Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi Dan Usia Anak Sekolah

B. Fungsi Nutrisi Untuk Anak Sekolah

C. Asupan Makanan untuk Anak Usia Sekolah

D. Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi Pada Anak Sekolah

E. Gangguan Nutrisi Pada Anak Sekolah

F. Upaya Peningkatan Nutrisi Pada Anak Sekolah

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,penyimpanan, metabolism dan pengeluaran
zat zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ organ,serta menghasilkan energy.

Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi,yang mampu membuat
seseorang untuk hidup sehat,tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu
mengkonsumsi aneka ragam makanan. Makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi
kesehatan. apalagi untuk anak dalam masa sekolah, makanan merupakan sumber untuk membuat
anak cerdas.

Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Health Organization) adalah
kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detile untuk masalah asupan gizi
dan konsumsi makanan sehari-harinya.inilah yang mendorong kami untuk member makalah
tentang gizi anak sekolah.(Istiqomah,2008)

1.2 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan peniulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui apa pengertian nutrisi dan usia anak sekolah.

2. Mengetahui fungsi nutrisi untuk anak usia sekolah.

3. Mengetahui apa saja asupan makanan untuk anak usia sekolah.

4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi nutrisi pada anak sekolah.

5. Mengetahui gangguan nutrisi pada anak sekolah.

6. Mengetahui bagaimana upaya peningkatan nutrisi pada anak sekolah.


1.3 MANFAAT

Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut:

1. Tenaga Kesehatan

Bagi Tenaga Kesehatan, makalah ini bisa menjadi bahan masukan bahwa gizi anak
sekolah adalah sangat penting dan memerlukan perhatian lebih, dan sangat menunjang untuk
kelansungan karier bidan.

2. Mahasiswa

Bagi mahasiswa, makalah ini bisa menjadi bahan masukan bahwa materi gizi untuk
anak usia sekolah sangat dibutuhkan untuk kelak menjadi seorang bidan yang berwawasan luas.

3. Masyarakat

Bagi masyarakat, khususnya untuk para ibu diharapkan dapat memperhatikan gizi anaknya,
terutam yang masih berusia sekolah yang sangat membutuhkan asupan gizi yang banyak untuk
pertumbuhannya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN NUTRISI DAN USIA ANAK SEKOLAH

1. Pengertian Nutrisi

Nutrisi merupakan ilmu terapan yang mempergunakan berbagai disiplin ilmu dasar, seperti
Biokimia, Biologi, Ilmu hayat (fisiologi), ilmu penyakit (pathologi), dan beberapa lagi.
Sedangkan definisi gizi sekarang menjadi ilmu yang mempelajari hal ihwal makanan, dikaitkan
dengan kesehatan tubuh.

2. Pengertian Usia Anak Sekolah

Berikut adalah beberapa tentang pengertian usia anak sekolah:

a. UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan


masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah

b. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain


tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun.

c. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan


psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya.

d. Pembagian golongannya :

1. Taman kanak-kanak (pra sekolah usia 4-6 tahun)

2. Sekolah dasar 7-12 tahun

3. Remaja 13-18 tahun


2.2 FUNGSI NUTRISI UNTUK ANAK SEKOLAH

1. Supaya pertumbuhan dan perkembangan anak maksimal

2. Memperbaiki gizi anak

3. Menentukan perkembangan anak untuk usia selanjutnya

2.3 ASUPAN MAKANAN UNTUK ANAK USIA SEKOLAH

1. Kebutuhan Gizi Berkaitan dengan Proses Tubuh

Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik,
tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi
yang harus didatangkan dari makanan. Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh,
yaitu :

1. Memberi Energi

Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-
zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas.

2. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh

Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan unutk
membentuk sel-se baru, memelihara, dan mengganti sels-sel yang rusak. Dalam fungsi ketiga ini
zat gizi dinamakan zat pembangun.

3. Mengatur Proses Tubuh

Protein, mineral, air, dan vitamin deiperlukan untuk mengatur prose tubuh. Protein mengatur
keseimbangan air di dalam sel. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam peroses-
proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak peroses lain yang terjadi di dalam
tubuh termasuk proses penuaan.
2. Angka Kecukupan Gizi dan Angka Kebutuhan Gizi

Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukan jumlah zat gizi yang diperlukan
tubuh unutk hidup sehat setiap hari bagi semua populasi menurut kelompok umur, jenis kelamin
dan kondisi fisiologi tertentu. Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi
(dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah jumlah zat-zat gizi minimal yang
dibutuhkan seseorang untuk mempertajankan status gizi adekuat.

AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing
kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk
yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan,
maka diperlukan penyesuaian. AKG tidak dipergunakan untuk individu. Dalam menentukan
AKG, perlu dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadap absorpsi zat-zat gizi atau
efisiensi penggunaannya di dalam tubuh. Untuk sebagian zat gizi, sebagian dari kebutuhan
mungkin dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suatu zat yang di dalam tubuh kemudian dapat
diubah menjadi zat gizi esensial. Pada kebanyakan zat gizi, pencernaan dan atau absorpsinya
tidak komplit, sehingga AKG yang dianjurkan harus sudah memperhitungkan bagian zat gizi
yang tidak di absrorpsi.

Dalam memenuhi kebutuhan AKG seriap harinya, perlu dilakukan memberi variasi
makanan yagn berbeda setiap harinya yang nantinya diharapkan cukup dapat memenuhi semua
kebutuhan gizi. Di Indonesia pola menu seimbang tergambar dalam menu 4 Sehat 5 Sempurna
dan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Saat ini dikenal juga menu pelangi, yaitu menu
makanan yang berwarna-warni seperti pelangi untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
yang diperlukan oleh tubuh seperti sayur-sayuran. Perlu pendidikan khusus bagi anak usia
sekolah atau sekolah dasar dalam memilih makanan yang berwarna-warni. Peran orang tua
sangat diperlukan, jangan sampai anak memilih makanan yang berwarna-warni yang
menggunakan zat pewarna. Dalam menyusun menu, selain AKG perlu pula dipertimbangkan
aspek akseptibilitas makan yang disajikan, karena selain sebagai sumber zat-zat gizi, makanan
juga mempunyai nilai sosial dan emosional. Untuk itu dalam memenuhi AKG harus sesuai
dengan prinsip-prinsip gizi seimbang, yaitu :

a. Variasi makanan
b. Pola hidup bersih

c. Menghindari rokok, alkohol dan narkoba

d. Aktivitas fisik

e. Pantau BB

Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan besar
untuk kehidupan anak tersebut. Untuk dapat memenuhi dengan baik dan cukup, ternyata ada
beberapa masalah yang berkaitan dengan konsumsi zat gizi untuk anak. Contoh masalah gizi
masyarakat mencakup berbagai defisiensi zat gizi atau zat makanan. Seorang anak juga dapat
mengalami defisiensi gizi atau makanan. Seorang anak juga dapat mengalami defisiensi zat gizi
tersebut yang berakibat pada berbagai aspek fisik maupun mental. Masalah ini dapat
ditanggulangi secara cepat, jangka pendek, dan jangka panjang serta dapat dicegah oleh
masyarakat sendiri sesuai dengan klasifikasi dampak defisiensi zat gizi antara lain melalui
pengaturan makan yang benar.

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makan yang dikonsumsi
beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Di masyarakat dikenal pola makan atau
kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk dari kebiasaan alam masyarakatnya. Jika
menyusun hidangan untuk anak, hal ini perlu diperhatikan di samping kebutuhan zat gizi untuk
hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan
kecerdasan anak, maka pengetahuan dan kemampuan mengelola makanan sehat untuk anak
adalah suatu hal yang sangat amat penting.

3. Faktor yang Berperan dan Permasalahan pada Tumbuh Kembang

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang
anak, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam merupakan faktor-faktor yang ada dalam
diri anak itu sendiri, baik faktor bawaan maupun faktor yang diperoleh. Faktor luar yaitu faktor-
faktor yang ada di luar atau berasal dari luar diri anak, mencakup lingkungan fisik dan sosial
serta kebutuhan fisik anak.
Selain kedua faktor tersebut, faktor yang berperan dalam proses tumbuh kembang anak
dapat ditentukan oleh keluarga, status gizi, budaya, dan teman bermain. Keluarga hendaknya
menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Status gizi anak dapat
ditentukan oleh tingkat konsumsi atau kualitas makanan. Kualitas makanan ditentukan oleh zat-
zat bergizi yang dibutuhkan oleh anak. Permasalahan tumbuh kembang anak ada dua macam,
yaitu gizi lebih dan gizi kurang.

