Anda di halaman 1dari 9

‫‪2/2/2018‬‬ ‫‪Manusia Sangat Tamak dan Rakus Terhadap Harta dan Jabatan‬‬

‫‪Manusia Sangat Tamak dan Rakus Terhadap Harta dan‬‬


‫‪Jabatan‬‬
‫‪khotbahjumat.com/4789-manusia-sangat-tamak-dan-rakus-terhadap-harta-dan-jabatan.html‬‬

‫‪:Khutbah Pertama‬‬

‫َﺳﺘَـﻐْ ِﻔ ُﺮﻩُ‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن‬ ‫ﻀﻠِ ِﻪ وإِﺣﺴﺎﻧِِﻪ‪ ،‬أَﺣﻤ ُﺪﻩُ وأَ ْﺷ ُﻜﺮﻩُ وأ ِ‬ ‫ِﱠ ِ‬
‫َﺳﺘَﻌ ْﻴـﻨُﻪُ َوأ ْ‬
‫َْ َ ُ َ ْ‬ ‫ْﺤ ْﻤ ُﺪ ﻟﻠﻪ َﻋﻠَﻰ ﻓَ ْ َ ْ َ‬ ‫اَﻟ َ‬
‫ﺻ َﻔﺎﺗِِﻪ‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن‬ ‫ﻚ ﻟَﻪُ‪ ،‬ﻓِﻲ رﺑـﻮﺑِﻴﺘِ ِﻪ وإِﻟَ ِﻬﻴﺘِ ِﻪ وأَﺳﻤﺎﺋِِﻪ و ِ‬
‫َﻻ إِﻟَﻪَ إِﱠﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪﻩُ َﻻ َﺷ ِﺮﻳْ َ‬
‫ُُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ‬
‫َﺻ َﺤﺎﺑِ ِﻪ‪َ ،‬و َﺳﻠﱠ َﻢ ﺗَ ْﺴﻠِ ْﻴﻤﺎً َﻛﺜِْﻴـ ًﺮا‪.‬‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟﻪ َوأ ْ‬ ‫ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪاً َﻋ ْﺒ ُﺪﻩُ َوَر ُﺳ ْﻮﻟُﻪُ‪َ ،‬‬
‫أَﻣﱠﺎ َﺑﻌْ ُد‪:‬‬

‫ﱠﺎس‪ ،‬اِﺗﱠـ ُﻘ ْﻮا اﷲَ ﺗَـ َﻌﺎﻟَﻰ‪،‬‬


‫أَﻳﱡـ َﻬﺎ اﻟﻨ ُ‬
‫‪,Ibadallah‬‬

‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲ َﻋﻠَ ِﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ‪:‬‬ ‫ِ‬ ‫ﻚرِ‬


‫ﺿ َﻲ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋ ْﻨﻪُ ﻗَ َ‬ ‫ٍِ‬ ‫َﻋ ْﻦ َﻛ ْﻌ ِ‬
‫ﺎل َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ َ‬‫ﺎل ‪ :‬ﻗَ َ‬ ‫ﺐ ﺑْ ِﻦ َﻣﺎﻟ َ‬
‫ﺸﺮ ِ‬
‫ف‬ ‫ﱠ‬ ‫اﻟ‬‫و‬ ‫ﺎل‬‫ص اﻟْﻤﺮِء َﻋﻠَﻰ اﻟْﻤ ِ‬
‫ِ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺣ‬‫ﺎن أُر ِﺳ َﻼ ﻓِﻲ ﻏَﻨ ٍﻢ ﺑِﺄَﻓْﺴ َﺪ ﻟَﻬﺎ ِﻣﻦ ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ﻣﺎ ِذﺋْـﺒ ِ‬
‫ﺎن ﺟﺎﺋِﻌ ِ‬
‫َ َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ﻟِ ِﺪﻳْﻨِ ِﻪ‬
2/2/2018 Manusia Sangat Tamak dan Rakus Terhadap Harta dan Jabatan

Dari Ka’ab bin Malik radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan
dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.” [HR. at-
.[Turmudzi, Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Hibban, ath-Thabrani, dan selainnya

,Ibadallah

Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa ketamakan manusia
terhadap harta dan jabatan pasti akan merusak agamanya. Ketamakan manusia kepada harta dan
kepemimpinan akan membawa kepada kezhaliman, kebohongan dan perbuatan keji. Bahkan
.menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya

,Ibadallah

Manusia sangat mencintai harta dan akan terus senantiasa mencarinya, tidak merasa puas dengan
.yang sedikit, manusia sangat tamak kepada harta dan panjang angan-angan

:Allah Azza wa Jalla berfirman

َ ‫َوﺗُ ِﺤﺒﱡﻮ َن اﻟ َْﻤ‬


‫ﺎل ُﺣﺒﺎ َﺟﻤﺎ‬
[Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan. [Al-Fajr/89:20

‫ﺸ ِﺪﻳ ٌﺪ‬ ‫َوإِﻧﱠﻪُ ﻟِ ُﺤ ﱢ‬


َ َ‫ﺐ اﻟْ َﺨ ْﻴ ِﺮ ﻟ‬
[Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan. [Al-‘adiyat/100:8

Hati orang tua menjadi pemuda karena dua hal, yaitu cinta dunia dan panjang angan-angan. Dari Abu
:Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

ِ ‫ﺐ اﻟْﻤ‬
‫ﺎل‬ ِ ْ‫ ﻃُﻮ ُل اﻟ‬: ‫ﺐ اﺛْـﻨَﺘـﻴ ِﻦ‬ ‫ْﺐ اﻟ ﱠ‬
َ ‫ـﺤﻴَﺎة َو ُﺣ ﱡ‬
َ ْ ْ َ ‫ﺎب َﻋﻠَ ٰﻰ ُﺣ ﱢ‬
‫ﺸ ْﻴ ِﺦ َﺷ ﱞ‬ ُ ‫ﻗَـﻠ‬
Hati orang yang tua renta senantiasa muda dalam mencintai dua perkara: hidup yang panjang dan“
.[cinta terhadap harta.” [HR. al-Bukhari dan Muslim

:Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda

‫ﻮل اﻟْﻌُ ُﻤ ِﺮ‬ ِ ‫ﺐ اﻟْﻤ‬


ُ ُ‫ﺎل َوﻃ‬ ِ
َ ‫ ُﺣ ﱡ‬:‫آد َم َوﻳَ ْﻜﺒَـ ُﺮ َﻣ َﻌﻪُ اﺛْـﻨَﺎن‬
َ ‫ﻳَ ْﻜﺒَـ ُﺮ اﺑْ ُﻦ‬
Anak Adam (manusia) semakin tua dan menjadi besar juga bersamanya dua hal: cinta harta dan
.[panjang umur.[HR. Al-Bukhari dan Muslim
2/2/2018 Manusia Sangat Tamak dan Rakus Terhadap Harta dan Jabatan

