Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

sebenarnya; ni bagus ul, tapterlalu panjang but halo


1.1 Latar Belakang katan dan general banget.

E
Gizi adalah aspek penting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia,
khususnya anak. Pembangunan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas
manusia dan masyarakat, dan salah satu prioritasnya adalah pembangunan karakter
bangsa untuk mencapai generasi emas Indonesia 2045. Gizi merupakan sentra untuk
pembangunan manusia dan Kekurangan gizi berdampak terhadap kualitas sumber
daya manusia karena seseorang yang memiliki gizi yang baik akan bertumbuh dan
berkembang secara optimal, sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas, dan memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. Namun, kurang gizi dapat
menyebabkan kegagalan pertumbuhan, rendahnya tingkat produktivitas di masa
dewasa, serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular di kemudian hari seperti
diabetes, stroke, dan penyakit jantung. Oleh karena itu, kecukupan gizi adalah faktor
penting dalam mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan. Gizi yang baik dan
buruk diukur dalam suatu indikator yang disebut status gizi (kemenkes, 2015).
Berdasarkan Center of Disease Control, status gizi terdiri atas gizi buruk, gizi kurang,
gizi normal, overweight, dan obesitas.
Menurut data dari riset kesehatan dasar Indonesia 2018, prevalensi status gizi
(IMT/U) pada anak Indonesia yang berusia antara 5-12 tahun meliputi tingkat gizi
kurang sebanyak 6,8%, tingkat overweight sebanyak 10,8%, dan tingkat obesitas
sebanyak 9,2%. Kemudian terdapat 8,7% anak remaja yang berusia antara 13-15
tahun dan 8,1% anak remaja yang berusia antara 16-18 tahun yang mengalami
kondisi kurang gizi. Selanjutnya, prevalensi overweight dan obesitas juga ditemukan
pada 16,0% anak remaja yang berusia antara 13-15 tahun dan 13,5% anak remaja
yang berusia antara 16-18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat banyak
anak di Indonesia yang mengalami masalah gizi buruk dan gizi berlebih.
Pada tahun 2018, prevalensi status gizi (IMT/U) anak-anak di Sumatra Utara
menunjukkan bahwa 5,6% mengalami kondisi kurus, dan 9,0% mengalami kondisi
obesitas pada usia 5-12 tahun. Selain itu, terdapat 3,61% anak remaja di usia 13-15
tahun dan pada umur 16-18 tahun sebanyak 2, 5% dengan kondisi gizi kurang. Di sisi
lain, pada anak remaja usia 13-15 tahun, prevalensi overweight dan obesitas sebesar
8,9% dan pada anak remaja usia 16-18 tahun sebanyak 7,5% . Angka-angka ini
menunjukkan bahwa masih banyak anak di Provinsi Sumatra Utara yang mengalami
masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan.
Informasi mengenai status gizi anak yang tinggal di panti asuhan masih terbatas,
padahal hal ini penting diketahui karena pola asuh dan kehidupan anak-anak di panti
asuhan berbeda dengan anak-anak yang diasuh oleh orang tua mereka sendiri. Panti
asuhan merupakan tempat penampungan bagi anak-anak yatim piatu atau keluarga
yang tidak mampu membiayai kehidupan anak mereka. Di panti asuhan, para anak
memiliki jadwal dan peraturan tersendiri serta diajarkan beberapa keterampilan
sebagai bekal mereka di masa depan.
Status gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk usia, jenis kelamin,
pola asuh, dan pola makan. Kebutuhan gizi pada anak-anak meningkat karena sedang
dalam masa pertumbuhan. Anak laki-laki biasanya membutuhkan lebih banyak nutrisi
daripada anak perempuan karena mereka memiliki aktivitas fisik yang lebih banyak.
Pola asuh yang tepat juga memiliki andil penting dalam menjaga kesejahteraan,
kebahagiaan, dan kualitas hidup anak secara menyeluruh. Kurangnya perhatian dalam
pengasuhan anak, terutama terkait dengan asupan makanan dan kesehatan, dapat
berdampak pada masalah kurang gizi. Oleh karena itu, pola asuh yang baik dapat
membantu meningkatkan kualitas status gizi.
Asupan makanan merupakan perilaku kompleks yang dipengaruhi oleh banyak
faktor dari dalam dan luar tubuh, seperti faktor sosial, kebudayaan, dan lingkungan.
Faktor-faktor ini juga berperan dalam kehidupan anak-anak di panti asuhan. Namun,
perhatian terhadap status gizi anak di panti asuhan seringkali kurang, karena mereka
diasuh secara berkelompok dan jumlah pengasuh yang tersedia lebih sedikit daripada
jumlah anak yang tinggal di sana. Oleh karena itu, perlu ada perhatian yang lebih
besar terhadap status gizi anak di panti asuhan dan faktor-faktor yang
memengaruhinya.
Berdasar uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Panti
Asuhan Vita Dulcedo, Pematangsiantar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasar latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
bagaimana gambaran status gizi pada anak- anak di Panti Asuhan Vita Dulcedo,
Pematangsiantar.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Menilai status gizi para anak di Panti Asuhan Vita Dulcedo, Pematangsiantar
1.3.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini memiliki tujuan khusus, yakni:
1. Mengindentifikasi karakterisitik responden (usia dan jenis kelamin) di
Panti Asuhan Vita Dulcedo, Pematangsiantar.
2. Mengukur tinggi badan dan berat badan para anak di Panti Asuhan Vita
Dulcedo Pematangsiantar
3. Mengetahui status gizi para anak di panti asuhan; gizi sangat kurang,
kurang, normal, overweight, atau obesitas berdasarkan umur dan jenis
kelamin.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk:
a) Bagi peneliti:
1) Mendapat informasi dan pengetahuan mengenai status gizi pada para anak
di Panti Asuhan Vita Dulcedo, Pematangsiantar.
2) Menerapkan ilmu Community Research Program yang telah dipelajari
semasa perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
kepada masyarakat.
3) Meningkatkan kemampuan afektif peneliti kepada anak- anak.
4) Hasil penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk pengembangan
penelitian mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak- anak.
b) Bagi mahasiswa, penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa sebagai referensi
dan sumber data untuk penelitian terkait yang dilakukan oleh penulis
c) Bagi pengasuh panti asuhan, penelitian ini akan memberikan masukan yang
berguna dalam menangani status gizi para anak yang tinggal di panti asuhan.
d) Bagi para anak panti asuhan, penelitian ini penting bagi mereka untuk
memahamu pentingnya gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka
sehingga menjadi wawasan tambahan bagi mereka.
e) Bagi masyarakat, penelitian ini penting bagi masyarakat untuk memberikan
perhatian pada anak- anak di panti asuhan dan meningkatkan perhatian
terhadap mereka
f) Bagi pemerintah, penelitian ini penting untuk meningkatkan pelayanan sosial
terhadap panti- panti asuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan sandang dan
pangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi


2.1.1 Pengertian Status Gizi
Gizi merujuk pada zat-zat penting seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
dan mineral yang terkandung dalam makanan. Kehadiran gizi dalam makanan
sangatlah penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan manusia,
menjaga kesehatan tubuh, dan memberikan energi yang dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 65), Status Gizi dapat diartikan sebagai
kondisi keseimbangan dalam bentuk variabel yang menunjukkan baik atau buruknya
penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik sangat penting untuk menjaga
kesehatan dan kebugaran, mendukung pertumbuhan anak, dan meningkatkan prestasi
olahraga. Sunita Almatsier (2009: 3) juga menyatakan bahwa status gizi adalah
keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi,
dan dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, atau lebih.

2.1.2 Faktor- Faktor yang Memengaruhi Status Gizi

A) Faktor Internal

1) Nafsu Makan

Ketika anak yang sehat tidak memiliki gangguan dalam nafsu makannya,
berbeda halnya ketika sakit. Anak yang sakit cenderung mengalami
penurunan nafsu makan sehingga nafsu makan yang berkurang membuat
anak tidak dapat menikmati makanan yang dihidangkan. Nafsu makan juga
akan berkurang bila dirawat dirumah sakit dimana anak memasuki
lingkungan yang asing dan memisahkan anak dari kebiasaan hidup atau
aktifitasnya sehari – hari.