Akibat dari status gizi yang buruk, maka dapat menimbulkan penyakit. Lingkungan
masyarakat dalam hal ini asuhan dan kebiasaan suatu masyarakat dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Tata cara dan kebiasaan yang diberlakukan masyarakat
tidak selalu sesuai dengan syarat-syarat kebersihan dan kesehatan. Teman bermain dan sekolah
juga berperan dalam mempe ngaruhi makanan yang dikonsumsi oleh anak. Ketika mereka
berinteraksi dengan teman bermain atau teman sekolahnya, makanan atau jajanan yang dipilih
biasanya sejenis dengan yang dipilih oleh teman dekat atau lingkungan sekitarnya. Makhluk
hidup memerlukan makanan untuk melangsungkan kehidupannya. Makanan itu terdiri atas
bagian-bagian yang berbentuk iktan-ikatan kimia atau unsur-unsur anorganik yang disebut zat-
zat makanan atau zat gizi.Manusia mendapatkan zat makanannya dalam bentuk bahan makanan.
Yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Satu macam saja bahan makanan tidak dapat
memenuhi semua keperluan tubuh akan berbagai zat makanan, karena masing-masing bahan
makanan mengandung zat makanan yang berlainan macam maupun banyaknya

2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI PADA USIA SEKOLAH

Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization) adalah
kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detil untuk masalah asupan gizi
dan konsumsi makanan sehari-harinya.

Kali ini penulis akan coba share dengan pembaca mengenai kebutuhan energi dan zat gizi
anak usia sekolah. Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya memperhatikan kebutuhan gizi
anak usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan gizi anak sekolah sangat
diperhatikan, berikut point-pointnya :
Faktor yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah

1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.

Anak Sd yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat
kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan
yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan
untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak.

Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena
tentunya fisik dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. makanan
yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang
dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak
pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan gizi sangat
berpengaruh disini.

2. Selalu Aktif.

Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga akan semaki banyak
diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang
menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi
dan asupan energi yang banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya. Sulitnya untuk
mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk itu
pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk mempelajarinya.

3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.

Anak Usia SD tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi,
perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi
makanan sepertinya harus digalakan.

4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.

Telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan-makanan
yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh
anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah
sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.

Beberapa tips diatas penulis rasa, dapat anda manfaatkan pada saat anda membeli makanan
dimanapun, tidak hanya disupermarket namun di tempat penjualan produk makanan yang sering
anda kunjungi. Ingin sehat tidak asal pilih dan beli.

2.5 GANGGUAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH

Nutrisi merupakan komponen penting bagi kesehatan anak. Pertumbuhan dan


perkembangan yang dialami oleh anak-anak membuat mereka membutuhkan nutrisi yang baik
dalam hal protein, energi dan komponen nutrien lainnya. Hal tersebut juga membuat mereka
rentan terhadap kekurangan nutrisi dan gangguan pertumbuhan. Pola makan yang dimulai sejak
masa kanak kanak dapat mempengaruhi kesehatan mereka selanjutnya. Pada masa kanak-kanak,
pemberian nutrisi yang kurang baik dapat mengakibatkan gagal tumbuh, obesitas, dan penyakit-
penyakit terkait defisiensi nutrisi. Akibat jangka panjang yang dapat ditimbulkan adalah
meningkatnya risiko penyakit degeneratif kelak saat usia lanjut.

Masalah gizi yang dihadapi oleh anak-anak pada usia sekolah dasar antara lain: obesitas,
gagal tumbuh, anemia karena kekurangan zat besi, dan karies pada gigi geligi serta infeksi
kecacingan. Obesitas biasanya disebabkan karena konsumsi makanan yang melebihi
kebutuhannya per hari. Sebaliknya, gagal tumbuh biasanya disebabkan karena kurangnya asupan
nutrisi. Selain gagal tumbuh, kurangnya asupan nutrisi juga dapat menyebabkan terjadinya
anemia dan membuat anak rentan terhadap infeksi. Karies disebabkan karena konsumsi makanan
yang mengandung gula berlebihan disertai dengan kebersihan gigi yang kurang terjaga. Infeksi
kecacingan disebabkan karena kurangnya kebiasaan cuci tangan saat makan dan seringnya tidak
menggunakan alas kaki saat beraktifitas.

