Anda di halaman 1dari 10

‫‪1‬‬

‫‪Spirit Berkurban dan Kepedulian‬‬


‫‪Sosial‬‬
‫‪Khutbah I‬‬

‫ََُ‬ ‫َ َّ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ُ‬
‫هللا َو َبركات ُه‬
‫السالم عليكم ورحم ِ‬
‫ة‬
‫َ َأ ْ َ َأ ْ َ َأ ْ‬
‫اهللُ ك َب ُر اهللُ ك َب ُر اهللُ ك َب ُر ‪3x‬‬
‫ْ ً َأ ً‬ ‫َاهللُ َأ ْك َب ْر َكب ْي ًرا َو ْال َح ْم ُد هللِ َكث ْي ًرا َو ُس ْب َح َ‬
‫هللا ُبك َرة َو ِص ْيال‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ان‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َأ‬ ‫َ‬
‫ص َد َق َو ْع َد ُه َون َ‬ ‫اَل َله َّال ُ‬
‫ص َر َع ْب َد ُه َو َع َّز ُج ْن َد ُه‬ ‫هللا َو ْح َد ُه‪َ ،‬‬
‫ِإ ِإ‬
‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫اب َو ْح َد ُه‪ ،‬ال َله ال ُ‬
‫هللا َو ُ‬ ‫َأْل‬
‫َو َه َز َم ا ْح َز َ‬
‫هللا ك َب ُر‪ ،‬اهللُ ك َب ُر َوهللِ‬ ‫ِإ ِإ‬
‫ْا َ‬
‫لح ْم ُد‪.‬‬
‫ُّ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ‬ ‫َا ْل َح ْم ُد هللِ ْال َقا ‪N‬ل َ(وهللِ َع َلى َّ‬
‫اع ِإ ل ْي ِه‬ ‫اس ِحج البي ِت م ِن استط‬ ‫الن‬ ‫ِئ‬
‫َ ْ ً َ َأ ْ َ ُ ِ ّأ ْ اَل َ َّ ُ َ ِ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ َأ ْ َ ُ ََّأ‬
‫س ِبيال)‪ ،‬و شهد ن ِإ له ِإ ال هللا وحده ال ش ِريك له ‪ ،‬و شهد ن‬
‫َ‬ ‫َ َّ َ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ َ‬
‫السال ُم َعلى َس ِّي ِدنا‬ ‫ن ِبينا محمدا عبده ورسوله ‪ ،‬والصالة و‬
‫َ َأ ْ َ َ َّ ْ َ َ َ ْ َ َ ُ ْ ْ َ َ‬ ‫َ‬
‫ُم َح َّم ٍد َو َعلى ِآل ِه و صح ِاب ِ‪N‬ه والت ِاب ِعين ومن ت ِبعهم بِِإ حس ٍان ِإ لى‬
‫َي ْوم ّ‬
‫الد ْي ِ‪N‬ن‪.‬‬‫ِ ِ‬
‫َأ َّما َب ْعد‪ُ.‬‬
2
ُ ‫َ َ َ مْل‬
‫هللا فق ْد ف َاز ا َّت ُق ْو َن‬ ‫ى‬ ‫و‬ َ ‫ ُأ ْوص ْي ُك ْم َو َن ْفس ْي ب َت ْق‬،‫َف َيا ع َب َاد هللا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ ُ َّ َ
.‫اع ِت ِه ل َعلك ْم ت ْر َح ُم ْون‬ َ ‫َوَأ َح ُّثك ْم َعلى ط‬
َ َ ُ

