Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sehat adalah nikmat Allah SWT yang menjadi dasar dari segala nikmat

dan kemampuan. Nikmat makan, minum, dan kemampuan gerak dan berpikir

akan berkurang atau bahkan akan hilang bilamana kita tidak sehat. Sehat

merupakan keadaan yang menggambarkan gaya/pola hidup seseorang.

Pembinaan mutu sumber daya manusia harus mengacu pada pengertian sehat

menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization = WHO)

yang juga telah diadopsi oleh Departemen Kesehatan RI yang intinya

mengatakan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera jasmani, rohani, dan sosial,

bukan hanya bebas dari penyakit, cacat, atau kelemahan (Giriwijoyo H.Y.S.S,

2012:10).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sejahtera paripurna atau

seutuhnya adalah, sejahtera jasmani, sejahtera rohani, dan sejahtera sosial.

Kalau pun seseorang atau anak didik itu tidak sakit, tidak cacat, tapi ia belum

bisa di sebut sehat kalau tidak sejahtera paripurna atau seutuhnya. Salah satu

upaya pemerintah dalam dunia pendidikan untuk menyehatkan para peserta

didik adalah dengan diwajibkan nya mata pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan (penjasorkes). Dengan adanya mata pelajaran

penjasorkes diharapkan mampu untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran

1
2

jasmani, berpikir kritis, dan stabilitas emosional. Kesehatan siswa akan

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa nantinya.

Untuk bisa mendapatkan hidup yang sehat peserta didik perlu

mengkonsumsi makanan yang mengandung unsur gizi. Karena makanan

merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Tubuh, jika

tidak diasupi oleh makanan, maka tubuh tidak akan mempunyai energi untuk

menjalankan aktivitas organ-organ di dalam nya. Makanan yang dikonsumsi

hendaklah makanan yang mengandung unsur gizi, adapun unsur gizi yang

diperlukan tubuh adalah : 1) karbohidrat atau zat arang, 2) lemak, 3) protein,

4) vitamin, 5) mineral, 6) air. Ke enam unsur tersebut sangat diperlukan oleh

tubuh, bagaikan satu kesatuan yang saling mendukung proses kerja tubuh dan

organ-organ di dalam nya.

Dari penjelasan diatas, nampak jelas bahwa makanan yang dimakan

atau dikonsumsi tidak hanya sekedar membuat kita kenyang, tapi juga ada

nilai gizi yang terkandung di dalam nya. Salah satu ranah untuk mewujudkan

kehidupan yang sehat bagi siswa selain dari ranah pendidikan itu sendiri,

mereka dapatkan dari keluarga mereka. Gizi yang seimbang akan membantu

proses kelancaran dalam dunia pendidikan untuk menghasilkan para lulusan

yang terbaik. Keseimbangan disini adalah kesamaan atau kesetaraan antara

asupan gizi yang masuk dengan jumlah tenaga yang dikeluarkan. Dalam hal

ini faktor keseimbangan nya ditentukan oleh aktivitas sehari-hari. Karena,

fungsi utama dari asupan gizi ini adalah untuk mengoptimalkan proses kerja
3

organ-organ tubuh dan untuk kelancaran dalam aktivitas kerja individu itu

sendiri.

Dari penjelasan diatas dapat diuraikan bahwa gizi adalah zat-zat

makanan yang diperlukan oleh tubuh. Untuk mendapatkan zat makanan

tersebut semuanya itu berasal dari makanan yang sehat dan mengandung unsur

gizi. Dari makanan itulah nantinya akan dihasilkan karbohidrat, lemak,

protein, vitamin, mineral dan air. Begitu juga halnya dengan siswa di sekolah,

para siswa membutuhkan keseluruhan unsur tersebut untuk proses belajar nya

di sekolah supaya bisa sesuai dengan apa yang diharapkan mencapai hasil

belajar yang baik.

Status gizi adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan

antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Status gizi terdiri dari 2 unsur kata

yaitu status dan gizi. Status adalah “kedudukan atau keadaan“, sementara itu

gizi mempunyai arti “ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan

fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan,

serta mengatur proses-proses kehidupan“. Jadi, Bila tubuh memperoleh cukup

zat-zat gizi dan digunakan secara efisien maka akan tercapai status gizi

optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,

kemampuan kerja dan kesehatan secara umum. Dalam hal ini status gizi harus

seimbang, sebab jika kelebihan akan menimbulkan efek yang tidak baik bagi

tubuh, begitu juga jika status gizi seseorang kurang, maka juga akan

menimbulkan masalah, berupa penyakit, pertumbuhan dan perkembangan

tidak optimal dan kerja otak pun akan melemah. Jadi, sangatlah jelas bahwa
4

status gizi yang baik sangat di butuhkan oleh siswa bukan hanya untuk

pertumbuhan nya tapi juga untuk perkembangan otak mereka.

Gizi yang baik jelas tampak pada struktur fisik siswa yang seimbang

antara Berat (BB) dan tinggi badan (TB), siswa nya aktif, jarang sakit-sakitan,

dan prestasi siswa yang bagus.

Baik dan buruknya status gizi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya: 1) pengetahuan tentang status gizi, 2) tingkat ekonomi keluarga,

3) lingkungan tempat tinggal, 4) aktivitas sehari-hari, 5) kebutuhan khusus

terhadap gizi. Pengetahuan tentang status gizi, orang kebanyakan terutama

masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, terisolir dan tingkat pendidikan

mereka yang rendah. Mereka tidak memikirkan tingkat gizi atau kandungan

gizi dalam makanan yang mereka makan, hal inilah yang menyebabkan

banyaknya gizi buruk yang terjadi daerah-daerah yang terpencil. Begitu juga

dengan ekonomi keluarga, sangat menentukan status gizi siswa, karena kurang

nya pendapatan dan harga barang yang tidak sesuai dengan pendapatan

keluarganya. Selanjutnya yaitu aktivitas sehari-hari, status gizi juga

dipengaruhi oleh aktivitas sehari-sehari atau bisa juga status gizi akan

mempengaruhi seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-harinya.