Hikmah dari penyebutan dua hal tersebut yaitu bahwa yang paling dicintai oleh manusia adalah dirinya,
ia ingin hidup kekal, maka itu ia mencintai panjang umur. Manusia juga mencintai harta, karena harta
merupakan sebab terbesar untuk senantiasa sehat, yang menjadi salah satu sebab panjang umur. Jadi
.setiap ia merasa hartanya akan habis, bertambah kuatlah kecintaannya kepadanya

:Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

ِ ‫ادو َن ِﻣﻦ‬
‫اﷲ إِﱠﻻ‬ ِ ِ ‫اِﻗْـﺘَـﺮﺑ‬
ً ‫ﱠﺎس َﻋﻠَﻰ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ إِﱠﻻ ﺣ ْﺮ‬
َ ْ ُ ‫ َوَﻻ ﻳَـ ْﺰ َد‬،‫ﺻﺎ‬ ُ ‫ﻨ‬ ‫اﻟ‬ ‫اد‬
ُ ‫د‬َ ‫ﺰ‬
ْ ‫ـ‬
َ ‫ﻳ‬ ‫ﻻ‬َ‫و‬َ ‫ﺔ‬
ُ ‫ﺎﻋ‬
َ ‫ﺴ‬
‫ﱠ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﺖ‬ ََ
‫ﺑُـ ْﻌ ًﺪا‬
Hari Kiamat semakin dekat, dan tidak bertambah (kemauan) manusia kepada dunia melainkan semakin
.[rakus, dan tidak bertambah (kedekatan) mereka kepada Allah melainkan semakin jauh. [HR. al-Hakim

:Allah Azza wa Jalla berfirman tentang manusia

ِ ِ ‫اﻹﻧْﺴﺎ ُن ِﻣﻦ دﻋ‬


‫ط‬
ٌ ‫ﻮس ﻗَـﻨُﻮ‬‫ﺌ‬
ُ
ٌ َ ‫ﻴ‬‫ـ‬َ‫ﻓ‬ ‫ﺮ‬
‫ﱡ‬ ‫ﱠ‬
‫ﺸ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﻪ‬
ُ ‫ﺴ‬
‫ﱠ‬ ‫ﻣ‬ ‫ن‬
ْ ‫إ‬
َ َ ْ‫و‬ ِ
‫ﺮ‬ ‫ﻴ‬‫ﺨ‬َ ْ
‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ﺎء‬ َ ُ ْ َ ِْ ‫َﻻ ﻳَ ْﺴﺄ َُم‬
Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika ditimpa malapetaka, mereka berputus asa dan hilang
[harapannya.”[Fush-shilat/41: 49

Al-Baghawi rahimahullah berkata tentang ayat ini, “Manusia senantiasa meminta kebaikan kepada
”.Rabb-nya, yaitu harta, kekayaan, dan kesehatan

,Allah Azza wa Jalla juga berfirman

ِ ْ‫اﻹﻧ‬
َ ِْ ‫ﺑَ ْﻞ ﻳُ ِﺮﻳ ُﺪ‬
ُ‫ﺴﺎ ُن ﻟﻴَـ ْﻔ ُﺠ َﺮ أ ََﻣ َﺎﻣﻪ‬
[Tetapi manusia hendak membuat maksiat terus menerus. [Al-Qiyamah/75:5

Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata, “Mereka cepat berbuat dosa dan menunda-nunda taubat. Mereka
berkata, ‘Saya akan bertaubat, saya akan beramal.’ (Tetapi mereka tidak melakukannya-pent) sampai
akhirnya kematian datang kepada mereka dalam keadaan mereka yang paling jelek dan amalan yang
”.paling buruk

Panjang angan-angan, merasa masih berusia panjang adalah penyakit berbahaya dan kronis bagi
manusia. Jika penyakit ini menjangkiti seorang Muslim, maka itu akan membawa kepada indikasi yang
lebih serius. Misalnya ia mulai menjauhi perintah Allah Azza wa Jalla, enggan bertaubat, cinta kepada
.dunia, lupa akan kehidupan akhirat yang abadi, dan membuat hati menjadi keras. Allahul Musta`an

Manusia tidak akan pernah puas terhadap apa yang sudah diperolehnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
:sallam bersabda
2/2/2018 Manusia Sangat Tamak dan Rakus Terhadap Harta dan Jabatan

ِ ‫ﺐ أَ ْن ﻳ ُﻜﻮ َن ﻟَﻪُ و ِادﻳ‬


‫ َوﻟَ ْﻦ ﻳَ ْﻤ َﻸَ ﻓَﺎﻩُ إِﱠﻻ‬،‫ﺎن‬َ َ َ ‫َﺣ ﱠ‬ َ‫ﺐأ‬ٍ ‫آد َم َو ِادﻳًﺎ ِﻣ ْﻦ َذ َﻫ‬
َ ‫ﻟَ ْﻮ أَ ﱠن ِﻻﺑْ ِﻦ‬
‫ﺎب‬
َ َ‫ﻮب اﷲُ َﻋﻠَﻰ َﻣ ْﻦ ﺗ‬ ُ ُ‫ َوﻳَـﺘ‬،‫اب‬
ُ ‫ﱡﺮ‬ َ ‫اﻟﺘـ‬
Sungguh, seandainya anak Adam memiliki satu lembah dari emas, niscaya ia sangat ingin mempunyai
dua lembah (emas). Dan tidak akan ada yang memenuhi mulutnya kecuali tanah.’ Kemudian Allah
.[mengampuni orang yang bertaubat.[HR. Al-Bukhari dan Muslim

Dari ‘Abbas bin Sahl bin Sa’ad, ia berkata, “Saya pernah mendengar Ibnu Zubair dalam khutbahnya di
:atas mimbar di Mekah berkata