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar

Kaum Muslimin dan Muslimat yang berbahagia

Umat Islam yang berada di tanah air menyambut hari raya Idul Adha
yang mulia dengan takbir, tahlil, dan tahmid sebagai ungkapan rasa
syukur, sedangkan jutaan umat Islam di tanah suci Makkah, Arafah
dan Mina sedang berkonsentrasi menunaikan manasik haji. Mereka
datang dari berbagai pelosok dunia, dari berbagai bangsa dan suku,
dari latar belakang yang berbeda, menyatu dalam kepasrahan
kepada Allah SWT. Mereka menanggalkan segala atribut duniawi,
meninggalkan berbagai aktivitas sehari-hari untuk menghadap Allah
Yang Maha Pengasih dan Penyayang dengan penuh khusyu dan
keikhlasan. Secara serentak, mereka mengumandangkan kalimat
talbiyah:
َ ّ َ َ ْ َ ْ َّ َ ْ َّ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َّ َ َ ْ َّ َ َّ ُ ّ َ ْ َّ َ
‫الن ْع َمة‬
ِ ‫ ِإ ن الحمد و‬،‫ لبيك الش ِريك لك لبيك‬،‫لبيك اللهم لبيك‬
َ َ َ ْ ُ ‫مْل‬ َ
.‫ل َك َوا ل َك الش ِر ْي َك ل َك‬
“Kami penuhi panggilan-Mu wahai Allah, wahai Allah kami datang
memenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala
puji, nikmat dan karunia hanyalah milik-Mu, milik-Mu segala
kekuasaan dan kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu”.

Pada momen ini pula umat Islam yang mampu ditekankan untuk
melaksanakan ibadah kurban. Berbagi daging dan kebahagiaan
kepada sesama. Menyembelih sebagian harta kita untuk diberikan
kepada orang lain, terutama yang membutuhkan. 
3

Dari sinilah kita semua belajar tentang kesetaraan manusia di


hadapan Allah, tanpa memandang jabatan, status sosial, latar
belakang pendidikan, suku, bangsa, serta kelas ekonomi. Ibadah
kurban memberikan pesan kepada umat Islam tentang pentingnya
solidaritas, empati terhadap orang lain, serta menyembelih ego
pribadi untuk kemanfaatan bersama.

Hadirin yang berbahagia,

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr r.a. bahwa seorang laki-laki


bertanya kepada Nabi SAW: “Ajaran Islam apakah yang baik?” Nabi
SAW menjawab, 
ْ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َّ ‫ُ ْ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ ُأ‬
‫ وتقر السالم على من عرفت ومن لم تع ِرف‬،‫تط ِعم الطعام‬
(‫(رواه البخاري ومسلم‬
“Memberi makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang
kamu kenal dan kepada orang yang tidak kamu kenal.” (HR. Bukhari,
No: 28, Muslim, No: 126).

Dari hadis di atas, sepintas kita menyaksikan betapa agungnya nilai-


nilai Islam yang sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Tidak hanya masalah ibadah saja yang diajarkan Islam, tetapi
masalah-masalah kehidupan sosial pun menjadi sorotan. Hadis
tersebut mengajak umat Islam, bahkan umat manusia secara
keseluruhan untuk memperhatikan nasib masyarakat di sekitarnya.
Tanggung jawab untuk menyantuni orang-orang lemah, fakir miskin,
yatim piatu, para manula, dan mereka yang membutuhkan, tidak
hanya dilimpahkan kepada para pemimpin. Tetapi itu semua
merupakan tanggung jawab setiap orang yang mengaku dirinya
sebagai muslim. 
4

Jawaban Rasulullah ketika ditanya seorang sahabatnya tentang


amalan Islam apakah yang paling baik, beliau langsung
mengarahkan orang itu untuk memberikan bantuan dan
memasyarakatkan salam kepada siapa saja, baik pada orang yang
dikenal maupun pada orang yang belum dikenal sebelumnya.
Bantuan tersebut bukan hanya berupa dana atau makanan, tetapi
juga meyangkut segala kebutuhan yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya memberikan ilmu, pengalaman, nasihat,
kebijaksanaan dan sebaginya. Sedangkan menebar salam
maksudnya memasyarakatkan suasana yang damai dan saling
mencintai antara sesama umat manusia. 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar

Ketika seorang muslim mendapatkan rezeki berupa harta yang


cukup, ia harus ingat saudara-saudaranya yang lain. Dengan kata
lain, ia harus merasa empati pada mereka. Islam memandang bahwa
rezeki yang barakah adalah rezeki yang cukup untuk diri sendiri dan
orang lain, bukan rezeki yang banyak dan berlimpah tetapi tidak
barakah. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, Nabi SAW bersabda: 
‫َّ َ َ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َأل‬ َ ْ َ
‫ وطعام الثالث ِة ك ِافي ا ربع ِة (رواه‬،‫ط َع ُام ااِل ث َن ْي ِن ك ِافي الثالث ِة‬
َ َ ْ
‫البخاري ومسلم‬
“Makanan satu orang cukup untuk dua orang, dan makanan dua
orang cukup untuk empat orang”. (HR. Bukhari, No: 5392, Muslim,
No: 2058).