2) Kebiasaan Makan

Kebiasaan makan Anak sekolah merupakan konsumen aktif yang artinya


mereka lebih cenderung untuk memilih – milih makanan dan mereka banyak
menghabiskan waktunya untuk bermain. Kebiasaan makan anak sangat
tergantung pada kebiasaan makan keluarga di rumah (Khumaidi, 2019)

3) Rasa Tidak Senang

Ketidakbebasan terhadap suatu hal menimbulkan rasa bosan, misalnya anak


dengan menu makanan sehari- hari yang tidak beragam. Manifestasi dari
rasa bosan ini adalah hilangnya nafsu makan.
4) Pemilihan Makanan

Pemilihan makanan merupakan usaha atau kekuatan untuk menahan


kemauan dalam mengendalikan makanan yang akan dikonsumsi baik dari
segi cita rasa, suasana hati, dan kualitas. Makanan merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap zat gizi individu. Pada pemilihan makanan banyak
melibatkan interaksi kompleks yang mencakup berbagai bidang seperti
biologis, psikologis, sosial, budaya, dan kesehatan. Pemilihan makanan atau
penerimaan terhadap makanan dan pola perkembangan pilihan makanan
pada anak sekolah bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
multikompleks seperti kecukupan asupan makanan, ketersediaan makanan,
budaya, lingkungan, dan interaksi sosial (Almatsier, 2016).

5) Kelompok Umur

Anak menurut usia dibagi menjadi dua golongan yaitu anak usia prasekolah
(1 – 5 tahun) dan anak usia sekolah (5 – 12 tahun) (Kemenkes, 2016).
Komposisi tubuh setelah 5 tahun mulai berubah. Sebagian besar waktu anak
usia sekolah banyak dimanfaatkan dengan aktivitas diluar rumah, yakni
sekitar 3 – 10 jam di sekolah, beberapa jam untuk bermain, berolahraga, dan
sebagainya. Sehingga anak memerlukan energi lebih banyak. Semakin
tinggi umur, semakin tinggi juga kebutuhan gizinya (Kurniasih, dkk, 2010).

B) Faktor Eksternal

1) Kemampuan Finansial

Pendapatan ekonomi yang dapat dihasilkan keluarga untuk memenuhi


kebutuhan hidupnya. Semakin tinggi tingkat ekonomi keluarga maka akan
semakin baik tingkat asupan makanan setiap harinya, begitu juga
sebaliknya. Dalam hal ini adalah panti asuhan dimana hasil dari pendapatan
yang diperoleh sebagian besar merupakan sumbangsih dari warga sekitar
dan donatur tetap sebagai bentuk kepedulian mereka dan tidak selalu pada
jumlah yang sama, semakin banyak yang mendonasikan hartanya kepada
panti asuhan akan semakin tinggi terpenuhinya segala kebutuhan anak asuh
yang tinggal dipanti termasuk asupan gizi yang diterima mereka.
Pendapatan donasi merupakan faktor yang dapat menentukan kualitas dan
kuantitas makanan. Dana yang memadai dan terorganisir dengan baik akan
menunjang segala kebutuhan dan tumbuh kembang anak karena
terpenuhinya kebutuhan primer dan sekunder (Kurniawaty, 2014).

2) Peran Pengasuh

Orang tua dalam hal ini para pengasuh panti asuhan sebagai pengganti orang
tua mereka yang berfungsi sebagai promosi kesehatan. Semakin sering para
pengasuh melakukan promosi kesehatan gizi pada anak asuh maka akan
sangat membantu dalam pola pemeliharaan gizi seimbang dan mendukung
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Interaksi antara anak
dengan orang tua mempengaruhi pola makan anak secara sadar maupun
tidak sadar dapat menuntun kesukaan dan kebiasaan makan anak.

3) Tempat Tinggal

Mufidah (2012) menyatakan bahwa pola konsumsi dipengaruhi oleh sekitas


tempat tinggal, lingkungan perkerjaan, dan pergaulan. Jika tidak mengikuti
apa yang lingkungan mereka lakukan maka akan tertinggal.

4) Teman Sebaya

Teman sebaya berpengaruh besar terhadap pemilihan makan individu yang


mempengaruhi sejak anak dalam usia sekolah. Hal ini menyebabkan
kebutuhan gizi yang seimbang menjadi terabaikan sehingga kurang
terpenuhi secara optimal karena pada anak – anak hanya memahami antara
enak dan tidak tanpa tahu zat baik apa yang terkandung didalamnya.

5) Ketersediaan Pangan

Diartikan sebagai kondisi penyediaan pangan yang mencakup makanan dan


minuman yang didapatkan dari tanaman, ternak, ikan, dan turunannya bagi
suatu penduduk. Asupan zat gizi seperti energi dan protein dapat
dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga dan apabila tidak
cukup dapat dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak terpenuhi.

2.2 Indeks Antropometris

Indeks antropometri digunakan sebagai dasar dalam menilai status gizi dan terdiri
dari beberapa parameter, yakni tinggi badan (TB), berat badan (BB), dan umur (U).
Beberapa indeks antropometri yang telah diperkenalkan meliputi TB/U, BB/U, dan
IMT/U. Salah satu keunggulan indeks TB/U adalah tingginya sensitivitas dan
spesifisitas dalam menilai status gizi masa lalu, sementara indeks BB/U digunakan
untuk melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, memberikan
gambaran keadaan gizi saat ini. Indeks massa tubuh/ umur (IMT/U), yang
menggabungkan IMT dan U, juga digunakan untuk menilai status gizi. Oleh karena
itu, penting untuk menggunakan indeks antropometri yang sesuai untuk menentukan
status gizi seseorang.

Faktor usia berperan penting dalam penilaian status gizi. Data usia dapat
diketahui dengan melengkapi data- data berikut:

1) Meminta surat akta kelahiran, kartu keluarga, dan catatan yang dibuat oleh
orang tua, apabila tidak ada data mengenai hal tersebut, minta catatan
kelahiran kepada pengurus daerah setempat.
2) Catatan kelahiran anak berdasarkan peristiwa- peristiwa yang terjadi, seperti
gunung meletus, banjir, pemilihan umum.
3) Membandingkan anak yang diketahui usianya dengan anak lain yang
diketahui tanggal lahirnya untuk mengetahui bahwa anak yang dibandingkan
usianya beberapa bulan lebih muda atau beberapa bulan lebih tua dari anak
pembanding.
4) Jika tanggal lahir tidak diketahui, maka tanggal lahir anak tersebut ditentukan
di tanggal 15 di bulan yang bersangkutan.
Berat badan sering digunakan sebagai ukuran antropometri karena berbagai
pertimbangan, termasuk kemudahan dalam melihat perubahan kesehatan dan pola
konsumsi, kemampuan untuk mengevaluasi status gizi dan pertumbuhan, serta
ketersediaan pengukuran yang mudah dan luas di Indonesia. Selain itu, perhitungan
berat badan terhadap tinggi badan adalah parameter yang independen dari umur. Oleh
karena itu, pengukuran berat badan harus dilakukan dengan alat yang mudah
digunakan, mudah dibawa dan murah, serta memiliki skala yang mudah dibaca dan
ketelitian penimbangan maksimum 0,1 kg (Kusharto dan Supariasa, 2014).

Pengukuran tinggi badan dapat menggunakan microtoise yang memiliki


ketelitian 0,1 cm. Cara pengukuran tinggi badan:

1) Gunakan bidang vertikal yang rata seperti tembok atau bidang pengukuran
lainnya sebagai tempat penempatan. Pasang Microtoise dengan kuat pada
bidang tersebut, letakkan di dasar lantai, dan tarik ujung meteran hingga 2
meter secara vertikal hingga microtoise menunjukkan nol.
2) Untuk memasang microtoise, pastikan subjek yang akan diukur melepaskan
alas kaki dan melonggarkan ikatan rambut jika ada.
3) Ajak subjek berdiri tepat di bawah microtoise dengan posisi tubuh yang tepat,
yaitu tegap, pandangan lurus ke depan, kedua lengan berada di samping,
posisi lutut tegak/tidak menekuk, dan telapak tangan menghadap ke paha.
4) Pastikan subjek rileks dan bahwa kepala, punggung, bokong, betis, dan tumit
menempel pada bidang vertikal/tembok/dinding.
5) Setelah itu, turunkan microtoise hingga menyentuh rambut subjek namun
tidak menekan terlalu keras, dan pastikan posisi Microtoise tetap tegak lurus.
6) Terakhir, catat hasil pengukuran yang diperoleh.
2.3 Standar Penilaian Status Gizi

Standar CDC-2000 ditetapkan sebagai pembanding status gizi di Indonesia.


Berdasarkan sampel yang diteliti, maka pengukuran status gizi dipaparkan dalam
persentil dari IMT/U (Indeks Massa Tubuh/ Umur). Hasil pengukuran status gizi
berdasarkan indeks dapat digolongkan dalam persentase obesitas (≥95th persentil),
overweight (≥85-94th persentil), gizi normal (≥5-84th persentil), dan gizi kurang (<5th
persentil).

2.4 Panti Asuhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Departemen Sosial Republik


Indonesia, panti asuhan adalah tempat yang bertanggung jawab merawat dan
memelihara anak- anak yatim piatu, anak- anak dengan perekonomian yang kurang
mampu, serta memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar
dengan cara memberikan penyantunan dan pengentasan, serta pelayanan pengganti
fisik, mental, dan sosial bagi anak asuhnya. Dengan memberikan pelayanan tersebut,
panti asuhan berusaha memberikan kesempatan yang luas, tepat, dan memadai bagi
perkembangan kepribadian anak sesuai dengan harapan dan kebutuhan fisik, mental,
dan sosial mereka.

2.4.1 Tujuan Panti Asuhan

Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia, tujuan dari panti asuhan


adalah memberikan pelayanan yang didasarkan pada profesi pekerja sosial kepada
anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka dalam mencapai
perkembangan pribadi yang wajar serta memiliki keterampilan kerja sehingga dapat
menjadi anggota masyarakat yang hidup layak dan bertanggung jawab terhadap
dirinya, keluarga, dan masyarakat. Dengan kata lain tujuan dari panti asuhan adalah
membentuk manusia- manusia yang matang dalam kepribadian, berdedikasi, dan
dapat menopang hidupnya dan keluarganya.

2.4.2 Fungsi Panti Asuhan

Fungsi panti asuhan adalah sebagai pusat pemilihan, perlindungan,


pengembangan, dan pencegahan bagi anak asuhnya.

1) Fungsi pemulihan (pengentasan) bertujuan untuk memperbaiki dan


memperkuat fungsi sosial anak asuh melalui berbagai kegiatan dan
bimbingan.
2) Fungsi perlindungan bertujuan untuk melindungi anak asuh dari kekerasan
dan memperkuat kemampuan keluarga untuk melindungi anak.
3) Fungsi pengembangan bertujuan untuk memperkuat potennsi anak asuh
agar dapat berkembang sesuai dengan kemampuan dan lingkungannya.
4) Fungsi pencegahan bertujuan untuk menghindarkan anak asuh dari perilaku
menyimpang dan mendorong lingkungan sosial untuk mengembangkan pola
tingkah laku yang wajar.

2.4.3 Prinsip Pelayanan Panti Asuhan

Pelayanan di panti asuhan berdasarkan prinsip preventif, kuratif, rehabilitative,


dan pengembangan

1) Prinsip pelayanan preventif bertujuan untuk mencegah tumbuhnya


permasalahan pada anak.
2) Prinsip pelayanan kuratif dan rehabilitative bertujuan untuk menyembuhkan
dan memecahkan permasalahan pada anak.
3) Prinsip pelayanan pengembanagn bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan melalui pembentukan kelompok anak dan lingkungannnya,
meningkatkan kemampuan anak sesuai dengan bakatnya, dan menggali
sumber daya, baik di dalam maupun di luar panti untuk meningkatkan
kesejahteraan anak.
-
⑭gini
1 2 3 4 Interpretensi

gizi
- -

pate in berdasar kurva

Abisa
BAB III CDC 2000

KERANGKA KONSEP, VARIABEL PENELITIAN, DAN DEFINISI


OPERASIONAL

ir
pate
3.1 Kerangka Konsep greg
burung 1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Tinggi badan
Variabel- Variabel 4. Berat Badan

Status Gizi
berdasarkan kurva
CDC 2000
Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.

3.3 Definisi Operasional

Variabel Definisi Skala Alat Ukur Cara Mengukur


Operasional Ukur
Usia Waktu yang Nominal Data panti Pengamatan data panti asuhan
telah dilewati asuhan In
ga wwancara aja?
responden
sejak lahir
Jenis Identitas Ordinal Data panti Pengamatan data panti asuhan
Kelamin biologis asuhan
responden
Tinggi Panjang Rasio Microtoise Responden berdiri tegak dengan
Badan tulang- tulang 200 cm tumit menempel pada dinding.
yang Pengukuran tinggi dari atas ubun-
membentuk ubun responden kemudian dibaca.
postur tubuh
secara
vertikal
Berat Masa tubuh Rasio Timbang- Angka ditimbangan di-reset ke
badan mencakup an angka nol. Kemudian, responden
komponen- Digital naik ke atas timbangan tanpa
komponen, membawa benda dan tanpa
seperti otot, memakai alas kaki
tulang,
lemak, cairan
tubuh, organ,
dan elemen
lainnya.
Status Keseimbang Ordinal Kurva Mengumpulkan data indeks massa
Gizi an antara CDC-2000 tubuh dengan mengukur tinggi
asupan zat badan dan berat badan, kemudian
yang disesuaikan dengan umur dan
diperlukan mengimplementasikannya ke kurva
tubuh CDC 2000.
dengan zat
yang Ketentuan indeks:
dikonsumsi
≥95th persentil
(obesitas)