‫آد َم أُ ْﻋ ِﻄ َﻲ‬
َ ‫ ﻟَ ْﻮ أَ ﱠن اﺑْ َﻦ‬:‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲ َﻋﻠَ ِﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻛﺎ َن ﻳَـ ُﻘ ْﻮ ُل‬ َ ‫ إِ ﱠن اﻟﻨﱠﺒِ ﱠﻲ‬،‫ﱠﺎس‬
ُ ‫ﻳَﺎ أَﻳﱡـ َﻬﺎ اﻟﻨ‬
‫ﺴ ﱡﺪ‬ ِ ِ ِ ‫ وﻟَﻮ أُ ْﻋ ِﻄﻲ ﺛَﺎﻧِﻴﺎ أَﺣ ﱠ‬،‫ﺐ إِﻟَﻴ ِﻪ ﺛَﺎﻧِﻴﺎ‬
ُ َ‫ َوَﻻ ﻳ‬،‫ﺐ إﻟَْﻴﻪ ﺛَﺎﻟﺜًﺎ‬ َ ً َ ْ َ ً ْ ‫َﺣ ﱠ‬ َ ‫ أ‬،‫ﺐ‬ ٍ ‫َو ِادﻳًﺎ َﻣ ْﻸً ِﻣ ْﻦ َذ َﻫ‬
ِ َ ‫ف اﺑْ ِﻦ‬
.‫ﺎب‬ َ َ‫ب اﷲُ َﻋﻠَﻰ َﻣ ْﻦ ﺗ‬ ُ ‫ َوﻳَـﺘُـ ْﻮ‬،‫اب‬ َ ‫آد َم إ ﱠﻻ اﻟﺘـ‬
ُ ‫ﱡﺮ‬ َ ‫َﺟ ْﻮ‬
Wahai manusia! Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sungguh, seandainya
anak Adam diberikan satu lembah yang penuh dengan emas, pasti dia akan ingin memiliki lembah yang
kedua, dan jika seandainya dia sudah diberikan yang kedua, pasti dia ingin mempunyai yang ketiga.
Tidak ada yang dapat menutup perut anak Adam kecuali tanah, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala
.[menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.’[Diriwayatkan oleh al-Bukhari

Dua hadits ini menjelaskan bahwa manusia sangat tamak dan rakus kepada harta, meskipun hartanya
sudah melimpah ruah. Diumpakan, ia memiliki satu lembah emas, tetap saja ia ingin dua lembah emas,
kalau sudah memiliki dua lembah emas atau harta yang banyak, maka tetap dia tamak dan berambisi
untuk memiliki tiga lembah emas. Dan tidak ada yang dapat mencegah keserakahan manusia,
ambisinya dan angan-angannya kecuali kematian. Oleh karena itu di dalam hadits ini, manusia disuruh
bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla atas ketamakannya dan keserakahannya. Dan Allah Subhanahu
.wa Ta’ala akan menerima orang yang bertaubat dengan taubat yang ikhlas, jujur, dan benar

:Allah Azza wa Jalla berfirman

َ ‫﴾ َﻛ ﱠﻼ َﺳ ْﻮ‬٢﴿ ‫ﱠﻰ ُزْرﺗُ ُﻢ اﻟ َْﻤ َﻘﺎﺑَِﺮ‬


‫﴾ ﺛُ ﱠﻢ َﻛ ﱠﻼ‬٣﴿ ‫ف ﺗَـ ْﻌﻠَ ُﻤﻮ َن‬ ٰ ‫﴾ َﺣﺘ‬١﴿ ‫أَﻟ َْﻬﺎ ُﻛ ُﻢ اﻟﺘﱠ َﻜﺎﺛُـ ُﺮ‬
‫﴾ ﺛُ ﱠﻢ‬٦﴿ ‫ﻴﻢ‬ ِ ‫﴾ ﻟَﺘَـﺮو ﱠن اﻟ‬٥﴿ ‫﴾ َﻛ ﱠﻼ ﻟَﻮ ﺗَـﻌﻠَﻤﻮ َن ِﻋﻠْﻢ اﻟْﻴ ِﻘﻴ ِﻦ‬٤﴿ ‫ف ﺗَـﻌﻠَﻤﻮ َن‬
َ ‫ْﺠﺤ‬
َ َُ َ َ ُ ْ ْ ُ ْ َ ‫َﺳ ْﻮ‬
ِ ‫﴾ ﺛُ ﱠﻢ ﻟَﺘُ ْﺴﺄَﻟُ ﱠﻦ ﻳَـ ْﻮَﻣﺌِ ٍﺬ َﻋ ِﻦ اﻟﻨ ِﱠﻌ‬٧﴿ ‫ﻟَﺘَـ َﺮُوﻧﱠـ َﻬﺎ َﻋ ْﻴ َﻦ اﻟْﻴَ ِﻘﻴ ِﻦ‬
‫ﻴﻢ‬
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak!
Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan
mengetahui. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, niscaya kamu benar-benar
2/2/2018 Manusia Sangat Tamak dan Rakus Terhadap Harta dan Jabatan

akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,
kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).”
[[At-Takatsur/102: 1-8

:Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫ْﺖ‬ َ ِ‫آد َم ِﻣ ْﻦ َﻣﺎﻟ‬


َ ‫ﻚ إِﱠﻻ َﻣﺎ أَ َﻛﻠ‬ َ ‫ـﻚ ﻳَﺎ اﺑْ َﻦ‬َ َ‫ َو َﻫ ْﻞ ﻟ‬، ‫ َﻣﺎﻟِ ْـﻲ‬، ‫ َﻣﺎﻟِ ْـﻲ‬: ‫آد َم‬
َ ‫ﻳَـ ُﻘ ْﻮ ُل اﺑْ ُﻦ‬
‫ﺖ‬َ ‫ﻀ ْﻴ‬ َ ْ‫ﺼ ﱠﺪﻗ‬
َ ‫ﺖ ﻓَﺄ َْﻣ‬ َ َ‫ أ َْو ﺗ‬، ‫ﺖ‬ َ ‫ أ َْو ﻟَﺒِ ْﺴ‬، ‫ﺖ‬
َ ‫ﺖ ﻓَﺄَﺑْـﻠَْﻴ‬ َ ‫ﻓَﺄَﻓْـﻨَـ ْﻴ‬
Anak Adam berkata, ‘Hartaku! Hartaku!’ Tidaklah harta yang engkau miliki melainkan apa yang telah
engkau makan lalu habis, atau apa yang engkau kenakan lalu usang, atau apa yang engkau
.[sedekahkan lalu engkau biarkan.[HR. Muslim

: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda

ِ ٌ ‫ إِﻧﱠ َﻤﺎ ﻟَـﻪُ ِﻣ ْﻦ َﻣﺎﻟِ ِﻪ ﺛََﻼ‬، ‫ َﻣﺎﻟِ ْـﻲ‬، ‫ َﻣﺎﻟِ ْـﻲ‬: ‫ﻳَـ ُﻘ ْﻮ ُل اﻟ َْﻌ ْﺒ ُﺪ‬
َ ‫ أ َْو ﻟَﺒ‬، ‫ َﻣﺎ أَ َﻛ َﻞ ﻓَﺄَﻓْـﻨَﻰ‬: ‫ث‬
‫ﺲ‬
ِ ‫ﺐ َوﺗَﺎ ِرُﻛﻪُ ﻟِﻠﻨ‬
.‫ﱠﺎس‬ ِ َ ِ‫ َوَﻣﺎ ِﺳ َﻮى ٰذﻟ‬، ‫ أ َْو أَ ْﻋﻄَﻰ ﻓَﺎﻗْـﺘَـﻨَﻰ‬، ‫ﻓَﺄَﺑْـﻠَـﻰ‬
ٌ ‫ﻚ ﻓَـ ُﻬ َﻮ َذاﻫ‬
Seorang hamba berkata, ‘Hartaku! Hartaku! Sesungguhnya ia hanya memiliki tiga hal dari hartanya: apa
yang telah ia makan lalu habis, atau apa yang ia kenakan lalu usang, atau apa yang ia berikan lalu ia
simpan untuk akhiratnya. Adapun selain itu, maka ia akan pergi dan ditinggalkannya untuk orang
.[lain.”[HR. Muslim

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dalam hadits ini tentang harta manusia yang dia
kumpulkan atau yang ia simpan. Harta manusia yang sebenarnya adalah yang ia sedekahkan. Apa saja
yang ia makan dan pakai pasti akan habis. Adapun harta yang ia kumpulkan dan ia simpan itu sama
sekali bukan miliknya. Jika ia meninggal dunia, maka seluruh hartanya yang ia simpan dan kumpulkan
itu menjadi milik ahli warisnya, bukan miliknya lagi. Yang menjadi miliknya di akhirat hanyalah yang ia
.sedekahkan

: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

ُ‫َﺣ ٌﺪ إِﱠﻻ َﻣﺎﻟُﻪ‬


ِ ‫اﷲ ﻣﺎ‬
ِ ‫ ﻳﺎ رﺳﻮ َل‬: ‫ﺐ إِﻟَْﻴ ِﻪ ِﻣﻦ ﻣﺎﻟِ ِﻪ ؟ ﻗَﺎﻟُﻮا‬ ِِ‫ﺎل وا ِرﺛ‬
َ ‫أ‬ ‫ﱠﺎ‬
‫ﻨ‬ ‫ﻣ‬ َ ُْ َ َ ْ َ ْ ‫ﱡ‬ ‫َﺣ‬
َ ‫أ‬ ‫ﻪ‬ َ ُ ‫أَﻳﱡ ُﻜ ْﻢ َﻣ‬
.‫ﺎل َوا ِرﺛِِﻪ َﻣﺎ أَ ﱠﺧ َﺮ‬ َ َ‫ ﻗ‬،‫ﺐ إِﻟَْﻴ ِﻪ‬
َ ‫ ﻓَِﺈ ﱠن َﻣﺎﻟَﻪُ َﻣﺎ ﻗَ ﱠﺪ َم َوَﻣ‬: ‫ﺎل‬ ‫َﺣ ﱡ‬
َ‫أ‬
Siapakah di antara kalian yang lebih mencintai harta ahli warisnya daripada hartanya sendiri? Mereka
menjawab, ”Ya Rasulullah! Tidak ada seorang pun diantara kami melainkan lebih mencintai hartanya
sendiri.” Lalu Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya hartanya sendiri itu ialah
apa yang telah dipergunakannya (disedekahkannya) dan harta ahli warisnya ialah apa yang
.[ditinggalkannya.”[HR. Al-Bukhari
2/2/2018 Manusia Sangat Tamak dan Rakus Terhadap Harta dan Jabatan

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kepada kita tentang fitnah
:harta yang banyak membinasakan manusia. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

ُ ‫إِ ﱠن ﻟِ ُﻜ ﱢﻞ أُﱠﻣ ٍﺔ ﻓِ ْﺘـﻨَﺔً َوﻓِ ْﺘـﻨَﺔُ أُﱠﻣﺘِ ْﻲ اﻟْ َـﻤ‬


‫ـﺎل‬
.[Setiap ummat memiliki fitnah (ujian), dan fitnah ummatku adalah harta.[HR. At-Turmudzi dan selainnya

: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda

‫ َو ُﻫ َﻤﺎ ُﻣ ْﻬﻠِ َﻜﺎ ُﻛ ْﻢ‬،‫ﱢرَﻫ ُﻢ‬ َ َ‫إِﻧﱠ َﻤﺎ أ َْﻫﻠ‬


ُ َ‫ﻚ َﻣ ْـﻦ َﻛـﺎ َن ﻗَـ ْﺒـﻠَ ُﻜ ُﻢ اﻟ ﱢﺪﻳْـﻨ‬
ْ ‫ﺎر َواﻟﺪ‬
Sesungguhnya dinar dan dirham telah membinasakan orang-orang sebelum kalian dan keduanya juga
.[membinasakan kalian.[HR. Al-Bazzar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa harta adalah fitnah, maka wajib bagi kita
untuk waspada. Jangan sampai harta itu membinasakan kita. Allah Azza wa Jalla menurunkan harta
agar manusia melaksanakan ibadah kepada Allah Azza wa Jalla. Seorang Muslim dan Muslimah wajib
menggunakan hartanya untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala menurut cara yang
sesuai dengan syari’at Islam, seperti mengeluarkan zakatnya, menginfakkan dan menyedekahkannya
kepada fakir miskin, membantu dakwah yang sesuai sunnah, membangun masjid, membantu pondok
pesantren ahlus sunnah, menunaikan ibadah haji dan umrah, menolong orang-orang yang susah, dan
.lainnya

Adapun orang yang tamak kepada harta dan tidak menggunakannya di jalan Allah Subhanahu wa
Ta’ala , maka orang yang demikian pasti celaka dan binasa. Ia akan mengalami kesusahan di dunia dan
.akhirat

Penggila harta dan pecinta dunia yang lebih mengutamakan dunia daripada akhirat adalah orang yang
paling bodoh dan paling idiot. Sebab, ia lebih mengutamakan khayalan daripada kenyataan, lebih
mengutamakan tidur daripada terjaga, lebih mengutamakan bayang-bayang yang segera hilang
daripada kenikmatan yang kekal, lebih mengutamakan rumah yang segera binasa daripada tempat
tinggal yang kekal, dan menukar kehidupan yang abadi nan nyaman dengan kehidupan yang tidak lebih
.dari sekedar mimpi atau bayang-bayang yang segera hilang

.Sesungguhnya orang yang cerdas tidak akan tertipu dengan hal-hal semacam itu

:Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata

‫ َو َﺣﺳْ َرةٌ َﻻ َﺗ ْﻧ َﻘﺿِ ﻰ‬،‫ َو َﺗ َﻌبٌ دَ ا ِﺋ ٌم‬،‫ َھ ﱞم َﻻ ِز ٌم‬:ٍ‫ك ﻣِنْ َﺛ َﻼث‬


‫ﻣُـﺣِبﱡ اﻟ ﱡد ْﻧ َﯾﺎ َﻻ َﯾ ْﻧ َﻔ ﱡ‬

Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: (1) Kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus, (2)
Kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan, dan (3) Penyesalan yang tidak pernah berhenti.[Ighatsatul
[(Lahafan (I/87-88

َ ‫ب َﻓﺎﺳْ َﺗ ْﻐ ِﻔر ُْوهُ َﯾ ْﻐﻔِرْ َﻟ ُﻛ ْم إِ ﱠﻧ ُﮫ ھ َُو اﻟﻐَ ﻔُ ْو ُر‬


. ‫اﻟر ِﺣ ْﯾ ُم‬ َ ‫أَﻗُ ْو ُل َھ َذا اﻟ َﻘ ْو َل؛ َوأَﺳْ َﺗ ْﻐﻔُ ُر‬
ٍ ‫ﷲ ﻟِﻲْ َو َﻟ ُﻛ ْم َوﻟ َِﺳﺎﺋ ِِر اﻟﻣُﺳْ ﻠِ ِﻣﯾ َْن ﻣِنْ ُﻛ ﱢل َذ ْﻧ‬

:Khutbah Kedua
‫ﱠ‬
2/2/2018 Manusia Sangat Tamak dan Rakus Terhadap Harta dan Jabatan

َ ‫ َوأَ ْﺷ َﮭ ُد أَنﱠ ﻣ َُﺣﻣﱠداً َﻋ ْﺑ ُدهُ َو َرﺳ ُْوﻟُﮫُ؛‬،ُ‫ْك َﻟﮫ‬


ُ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲ‬ َ ‫ َوأَ ْﺷ َﮭ ُد أَنْ َﻻ إِ َﻟ َﮫ إِ ﱠﻻ ﷲُ َوﺣْ دَ هُ َﻻ َﺷ ِرﯾ‬،‫ﺿﻰ‬ َ ‫اَ ْﻟ َﺣﻣْ ُد ِ ﱠ ِ َﺣﻣْ داً َﻛ ِﺛﯾْراً َطﯾﱢﺑﺎ ً ُﻣ َﺑ‬
َ ْ‫ﺎرﻛﺎ ً ِﻓ ْﯾ ِﮫ َﻛ َﻣﺎ ُﯾﺣِبﱡ َر ﱡﺑ َﻧﺎ َو َﯾر‬
.‫ﺻﺣْ ِﺑ ِﮫ أَﺟْ َﻣ ِﻌﯾ َْن‬َ ‫َو َﺳﻠﱠ َم َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮫ َو َﻋ َﻠﻰ آﻟِ ِﮫ َو‬

:‫أَﻣﱠﺎ َﺑﻌْ ُد‬

,Ibadallah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela orang yang mencintai jabatan dan kepemimpinan.
:Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

ِ ‫ َﻓﻧِﻌْ َم ْاﻟﻣُرْ ﺿِ َﻌ ُﺔ َو ِﺑ ْﺋ َﺳ‬،ِ‫ َو َﺳ َﺗ ُﻛ ْونُ َﻧدَ ا َﻣ ًﺔ َﯾ ْو َم ْاﻟ ِﻘ َﯾﺎ َﻣﺔ‬،ِ‫ﺎرة‬


‫ت ْاﻟ َﻔﺎطِ َﻣ ُﺔ‬ َ ‫إِ ﱠﻧ ُﻛ ْم َﺳ َﺗﺣْ ِرﺻ ُْو َن َﻋ َﻠﻰ ْاﻹِ َﻣ‬

Sesungguhnya kalian akan berambisi kepada kempemimpinan. Dan hal itu nantinya akan jadi
penyesalan pada hari Kiamat, maka kenikmatan (bayi) yang menyusu dan kejelekan (bayi) yang
.[disapih.”[HR. Al-Bukhari

Kenikmatan bayi yang menyusu maksudnya nikmat mendapat kedudukan, harta, kelezatan yang nyata
dan tidak nyata ketika ia mendapatkan kepemimpinan tersebut. Dan kejelekan bayi yang disapih
maksudnya ketika ia berpisah (lengser) dari kepemimpinan, apakah dengan sebab kematian atau
dengan sebab lainnya, dan juga keburukan ketika mendapatkan hukuman di akhirat atas kepemimpinan
.tersebut

Al-Muhallab rahimahullah berkata, “Ambisi manusia kepada jabatan dan kedudukan (kepemimpinan)
merupakan sebab terjadinya peperangan di antara manusia sampai banyak orang yang terbunuh, harta
mereka dirampas, kemaluan mereka diperkosa dan juga berbagai kerusakan besar terjadi di muka bumi
”.dengan sebab ketamakan manusia kepada kepemimpinan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mengingatkan manusia agar tidak tamak, tidak bercita-
cita dan tidak berambisi kepada jabatan dan kekuasaan, karena kalau itu diberikan kepada orang yang
tidak berhak menerimanya, atau kepada orang yang tidak mampu atau tidak jujur dan amanah, maka
.pasti akan terjadi kerusakan di muka bumi dan pemutusan silaturrahim

:Allah Azza wa Jalla berfirman

‫ﺎر ُھ ْم‬ َ ‫ﺻ ﱠﻣ ُﮭ ْم َوأَﻋْ َﻣ ٰﻰ أَﺑ‬


َ ‫ْﺻ‬ َ َ ‫ﷲُ َﻓﺄ‬
‫ِﯾن َﻟ َﻌ َﻧ ُﮭ ُم ﱠ‬ َ ‫﴾أُو ٰ َﻟﺋ‬٢٢﴿‫ض َو ُﺗ َﻘ ﱢطﻌُوا أَرْ َﺣﺎ َﻣ ُﻛ ْم‬
َ ‫ِك اﻟﱠذ‬ ِ ْ‫َﻓ َﮭ ْل َﻋ َﺳ ْﯾ ُﺗ ْم إِنْ َﺗ َوﻟﱠ ْﯾ ُﺗ ْم أَنْ ُﺗ ْﻔﺳِ ُدوا ﻓِﻲ ْاﻷَر‬

Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan
hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli
[(pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya. [Muhammad/47:22-23

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tidak mau dijadikan sebagai raja. Dalam sebuah hadits, dari
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, “Jibril duduk menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
kemudian melihat ke arah langit, ternyata ada seorang Malaikat yang turun. Jibril Alaihissallam berkata,
“Sesungguhnya Malaikat ini belum pernah turun (sebelum ini) sejak ia diciptakan. Ketika Malaikat
,tersebut turun, ia berkata

‫ أَ ْو َﻋ ْﺑ ًدا َرﺳ ُْو ًﻻ ؟‬، ‫ك‬


َ ُ‫ أَ َﻓ َﻣﻠِ ًﻛﺎ َﻧ ِﺑ ًّﯾﺎ َﯾﺟْ َﻌﻠ‬: ‫ﱡك‬ َ ‫ أَرْ َﺳ َﻠﻧِﻲْ إِ َﻟﯾ‬، ‫َﯾﺎ ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ُد‬
َ ‫ْك َرﺑ‬

Wahai Muhammad! Rabbmu telah mengutusku kepadamu (untuk memberimu pilihan), apakah engkau
”?ingin Allah menjadikanmu sebagai seorang raja sekaligus nabi? Atau seorang hamba sekaligus rasul
2/2/2018 Manusia Sangat Tamak dan Rakus Terhadap Harta dan Jabatan

Lalu Jibril berkata, “Tawadhu’lah (merendahlah) kepada Rabbmu, wahai Muhammad!” Maka Beliau
:shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab

ً‫َﺑ ْل َﻋ ْﺑ ًدا َرﺳ ُْوﻻ‬

.[Bahkan aku ingin menjadi hamba sekaligus rasul.[HR. Ahmad dan Ibnu Hibban

Orang yang beriman dengan iman yang benar dan berakal sehat, maka dia tidak cinta kepada dunia
dan tidak mau disibukkan dengan dunia, tidak suka dengan kedudukan dan jabatan, karena kecintaan
.manusia kepada jabatan atau kepemimpinan akan membawa kepada kerusakan

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “… Cinta kepada kepemimpinan (kedudukan atau jabatan)
”.merupakan sumber kejahatan dan kezhaliman

Orang-orang yang gila kepada harta, kedudukan, jabatan, dan cinta kepada dunia, mereka akan
menyesal pada hari kiamat. Yaitu ketika mereka diberikan catatan amalnya dari sebelah kirinya. Semua
:kekuasaan, jabatan, dan hartanya tidak bermanfaat di akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

َ ‫﴾ َھ َﻠ‬٢٨﴿ ْ‫﴾ َﻣﺎ أَ ْﻏ َﻧ ٰﻰ َﻋ ﱢﻧﻲ َﻣﺎﻟِ َﯾﮫ‬٢٧﴿‫ت ْاﻟ َﻘﺎﺿِ َﯾ َﺔ‬


‫ك َﻋ ﱢﻧﻲ‬ ِ ‫﴾ َﯾﺎ َﻟ ْﯾ َﺗ َﮭﺎ َﻛﺎ َﻧ‬٢٦﴿ ْ‫﴾و َﻟ ْم أَ ْد ِر َﻣﺎ ﺣ َِﺳ ِﺎﺑ َﯾﮫ‬٢٥﴿
َ ْ‫َوأَﻣﱠﺎ َﻣنْ أُوﺗ َِﻲ ِﻛ َﺗﺎ َﺑ ُﮫ ِﺑﺷِ َﻣﺎﻟِ ِﮫ َﻓ َﯾﻘُو ُل َﯾﺎ َﻟ ْﯾ َﺗﻧِﻲ َﻟ ْم أُوتَ ِﻛ َﺗ ِﺎﺑ َﯾﮫ‬
ْ‫ﺳ ُْﻠ َطﺎ ِﻧ َﯾﮫ‬

Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, “Alangkah baiknya jika
kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku. Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku,
Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku sama sekali tidak berguna
[bagiku. Kekuasaanku telah hilang dariku.” [Al-Haqqah/69:25-29

Jadi cinta harta, dunia, kedudukan, jabatan, dan lainnya akan merusak agama seseorang dan merusak
kehormatannya. Kemudian akan menjadi penyesalan yang berkepanjangan sampai hari Kiamat. Inilah
akibat orang yang mengutamakan dunia daripada akhirat. Padahal hidup ini untuk beribadah kepada
. Allah Subhanahu wa Ta’ala

Mudah-mudahan kita diberikan hidayah taufik untuk melaksanakan ibadah kepada Allah Subhanahu wa
.Ta’ala dan ikhlas semata-mata karena-Nya

Semoga Allah menjadikan kita para hamba-Nya yang tujuan hidupnya akhirat dan tidak tertipu dengan
.dunia

َ ‫ َو ُﻛ ﱠل ِﺑ ْد َﻋ ٍﺔ‬،‫ َو ُﻛ ﱠل ﻣُﺣْ دَ َﺛ ٍﺔ ِﺑ ْدﻋ ٌُﺔ‬،‫ َو َﺷرﱠ اﻷُﻣ ُْو ِر ﻣُﺣْ دَ َﺛﺎ ُﺗ َﮭﺎ‬،‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َم‬
،‫ﺿ َﻼ َﻟ ٌﺔ‬ َ ‫ َو َﺧﯾ َْر اﻟﮭُدَ ى ھُدَ ى ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ٍد‬،‫ﷲ‬ِ ‫ث َﻛ َﻼ ُم‬ َ َ‫َواﻋْ َﻠﻣ ُْوا أَنﱠ أَﺻْ دَ ق‬
ِ ‫اﻟﺣ ِد ْﯾ‬
. ‫ﺎﻋ ِﺔ‬ َ ‫ﷲ َﻋ َﻠﻰ‬
َ ‫اﻟﺟ َﻣ‬ َ ‫َو َﻋ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم ِﺑ ْﺎﻟ َﺟ َﻣ‬
ِ َ‫ﺎﻋ ِﺔ َﻓﺈِنﱠ َﯾد‬