Seseorang yang beraktivitas berat seperti siswa yang sepulang sekolah nya ia

membantu orang tua nya sebagai petani atau ke ladang tentu ia akan lebih

membutuhkan gizi yang lebih dibandingkan dengan anak yang orang tuanya

bekerja di kantor. Sehingga hal ini akan mempengaruhi asupan gizi seseorang

untuk beraktivitas. Jika asupan gizi seseorang itu tidak terpenuhi ataupun
5

tercukupi, maka akan menimbulkan gejala-gejala penyakit. Begitu juga halnya

dengan siswa-siswi di sekolah. Mereka membutuhkan asupan gizi yang cukup,

sehingga mereka bisa mengikuti pelajaran secara baik. Selanjutnya yaitu

kebutuhan khusus terhadap gizi, maksudnya disini adalah ada orang yang

membutuhkan pangan khusus dalam asupan gizi nya seperti orang sakit,

manula dan lain-lain.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa status gizi merupakan

modal besar dalam kehidupan manusia untuk melakukan aktivitas, salah satu

contohnya adalah dalam kegiatan pembelajaran, pada saat belajar di ruang

kelas peserta didik akan membutuhkan energi untuk berpikir, dan pada saat

melakukan pembelajaran di luar kelas seperti mata pelajaran penjasorkes yang

lebih dominan pada aktivitas fisik, sudah barang pasti akan membutuhkan

energi yang banyak. Al amin, DKK (dalam Sunita, 2001:3) menjelaskan

bahwa”zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk

melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Nilai gizi

tersebut tergantung dari jenis dan bahan makanan. Jika zat gizi yang

dibutuhkan anak tercukupi dengan baik, maka akan berpengaruh positif

terhadap kemampuan dan kesehatan tubuh, seperti memiliki daya piker dan

daya untuk kegiatan fisik sehari-hari cukup tinggi. Oleh karena itu asupan

gizi haruslah terpenuhi agar proses belajar mengajar dan aktivitas lainnya

berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.


6

Berdasarkan hasil observasi penulis pada SMPN 10 Sijunjung

Kenagarian Sungai Lansek, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung.

Siswa di sekolah tersebut ada yang gemuk tapi pendek dan ada yang kurus

namun dia tinggi, bahkan ada juga yang kurus dia pendek. Dilihat dari segi

tingkat kesehatan melalui data awal nya dari sekolah bahwasannya pada saat

pembelajaran dilakukan ada sebagian siswa yang lesu, menguap, kantuk-

kantukan. Dan hal ini bisa saja menyebabkan hasil belajar atau prestasi siswa

akan menurun. Untuk itu, penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul

“Tinjauan Status Gizi Siswa SMP N 10 Sijunjung, Kenagarian Sungai

Lansek, Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan

identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Status gizi

2. Pengetahuan tentang gizi

3. Ketersediaan pangan

4. Kebiasaan makanan

5. Status ekonomi

6. Kebutuhan gizi tertentu

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, mengingat waktu, dana,

literatur, dan kemampuan peneliti maka pembatasan masalah dalam penelitian


7

ini penulis batasi yaitu: “status gizi siswa SMP N 10 Sijunjung Kenagarian

Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:”Bagaimanakah status gizi siswa SMP N 10 Sijunjung Kenagarian

Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah: “untuk mengetahui status gizi siswa SMP N 10 Sijunjung Kenagarian

Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung”.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna untuk :

1. Penulis, untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas

Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang

2. Siswa, sebagai pedoman untuk mengetahui dan meningkatkan gizi sehari-

hari.

3. Guru penjasorkes, untuk mengetahui status gizi siswa, agar dapat

mengaplikasikannya ke dalam bentuk proses pembelajaran pendidikan

kesehatan karena memiliki arti bagi siswa dalam menjalankan aktivitas

sehari-hari.
8

4. Pihak sekolah sebagai gambaran tentang status gizi siswa dan hal ini

penting diketahui menyangkut kesiapan fisik siswa dalam belajar di

sekolah.

5. Sebagai sumbangsih bahan bacaan di perpustakaan, khususnya

perpustakaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Gizi

Menurut Irianto (2007:2) gizi berasal dari bahasa Arab “Ghidza”

yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah

“nutrition” yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan

sebagai ilmu gizi. Zat gizi adalah penyusun bahan makanan yang

diperlukan oleh tubuh yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan air.

Ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan berkaitan pula dengan tubuh

manusia. Menurut Syafrizar dan Wellis (2008:1) “ilmu gizi adalah ilmu

yang mempelajari tentang hubungan makanan dengan kesehatan.

Dari kutipan di atas maka dapat dipahami bahwa gizi merupakan zat-

zat makanan yang diperlukan tubuh, baik itu berupa karbohidrat, lemak,

protein, mineral dan air yang berguna untuk menjalani aktivitas sehari-

hari, lebih luas gizi diartikan sebagai suatu alat untuk mempertahankan

kehidupan, pertumbuhan (otak dan fisik) dan fungsi normal untuk tubuh

serta untuk menghasilkan tenaga.

Lebih luasnya gizi adalah salah satu faktor yang menentukan kualitas

hidup dan kelangsungan hidup seseorang. Siswa merupakan generasi

penerus dalam kelangsungan hidup selanjutnya. Untuk menghasilkan

generasi yang baik diperlukan kualitas, binaan yang baik. Untuk

9
10

mendapatkan generasi yang sehat dan bergizi diperlukan asupan yang

mendukung unsur-unsur sehat dan bergizi tersebut, yaitu dengan cara

memberikan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, yang

mampu untuk menunjang aktivitas mereka.

2. Pengertian Status Gizi

Secara bahasa status gizi berasal dari 2 kata yaitu status dan gizi.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) status adalah “kedudukan

atau keadaan“, sementara itu gizi mempunyai arti “ikatan kimia yang

diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi,

membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses

kehidupan “.

Menurut Syafrizar dan Wellis (2008:01) “defenisi status gizi adalah

suatu keadaan yang menyatakan tingkat kecukupan gizi seseorang”.

Bahwa status gizi adalah suatu keadaan yang menjelaskan atau

menyatakan suatu tingkat ataupun angka kecukupan gizi seseorang, status

gizi dapat berarti kekurangan atau kelebihan akan zat gizi.

Dari kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa Status gizi akan dapat

mempengaruhi intensitas seseorang dalam bekerja atau melakukan

aktivitas sehari-hari nya, semakin baik status gizi seseorang maka akan

semakin banyak seseorang tersebut dapat melakukan aktivitas karena

tenaga yang diperoleh dari asupan gizi yang dikonsumsi sudah terpenuhi,

sebaliknya semakin buruk status gizi seseorang maka akan semakin sedikit
11

aktivis yang dapat dilakukan oleh orang tersebut, karena tenaga yang ia

keluarkan tidak terpenuhi oleh asupan gizi yang ia konsumsi.

