Anda di halaman 1dari 3

KHUTBAH I

‫ َأ ْش َه ُد َأنْ اَل‬.‫ايَات‬
ُ ‫اص ُد َو ْال َغ‬
ِ ‫ َو ِب َت ْوفِ ْيقِ ِه َت َت َح َّق ُق ْال َم َق‬،‫ات‬
ُ ‫ات َو ْال َب َر َك‬ ُ ‫ْال َحمْ ُد هّٰلِل ِ الَّذِيْ ِبنِعْ َم ِت ِه َت ِت ُّم الصَّال َِح‬
ُ ‫ َو ِب َفضْ لِ ِه َت َت َن َّز ُل ْال َخي َْر‬،‫ات‬
‫بَاركْ َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى‬ ِ ‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َو‬ َ ‫ال ٰلّ ُه َّم‬. ُ‫ك لَ ُه َوَأ ْش َه ُد َأنْ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه اَل َن ِبيَّ َبعْ َده‬
َ ‫ِإ ٰل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِر ْي‬
‫ يَا َأيُّهَا‬.‫اع ِت ِه لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُح ْو َن‬
َ ‫هللا َو َط‬
ِ ‫َّاي ِب َت ْق َوى‬ َ ‫ َف َيا َأ ُّي َها ْال َحاضِ ر ُْو َن ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َوِإي‬،‫ َأمَّا َبعْ ُد‬. ‫الطاه ِِريْن‬ َّ ‫صحْ ِب ِه ْالم َُجا ِه ِدي َْن‬َ ‫ٰالِ ِه َو‬
‫هّٰللا‬
َ ‫ِين ٰا َم ُنوا ا َّتقُوا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ ِإاَّل َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
‫ُون‬ َ ‫الَّذ‬

Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Marilah pada kesempatan kali ini kita optimalkan untuk terus memupuk rasa takwa kepada
Allah SWT. Yakni dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Percayalah kalau takwa sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dalam sepekan, bahkan
keseharian maka kita akan termasuk kalangan yang beruntung.

Hadirin yang Berbahagia

Layaknya orang tua yang memanjakan anaknya, Allah pun kerap memanjakan hamba-Nya,
inilah yang dinamakan istidraj. Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Tafsir Al-Qur’an
Al-Majid Al-Nur (2000), jilid 5, menerangkan bahwa istidraj adalah pemanjaan agar lebih
terjerumus kepada kehinaan.

Mereka mengira, melalui berbagai kenikmatan Allah sedang memberikan kemuliaan padahal
Allah sedang menghinakan perlahan-lahan dan bahkan membinasakan. Mereka selalu berbuat
maksiat dan tidak beribadah namun Allah berikan kemewahan dunia. Allah memberikan
harta yang berlimpah padahal mereka tidak pernah bersedekah.

Allah karuniakan rezeki berlipat-lipat padahal jarang shalat, tidak senang pada nasihat ulama,
dan terus berbuat maksiat. Hidup dikagumi, dihormati, padahal akhlaknya bejat; diikuti,
diteladani dan diidolakan, padahal bangga mengumbar aurat dalam berpakaian. Sangat jarang
diuji sakit padahal dosa-dosa menggunung; tidak pernah diberikan musibah padahal gaya
hidupnya jumawa, meremehkan sesama, angkuh, dan bedebah. Allah berikan anak-anak sehat
dan cerdas padahal ia memberi makan dari harta hasil yang haram (riba, menipu, korupsi).
Hidup bahagia penuh canda tawa padahal banyak orang karenanya terzalimi; kariernya terus
menanjak padahal banyak hak orang yang diinjak-injak. Semakin tua semakin makmur
padahal berkubang dosa sepanjang umur.