Masalah gizi pada anak sekolah dasar masih cukup memprihatinkan. Hal ini dapat terlihat
dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar di Indonesia. Anak usia
sekolah dasar dalam hal ini adalah anak dengan kisaran usia 7-12 tahun. Pada penelitian yang
dilakukan oleh dr. Saptawati Bardosono, ahli gizi dari Universitas Indonesia, di 5 sekolah dasar
di jakarta, didapatkan sebanyak 94,5% anak mendapatkan asupan gizi di bawah angka
kecukupan gizi yang dianjurkan. Hal senada diungkapkan oleh Endang Dewi Lestari dengan
penelitiannya pada 10 sekolah dasar di Solo. Didapatkan semuanya menderita defisiensi zat seng.
Rendahnya kecukupan gizi pada kelompok anak usia sekolah dasar berpengaruh terhadap
pertumbuhan fisik, konsentrasi dan prestasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Satoto,
ditemukan sebanyak 30-35% anak sekolah dasar tumbuh di bawah baku yang ada.

Infeksi yang lama dan berat juga berhubungan erat dengan masalah gizi berupa
malnutrisi. Infeksi dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi. Seorang anak yang mengalami
infeksi membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak dari biasanya. Sementara beberapa gejala
yang dialami saat infeksi seperti diare dan tidak nafsu makan membuat asupan nutrisi menjadi
sulit. Sebaliknya, malnutrisi juga dapat menyebabkan individu rentan terhadap terjadinya infeksi.
Daya tahan tubuh kita didukung oleh protein, zat besi, vitamin dan beberapa mikronutrien
lainnya. Jika asupan zat gizi tersebut kurang, kerja daya tahan tubuh menjadi tidak optimal.

Untuk mengatasi masalah gizi diperlukan beberapa upaya, terutama dari pihak orang tua dan
pihak sekolah. Makanan anak-anak pada usia sekolah dasar perlu diperhatikan, terutama karena
pada usia ini anak-anak tersebut masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, sehingga
keseimbangan gizi perlu dijaga.

Anak dengan usia sekolah dasar sudah dapat menentukan makanan yang disukainya.
Makanan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar ditentukan berdasarkan berat badan, usia
dan aktivitas anak. Anak laki-laki umumnya lebih banyak melakukan aktivitas fisik
dibandingkan anak perempuan, sehingga asupan makanan yang mengandung lebih banyak energi
perlu ditingkatkan. Sedangkan anak perempuan pada usia sekolah dasar mulai memasuki usia
haid, sehingga memerlukan lebih banyak protein dan zat besi.

Sarapan pagi bagi anak-anak usia sekolah dasar sangat penting mengingat aktivitas di
sekolah yang melibatkan fisik dan konsentrasi belajar. Lingkungan sekolah dasar umumnya
memiliki banyak jajanan. Banyak anak menyukai makanan jajanan yang hanya mengandung
karbohidrat dan garam. Makanan tersebut hanya akan membuat seorang anak cepat kenyang dan
mengurangi nafsu makan anak.
Asupan gizi pada anak usia sekolah mulai dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena
anak-anak usia ini sudah mulai mengenal lingkungannya. Oleh karena itu, perhatian orang tua
dan pihak sekolah perlu ditingkatkan untuk mencegah gangguan nutrisi berupa malnutrisi atau
pun obesitas. Peran serta dari berbagai pihak dalam hal asupan gizi diperlukan untuk
memperbaiki status gizi anak-anak di Indonesia pada umumnya dan anak-anak usia sekolah
dasar pada khususnya.

2.6 UPAYA PENINGKATAN GIZI ANAK SEKOLAH

WHO telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School, melalui upaya
promotif danpreventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas adalah :

a) Promotif dan Pencegahan

1. Pemberian nutrisi yang baik dan benar (PMT, Sarapan dll)

2. Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani

3. Deteksi dini dan pencegahan penyakit menular

4. Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah

5. Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah

6. Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar

7. Imunisasi anak sekolah

b) Kuratif dan rehabilitasi.

1. Penganan pertama kegawat daruratan di sekolah

2. Pengananan pertama kecelakaan di sekolah

3. Keterlibatan guru dalam penanganan anak dengan gangguan perilaku dan


gangguan belajar.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Nutrisi berpengaruh dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,


mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-ancaman
penyakit.

3.2 SARAN

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya
untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan
yang bergizi,memenuhi berbagai vitamin, dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap
individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia
bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.

DAFTAR PUSTAKA
http://rizkasuciindriyanti.blogspot.com/2013/08/makalah-ilmu-gizi-kebutuhan-nutrisi.html

http://anisfadil.blogspot.com/2013/04/gizi-pada-anak-usia-sekolah.html

Anda mungkin juga menyukai