Sama halnya dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa, dalam proses

belajar siswa tidak hanya dituntut untuk selalu duduk dan menulis didalam

kelas, tapi juga diberikan aktivitas fisik untuk menjaga, meningkatkan

kebugaran dan kesehatan siswa. Agar siswa mampu melakukan semuanya

itu, siswa membutuhkan zat-zat yang cukup dan seimbang.

Menurut Syafrizar dan Wellis (2008:03) “status gizi adalah keadaan

tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.

Dibedakan antara status gizi kurang baik dan lebih. Status gizi terdiri dari

2 macam yaitu : “1) Status gizi normal adalah keadaan tubuh yang

mencerminkan keseimbangan antara konsumsi dan penggunaan gizi oleh

tubuh (adequate), 2) Malnutrisi adalah keadaan patologis akibat

kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih

zat gizi”.

Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa status gizi seseorang

terdiri dari status gizi normal dan malnutrisi. Status gizi normal adalah

apabila terjadi keseimbangan antara asupan gizi dengan penggunaan zat

gizi oleh tubuh, sehingga seseorang yang memiliki status gizi normal maka

akan dapat melakukan aktivitas secara optimal, sedangkan malnutrisi dapat

dikatakan seseorang yang kekurangan konsumsi pangan maupun

kekurangan zat gizi tertentu, malnutrisi juga dapat dikatakan seseorang

yang kelebihan konsumsi pangan atau zat gizi tertentu.


12

Begitu juga halnya dengan kebutuhan gizi siswa di sekolah, terutama

pada masa remaja atau masa SMP sederajat. Masa ini merupakan masa

yang rentan terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa. Untuk bisa

memenuhi kebutuhan-kebutuhan tumbuh dan kembangnya siswa,

diperlukan asupan gizi yang cukup dan seimbang.

Tidak ada jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang

mampu menyuplai kebutuhan otak, tubuh dan fisik manusia. Tapi,

keberagaman konsumsi makananlah yang mampu memberikan semua zat

gizi yang dibutuhkan oleh otak, tubuh dan fisik manusia untuk melakukan

aktivitas sehari-hari. Dengan mengkonsumsi makanan yang beragam, jika

ada asupan gizi yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi oleh makanan yang

satu maka akan dibantu asupan gizi atau kebutuhan zat-zat gizinya oleh

makanan yang lain.

3. Zat-Zat Makanan yang Diperlukan Tubuh

Manusia perlu memakan beragam makanan, agar kesehatan tubuh

dapat tercapai secara optimal. Tidak ada satu jenis makanan pun yang

mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Untuk

pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia dan untuk memperoleh

energi agar dapat melakukan aktivitas fisiknya sehari-hari, maka tubuh

manusia harus dipenuhi kebutuhan zat-zat gizi atau zat-zat makanannya.

Jenis zat gizi yang terkandung dalam tubuh kita adalah karbohidrat, lemak,

protein, mineral dan air.


13

Secara garis besarnya zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh

manusia adalah sebagai berikut:

1. Karbohidrat

Menurut Syafrizar dan Wellis (2008:06) “karbohidrat adalah

zat gizi yang disusun oleh atom karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen

(O2). Karbohidrat merupakan sumber energi yang utama dalam tubuh.

Kira-kira 80% kalori yang didapat tubuh berasal dari karbohidrat.

Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa karbohidrat

merupakan sumber penghasil energi utama sehingga kebutuhan tubuh

akan karbohidrat diperhitungkan akan fungsinya sebagai penghasil

energi. Jadi, yang menjadi perhitungan ialah jumlah kalori yang

diperlukan oleh tubuh. Energi ini dihasilkan oleh karbohidrat, lemak

dan protein. Satu gram protein menghasilkan empat kalori dan satu

gram lemak menghasilkan Sembilan kalori. Dengan demikian dapatlah

dihitung kalori yang harus disumbangkan oleh karbohidrat, dengan

menghitungkan bahwa satu gram karbohidrat menghasilkan empat

kalori.

Adapun fungsi dari karbohidrat adalah : 1) Memberi tenaga, 2)

Membuat cadangan tenaga dalam tubuh dari kelebihan karbohidrat/

hidrat arang yang disimpan oleh tubuh sebagai cadangan bila sewaktu-

waktu diperlukan dan dapat digunakan oleh tubuh, 3) Memberi rasa

kenyang karena seluosa dalam hidrat arang yang tinggi, 4) Untuk

memenuhi kebutuhan hidrat arang/karbohidrat dalam tubuh.


14

Karbohidrat sebagai sumber energi berasal dari makanan yang

kita makan, seperti yang dikemukakan oleh Irianto (2007:09) yaitu:

“makanan yang menjadi sumber karbohidrat ada dua macam, yaitu :

jenis padi-padian dan jenis umbi-umbian. Adapun jenis padi-padian

misalnya beras, gandum, jagung, dan cantel, sedangkan jenis umbi-

umbian misalnya kentang, singkong, ubi kayu, ubi tanah dan lain-lain”.

Tabel 1. Bahan Makanan Tinggi Hidrat Arang

Karbohidrat Kompleks Karbohidrat Sederhana


Tepung, mie, bihun, pasta, roti, Gula, sirup, selai (jam), permen,
roti kerang, beras/nasi, kentang, coklat, dan lain-lain.
talas, ubi, sagu, jagung, kacang- Minuman bergula, cola,
kacangan. lemonade
Corn flakes, bran flakes Makanan bergula; biscuit, kue-
Buah-buahan segar, buah- kue, dan lain-lain.
buahan dikeringkan dan buah-
buahan kaleng.
Sumber: Zalfendi, dkk (2011:13)

2. Lemak

Lemak adalah garam yang berbentuk dari penyatuan asam

lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin”.

Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut minyak,

sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya

karbohidrat, lemak tersusun atas molekul karbon (C), hidrogen (H) dan

oksigen (O2) dengan jumlah atom lebih banyak misalnya stearin

C57H10O6.

Lemak merupakan sumber energi dalam tubuh setelah

karbohidrat. Jika karbohidrat sudah habis maka lemak yang akan

dipakai tubuh agar bisa melakukan aktivitas nya. Syafrizar dan Wellis
15

(2008:25) mengatakan, fungsi lemak dalam tubuh adalah sebagai

berikut:“1). Cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang

ditimbun di tempat tertentu (depot lemak pada jaringan adipose di

bawah kulit, sekitar organ dalam rongga abdomen), 2). Alat angkut

vitamin larut lemak, 3). Sebagai alat pelumas, 4). Menghemat protein,

5). Pelindung organ, 6). Memelihara suhu tubuh, 7).sumber asam

lemak esensial”.

Lemak tidak hanya berasal dari hewan saja, tapi juga berasal

dari tumbuh-tumbuhan. Lemak berasal dari dua sumber yaitu lemak

hewani (hewan) dan lemak nabati (tumbuh-tumbuhan). Adapun lemak

yang berasal dari hewan (hewani) adalah sejenis mentega, susu, keju,

kuning telur dan lain-lain, sedangkan lemak yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan (nabati) adalah sejenis buah, biji, lembaga biji kemiri,

zaitun, kelapa dan jagung.

Dapat disimpulkan bahwa lemak merupakan sumber energi

kedua dalam tubuh setelah karbohidrat habis. Kelebihan makanan

dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak terutama pada

jaringan bawah kulit, sekitar otot, jantung, paru-paru, ginjal dan organ

tubuh lainnya. Simpanan cadangan makanan dalam tubuh inilah

nantinya yang digunakan sebagai cadangan energi, sebagai bantalan

alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata, isolasi tubuh, mempertahankan

tubuh dari gangguan luar seperti pukulan atau zat-zat kimia yang
16

berbahaya yang dapat merusak jaringan otot dan memberikan garis-

garis tubuh.

Tabel 2. Bahan Makanan Sumber Lemak

Lemak yang Lemak yang tidak Bahan makanan


terlihat terlihat rendah lemak
Mentega, margarine Lemak daging, lemak Susu krim, produk
lemak sapi, domba, ikan, makanan terbuat susu krim yoghurt,
unggas. dari daging. daging putih dari
Minyak kulit keju, mayonise, lemak unggas tanpa kulit
ayam/bebek. susu, krim, peanut, ikan putih: “code
butter. Lemak kacang fish”.
makanan di goreng.
Sumber: Zalfendi, dkk (2011:16)

3. Protein

Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino,

tersusun atas atom-atom karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O 2).

Protein berasal dari kata proteus yang berarti menduduki tempat

pertama. Pada zaman dahulu (1838) protein dianggap sebagai makanan

paling penting dan memiliki khasiat yang sangat istimewa bagi tubuh

sehingga sering disebut “Protein Mystique” (Irianto, 2007:13).

Protein disebut juga zat putih telur karena protein ditemukan

pertama kali pada putih telur (eiwit). Protein merupakan bahan utama

pembentuk sel tumbuhan, hewan dan manusia, kurang dari ¾ zat padat

tubuh adalah protein. Oleh karena itulah protein disebut sebagai zat

pembangun, dan penghasil tenaga. Sebagai sumber energi, protein

akan dipakai apabila karbohidrat dan lemak sudah habis.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa protein merupakan

sumber energi yang dibutuhkan tubuh apabila karbohidrat dan lemak


17

telah habis terpakai. Protein ini terdiri dari asam-asam amino. Jadi,

antara karbohidrat, lemak dan protein merupakan suatu kesatuan yang

akan saling menopang disaat yang satu telah habis. Dan ketiga nya

sangat penting dan dibutuhkan oleh tubuh untuk bisa melakukan semua

aktivitas organ-organnya.

Tersedianya protein dalam tubuh, mencukupi atau tidaknya

bagi keperluan-keperluan yang harus dipenuhi, adalah sangat

tergantung dari susunan (komposisi) bahan makanan yang dikonsumsi

seseorang setiap harinya. Kartasa Poetra dan Marsetyo (2010:60)

mengatakan bahwa fungsi protein secara garis besar dalam tubuh

adalah: “1) Sebagai zat pembangun bagi pertumbuhan dan

pemeliharaan jaringan tubuh, 2) Sebagai pengatur kelangsungan di

dalam tubuh, 3) Sebagai pemberi tenaga dalam keadaan energi kurang

tercukupi oleh karbohidrat dan lemak.

Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa, Sebagai zat

pembangun, protein yang tersedia dalam tubuh dalam keadaan

kandungan zat-zat pentingnya yang sempurna, dapat berperan dengan

baik bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Sebagai

pengatur kelangsungan proses dalam tubuh, artinya protein serba

mencukupi kebutuhan-kebutuhan akan melangsungkan proses-proses

tersebut secara teratur. Contohnya dalam poses pencernaan, agar

prosesnya teratur dibantu dengan dukungan hormon, sedangkan

hormon itu terdiri dari protein. Dan sebagai pengatur, protein


18

membantu melancarkan keluar masuknya cairan, nutrien dan metabolit

dari jaringan ke saluran darah. Sedangkan sebagai pemberi tenaga,

seperti yang disebutkan sebelumnya, protein akan berfungsi apabila

tersedianya karbohidrat dan lemak di dalam tubuh tidak mencukupi

kebutuhan yang diperlukan tubuh untuk melakukan berbagai kegiatan

internal dan eksternal.

Tabel 3. Bahan Makanan Kaya Protein

Sumber Hewani Biasanya Sumber Nabati Biasanya Tinggi


Tinggi Lemak Hidrat Arang Dan Serat
Daging, Daging unggas, telur, Kacang-kacangan, tahu, tempe.
susu, ikan, Kerang, Kepiting, Bahan makanan yang terbuat dari
dan lain-lain. kentang, sereal, beras.
Produk susu : keju, yoghurt, dan Bahan makanan yang terbuat dari
lain-lain. tepung : roti, pasta, mie dan lain-
lain.
Sumber: Zalfendi, dkk (2011:14)

4. Vitamin

Vitamin merupakan sumber senyawa organik kompleks yang

dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Meskipun kebutuhan akan

vitamin sangat sedikit, tetapi vitamin sangat penting untuk proses

pertumbuhan, mempertahankan kesehatan, dan proses metabolisme

normal dalam tubuh. Vitamin tidak dapat disintesa oleh tubuh sehingga

harus diperoleh dari makanan.

Dari pengertian di atas dapat dijabarkan bahwa vitamin

dibutuhkan oleh tubuh hanya dalam jumlah sedikit, tetapi dalam

jumlah yang sedikit itu vitamin mampu untuk membantu dalam proses
19

pertumbuhan, kekebalan tubuh, dan metabolisme tubuh. Vitamin

banyak terdapat dalam buah dan sayur yang dimakan.

Menurut Kartasapoetra dan Marsetyo (2010:05) menyatakan

kan bahwa: vitamin dapat dikelompokkan menjadi; vitamin larut dalam

air, meliputi vitamin B dan C, dan vitamin yang larut dalam

lemak/minyak, meliputi vitamin A, D, E dan K.

Syarat yang paling utama dan tidak boleh dilewatkan agar

manusia dapat hidup dan mendekati atau mencapai apa yang

dikehendaki, manusia harus mendapatkan makanan yang teratur,

mencukupi dan serba bergizi. Beberapa dari zat makanan yang

diperlukan tubuh, seperti karbohidrat, lemak dan protein serta air telah

diketahui khasiat dan manfaatnya. Namun demikian dalam pengertian

makanan yang bergizi, makanan itu pun harus cukup pula mengandung

vitamin dan mineral, karena tubuh yang kekurangan vitamin akan

mengalami avitaminosis dengan gejala macam-macam penyakit.

Banyak vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh, dan tiap vitamin serta

macam-macamnya mempunyai fungsi masing-masing.

Dalam tubuh, vitamin bekerja sebagai biokalisator, yakni

berperan untuk memperlancar reaksi-reaksi dalam tubuh. Misalnya,

vitamin B6 membantu pemecahan asam amino menjadi glikogen.

Setiap vitamin mempunyai fungsi khusus. Walaupun demikian,

beberapa vitamin dapat berperan secara bersama-sama dalam mengatur

fungsi tubuh misalnya memacu dan memelihara: pertumbuhan,


20

reproduksi, kesehatan dan kekuatan tubuh, stabilitas system syaraf,

selera makan, pencernaan, penggunaan zat-zat makanan lainnya.

Selain itu vitamin berperan sebagai antioksidan, yakni zat

untuk menghindarkan terjadinya radikal bebas (free radikal). Jenis

vitamin yang termasuk zat antioksidan adalah vitamin A, C dan E.

Kebutuhan siswa SMP sederajat terhadap vitamin akan

meningkat, karena pertumbuhan yang meningkat cepat. Dimana

kebutuhan energi pada remaja meningkat, kebutuhan vitamin juga akan

meningkat. Jika kebutuhan akan vitamin sudah terpenuhi dengan baik,

maka tidak perlu lagi untuk mengkonsumsi suplemen vitamin untuk

menutupi kekurangan vitamin.

5. Mineral

Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh manusia

dalam jumlah kecil untuk membantu reaksi fungsional tubuh. Mineral

terdiri atas dua golongan besar yaitu mineral makro dan mineral mikro.

Mineral makro adalah mineral yang kebutuhannya lebih dari 100 mg

perhari, sedangkan mineral mikro adalah kelompok mineral yang

kebutuhannya kurang dari 100 mg per hari. Adapun yang termasuk

mineral makro adalah natrium, magnesium, kalium, kalsium, fosfor,

klor dan sulfur. Sedangkan yang tergolong mineral mikro antara lain

zat besi (Fe), seng, iodium, selenium dan tembaga.

Menurut Irianto (2007:19) fungsi mineral adalah sebagai

berikut : “ 1) Menyediakan bahan sebagai komponen penyusun tulang


21

dan gigi, 2) membantu fungsi organ, memelihara irama jantung,

kontraksi otot, konduksi syaraf dan keseimbangan asam basa, 3)

memelihara keteraturan metabolisme seluler”.

Dari kutipan di atas dapat di simpulkan bahwa mineral

merupakan komponen penyusun tulang dan gigi, memelihara irama

jantung supaya normal dan sesuai dengan kebutuhan aktivitas,

kontraksi otot yang baik juga dipengaruhi oleh kecukupan mineral

dalam tubuh, konduksi syaraf dan menjaga keseimbangan asam basa

serta membantu dalam proses keteraturan metabolisme seluler. Seiring

dengan meningkatnya kebutuhan akan vitamin, maka tidak dipungkiri

kebutuhan akan mineral juga meningkat.

6. Air

Air merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh

manusia. Kurang dari 60-70% dari berat badan orang dewasa adalah

air. Komposisi tubuh laki-laki lebih banyak air dari pada perempuan,

anak muda lebih banyak dari pada orang tua, dan pada sel otot lebih

banyak dari pada sel jaringan tulang dan gigi.

Sebagai komponen terbesar, air memiliki beberapa manfaat

yang sangat penting, menurut Irianto (2007:21) beberapa fungsi air

yang sangat penting yaitu: “1). Sebagai media transportasi zat-zat gizi,

membuang sisa-sisa metabolisme, hormon ke organ sasaran (target

organ), 2). Mengatur temperatur tubuh terutama selama melakukan

aktivitas fisik, 3). Mempertahankan keseimbangan volume darah”.


22

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa air sangat

penting bagi tubuh, karena air merupakan komponen terbesar dalam

tubuh, selain itu gangguan keseimbangan air dan elektrik, serta

pengaturan suhu dapat membahayakan fungsi tubuh seseorang.

Misalnya dehidrasi ringan dapat mengganggu aktivitas fisik atau

prestasi, sedangkan dehidrasi berat dapat menyebabkan heatstroke

bahkan kematian. Melancarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, dan air

juga berperan dalam mengatur keseimbangan volume darah.

Kekurangan tubuh akan air sangat penting, minimal 6 gelas atau 3 liter

sehari. Jika kebutuhan air tidak tercukupi tubuh akan mengalami

kekurangan cairan dan bisa menimbulkan dehidrasi bahkan kematian.

Tabel 4. Akibat Kekurangan Cairan (AIR)

Kekurangan cairan Akibat


1% dari berat tubuh Prestasi menurun
3-5% dari berat tubuh Fungsi sirkulasi terganggu
25% dari berat tubuh Kematian
Sumber: Tauhid dalam Irianto, (1998:6)

4. Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Menurut Syafrizar dan Wellis (2008:56) “Angka kecukupan gizi

(AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf

konsumsi zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai

cukup untuk memenuhi hampir semua orang sehat”. Sedangkan kebutuhan

gizi adalah jumlah zat gizi yang diperlukan seseorang untuk hidup sehat.

Kebutuhan gizi pada setiap orang berbeda, perbedaan itu dipengaruhi oleh
23

faktor pertumbuhan, keturunan, umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, ukuran

tubuh, keadaan tubuh, serta penyembuhan dan keadaan patologis tubuh.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan energi

setiap orang itu berbeda-beda. Angka kecukupan gizi (AKG) batas normal

kebutuhan gizi seseorang. Angka kecukupan gizi ini akan dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain, faktor pertumbuhan, jenis kelamin, umur,

keturunan (genetik), aktivitas sehari-hari, ukuran tubuh, penyembuhan

(kebutuhan khusus) dan patologis tubuh.

Energi yang dihasilkan, dibutuhkan tubuh untuk melakukan tiga

kegiatan yaitu: kerja internal (sirkulasi darah, pernafasan, denyut jantung,

ginjal dan lain-lain), kerja eksternal dan menutupi pengaruh makanan”.

5. Penilaian Status Gizi.

Penilaian terhadap status gizi merupakan kegiatan yang penting

dilakukan untuk mengevaluasi konsumsi makanan. Hasil dari penilaian

status gizi akan diperoleh informasi yang berguna untuk mengambil

kebijakan di bidang pangan dan gizi.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa status gizi adalah

keadaan yang menyatakan tingkat kecukupan gizi seseorang. Status gizi

dapat dinilai dengan beberapa cara: 1) penilaian secara langsung. Penilaian

ini ada beberapa macam, yaitu: a) Anthropometri, adalah berhubungan

dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh,

b) penilaian secara klinis, dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi

dapat dilihat pada kulit, mata, rambut dan mulut, c) penilaian secara
24

biokimia merupakan pemeriksaan secara laboratoris berupa tes urine, tinja

dan darah, d) penilaian secara biofisik yaitu dilihat dari kemampuan fungsi

jaringan dan perubahan struktur. 2)penilaian secara tidak langsung.

Penilaian ini berupa, a)penilaian konsumsi makanan, b) penilaian dengan

faktor ekologi, c) penilaian statistik vital. Berkikut penilaian status gizi

menurut Supariasa, DKK (2001:18-21)

1. Penilaian secara langsung

a. Anthropometri

Secara garis besar anthropometri artinya ukuran tubuh. Ditinjau

dari sudut pandang gizi, maka anthropometri gizi berhubungan dengan

berbagai pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai

tingkat umur dan tingkat gizi. Penggunaan anthropometri pada

umumnya untuk melihat keseimbangan asupan protein dan energi.

Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan

proporsi jaringan lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

Anthropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan

menggukur beberapa parameter, antara lain: umur, berat badan, tinggi

badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar pinggul dan tebal lemak

dibawah kulit. Beberapa indeks anthropometri yang sering digunakan

adalah berat badan menurut umur (TT/U), tinggi badan menurut umur

(TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

b. Klinis
25

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk

menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-

perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi.

Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan

mukosa oral. Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis

secara cepat, survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-

tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.

Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi

seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan

gejala (syptom) atau riwayat penyakit.

c. Biokimia

Adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris

yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Metode ini

digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi

keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.

d. Biofisik

Adalah penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi

(khususnya jaringan) dan melihat perubahan dari struktur jaringan.

Umumnya metode ini dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti

kejadian buta senja epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi

gelap.

2. Penilaian secara tidak langsung.

a. Survei konsumsi makanan


26

Adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung

dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran

tentang konsumsi berbagai jenis zat gizi pada masyarakat, keluarga

dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kekurangan dan

kelebihan zat gizi.

b. Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data beberapa statistk kesehatan seperti angka kematian

berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian penyebab tertentu

data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaan metode ini

dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung status

gizi masyarakat.

c. Faktor Ekologi

Malnutrisi merupakan salah satu faktor ekologi sebagai hasil

interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan budaya. Pengukuran

faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui

penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk

melakukan program intervensi gizi.

Dalam menentukan pengukuran yang hendak digunakan, perlu

mempertimbangkan bebrapa hal atau faktor. Menurut I Dewa Nyoman S,

dkk (2001:22-24), faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih

metode penilaian status gizi adalah:


27

1. Tujuan

Tujuan pengukuran sangat perlu diperhatikan dalam memilih metode,

seperti tujuan ingin melihat fisik seseorang, metode yang digunakan

adalah antropometri, sedangkan untuk melihat status vitamin dan

mineral dalam tubuh sebaiknya dipakai metode biokimia.

2. Unit sampel yang diukur

Berbagai jenis unit sampel yang diukur sangat menentukan penggunaan

metode penilaian status gizi. Jika yang diukur unit sampel adalah

individu, kelompok keluarga sebaiknya yang dipakai metode

antropometri, karena metode ini mudah dan dari segi ilmiah bisa

dipertanggungjawabkan.

3. Jenis informasi yang dibutuhkan

Apabila menginginkan info mengenai asupan makan, metode yang

digunakan adalah survei konsumsi, di lain pihak apabila ingin

mengetahui tingkat hemoglobin maka metode yang dipakai adalah

biokimia. Sedangkan untuk melihat informasi/untuk mengetahui

informasi tentang fisik, seperti berat badan dan tinggi badan, maka

metode yang dipakai adalah antropometri.

4. Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan

Masing-masing metode penilaian status gizi mempunyai tingkat

reliabilitas dan akurasi yang berbeda-beda. Semuanya tergantung pada

biaya, waktu dan tenaga ahli yang dibutuhkan. Seperti contohnya

metode biokimia. Metode ini tingkat reliabilitas dan akurasi nya sangat
28

tinggi. Untuk itu jika ada biaya, dan tenaga ahli yang mendukung serta

sarana prasarana lainnya, metode ini sangat dianjurkan.

5. Tersedianya fasilitas dan peralatan.

Fasilitas disini ada yang mudah memperoleh nya da nada yang sulit.

Pada umumnya peralatan dan fasilitas dalam metode penilaian secara

antropometri sangat mudah diperoleh dibandingkan dengan metode

biokimia.

6. Tenaga

Ketersediaan tenaga baik jumlah maupun mutunya sangat

mempengaruhi penggunaan metode dalam penilaian status gizi.

Penilaian status gizi secara biokimia memerlukan tenaga ahli kimia atau

analis kimia, karena menyangkut berbagai bahan dan reaksi kimia yang

harus dikuasai. Beda halnya dengan penilaian status gizi secara

antropometri, tidak memerlukan tenaga ahli, tetapi cukup dilatih tenaga

tersebut beberapa hari, dan mereka sudah bisa menjalankan tugasnya.