≥85-94th persentil
(overweight)

≥5-84th persentil
(gizi normal)

<5th persentil
(gizi kurang)

Tabel 3.2 Definisi Operasional

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ~


Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif cross- sectional dengan
W
memanfaatkan data primer untuk melihat status gizi para anak di Panti Asuhan Vita
Dulcedo Pematangsiantar dengan melakukan pengukuran indeks massa tubuh
berdasarkan umur yang diimplementasikan ke dalam kurva CDC-2000. Penelitian
deskriptif bertujuan membuat gambaran keadaan suatu objek.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Vita Dulcedo, Jalan Melanton Siregar,
Gang Sipahutar, Sukaraja, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Pematangsiantar,
Sumatra Utara. Alasan dilakukan penelitian di panti ini karena belum pernah
diadakan penelitian status gizi terhadap anak- anak panti. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Juli 2023 dengan melakukan observasi kepada para anak panti,

L
dilanjutkan u
dengan mengolah dan menganalisis data.
Cgausat
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
bulan suli? Kulo ga
gahin
di
bisa dajet semua
Jabin
buat tentang as
4.3.1 Populasi Penelitian

a) Populasi Target

Populasi target adalah seluruh populasi yang menjadi sasaran penelitian ini
adalah seluruh populasi yang berada di panti asuhan Vita Dulcedo
Pematangsiantar pada tahun 2023 yang berjumlah 55 orang

b) Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau adalah populasi target yang dijadikan subjek oleh peneliti.
Pada penelitian ini populasi terjangkau yang dijadikan penelitian adalah anak- anak di
panti asuhan Vita Dulcedo tahun 2023 yang berusia 5-17 tahun sebanyak 40 orang.

4.3.2 Sampel Penelitian

Seluruh anak Panti Asuhan Vita Dulcedo Pematangsiantar yang termasuk ke


dalam kriteria inklusi dan eksklusi:

1. Kriteria Inklusi
Seluruh anak Panti Asuhan Vita Dulcedo Pematangsiantar yang berusia 5-17
tahun pada tahun 2023 yang bersedia untuk menjadi sampel pada penelitian ini. ~
2. Kriteria Eksklusi
Seluruh anak Panti Asuhan Vita Dulcedo Pematangsiantar yang berusia 5-17
tahun pada tahun 2023 yang menderita kelainan kongenital dan tidak berada di
panti sewaktu penelitian berlangsung. e

4.4 Estimasi Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

4.4.1 Estimasi Besar Sampel

Definisi sampel merujuk pada sebagian dari karakteristik populasi dan sampel
yang dipilih harus mewakili keseluruhan populasi. Artinya, ukuran sampel
menunjukkan jumlah sampel yang akan diambil dari populasi terjangkau. Jika jumlah
total populasi kurang dari 100 orang, maka seluruh sampel diambil secara penuh.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, karena jumlah populasi kurang dari 100 orang,
peneliti mengambil keseluruhan jumlah populasi terjangkau, yaitu 40 orang. W
4.4.2 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan subjek yang diterapkan


menggunakan metode total sampling atau sampel jenuh. Teknik sampel jenuh
mengacu pada pengambilan subjek secara menyeluruh dari keseluruhan populasi
r
yang telah ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

4.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data

4.5.1 Metode Pengumpulan Data

Data yang dihimpun merupakan data primer yang diperoleh melalui pengukuran
variabel-variabel seperti berat badan, tinggi badan, dan usia. Subjek penelitian ini
terdiri dari anak-anak yang berusia antara 5-17 tahun yang tinggal di Panti Asuhan
Vita Dulcedo Pematangsiantar pada tahun 2023. v

4.5.2 Alat Pengumpulan Data


X
Pengukuran berat badan dilakukan menggunakan alat timbangan injak dan
~
diukur dalam satuan kilogram (kg), sedangkan pengukuran tinggi badan
menggunakan mikrotoa dengan prosedur yang telah ditetapkan dan diukur dalam
satuan sentimeter (cm). Informasi mengenai usia dan jenis kelamin anak-anak
diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan subjek penelitian dan
dicocokkan dengan data yang sudah ada dari pengasuh panti.