Jamaah yang Berbahagia

Dalam Al-Qur’an Allah mengingatkan:

ُ ‫َوالَّ ِذ ْينَ َك َّذبُوْ ا بِ ٰا ٰيتِنَا َسنَ ْستَ ْد ِر ُجهُ ْم ِّم ْن َحي‬


‫ َواُ ْملِ ْي لَهُ ۗ ْم اِ َّن َك ْي ِديْ َمتِي ٌْن‬، َ‫ْث اَل يَ ْعلَ ُموْ ن‬

Artinya: Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka
berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.Dan Aku
akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh. (QS
Al-‘Araf [7]: 182-183).
Istidraj itu berasal dari: ‫ إستدراجا‬-‫ يستدرج‬-‫ إستدرج‬yang berakar kata dari ‫ درج‬yang secara bahasa
berarti tangga, meningkat, sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, ataupun perlahan-lahan.
Sedangkan secara istilah berarti kenikmatan materi yang diberikan kepada seseorang yang
secara lahir semakin bertambah, tetapi kenikmatan yang bersifat imaterial semakin dikurangi
atau dicabut, sementara ia tidak menyadarinya.

Hadirin yang Mulia

Secara lahiriah kemewahan duniawi Allah berikan, namun secara batiniah perintah
ketakwaan (ittaqullah) ia abaikan. Uraian tersebut diperkuat oleh Rasulullah SAW melalui
hadits berikut
‫هّٰللا‬
ِ ‫ ِإ َذا َرَأيْتَ َ يُ ْع ِطى ْال َع ْب َد ِمنَ ال ُّد ْنيَا َعلَى َم َعا‬:‫ال‬
َ iُ‫ا ه‬ii‫ا ي ُِحبُّ فَِإنَّ َم‬ii‫صي ِه َم‬
‫و‬i َ َ‫ع َْن ُع ْقبَةَ ْب ِن عَا ِم ٍر ع َِن النَّبِ ِّى صلى هللا عليه و سلم ق‬
‫هّٰللا‬
َ ‫ َو‬i‫ا َعلَ ْي ِه ْم َأ ْب‬iiَ‫ ِه فَتَحْ ن‬iِ‫ ثُ َّم تَاَل َرسُو ُل ِ صلى هللا عليه وسلم (فَلَ َّما نَسُوا َما ُذ ِّكرُوا ب‬.ٌ‫ا ْستِ ْد َراج‬
‫ا‬ii‫وا بِ َم‬ii‫ ْى ٍء َحتَّى ِإ َذا فَ ِر ُح‬i‫لِّ َش‬ii‫اب ُك‬
َ‫ُأوتُوا َأخ َْذنَاهُ ْم بَ ْغتَةً فَِإ َذا هُ ْم ُم ْبلِسُون‬

Artinya: Dari Uqbah ibn Amir dari Nabi SAW, beliau bersabda: Jika kamu melihat Allah
memberikan kemewahan dunia kepada hamba-Nya yang suka melanggar perintah-Nya, maka
itulah yang disebut istidraj. Kemudian beliau membaca firman Allah surat al-An`am ayat 44:
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (HR. Ahmad)

Allah melakukan pembiaran atas maksiat yang mereka lakukan. Memberikan kesenangan
terus-menerus yang melalaikan. Hingga pada saatnya Allah akan mencabut semua
kesenangan sampai mereka termangu dalam penyesalan yang terlambat. Hal ini juga terjadi
pada zaman dahulu, istidraj menimpa pada diri Fir’aun dan Qarun.

Fir’aun diberikan kekuasaan tetapi tetap jumawa. Akhirnya Allah tenggelamkan ia karena
kepongahannya. Ia menjadi manusia yang sombong dan menentang bahkan mengaku sebagai
Tuhan. Akhirnya ia mati ditenggelamkan di dalam laut bersama pasukannya ketika mengejar
Nabi Musa dan Bani Israil

Qarun adalah salah satu orang yang hidup pada zaman Nabi Musa as. Awalnya ia adalah
orang miskin yang tidak punya apa-apa. Kemudian diajarkan kepadanya oleh Nabi Musa
tentang cara mengelola emas. Dalam waktu singkat, ia pun menjadi kaya raya dengan
mempunyai banyak emas dan harta melimpah. Akan tetapi, lambat laun ia mulai lupa kepada
Allah. Qarun dengan kelalaiannya pun dibinasakan dengan ditelan bersama harta-hartanya.
Makanya, kalau hari ini ada yang menemukan harta tertimbun dalam tanah, orang-orang akan
menyebutnya sebagai harta karun, dengan dinisbatkan kepada harta Qarun yang ditelan bumi.
Sebagaimana firman Allah SWT:

