulasi Anak Usia 0 – 2 Tahun
2. LATAR BELAKANG
Pola Asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak anaknya.Sikap orang
tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan aturan hadiah,maupun hukuman.Cara orang
tua menujukkan otoritasnya dan juga orang tua memberikan perhatian serta tanggapan
terhadap anak.
Pola asuh merupakan pola interaktif antara orang tua dengan anak.Lebih jelasnya yaitu
bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anaknya. Termasuk cara
menstimulasi perkembangan anak agar pemenuhan gizi seimbang sehingga dapat mencegah
Stunting.
Pemenuhan gizi dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini penting karena mempengaruhi
kehidupan sampai dewasa. Siklus pertumbuhsn optimsl terdiri dua bagian yaitu 2 tahun
pertama kehidupan dan sebelum akhir baligh apabila ibu hamil kekurangan gizi akan
mengakibatkab penyakit terhadap ibu dan anak bayi dalam kandungan sehingga bayi lahir
sehat. Untuk mengatasi Stunting maka ibu hamil harus kontrol secara rutin ke pihak kesehatan
agar kesehatan ibu dan anak terkontrol. Menjaga kesehatan anak merupakan bagian dari upaya
terpenting sehingga anak dapat tumbuh kembang secara optimal. Upaya pemeliharaan
kesehatan dapat dimulai dengan menerapkan pola hidup/perilaku hidup bersih dan sehat yang
diterapkan melalui pembiasaan selain menerapkan PHBS penting juga memperlihatkan
asupan gizi yang seimbang baik itu asupan gizi makro maupun mikro.
Upaya tersebut salah satu upaya untuk penurunan pencegahan stunting karena stunting
disebabkan atau salah satu penyebabnya adalah gizi buruk, kurangnya pengetahuan ibu,
terbatasnya layanan kesehatan, dan kurangnya akses air bersih dan sanitasi. Stunting
berhubungan dengan kualitas hidup anak dalam jangka pendek dapat terganggu
perkembangan anak, kecerdasan dan gangguan pertumbuhan fisik dan metabolism dalam
tubuh, dalam jangka panjang dapat menurunkan kemampuan kognitif dan prestasi
belajarpenanganan stunting dapat dilakukan dalam program yang spesifik dan terisif.
Adapun penyebab stunting disebabkan oleh multifactor dan multideterminan secara langsung
maupun tidak langsung (Laura Et Al 2010.Cochram 2015). WHO (2016) penyebab stunting
adalah factor keluarga, polaasuh yang tidak memadai, asi, faktor infeksi saluran pencernaan
penyakit diare, kesehatan.
Dampak dari stunting di indonesia gagal tumbuh berat lahir rendah, kecil, kurus, pendek,
hambatan perkembangan kognitif dan motorik gangguan metabolik saat dewasa. pencegahan
stunting (1000 HPKS, ibu hamil pastikanasupan gizi seimbang ibu hamil rutin periksa
kesehatan dan tambah darah, edukasi dan upaya perilaku masyarakat, pemberian makanan
tambahan ibu hamil, persalinan dengan dokter atau bidan, periksa kehamilan secara rutin,
lakukan pola hidup sehat sedangkan pencegahan ibu menyusui dan anak usia lahir – 2 tahun,
Inisiasi Menyusui Dini (IMD), asi ekslusif sampai 6 bulan, pemberian makanan pendamping,
periksakan kesehatan anak secara rutin, berikan iminisasi, lakukan pola hidup bersih dan
sehatpencegahan berkualitas.
Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan
proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan,
pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik PAUD bertugas di berbagai jenis
layanan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal seperti TK/RA, KB, TPA dan
bentuk lain yang sederajat. Pendidik PAUD pada jalur pendidikan formal terdiri atas guru
dan guru pendamping; sedangkan pendidik PAUD pada jalur pendidikan nonformal terdiri
atas guru, guru pendamping, dan pengasuh.
Adapun peran guru dalam pencegahan Stunting mendukung orang tua dalam pemberian
Stimulasi dan Pengasuhan Anak Baru Lahir -2 Tahun.
Guru PAUD menyelenggarakan Kelas Pengasuhan bagi anak baru lahir-2 tahun bersama
orang tua secara rutin.
2. Posyandu,layanan Meja 4
ALUR PEMBELAJARAN
Sesuai dengan tujuan pencegahan Stunting dalam pengasuhan ada Beberapa alur
pembelajaran yang akan di laksanakan
a. Mulai dari diri sendiri
Pemahaman tentang pencegahan stunting pada 1000 HPK
b. Ruang Kolaborasi
Tahapan Perkembangan anak berdasarkan aspek motorik,sosial emosional, kognitif
c. Eksoplorasi konsep
Pemetaan kegiatan anak sehari hari dan peran orang tua
d. Demonstrasi
Bermain peran ,pemberian stimulasi pada anak.
e. Elaborasi Pemahaman
Refleksi pemahaman peserta tentang apa yang sudah di pelajari dan belum di pahami
f. Aksi Nyata
Langkah langkah menyelenggarakan kelas pengasuhan
g. Penguatan tentang peran guru PAUD dalam pencegahan stunting melalui kelas pengasuhan.