Kalau penilaian status gizi secara klinis membutuhkan tenaga medis

(medis).

7. Waktu

Keterbatasan waktu sangat menentukan pemilihan metode yang

digunakan dalam penelitian. Apabila kita ingin mengetahui status gizi

suatu masyarakat atau individu dan waktu yang tersedia relatif singkat,

maka metode yang digunakan adalah metode antropometri.

8. Dana
29

Begitu juga halnya dengan dana dalam penelitian, umumnya metode

biokimia relatif mahal dibandingkan dengan metode lainnya.

Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai

dalam penilaian status gizi.

Dari beberapa penilaian status gizi di atas, penilaian yang lazim dan

umum dipakai adalah penilaian secara anthropometri, karena anthropometri

gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi

tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

prosedurnya relatif sederhana, relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, alat

murah, mudah dibawa, metode tepat dan akurat dan dapat mendeteksi gizi

masa lampau.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui status gizi siswa

sekolah menengah pertama (SMP) antara batas ambang usia 13-16 tahun

atau pada usia remaja. DEPKES RI NOMOR: 1995/MENKES/2010)

menyimpulkan: indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) menurut

indeks massa tubuh (IMT) pada anak usia 5-18 tahun. Cara ini dapat

dilakukan dengan membedakan antara anak laki-laki dengan anak

perempuan.

Status Gizi = Berat Badan (Kg)


Tinggi badan (M) x tinggi badan (M)

Untuk anak usia 5-18 tahun nilai IMT nya harus dibandingkan

dengan referensi WHO/NCSH 2007 (WHO, 2007) dengan menggunakan

standar deviasi (SD) untuk meneliti dan memantau pertumbuhan. Untuk

mengetahui status gizi siswa dengan mengukur berat badan menurut tinggi
30

badan (BB/TB) yaitu 1 SD unit (1 Z-SKOR) kira-kira 10% dari median.

Z-skor paling sering digunakan adalah sebagai berikut:

Z-SKOR = Nilai IMT – Median nilai IMT (referensi)


Standar deviasi (SD) (standar referensi)

Rumus ini dapat dipakai atau bisa digunakan dalam

mengklasifikasikan status gizi pada anak umur 5-18 tahun, dibedakan

antara laki-laki dengan anak perempuan. Adapun cara penilaiannya adalah

dengan menghitung berat badan (BB) menurut tinggi badan (TB)

berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U). Untuk lebih

jelasnya penilaian status gizi berdasarkan BB/TB dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 5. Penilaian Status Gizi Berasal BB/TB Menurut IMT/U

Kategori Ambang batas


Indeks status gizi (z- score)

Sangat kurus <-3 SD


Kurus -3 SD sampai
IMT anak usia dengan <-2 SD
5-16 Tahun Normal -2 SD sampai
dengan 1 SD
Gemuk >1 SD
Obesitas >2 SD
Sumber: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA RI NOMOR:
1995/MENKES/SK/XII/2010.

6. Gejala-Gejala Karena Kekurangan Zat Makanan.

Zat-zat makanan atau zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh sesuai

dengan kebutuhannya. Jumlah zat gizi yang dikonsumsi harus mencukupi

kebutuhan, agar tubuh dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Bila


31

terjadi kekurangan ataupun kelebihan pada konsumsi zat gizi atau zat

makanan, maka akan terjadi berupa gizi salah yaitu gizi kurang atau gizi

lebih. Untuk memperhatikan pemenuhannya tidak perlu dengan memakan

atau mengkonsumsi bahan pangan nabati atau hewani yang tidak bisa

diperoleh dengan kemampuan penghasilan atau pendapatan, karena bahan

pangan nabati dan hewani yang murah yang banyak mengandung zat gizi

ternyata banyak macamnya yang dapat diperoleh di pasar ataupun dari

usaha bertani di ladang dan beternak. Apabila pemenuhan kebutuhan tubuh

akan zat-zat makanan tidak diperhatikan maka tubuh akan menunjukkan

beberapa gejala sebagai berikut:

1. Kurangnya tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein dapat

menyebabkan pembakaran ketiga unsur tersebut kurang menghasilkan

energi, akibatnya tubuh menjadi lesu, kurang bergairah untuk

melakukan berbagai kegiatan dan kondisi tubuh yang demikian

tentunya akan menimbulkan banyak kerugian (peka akan macam-

macam penyakit, kemalasan untuk mencari nafkah, produktivitas kerja

sangat lemah, dan lain-lain)

2. Kekurangan vitamin B1 dapat menimbulkan penyakit beri-beri,

neuritis dan gangguan pada sistem transportasi cairan tubuh.

3. Kekurangan akan vitamin B2 dapat menimbulkan penglihatan menjadi

kabur (katarak dan kreatis pada mata atau luka di sudut bibir dan

gangguan pada proses pertumbuhan).


32

4. Kekurangan akan niasin atau asam nikotin dapat menimbulkan

penyakit pelegra, dengan gejala 3D, yaitu: Dermatitis, Diare,

Demensia.

5. Kekurangan vitamin B6 dapat menimbulkan gejala pelegra, anemia.

6. Kekurangan vitamin C menimbulkan dermatitis atau luka-luka pada

usus.

7. Kekurangan vitamin A menimbulkan rabun senja/rabun ayam.

8. Kekurangan vitamin D dapat menimbulkan rakhitis.

9. Kekurangan vitamin E dapat menimbulkan kemandulan.

10. Kekurangan zat kapur (Ca) dapat menimbulkan kerusakan pada gigi.

11. Kekurangan zat besi (Fe) bisa menimbulkan anemia/kekurangan

darah.

12. Kekurangan natrium (Na) atau chlor (CI) dapat menimbulkan

turunnya nilai osmotic cairan ekstrakulikuler, selanjutnya temperature

tubuh menjadi meningkat. (Kartasapoetra dan Marsetyo, 2010:8-10).

B. Kerangka Konseptual

Status gizi yang baik dapat membantu seseorang dalam menyelesaikan

tugasnya sehari-hari. Karena setiap orang yang mempunyai status gizi yang

baik itu berasal dari makanan yang seimbang. Begitu juga bagi siswa/i di

sekolah, yang mana masih dalam proses tumbuh dan kembang. Peranan status

gizi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan belajar baik itu di

kelas, maupun luar kelas dan untuk meningkatkan prestasi siswa itu sendiri,

baik secara intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.