ٌ ‫َواَل يَحْ َسبَ َّن الَّ ِذينَ َكفَرُوا َأنَّ َما نُ ْملِي لَهُ ْم َخ ْي ٌر َأِل ْنفُ ِس ِه ْم ِإنَّ َما نُ ْملِي لَهُ ْم لِيَ ْزدَادُوا ِإ ْث ًما َولَهُ ْم َع َذابٌ ُم ِه‬
‫ين‬

Artinya: Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh
Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh
‫‪kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang‬‬
‫‪menghinakan. (QS Ali-Imran: 178).‬‬

‫‪Maasyiral Muslimin Rahimakumullah‬‬

‫‪Istidraj bisa terjadi kepada siapa saja, baik orang awam maupun ahli ibadah. Orang mukmin‬‬
‫‪akan merasa takut dengan istidraj, yakni kenikmatan semu yang sejatinya murka Allah SWT.‬‬
‫‪Namun sebaliknya, orang-orang yang tidak beriman akan beranggapan bahwa kesenangan‬‬
‫‪yang mereka peroleh merupakan sesuatu yang layak didapatkan. Biasanya, istidraj diberikan‬‬
‫‪kepada orang-orang yang mati hatinya. Mereka adalah orang yang tidak merasa bersedih atas‬‬
‫‪ketaatan yang ditinggalkan dan tidak menyesal atas kemaksiatan yang terus dilakukan.‬‬

‫‪Maasyiral Muslimin Rahimakumullah‬‬

‫‪Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa ketika seseorang mendapatkan‬‬
‫‪kenikmatan, baik nikmat materi maupun non materi, hendaklah ia bersyukur atas nikmat yang‬‬
‫‪diberikan oleh zat pemberi nikmat, dan bukannya lupa kepada-Nya. Dan segera bersyukur‬‬
‫‪kepadaNya, baik secara lisan, perbuatan maupun keyakinan dalam hati. Realisasi syukur itu‬‬
‫‪bisa berupa semakin rajin beribadah, bersedekah maupun perilaku-perilaku yang bermanfaat‬‬
‫‪bagi orang lain.‬‬

‫بَا َركَ هللا لِي َولَ ُك ْم فِى ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ َوِإنَّهُ ه َُو ال َّس ِم ْي ُع‬
‫ال َعلِ ْي ُم‪َ ،‬وَأقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا فَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر الر ِ‬
‫َّحيْم‬

‫‪KHUTBAH KE II‬‬

‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ‬ ‫َلى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِ ٰلهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬ ‫هّٰلِل‬
‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد ِ عَل َى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ ع َ‬
‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى ٰالِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا‬ ‫ٰ‬
‫َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِعى إل َى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اَللّهُ َّم َ‬

‫َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا هللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ‪َ i‬دَأ فِ ْي‪ِ i‬ه بِنَ ْف ِس‪ِ i‬ه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ‪ِ i‬ه بِقُ ْد ِس‪ِ i‬ه‬
‫ص‪ِّ i‬ل َعلَى َس‪i‬يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫صلُّوْ ا َعلَ ْي‪ِ i‬ه َو َس‪i‬لِّ ُموْ ا ت َْس‪i‬لِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫صلُّوْ نَ عَل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬ ‫َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ‪ i‬يُ َ‬
‫َّاش ‪ِ i‬د ْينَ َأبِى‬ ‫ٰ‬
‫ض اللّهُ َّم َع ِن ْال ُخلَفَ‪ii‬ا ِء الر ِ‬ ‫ك َو َمآلِئ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ‬ ‫ك َو ُر ُسلِ َ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآِئ َ‬ ‫َ‬
‫‪i‬‬ ‫ت‬‫م‬ ‫حْ‬‫ر‬ ‫ب‬
‫َ َ َ َ ْ ِ َ َ ِ‪i‬كَ‬‫م‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫ع‬‫م‬ ‫ا‬‫َّ‬ ‫ن‬‫ع‬ ‫ض‬ ‫ارْ‬ ‫و‬ ‫ْن‬
‫ِ َ‬ ‫ي‬ ‫ِّ‬
‫د‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫ي‬‫ى‬‫َ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ا‬‫س‬ ‫حْ‬
‫ِ ِ نَ ْ ِ ِ َ ٍ ِ َوْ ِ‬‫ا‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫َ‬ ‫ل‬ ‫ْ‬
‫ي‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ا‬‫َّ‬ ‫ت‬‫ال‬ ‫ي‬ ‫ع‬ ‫ب‬‫َا‬ ‫ت‬‫و‬ ‫ْ‬
‫ي‬ ‫ع‬ ‫ب‬
‫َ َ ِ َ ِ ِ نَ َ ِ ِ‬‫ا‬ ‫َّ‬ ‫ت‬‫ال‬ ‫و‬ ‫ة‬ ‫ب‬‫ا‬ ‫ح‬‫ص‬ ‫َّ‬ ‫ال‬ ‫ة‬ ‫َّ‬
‫َِ ِ‬ ‫ي‬‫ق‬ ‫ب‬ ‫ْ‬
‫َن‬‫ع‬‫و‬‫بَ ْك ٍ َ َ َ َ َ َ ِ َ‬
‫ى‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫ان‬ ‫م‬ ‫ْ‬
‫ُث‬‫ع‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ُ‬
‫ع‬ ‫و‬ ‫ر‬
‫يَا َأرْ َح َم الرَّا ِح ِم ْينَ‬

‫الش ‪i‬رْ كَ‬ ‫اَللهُم ا ْغفرْ ل ْلمْؤ من ْينَ و ْالمْؤ منَات و ْالم ْسلم ْينَ و ْالم ْسلمات اَالَحْ يآ ُء م ْنهُم و ْاالَموات ٰ‬
‫اللّهُ َّم َأ ِع َّز ْاِإل ْس ‪i‬الَ َم َو ْال ُم ْس ‪i‬لِ ِم ْينَ ‪َ ,‬وَأ ِذ َّل ِّ‬ ‫ِ ْ َ ْ َ ِ‬ ‫َّ ِ ِ ُ ِ ِ َ ُ ِ ِ َ ُ ِ ِ َ ُ ِ َ ِ‬
‫‪,‬وا ْع ِل َكلِ َماتِ‪i‬كَ‬ ‫َأ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ص َر ال ِّد ْينَ ‪َ ,‬واخذلْ َم ْن َخذ َل ال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪َ ,‬و َد ِّمرْ ْعدَا َء ال ِّد ْي ِن َ‬ ‫ك ْال ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬ ‫َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ ‪َ ,‬وا ْنصُرْ ِعبَا َد َ‬
‫‪i‬ر ِم ْنهَ‪ii‬ا َو َم‪ii‬ا بَطَنَ ع َْن بَلَ‪ِ i‬دنَا‬ ‫‪,‬و ْال ِم َحنَ ‪َ ,‬و ُس‪i‬وْ َء ْالفِ ْتنَ‪ِ i‬ة َو ْال ِم َحنَ ‪َ ,‬م‪ii‬ا ظَهَ‪َ i‬‬
‫‪,‬وال َّزالَ ِز َل َ‬ ‫‪,‬و ْال َوبَا َء َ‬
‫ِإلَى يَوْ َم ال ِّد ْي ِن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َ‬
‫اب‬‫صةً‪َ ,‬و َساِئ ِر ْالب ُْلدَا ِن ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَ‪i‬ا آتِن‪i‬ا َ فِى ال‪ُّ i‬د ْنيَا َح َس‪i‬نَةً َوفِى ْاآل ِخ‪َ i‬ر ِة َح َس‪i‬نَةً َوقِنَ‪i‬ا عَ‪َ i‬ذ َ‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬
‫اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخَا ِس ِر ْينَ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َو ْ‬ ‫النَّ ِ‬
‫‪ii‬ر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ‪َ i‬ذ َّكرُوْ نَ‬ ‫ْأ‬
‫ِعبَ‪ii‬ا َد هللاِ! ِإ َّن هللاَ يَ ‪ُ i‬م ُر بِاْل َع‪ْ i‬د ِل َو ْاِإل حْ َس ‪i‬ا ِن َوِإيْت‪ii‬آ ِء ِذي ْالقُ‪ii‬رْ ب َى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ ش‪ii‬آ ِء َو ْال ُم ْن َك ِ‬
‫َلى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‬
‫َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ ع َ‬

Anda mungkin juga menyukai