‫ﺻﻠﱡوا‬ َ ‫ون َﻋ َﻠﻰ اﻟ ﱠﻧ ِﺑﻲﱢ َﯾﺎ أَ ﱡﯾ َﮭﺎ اﻟﱠذ‬


َ ‫ِﯾن آ َﻣ ُﻧوا‬ َ ‫ُﺻﻠﱡ‬ َ ‫ ﴿ إِنﱠ ﱠ‬:‫ﷲ َﻛ َﻣﺎ أَ َﻣ َر ُﻛ ُم ﷲُ ِﺑ َذﻟ َِك ﻓِﻲ ِﻛ َﺗ ِﺎﺑ ِﮫ َﻓ َﻘﺎ َل‬
َ ‫ﷲ َو َﻣ َﻼ ِﺋ َﻛ َﺗ ُﮫ ﯾ‬ ِ ‫ﺻﻠﱡ ْوا َو َﺳﻠﱢﻣ ُْوا َر َﻋﺎ ُﻛ ُم ﷲُ َﻋ َﻠﻰ ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ِد ﺑ‬
ِ ‫ْن َﻋ ْﺑ ِد‬ َ ‫َو‬
ْ ‫ﱠ‬
. ((‫ﺻﻠﻰ ﷲُ َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮫ ِﺑ َﮭﺎ َﻋﺷرً ا‬ ‫ﱠ‬ َ ‫ﺻﻼ ًة‬ َ ‫ﺻﻠﻰ َﻋ َﻠﻲﱠ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬
َ ْ‫ )) َﻣن‬:‫ﺻﻠﻰ ﷲُ َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮫ َو َﺳﻠ َم‬ ‫ﱠ‬ ً
َ ‫ َو َﻗﺎ َل‬، [٥٦:‫َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮫ َو َﺳﻠﻣُوا َﺗﺳْ ﻠِﯾﻣﺎ ﴾ ]اﻷﺣزاب‬‫ﱢ‬

‫ﺎر ْﻛتَ َﻋ َﻠﻰ‬َ ‫آل ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ٍد َﻛ َﻣﺎ َﺑ‬ ِ ‫ﺎركْ َﻋ َﻠﻰ ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ٍد َو َﻋ َﻠﻰ‬ ِ ‫ َو َﺑ‬،‫ك َﺣ ِﻣ ْﯾ ٌد َﻣ ِﺟ ْﯾ ٌد‬ ِ ‫ﺻﻠﱠﯾْتَ َﻋ َﻠﻰ إِﺑ َْرا ِھ ْﯾ َم َو َﻋ َﻠﻰ‬
َ ‫آل إِﺑ َْرا ِھ ْﯾ َم إِ ﱠﻧ‬ َ ‫آل ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ٍد َﻛ َﻣﺎ‬ ِ ‫ﺻ ﱢل َﻋ َﻠﻰ ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ٍد َو َﻋ َﻠﻰ‬ َ ‫اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم‬
َ ‫ َوﻋ ُْﺛ َﻣ‬،‫ َو ُﻋ َﻣ َر اﻟ َﻔﺎر ُْو ِق‬،‫ْق‬
ْ‫ﺎن ذِي‬ ‫ض اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم َﻋ ِن اﻟ ُﺧ َﻠ َﻔﺎ ِء اﻟرﱠ اﺷِ ِدﯾ َْن اَ ْﻷَ ِﺋ ﱠﻣ َﺔ اﻟ َﻣ ْﮭد ِِﯾﯾ َْن؛ أَ ِﺑﻲْ َﺑ ْﻛ ِر اﻟ ﱢ‬
ِ ‫ﺻ ﱢدﯾ‬ َ ْ‫ َوار‬.‫ك َﺣ ِﻣ ْﯾ ٌد َﻣ ِﺟ ْﯾ ٌد‬ ِ ‫إِﺑ َْرا ِھ ْﯾ َم َو َﻋ َﻠﻰ‬
َ ‫آل إِﺑ َْرا ِھ ْﯾ َم إِ ﱠﻧ‬
َ ‫ِك َوإِﺣْ َﺳﺎﻧ‬
‫ِك‬ َ ‫ك َو َﻛ َرﻣ‬ ٍ ‫ض اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم َﻋ ِن اﻟﺻ َﱠﺣﺎ َﺑ ِﺔ أَﺟْ َﻣ ِﻌﯾ َْن َو َﻋ ِن اﻟ ﱠﺗ ِﺎﺑ ِﻌﯾ َْن َو َﻣنْ َﺗ ِﺑ َﻌ ُﮭ ْم ِﺑﺈِﺣْ َﺳ‬
َ ‫ َو َﻋ ﱠﻧﺎ َﻣ َﻌ ُﮭ ْم ِﺑ َﻣ ﱢﻧ‬،‫ﺎن إِ َﻟﻰ َﯾ ْو ِم اﻟ ﱢدﯾ َْن‬ َ ْ‫ َوار‬, ‫ْن َﻋﻠِﻲﱟ‬ َ ْ‫ َوأَ ِﺑﻲ‬،‫ْن‬
ِ ‫اﻟﺣ َﺳ َﻧﯾ‬ ِ ‫اﻟ ُﻧ ْو َرﯾ‬
.‫َﯾﺎ أَ ْﻛ َر َم اﻷَ ْﻛ َر ِﻣﯾ َْن‬
‫‪2/2/2018‬‬ ‫‪Manusia Sangat Tamak dan Rakus Terhadap Harta dan Jabatan‬‬

‫ﺻﻠﱠﻰ‬ ‫ك َو ُﺳ ﱠﻧ َﺔ َﻧ ِﺑﯾ َ‬
‫ﱢك ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ٍد َ‬ ‫ك َو ِﻛ َﺗﺎ َﺑ َ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم أَﻋِ ﱠز اﻹِﺳْ َﻼ َم َواﻟﻣُﺳْ ﻠِ ِﻣﯾ َْن‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم أَﻋِ ﱠز اﻹِﺳْ َﻼ َم َواﻟﻣُﺳْ ﻠِ ِﻣﯾ َْن‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم أَﻋِ ﱠز اﻹِﺳْ َﻼ َم َواﻟﻣُﺳْ ﻠِ ِﻣﯾ َْن‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم ا ْﻧﺻُرْ َﻣنْ َﻧ َ‬
‫ﺻ َر ِد ْﯾ َﻧ َ‬
‫ﺎن‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم ُﻛنْ َﻟ َﻧﺎ َو َﻟ ُﮭ ْم َﺣﺎﻓِظﺎ ً‬‫ض اﻟ َﺷ ِﺎم َوﻓِﻲ ُﻛ ﱢل َﻣ َﻛ ٍ‬ ‫ﺎن‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم ا ْﻧﺻُرْ ُھ ْم ﻓِﻲ أَرْ ِ‬ ‫ﷲُ َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َم‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم ا ْﻧﺻُرْ إِ ْﺧ َوا َﻧ َﻧﺎ اﻟﻣُﺳْ ﻠِ ِﻣﯾ َْن اﻟﻣُﺳْ َﺗﺿْ َﻌ ِﻔﯾ َْن ﻓِﻲ ُﻛ ﱢل َﻣ َﻛ ٍ‬
‫َو ُﻣ ِﻌ ْﯾ ًﻧﺎ َوﻣ َُﺳ ﱢدداً َوﻣ َُؤ ﱢﯾ ًدا‪،‬‬