1
Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Email: demsa_ui03@yahoo.com
Hasil penelitian di berbagai negara menemukan bahwa faktor risiko stunting bersifat
multifaktor, diantaranya panjang badan lahir pendek, status ekonomi keluarga rendah, pendidikan
ibu rendah dan tinggi badan orang tua pendek. Ibu dengan tinggi badan pendek lebih berpeluang
untuk melahirkan anak yang pendek pula. Penelitian di Mesir menunjukkan bahwa anak yang lahir
dari Ibu dengan tinggi badan kurang dari 150 cm lebih berisiko untuk tumbuh stunting (Zottarelli,
2007). Penelitian di Semarang menunjukkan bahwa tinggi badan Ibu dan ayah yang pendek
merupakan faktor risiko stunting pada anak usia 12-36 bulan (Candra, 2011). Penelitian di Brazil
menunjukkan bahwa stunting disebabkan karena defisiensi zat gizi dan infeksi ( Guerrant et al.,
2009). Sementara penelitian di masyarakat miskin Meksiko menemukan faktor protektif stunting
adalah faktor pengasuhan (Reyes et al., 2004). Anak-anak yang dirawat secara eksklusif oleh ibu
terbukti terhindar dari stunting. Anak pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah lebih berisiko
mengalami stunting karena kemampuan pemenuhan gizi yang rendah, meningkatkan risiko
terjadinya malnutrisi (Fernald, 2007). Prevalensi stunting meningkat dengan rendahnya tingkat
pendidikan orang tua. Prevalensi stunting pada ibu dan ayah berpendidikan rendah adalah 22,56%
dan 23,26%, sementara pada ibu dan ayah berpendidikan yang tinggi adalah 13,81% dan 12,53%
(Zottarelli et al., 2007). Penelitian di Maluku Utara membuktikan faktor usia anak, jenis kelamin
anak, jumlah makanan keluarga per hari, pendapatan serta pekerjaan ayah merupakan faktor risiko
stunting (Ramli et al., 2009).
Pengalaman penulis selama terlibat dalam kegiatan di desa ternyataa ada beberapa hal yang
mempengaruhinya yaitu: akses informasi terkait kondisi stuntingdi desa/daerah kurang
terserap, tidak adanya keterlibatan dalam musrenbangdes, dari hasil pengalaman tersebut sds
pengalaman praktek yang akan dikembangkan yaitu cegah stunting sejak dini guna
mewujudkan masa depan cerah. Untuk meningkatkan kepedulian bersama-sama dalam
menanggulangi stunting dan harus bekerja sama dengan semua pihak.
4. KESIMPULAN
Kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak, karena
derajat atau status kesehatan dapat mempengaruhi proses belajar, bahkan keseluruhan proses
pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang sehat dapat menerima dan memproses
informasi dengan baik, sehingga mengoptimalkan kecerdasannya. Anak sehat dapat
melakukan berbagai aktivitas, seperti melakukan eksplorasi, bermain, bersosialisasi,
mengungkapkan gagasan, menciptakan banyak karya-karya kreatif, dan sebagainya.
Kesehatan akan berpengaruh terhadap optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan anak,
yang pada akhirnya menentukan kualitas hidup anak, tidak hanya saat ini, tetapi juga di masa
mendatang.
Stunting di masa kanak-kanak memiliki dampak atau konsekuensi jangka pendek dan
panjang, yang mempengaruhi kesehatan, prestasi, produktivitas, daya saing dan
pengembangan sumber daya manusia. Stunting mempengaruhi pertumbuhan, meningkatkan
risiko infeksi dan kematian, perkembangan kognitif dan motorik, kapasitas belajar dan
kinerja sekolah, produktivitas, upah, dan kesehatan reproduksi. Stunting yang terjadi diikuti
oleh perbaikan gizi yang kurang tepat, hanya menimbulkan kenaikan berat badan yang
berlebihan di masa kanak-kanak, menyebabkan terjadi obesitas dan meningkatnya risiko
penyakit kronis yang berhubungan dengan, gizi seperti diabetes dan penyakit jantung.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Gizi yang baik dan tepat akan membuat berat badan
normal, tidak mudah terkena penyakit infeksi, penyakit kronis, kematian dini, tumbuh dan
berkembang secara optimal. Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk.
Gizi yang tidak baik merupakan faktor risiko timbulnya penyakit tidak menular, seperti
penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke),
diabetes dan kanker, yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.
REFERENSI/KEPUSTAKAAN
1) Modul Pencegahan Stunting melalui pengasuhan dan stimulasi,Di Satua Paud bagi anak
baru lahir-Usia 2 Tahun Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Edisi 2023
(RP3)
Mata Latih Pencegahan Stunting Melalui pengasuhan dan stimulasi anak 0-2 Tahun
1. peserta mampu memahami perannya dalam upaya pencegahan stunting melalui pengasuhan dan stimulasi
bagi anak usia 0-2 tahun
2 .peserta mampu mengidentifikasi tahapan perkembangan anak dan kegiatan stimulasi pada anak usia 0-2
Tujuan
tahun
3. Peserta mampu mengidentifikasi faktor –faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yang mengalami
stunting
1. Ceramah
Metode
1. Power point
Media
Alat :
1. Laptop
1. Pelatih menjelaskan tentang upaya pencegahan stunting melalui pengasuhan dan stimulasi
bagi anak usia 0-2 tahun
2. Pelatih menjelaskan tentang mengidentifikasi tahapa
perkembangan anak dan kegiatan stimulasi pada anak usia 0-2 tahun
B. Materi inti ( 25 Menit )
3. Pelatih menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan dan gizi anak
baru lahir sampai usia 2 tahun
1. Pelatih Menyampaikan Kesimpulan Materi
2. Pelatih Memberikan Pertanyaan Refleksi
- Hal penting apa yang dapat diambil dalam materi ini
c. penutup ( 10 menit )
Ada gajah perutnya bunting
Gajah ngamuk di tangkap polisi
Mari cegah gejala stunting
Dengn makan nutrisi bergizi