Pengertian hadis di atas menyebutkan bahwa makanan untuk satu


orang dapat mencukupi dua orang, makanan untuk dua orang dapat
mencukupi empat orang, dan seterusnya. Hadis ini mengarahkan
supaya setiap orang muslim memiliki kepedulian kepada mereka
yang lemah dan miskin, sehingga dapat mengantarkan mereka pada
5

kehidupan yang layak. Selain dari itu, hadis ini mengisyaratkan juga
agar setiap orang, mengonsumsi makanan secara sederhana dan
tidak berlebihan. Hal ini sangat berkaitan erat dengan pola hidup
sederhana dan kesehatan fisik maupun mental manusia.
Mengonsumsi makanan secara berlebihan akan mengantarkan
seseorang untuk menggali kuburnya sendiri. Makan berlebihan dapat
menyebabkan berbagai penyakit yang membinasakan dan merusak
terhadap fisik dan rohani umat manusia.

Seorang muslim yang senantiasa menginfakkan sebagian rezekinya


pada orang-orang yang membutuhkan, akan merasa cukup dengan
segala karunia Allah kepadanya. Meskipun rezekinya tidak banyak,
tetapi itu dirasakan sebagai suatu kecukupan yang tetap ia syukuri.
Hatinya selalu tentram dan hidupnya pun nyaman. Dengan
kedermawanannya, banyak orang yang bersimpati kepadanya, dan
berdoa untuk kebaikan orang tersebut dalam segala kehidupannya.
Inilah yang dimaksud dengan keberkahan. Dalam hal memperoleh
rezeki, umat Islam diarahkan agar meraih keberkahan dari rezeki
tersebut, bukan meraih banyak jumlahnya. Karena harta yang
banyak dan berlimpah kalau tidak disertai keberhakan akan menjadi
sia-sia dan bahkan akan menjerumuskan orang tersebut dalam
prilaku yang tercela.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd,

Berbeda halnya dengan orang yang kikir, tidak memiliki rasa empati
terhadap sesama, meskipun hartanya banyak dan berlimpah ruah,
tetapi ia merasa hal itu masih kurang dan tidak cukup baginya.
Sehingga ia merasa berat untuk mengeluarkan sebahagian
rezekinya pada mereka yang membutuhkan. Hidupnya selalu dikejar-
kejar oleh nafsu duniawi, seolah-olah ia ingin mencengkeram seisi
dunia ini dengan jari-jari tangannya. Akibatnya, ia hidup dengan
prinsip semua orang harus melayaninya bukan aku yang harus
melayani mereka. Sikap demikian inilah yang membuat hidupnya
tidak barakah dan tidak pernah merasa cukup atas rezeki yang ia
dapatkan. Manusia seperti ini, digambarkan seperti orang yang
6

meminum air laut, semakin banyak diminum, merasa semakin haus


dan dahaga.

Manusia muslim harus memperhatikan nasib masyarakat yang


berada di bawah garis kemiskinan yang lebih sulit dan menderita dari
dirinya. Ia harus empati dan iba untuk menolong dan meringankan
beban mereka. Jika hal itu terwujud, maka jurang kemiskinan pun
bisa diminimalisir dan angka gejolak sosial pun dapat ditekan.
Dengan demikian, masyarakat muslim akan sejahtera sesuai dengan
tatanan dan tuntunan agamanya. Alangkah agungnya ajaran Islam
yang memandang semua umatnya adalah bersaudara yang harus
saling membantu dan menolong antara satu dengan yang lain.
Bahkan, lebih jauh lagi, Islam melalui sabda Rasulullah SAW
memandang bahwa iman seseorang tidak sempurna sehingga ia
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. 
‫َأِل‬ ُ ‫َأ‬ َ
‫ َح َّتى ُي ِح َّب ِخ ِيه َما ُي ِح ُّب ِل َن ْف ِس ِه (رواه‬،‫ال ُيْؤ ِم ُن َح ُدك ْم‬
(‫البخاري ومسلم‬
“Tidak sempurna iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya
seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari, No: 13, Muslim,
No: 45).