33

Mengingat beberapa pentingnya peranan gizi bagi para siswa/i di

sekolah, hal yang perlu dilakukan ialah dengan memberikan arahan-arahan,

penyuluhan kesehatan kepada siswa/i di sekolah, dan juga disini peranan

orang tua (keluarga) juga sangat penting demi tercapainya status gizi siswa

yang baik. Berdasarkan batasan masalah dan tinjauan kepustakaan, dapat

dijelaskan secara konseptual mengenai variabel dalam penelitian ini. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini:

Status Gizi

Siswa SMP N 10 Sijunjung


Kenagarian Sungai Lansek
Kecamatan Kamang Baru
Kabupaten Sijunjung

Gambar1. Kerangka Konseptual Status Gizi

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang di kemukakan di atas maka

pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Seberapa baguskah status gizi siswa/i SMP N 10 Sijunjung Kenagarian

Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung?


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif, menurut

Suharmi (2010:234) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak

bermaksud untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa

adanya yang bertujuan untuk menggambarkan suatu variabel, gejala atau

keadaan tertentu. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat

tinjauan tentang Status Gizi Siswa SMP N 10 Sijunjung Kenagarian Sungai

Lansek kecamatan Kamang Baru kabupaten Sijunjung.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan SMP N 10 Sijunjung Kenagarian Sungai

Lansek Kecamatan Kamang Baru kabupaten Sijunjung. Sedangkan waktu

penelitian ini akan dilaksanakan setelah seminar proposal dan disetujui oleh

pembimbing dan tim penguji.

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang

terdapat pada objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

SMP N 10 Sijunjung Kenagarian Sungai Lansek kecamatan Kamang Baru

34
35

kabupaten Sijunjung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 di

bawah ini:

Tabel 6. Populasi Penelitian

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Sijunjung Kenagarian Sungai


Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.

JENIS KELAMIN
KELAS JUMLAH
Laki-laki Perempuan
VII 84 79 163
VIII 58 50 108
IX 58 61 119
JUMLAH 200 190 390
Sumber: Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10
Sijunjung Kenagarian Sungai Lansek Kecamatan Kamang
Baru Kabupaten Sijunjung.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti. Menurut

Arikunto (2010:174) “sampel adalah sebagian atau mewakili dari populasi

yang teliti”. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP N 10 Sijunjung

Kenagarian Sungai Lansek kecamatan Kamang Baru kabupaten Sijunjung.

Mengingat banyaknya populasi seperti yang telah dijelaskan dalam table di

atas dan terbatasnya kemampuan peneliti dalam menentukan responden,

maka sesuai dengan pendapat Hadi (2000:321) “jika populasi kurang dari

100 orang lebih baik populasinya dijadikan sampel, selanjutnya jika

populasi lebih dari 100 orang maka sampel yang diambil yaitu kurang lebih

10%-15% atau 20%-25% atau lebih dari jumlah populasinya”. Berdasarkan


36

pendapat di atas, maka sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VII dan VIII

dengan jumlah 54 siswa/i, sedangkan kelas IX tidak diambil sebagai sampel

karena sedang persiapan untuk mengikuti ujian nasional. Setelah ditetapkan

sampel maka ditetapkan cara penarikan sampel, cara penarikan sampel ini

dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Untuk lebih

jelasnya sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7. Sampel Penelitian

Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Sijunjung Kenagarian Sungai


Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.

JENIS KELAMIN
KELAS JUMLAH
Laki-laki Perempuan
VII 15 15 30
VIII 12 12 24
Jumlah 54
Sumber: Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10
Sijunjung Kenagarian Sungai Lansek Kecamatan Kamang
Baru Kabupaten Sijunjung.

B. Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat 1 variabel yaitu : status gizi, defenisi

operasional penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Status gizi

Status gizi adalah suatu keadaan yang menyatakan tingkat

kecukupan gizi seseorang yang dapat diukur dalam beberapa cara, pada

penelitian ini diukur dengan berat badan (BB), tinggi badan (TB)

berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur (BB/TB IMT/U).


37

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer data sekunder. Data

primer merupakan data yang diambil langsung dari objek penelitian,

sedangkan data sekunder adalah data yang diambil dari dokumentasi di

sekolah. Data primer dalam penelitian ini diperoleh atau diambil dari siswa

yang menjadi sampel dalam penelitian.

2. Sumber Data

Sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka

sumber data adalah siswa yang terpilih menjadi sampel yaitu kelas VII dan

VIII dengan jumlah sampel sebanyak 54 orang, dari populasi kelas VII dan

kelas VIII sebanyak 271 orang.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Cara yang dilakukan dalam pengumpulan data yang berhubungan

dengan gizi siswa adalah :

a. Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan, satuan berat

yaitu kg.

b. Mengukur tinggi badan sampel dalam bentuk satuan panjang yaitu meter.

c. Melihat status Gizi dengan rumus:

Setelah itu di bandingkan dalam rumus Z-skor:

Z-skor = nilai IMT – Median Nilai IMT ( referensi)


Standar deviasi dari referensi
38

Tabel 8. Penilaian Status Gizi Berasal BB/TB Menurut IMT/U

Kategori status Ambang batas


Indeks gizi (z- score)

Sangat kurus <-3 SD

IMT anak usia Kurus -3 SD sampai dengan


5-16 Tahun <-2 SD
Normal -2 SD sampai dengan
1 SD
Gemuk >1 SD
Obesitas >2 SD
Sumber: KEPUTUSAN MENTRI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR: 1995/MENKES/SK/XII/2010.

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Timbangan (KG)

Digunakan untuk mengukur berat badan siswa.

2. Meteran (M)

Digunakan untuk mengukur tinggi badan siswa.

3. Alat tulis

Digunakan untuk mencatat tinggi badan dan berat badan siswa

4. Kamera

Digunakan untuk mendokumentasikan data selama penelitian dilakukan

terhadap sampel.

E. Teknik Analisis Data

Berdasarkan jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif, maka data

yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik distribusi frekuensi

atau teknik persentase dengan rumus sebagai berikut:


39

Keterangan:

P = Jumlah Persentasi

F = Frekuensi

N = Jumlah Responden

(Sudjana, 2001:63)
40

Anda mungkin juga menyukai