4.6 Aspek Pengukuran Penelitian

Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan digunakan untuk mendapat nilai
IMT (Indeks Massa Tubuh). Kemudian diimplementasikan ke dalam kurva CDC
2000 sesuai umur sampel penelitian dengan ketentuan indeks IMT/U (Indeks Massa
Tubuh/ Umur) yang tergolong dalam persentil ≥95th (obesitas), persentil ≥85-94th
(overweight), persentil ≥5-84th (normal), dan persentil <5th (gizi kurang).
Rendition
Lini lebih he exits
mu

/N
beneficient justice
·torom
4.7 Alur Penelitian
non-maleficien
Permohonan izin penelitian

Pengumpulan data tahap


awal penelitian
Memperoleh data tinggi badan, berat badan, dan umur para
anak panti
v
Kriteria inklusi dan eksklusi

Pencatatan data tinggi badan, berat badan, dan umur. Setelah itu
mengimplemetasikannya ke dalam kurva CDC 2000 indeks massa tubuh/ umur

Pengolahan data

Pemaparan hasil penelitian

4.8 Aspek Etik Penelitian


Sebelum memulai penelitian ini, rencana penelitian harus diajukan terlebih
dahulu untuk memperoleh persetujuan etika dari komite etik penelitian kesehatan di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Selain itu, izin penelitian juga
harus diminta kepada pihak Panti Asuhan Vita Dulcedo sebagai lokasi penelitian dan
sumber sampel.

4.9 Pengolahan dan Analisis Data


4.9.1 Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, data yang terkumpul akan diproses dan dianalisis
menggunakan komputer. Proses pengolahan data meliputi beberapa tahapan, yaitu
editing, coding, processing, cleaning, dan saving. Tahapan editing dilakukan untuk
memeriksa kelengkapan pengisian data pada observasi. Kemudian, data diberikan
kode pada tahapan coding, dan dimasukkan ke dalam program komputer pada
tahapan processing. Selanjutnya, pada tahapan cleaning, data diperiksa kembali untuk
memastikan tidak ada kesalahan. Terakhir, pada tahapan saving data di dalam
komputer untuk selanjutnya dianalisis. analisisnya Pake
uji
do???
4.9.2 Analisis Data
Setelah melakukan pengukuran, informasi yang terkumpul akan diolah dan
disusun dalam tabel distribusi untuk memudahkan analisis dan pemahaman.
Pengolahan dan kesimpulan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
SPSS (statistical product and service solutions) dan seluruh data akan dimasukkan ke
dalam sistem komputer untuk dianalisis secara deskriptif. Hasil dari penelitian akan
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik, sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas dan mudah dipahami mengenai data yang
diperoleh.

4.10 Jadwal dan Biaya Penelitian


4.10.1 Jadwal Penelitian
Bulan
No Nama Kegiatan 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2
Pengajuan Judul Penelitian
1 ●
kepada MEU dan Dosen
~
Pembimbing
Penyelesaian Proposal
2 ● ● ● ●
Penelitian
3 Revisi Proposal ●
4. Seminar Proposal ●
Pengurusan Etchical
4 Clearance ke Komisi Etik ●
Penelitian FK USU
Pengambilan data ke
5 ● ● ●
lapangan
6 Penulisan Laporan Hasil ●
7 Ujian Skripsi ●
8 Pembuatan Manuskrip ●
Pengiriman Manuskrip ke
9 ●
Jurnal
Penyerahan Skripsi dan
10 ●
Pendaftaran Wisuda

4.10.2 Biaya Penelitian


No Uraian Jumlah (Rupiah)
1 Cetak proposal 150.000
2 Cetak skripsi 150.000
3 Biaya transport 250.000
Alat dan bahan untuk penelitian
4 (timbangan digital dan microtoise 200 500.000
cm
Biaya fotocopy lembar CDC 2000 IMT/U
5 50.000
(40 lembar)
Sumbangan kepada panti atas
6 500.000
partisipasi
Total 1.600.000

Anda mungkin juga menyukai