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar

Kaum Muslimin dan Muslimat yang kami cintai,

Selain menyerukan untuk empati atau solidaritas pada sesama,


pengarahan berikutnya dari hadis di atas adalah menyebarkan
salam. Ia merupakan pesan yang sangat tinggi bagi kemanusiaan
berupa tegur sapa yang mengandung arti perdamaian dan
kesejahteraan. Karena mengandung nilai perdamaian dan
kesejahteraan itulah, ucapan tersebut harus disebarluaskan pada
7

setiap orang, baik orang yang dikenal maupun tidak. Hidup yang
damai dan sejahtera adalah dambaan semua manusia yang
beradab. Tidak ada seorang pun yang menginginkan adanya
kekerasan, dan tindakan yang tidak berperikemanusiaan mengenai
dirinya. Oleh karena itu, Islam sebagai agama yang membawa
rahmat untuk semesta alam (rahmatan lil alamin), sesuai namanya,
juga menyerukan umatnya untuk menebarkan perdamaian dan saling
mencintai antar sesama manusia.Cinta kasih adalah modal utama
untuk mewujudkan hidup rukun, aman, dan tentram. Tetapi jika ada
pihak atau sekelompok manusia yang menginginkan untuk mencabik
nilai-nilai yang tinggi itu, maka Islam melalui sabda Nabi Muhammad
SAW, dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan
memperoleh kesuksesan di dunia dan akhirat.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar

Demikianlah, ajaran Islam yang paripurna dan senantiasa relavan


untuk diamalkan umat manusia sampai akhir masa, demi mencapai
kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Bangsa yang berkeadaban
adalah umat yang selalu memperhatikan nasib masyarakat
sekitarnya. Mereka dapat hidup tenang dan damai, jika
masyarakatnya berkecukupan. Sebaliknya mereka merasa gundah
dan gelisah, jika masyarakatnya hidup susah. Hal ini digambarkan
Nabi SAW sebagaimana hadis dari Nu’man bin Basyir: 

َ ‫ َك َم َثل‬N،‫اطفه ْم‬ ُ َ َ َ ْ ّ َ َ َ ْ ُ َ َ َ ‫َ َ ُْؤ‬


،‫الج َس ِد‬ ِ ِ ِ ‫ترى امل ِم ِنين ِفي تراح ِم ِهم وتو ِاد ِهم وتع‬
ُ ‫الس َهر َو‬
‫الح َّمى (رواه‬ َّ ‫ض ًوا َت َد َاعى َل ُه َساِئ ُر َج َس ِده ب‬
ْ ‫اش َت َكى ُع‬
ْ َ
‫ِإ ذا‬
ِ ِ ِ
(‫البخاري ومسلم‬
“Kamu melihat kaum mukminin dalam hal sayang menyayangi, cinta
mencintai, dan kasih mengasihi, bagaikan satu tubuh, jika ada salah
satu anggota tubuh yang mengeluh (sakit), maka anggota-anggota
8

tubuh lainnya ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan merasa
demam”. (HR.  Bukhari, No 6011; Muslim, No 2586).

Sikap dan cara pandang itulah yang harus kita usung bersama, yaitu
solidaritas terhadap sesama. Dalam nuansa Idul Adha ini, di balik
merayakan kegembiraan dan kemenangan kita dengan takbir, tahlil,
dan tahmid, kita pun harus menengok saudara-saudara kita yang
masih hidup dalam garis kemiskinan. Kepada mereka, kita ulurkan
tangan. Untuk mereka, kita hentikan gaya hidup yang berlebihan.
Marilah kita berbagi dan empati dalam kerangka solidaritas sosial
untuk bahu membahu mewujudkan masyarakat yang mapan dan
sejahtera.