‫ت اَ ْﻷَﺣْ َﯾﺎ ِء ِﻣ ْﻧ ُﮭ ْم‬


‫ت َواﻟﻣ ُْؤ ِﻣ ِﻧﯾ َْن َواﻟﻣ ُْؤ ِﻣ َﻧﺎ ِ‬‫اﻏﻔِرْ َﻟ َﻧﺎ َوﻟ َِواﻟِدَ ْﯾ َﻧﺎ َوﻟ ِْﻠﻣُﺳْ ﻠِ ِﻣﯾ َْن َواﻟﻣُﺳْ ﻠِ َﻣﺎ ِ‬ ‫اﻏﻔِرْ َﻟ َﻧﺎ ُذ ُﻧ َﺑ َﻧﺎ ُﻛﻠﱠﮫُ؛ ِد ﱠﻗ ُﮫ َو ِﺟﻠﱠﮫُ‪ ،‬أَوﱠ َﻟ ُﮫ َوآﺧ َِرهُ‪ ،‬ﺳِ رﱠ هُ َو َﻋﻠﱠ َﻧﮫُ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم ْ‬
‫اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم َو ْ‬
‫َ‬
‫ﺎن َواﺟْ َﻌ ْﻠ َﻧﺎ ھُدَ ا َة ُﻣ ْﮭ َﺗ ِدﯾ َْن‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم أﺻْ ﻠِﺢْ َذاتَ‬ ‫ﱢك‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم َز ﱢﯾ ﱠﻧﺎ ِﺑ ِز ْﯾ َﻧ ِﺔ اﻹِ ْﯾ َﻣ ِ‬
‫اﻟﻌ َﻣ َل اﻟﱠذِيْ ُﯾ َﻘرﱢ ُﺑ َﻧﺎ إِ َﻟﻰ ُﺣﺑ َ‬ ‫ﱡك‪َ ،‬وﺣُبﱠ َ‬ ‫ﱠك‪َ ،‬وﺣُبﱠ َﻣنْ ُﯾ ِﺣﺑ َ‬ ‫ك ُﺣﺑ َ‬ ‫َو ْاﻷَﻣْ َواتِ‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم إِ ﱠﻧﺎ َﻧﺳْ ﺄﻟُ َ‬
‫َ‬
‫ت ُﻧﻔُ ْو َﺳ َﻧﺎ َﺗ ْﻘ َوا َھﺎ‪َ ،‬و َز ﱢﻛ َﮭﺎ أَ ْﻧتَ َﺧﯾ َْر َﻣنْ َز ﱠﻛﺎ َھﺎ‪ ،‬أَ ْﻧتَ َوﻟِ ﱡﯾ َﮭﺎ َو َﻣ ْو َﻻ َھﺎ‪.‬‬ ‫ت إِ َﻟﻰ اﻟ ﱡﻧ ْو ِر‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم آ ِ‬ ‫َﺑ ْﯾ ِﻧ َﻧﺎ َوأَﻟﱢفْ َﺑﯾ َْن ﻗُﻠُ ْو ِﺑ َﻧﺎ‪َ ،‬واھْ ِد َﻧﺎ ُﺳ ُﺑ َل اﻟﺳ َﱠﻼم‪َ ،‬وأَ ْﺧرﺟْ َﻧﺎ ﻣ َِن ُ‬
‫اﻟظﻠُ َﻣﺎ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ﺎر‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ﱠ‬
‫ﻧ‬ ‫اﻟ‬ ‫اب‬
‫َ‬ ‫ذ‬‫َ‬ ‫ﻋ‬
‫َ‬ ‫ﺎ‬‫ﻧ‬‫َ‬ ‫ﻗ‬
‫ِ‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ً‬
‫ﺔ‬ ‫َ‬
‫ﻧ‬ ‫ﺳ‬ ‫َر ﱠﺑ َﻧﺎ آ ِﺗ َﻧﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡد ْﻧ َﯾﺎ َﺣ َﺳ َﻧ ًﺔ َوﻓِﻲ اﻵﺧ َِر ِة َﺣ َ‬

‫ُون* َوأَ ْوﻓُوا ِﺑ َﻌ ْﮭ ِد ﱠ ِ‬ ‫ﺎن َوإِﯾ َﺗﺎ ِء ذِي ْاﻟﻘُرْ َﺑﻰ َو َﯾ ْﻧ َﮭﻰ َﻋنْ ْاﻟ َﻔﺣْ َﺷﺎ ِء َو ْاﻟﻣُﻧ َﻛر َو ْاﻟ َﺑ ْﻐﻲ َﯾﻌ ُ‬ ‫ﻋﺑﺎد ﷲ‪) ،‬إنﱠ ﱠ ْ‬
‫ﷲ إِ َذا َﻋﺎ َھ ْد ُﺗ ْم َوﻻ‬ ‫ِظ ُﻛ ْم َﻟ َﻌﻠﱠ ُﻛ ْم َﺗ َذ ﱠﻛر َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ﷲ َﯾﺄ ُﻣ ُر ِﺑ ْﺎﻟ َﻌ ْد ِل َواﻹِﺣْ َﺳ ِ‬
‫َ‬ ‫ِ‬
‫ﯾزدﻛم‪،‬‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫ﷲ ﯾذﻛرْ ﻛم‪ ،‬واﺷﻛروه ﻋﻠﻰ ﻧﻌﻣِﮫ ِ‬ ‫ون( ]اﻟﻧﺣل‪ ،[91-90:‬ﻓﺎذﻛروا َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ﷲ َﯾﻌْ ﻠ ُم َﻣﺎ ﺗﻔ َﻌﻠ َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫ﷲ َﻋﻠ ْﯾﻛ ْم ﻛﻔِﯾﻼ إِنﱠ َ‬ ‫ﱠ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ﺎن َﺑﻌْ دَ ﺗ ْوﻛِﯾ ِد َھﺎ َوﻗد َﺟ َﻌﻠﺗ ْم َ‬ ‫َﺗﻧﻘُﺿُوا اﻷَ ْﯾ َﻣ َ‬
‫ﷲ أﻛﺑرُ‪ ،‬وﷲُ ﯾﻌﻠ ُم ﻣﺎ ﺗﺻﻧﻌون‪.‬‬ ‫وﻟذ ِْﻛ ُر ِ‬

‫]‪ Diadaptasi dari tulisan Al-Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas‬ﺣﻔظﮫ ﷲ ‪di majalah As-Sunnah Edisi‬‬
‫‪.[07/Tahun XX/1437H/2016M‬‬

Anda mungkin juga menyukai