Berkaitan dengan hal inilah maka pada hari Idul Adha dan hari-hari
Tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzul Hijjah), diperintahkan kepada kita
agar melaksanakan ibadah kurban. Kurban itu diarahkan agar
dilakukan secara ikhlas, semata-mata mengharap keridhaan Allah
SWT. Ibadah itu dilaksanakan karena Allah, dan mengahrap
keridhaan-Nya. Sedangkan daging kurbannya adalah diperuntukkan
bagi mereka yang hidup dalam kekurangan dan amat membutuhkan
protein hewani. Tidaklah akan sampai kepada Allah darah dan
daging kurban itu, yang sampai kepada Allah adalah ketakwaan dari
mereka yang melakukan kurban tersebut.
ُ َّ ‫ن َي َن ُال ُه‬Nْ ‫وم َها َوال د َماُؤ َها َو َلك‬
‫الت ْق َوى ِم ْنك ْم‬
َّ َ َ َ ْ َ
ُ ‫الل َه ُل ُح‬ ‫لن ينال‬
ِ ِ
ُ ‫ِّ مْل‬ ُ َ َّ َ َُ َ َ
‫كذ ِل َك َس َّخ َر َها لك ْم ِل ُتك ِّب ُروا الل َه َعلى َما َه َداك ْم َو َبش ِر ا ْح ِس ِن َين‬
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang
dapat mencapainya. Demikianlah Allah Telah menundukkannya
untukmu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepadamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
‫‪9‬‬

‫‪berbuat baik”. (QS. Al-Haj, 22:37).‬‬

‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ُأ ْ ْ ُ ْ َ َ‬


‫هللا ِفي هذا ال ِعي ِد الس ِعي ِد‬ ‫هللا و ِصيكم ونف ِسي ِبتقوى ِ‬ ‫ِعباد ِ‬
‫َأ‬
‫الس ِع ْي ُد َو َم ْن ْع َرضَ‬ ‫اع ُه َف ُه َو َّ‬ ‫َأ‬
‫اعته‪َ ،‬ف َم ْن َط َ‬ ‫َوَأ َح ُّث ُك ْم َع َلى َط َ‬
‫ِِ‬
‫هذا َو ْس َت ْغف ُر َ‬ ‫َأ‬ ‫َّ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ ْ َ‬ ‫َأ‬ ‫َ َّ َ‬
‫هللا‬ ‫ِ‬ ‫َوت َولى ف ُه َو ِفي الضال ِل الب ِعي ِد‪ ،‬قول قو ِلي‬
‫الر ِح ْي ُم‪.‬‬ ‫ْال َع ِظ ْي َم ِلي َو َل ُك ْم َو ِل َج ِم ْيع امْل ُ ْس ِل ِم ْي َن َّن ُه ُه َو ْال َغ ُف ْو ُر َّ‬
‫ِإ‬ ‫ِ‬
‫ ‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ َأ ْ‬
‫‪ ‬اهللُ كبر (‪)7x‬‬
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫َ ّ ْ َ مَل ْ َ ْ َ ُ ْ اَل َ َّ ُ ْ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َْ‬
‫هللا َو ش َه ُد َّن ُم َح َّم ًدا‬ ‫ال َح ْم ُد هللِ ر ِب العا ِ ين شهد ن ِإ له ِإ ال‬
‫َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َأ ْ َ َ ُ َ ْ َ ً ْ َ مَل ْ َ َ ّ ُ َّ َ ّ َ َ َ ّ َ‬
‫عبده ورسوله‪ ،‬رسله رحمة ِللعا ِ ين‪ ،‬اللهم ص ِل على س ِي ِدنا‬
‫ص َحاب ‪N‬ه َأ ْج َمع ْي َن‪َ ،‬يا َأ ُّي َها َّالذ ْي َن َآم ُن ْوا َّات ُقواْ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آله َوَأ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِِ‬
‫َأ‬
‫َ َ َّ ُ َ َ َ َ ُ ْ ُ َّ َّ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ َ ُ َ َ‬
‫هللا ت َعالى ِفي‬ ‫هللا حق تقا ِت ِه وال تموتن ِإ ال و نتم مس ِلمون قال‬
‫اع ُب ُد ْوا َر َّب ُك ُم َّالذي َخ َل َق ُك ْم َو َّالذينَ‬ ‫اس ْ‬‫ُ‬ ‫ك َتابه ْال َكر ْيم‪َ :‬يا َأ ُّي َها النَّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِِ ِ ِ‬
‫َّ‬
‫هللا َعل ْي ِه َو َسل َم‪:‬‬
‫ُ َ‬ ‫َ َّ‬ ‫ون َو َق َ ُ ْ‬ ‫من َق ْبل ُك ْم َل َع َّل ُك ْم َت َّت ُق َ‬
‫صل ى‬ ‫ال َرسو ُل ِ‬
‫هللا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الن َ‬ ‫السيَئ َة ْال َح َس َن َة َت ْم ُح َها َو َخالق َّ‬ ‫َأ‬
‫الل َه َح ْي ُث َما ُك ْن َت َو ْتبع َّ‬ ‫َّ َّ‬
‫اس‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ ْ ِّ‬ ‫ات ِق‬
‫الر ِاش ِد ْي َن َو َع ْن َج ِم ْي ِع‬ ‫ض َعن ال ُخ َل َف ِ‪N‬اء َّ‬ ‫ب ُخ ُلق َح َسن‪َ .‬ا ّلل ُه َّم ْار َ‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ ٍ‬
‫‪10‬‬
‫َ ّ‬
‫الد ْي ِن‪ ،‬الل ُه َّم‬ ‫التابع ْي َن َو َم ْن َتب َع ُه ْم ب ْح َسان َلى َي ْوم ّ‬ ‫َّ َ َ َ َّ‬
‫ِ ِ‬ ‫ٍ ِإ‬ ‫ِِإ‬ ‫ِ‬ ‫الصحاب ِة و ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َّ َ ْ َأ ُ َ ْ َ ً َ اًل َ َ ْ ً َ ً َ َ ْ ً َ‬
‫اش ًعا َو ِل َس ًانا‪ N‬ذ ِاك ًرا‬ ‫ِإ نا نس لك ِإ يمانا ك ِام وي ِقينا ص ِادقا وقلبا ِ‬
‫خ‬
‫مْل ْ‬ ‫اغف ْر ل ْل ُمْؤ من ْي َن َوامْل ُْؤ م َ‬ ‫َ َ ْ َ ً َ ُ ْ ً َ ّ ُ َّ ْ‬
‫ات َوا ُس ِل ِم ْي َن‬ ‫ِ ِ‬‫ن‬ ‫وتوبة نصوحا‪ ،‬اللهم ِ ِ ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ مْل ُ ْ َ َ َأل ْ َ ْ ُ ْ َ َأْل‬
‫ات ِإ َّن َك َس ِم ْي ٌع ق ِر ْي ٌب ُم ِج ْي ُب‬ ‫ِ‬ ‫و‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫م‬ ‫ات ا حي ِاء ِمنهم وا‬ ‫وا س ِلم ِ‬
‫ْ‬
‫اج َع ْل ِإ ن ُد ْو ِن ْي ِس َّيا َو ِد َي َار‬ ‫الرع َّي َة َو ْ‬
‫الر َع َاة َو َِّ‬ ‫ص ِلح ُ‬ ‫ات‪َ ،‬ا ّلل ُه َّم َأ ْ‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫َّ‬
‫الد َع َ‬
‫ِ‬
‫الد ْن َيا َح َس َن ًة َوفى اآْل ِخر ِةَ‬ ‫امْل ُ ْسلم ْي َن آم َن ًة َرخ َّي ًة‪َ ،‬ر َّب َنا آت َنا فى ُّ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُأ‬
‫النار‪ .‬ع َب َاد هللا ْوص ْيك ْم َون ْفس ْي ب َت ْق َ‬ ‫اب َّ‬ ‫َح َس َن ًة َوق َنا َعذ َ‬
‫َ‬
‫هللا‬
‫ِ‬ ‫ى‬ ‫و‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫الس ّر َوال َعلن َو َجا ِن ُب ْوا ال َف َو ِاح َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ش َما ظ َه َر ِم ْن َها َو َما َبط َن‪ِ ،‬إ َّن‬ ‫ِ‬
‫ّ‬
‫ِفى ْأ ِ ِ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫هللا َي ُم ُر ِبال َع ْد ِل َواِإْل ْح َس ِان َوِإ ْي َت ِاء ِذ ْي ال ُق ْر َبى‪َ N‬و َي ْن َهى َع ِن‬ ‫َ‬
‫ُ‬ ‫ْ َ ْ َ َ مْل ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ ْ‬
‫هللا‬
‫ِ‬ ‫ر‬‫‪N‬‬ ‫ك‬ ‫الفحش ِاء وا نك ِر والبغ ِي ي ِعظكم لعلكم تذكرون‪ ،‬ول ِذ‬
‫ْ‬ ‫َأ ْ َ َأ ْ‬
‫ك َب ُر‪ ،‬اهللُ ك َب ُر وهللِ ال َح ْم ُ‪N‬د‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai