Anda di halaman 1dari 11

TUGAS STATISTIK PROBABILISTIK

“PENGUJIAN HIPOTESIS”

OLEH KELOMPOK 1 :
1. Arbika
2. Elsa Pilka Saputri
3. Indri Dwi Wahyuni
4. Intan Suci Ramadani
5. Irvan Nanda Evendi
6. Oka Mahendra
7. Viona Tri Putri
8. Wildan Hanif

DOSEN PEMBIMBING :
Fachrul Rozi Ramadhan, S.T, M.T.

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pembahasan kali ini, kami akan membahas sedikit banyak tentang pengujian
hipotesis didalam statistika dasar. Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu
hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan itu di khususkan mengenai populasi, umumnya
mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.
Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian
sebelum hipotesis itu diterima atau di tolak. Langkah atau prosedur untuk menentukkan
apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis. Pengujian
hipotesis, dalam ilmu statistik, dilakukan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan
secara statistik. Umumnya pernyataan statistik berkaitan dengan satu peubah, dua peubah,
atau lebih dari dua peubah dan melibatkan suatu parameter.
Pengujian hipotesis bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain yaitu dengan
hipotesis penelitian, hipotesis statistik, hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Masing-
masing memiliki pengertian dan cara yang berbeda-beda. Uji hipotesis ini juga memiliki
bentuk umum, bentuk umumnya terdiri dari tiga macam, yaitu hipotesis dua arah (two
tailed), hipotesis searah (kanan) dan hipotesis searah (kiri).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengujian hipotesis?
2. Apa saja macam-macam kekeliruan dalam pengujian hipotesis?
3. Bagaimanakah langkah-langkah dalam pengujian hipotesis?
4. Bagaimana Pengujian Hipotesis ?
5. Bagaimana Macam Pengujian Hipotesis ?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan kesalahan-kesalahan
dalam menentukan hipotesis, menjelaskan langkah-langkah pengujian hipotesis,
mengitung pendugaan parameter dengan sampel besar dan kecil dan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah statistik.Manfaat dari penulisan makalah ini adalah
mempermudah pembeca dalam hal pembuatan rancangan penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Uji Hipotesis


Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal. Dengan demikian,
hipotesis bisa benar ataupun tidak benar. Untuk menentukan apakah hipotesis itu benar
ataupun tidak benar, dapat ditempuh dengan melakukan pengujian hipotesis.  Secara
ilmiah, pengujian hipotesis tentu harus dilakukan melalui penelitian.
2. Macam-Macam Kekeliruan
Untuk pengujian hipotesis, penelitian dilakukan, sampel acak diambil, nilai- nilai
statistik yang perlu dihitung kemudian dibandingkan menggunakan kriteria tertentu
dengan hipotesis. Jika hasil yang didapat dari penelitian itu, dalam pengertian peluang,
jauh berbeda dari hasil yang diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis, maka hipotesis
ditolak. Jika terjadi sebaliknya, hipotesis diterima.
Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat
terjadi, dikenal dengan nama-nama:
a. Kekeliruan tipe I: ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima
b. Kekeliruan tipe II: ialah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak
Tipe kekeliruan ketika membuat kesimpulan hipotesis
Kesimpulan Hipótesis Benar Hipotesis Salah
Terima hipótesis Benar Keliru
(keliru Tipe II)
Tolak hipótesis Keliru Benar
(keliru tipe I)

Daerah kritis adalah nilai yang begitu ekstrem sehingga probalitas untuk


mendapatkan nilai tersebut, bila H0 benar, sama dengan α . Dengan demikian bahwa
kaidah pengambilan keputusan dapat dinyatakan menurut nilai – nilai kritis. Sebagai
contoh dalam uji satu sisi kaidah pengambilan keputusan memutuskan bahwa menolak H0
jika nilai uji statistik uji hasil perhitungan lebih entah lebih besar atau lebih kecil,
bergantung pada hipotesis tandingan dari pada daerah kritis.
Taraf signifikan 5% adalah kira – kira 5 dari tiap - tiap 100 kesimpulan bahwa kita
akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima. Dengan kata lain 95% yakin bahwa kita
membuat kesimpulan yang benar.
Interval kepercayaan 95% adalah kemungkinan membuat kesimpulan 95% benar,
berati 95 dari 100 kesimpulan yang kita buat benar dengan tingkat kesalahan / taraf
signifikasi α = 5%.
3. Langkah-Langkah Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis akan mambawa kepada kesimpulan untuk menerima hipotesis
atau menolak hipotesis. Jadi dengan demikian,terdapat dua pilihan. Agar supaya dalam
penentuan salah satu di antara kadua pilihan itu lebih terperinci dan mudah di lakukan,
maka akan di lakukan rumusan – rumusan seperlunya. Hipotesis di sini akan dinyatakan
dengan H, supaya di rumuskan dengan singkat dan jelas. Supaya nampak ada dua pilihan,
hipotesis H ini perlu di dampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan
ini merupakan hipotesis tandingan untuk H, akan di sebut alternatif, dinyatakan dengan A.
Pasangan H dan A ini, tepatnya H melawan A, lebih jauh juga menentukan keriteria
pengujian yang terjadi di daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis. Daerah
penolakan hipotesis sering pula dinamakan denagn daerah kritis.
Prosedur uji hipotesis :
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Formulasikan Hipotesis
(a). Hipotesis nol (H0) adalah sebuah pernyataan status quo, hipotesis yang didalamnya
yaitu suatu pernyataan yang diharapkan ada beberapa tidak berbeda atau tidak
perbedaan atau pengaruh. berpengaruh.
H0 : menyatakan dengan pasti dapat memiliki beberapa nilai dari parameter (ditulis
kemungkinan (ditulis dalam dalam bentuk persamaan) bentuk
pertidaksamaan,seperti >, <, ≠)
H0 selalu merupakan hipotesis yang diuji dalam analisis klasik, tidak mungkin
menentukan H0 adalah benar.
(b).Hipotesis alternatif (H1) adalah hipotesis yang didalamnya diharapkan ada
beberapa perbedaan atau pengaruh
H1 : hipotesis alternatif yang dapat memiliki bneberapa kemungkinan ( ditulis
dalam bentuk pertidaksamaan seperti, >, <, ≠)
(c). Arah Pengujian Hipotesis
aa. Uji satu arah Pengajuan H0 dan H1 dalam uji satu arah adalah sebagai berikut:
- H0 : ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)
- H1 : ditulis dalam bentuk lebih besar (>) atau lebih kecil (<)
- Uji satu arah bersifat lebih kuat dibandingkan dengan uji dua arah.
ab. Uji dua arah Pengajuan H0 dan H1 dalam uji dua arah adalah sebagai berikut:
- H0 : ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)
- H1 : ditulis dengan menggunakan tanda ≠
2. Uji Hipotesis
a) Uji Parametrik (data metrik )
aa. Satu Sampel
-Uji t
- Uji z
ab. dua sampel
sampel independen
-uji t dua kelompok
- uji z
ac. Sampel berpasangan
-Uji t berpasangan
b) Uji non parametrik
aa. satu sampel
- chi square
-K-S
-runs
-binomial
ab. dua sampel
ac. Sampel independen
-chi square
-mann-whitney
-median
-K-S
ad. Sampel berpasangan
-sign
-wilcoxon
-McNemar
-chi-square
3. Pilih Tingkat Signifikansi
Jenis Kesalahan
a) Kesalahan jenis I : tolak H0 tetapi H0 benar
- dinyatakan dengan α (taraf signifikansi /taraf nyata uji)
- dikendalikan dengan menentukan tingkat risiko yang dapat ditoleransi dari
penolakan sebuah hipotesis nol yang benar
b) Kesalahan jenis II : terima H0 tetapi H0 salah
- dinyatakan dengan β
- bergantung pada nilai aktual parameter populasi (proporsi)
4. Kumpulkan data dan hitung statistik uji
5. Tentukan Peluang (Nilai Kritis)
6. 6&7: Bandingkan Probabilitas (NilaiKritis) dan Buatlah Keputusan
7. Kesimpulan Riset Pemasaran

4. Jenis Uji Hipotesis


a) Uji Hipotesis
aa. Uji parametrik : prosedur-prosedur uji hipotesis yang mengasumsikan bahwa
variabel-variabel yang sedang diteliti diukur pada paling sedikit satu skala interval.
ab. Uji non-parametrik : mengasumsikan bahwa variabel-variabel yang diteliti diukur
pada skala nominal atau ordinal.
b) Uji Parametrik
aa. Satu Sampel - membuat pernyataan mengenai variabel tunggal, contohnya pangsa
pasar untuk sebuah produk akan melebihi 15 persen.
ab. Dua Sampel Independen - menghubungkan parameter-parameter dari dua populasi
yang berbeda, misalnya pengguna dan bukan pengguna sebuah merek dalam hal
persepsi mereka terhadap merek tersebut. - sampel yang diambil secara acak dari
populasi yang berbeda disebut sampel independen.
ac. Dua Sampel Berpasangan- kedua himpunan pengamatan terkait kepada responden-
responden yang sama, misalnya memeringkat dua merek yang bersaing,
mengevaluasi sebuah merek pada dua waktu yang berbeda.
c) Uji Non-Parametrik
1). Satu Sampel
aa. Uji Runs : uji keacakan untuk variabel-variabel dikotomis; uji ini dilakukan
dengan menentukan apakah urutan perolehan pengamatan bersifat acak.
ab. Uji Binomial : menguji kesesuaian jumlah yang diamati dari pengamatan
setiap kategori sampai jumlah yang diinginkan di bawah sebuah distribusi
binomial yang telah ditentukan spesifikasinya.
2). Dua Sampel Independen
aa. Uji U Mann-Whitney : uji statistik untuk sebuah variabel yang diukur diatas
sebuah skala ordinal yang membandingkan perbedaan dalam hal lokasi dua
populasi berdasarkan pengamatan dari sampel independen.
ab. Uji Median Du Sampel : menentukan apakah kedua kelompok diambil dari
populasi-populasi yang mempunyai median yang sama
ac. Uji Kolmogorov Smirnov : menguji apakah kedua distribusi adalah sama
3). Dua Sampel Berpasangan
aa. Uji Wilcoxon Matched-Pairs Signed-Ranks : menganalisis perbedaan antara
pengamatan yang berpasangan, yang memperhatiakn ukuran perbedaan.
ab. Test Tanda : untuk menguji perbedaan lokasi dari dua populasi, berdasarkan
pengamatan berpasangan, yang membandingkan hanya tanda- tanda perbedaan
antara pasangan-pasangan variabel tanpa memperhatikan ukuran perbedaan
tersebut.
Perbedaan Sampel Kecil dan Besar
 Sampel kecil Sampel kecil
-Jumlah sampel < 30
-Standar deviasi Standar deviasi berfluktuasi relatif besar
-Distribusi t
 Sampel kecil Sampel besar
-Jumlah sampel ≥ 30
-Standar deviasi Standar deviasi berfluktuasi relatif kecil
-Distribusi z
Distribusi t mempunyai nilai kritis yg lebih besar dibandingkan distribusi z . Hal
ini terjadi karena distribusi t mempunyai standar deviasi yg lebih besar dibandingkan
distribusi z.
 Uji t
Uji t merupakan sebuah uji hipotesis univariate menggunakan distribusi t,
yang digunakan ketika simpangan baku tidak diketahui dan ukuran sampel kecil.
 Uji Z
Adalah salah satu  uji statistika yang  pengujian hipotesisnya didekati dengan
distribusi normal.  Menurut teori limit terpusat, data dengan ukuran sampel yang besar
akan berdistribusi normal.  Oleh karena itu, uji Z dapat digunakan utuk menguji data
yang sampelnya berukuran besar.  Jumlah sampel 30 atau lebih dianggap sampel
berukuran besar.  Selain itu, uji Z ini dipakai untuk menganalisis data yang varians
populasinya diketahui.  Namun, bila varians populasi tidak diketahui, maka varians
dari sampel dapat digunakan sebagai penggantinya.
Kriteria Penggunaan uji Z
1.  Data berdistribusi normal
2.  Variance  (σ2) diketahui
3.  Ukuran sampel (n) besar, ≥ 30
4.  Digunakan hanya untuk membandingkan 2 buah observasi.

Contoh Uji rata-rata dua arah:

Umpamakanlah kita mempinyai populasi berdistribusi normal dengan rata – rata

dan simpangan baku . Akan di uji mengenai parameter rata – rata .


Untuk ini, seperti biasa di ambil sebuah sampel acak berukuran n, lalu hitung statistik

dan s. Kita bedakan hal – hal berikut:

Hal A. diketahui.
Untuk pasangan hipotesis

H0 : =

H1 :

Dengan sebuah harga yang di ketahui, di gunakan statistik:

Kita terima jika - dengan di dapat dari daftar nornal

baku dengan peluang ½ (1- ). Dalam hal lainnya, H0 dotolak.

d) Uji Hipotesis Kolerasi


Korelasi untuk sampel dinotasikan dengan r sedangkan untuk populasi
dinotasikan ρ (baca rho).
Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antaradua variabel yang tidak
menunjukkan hubunganfungsional (berhubungan bukan berartidisebabkan) Nugroho
(2005:35).
Uji korelasi tidak membedakan jenis variabel apakah variabel dependen maupun
independen. Koefisien Korelasi dinyatakan dalam % keeratanhubungan antar variabel
yang dinamakandengan koefisien korelasi, yang menunjukkan derajat keeratan
hubungan antara dua variabel dan arah hubungannya (+ atau -).
Batas-Batas Koefisien Korelasi Menurut Umar (2002:314) nilai koefisien
korelasi berkisar antara–1 sampai +1, yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan
sebagai berikut:
a) Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu makin
besar nilai variabel X makin besar pula nilai variabel Yatau makin kecil nilai
variabel X makin kecil pula nilai variabel Y.
b) Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu makin
besar nilai variabel X makin kecil nilai variabel Y ataumakin kecil nilai variabel X
maka makin besar pula nilai variabel Y .
c) Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antaravariabel X dan
variabel Y.
d) Jika, nilai r =1 atau r = -1, maka dapat dikatakan telah terjadihubungan linier
sempurna, berupa garis lurus, sedangkan untuk r yang makin mengarah ke angka 0
(nol) maka garis makin tidak lurus.
Batas-batas nilai koefisien korelasi diinterpretasikan sebagaiberikut
(Nugroho, 2005:36):
a) 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasinya sangat lemah.
b) 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasinya lemah.
c) 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasinya kuat.
d) 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasinya sangat kuat.
e) 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasinya sangat kuat sekali.
f) 1.00 berarti korelasinya sempurna.
Macam-macam Uji Korelasi yaitu terdiri dari uji korelasi Pearson (product
moment), Rank Spearman , dan Kendall. Perbedaannya adalah:
a) Korelasi Pearson (product moment) digunakan jika :
aa. Sampel datanya lebih dari 30 data (sampel besar) dan kondisi datanya normal
ab. Termasuk statistik parametrik2.
b) Korelasi Rank Spearman , dan Kendall
aa. Sampel datanya kurang dari 30 data (sampel kecil) dan kondisidatanya tidak
normal
ab. Termasuk statistik non-parametrik

5. Macam Pengujian Hipotesis


Macam uji Hipotesis ada tiga, yaitu uji dua arah, (two tail test), uji arah kiri
dan uji arah kanan.
1. Hipotesis dua arah (two tailed)
Uji dua arah apabila hipótesis nol berbunyi “sama dengan” (=) dan hipótesis
alternatif berbunyi “tidak sama dengan” ( ¿ ).
H0 : Φ = Φ0
H1 : Φ ≠ Φ0
Contoh:
Ho : Rata-rata nilai UAN siswa SLTA negeri se-DIY sama dengan swasta
H1 : Rata-rata nilai UAN siswa SLTA negeri se-DIY berbeda dengan swasta
2. Hipotesis searah (kanan)
Uji arah kanan apabila hipótesis nol berbunyi “lebih kecil atau sama dengan” (
¿ ) dan hipótesis alternatif berbunyi “lebih besar” (>).

H0 : Φ ≤ Φ0
H1 : Φ > Φ0
Contoh:
Ho : Rata-rata nilai UAN siswa SLTA negeri se-DIY kurang dari sama dengan 8,0
H1 : Rata-rata nilai UAN siswa SLTA negeri se-DIY lebih dari 8,0
3. Hipotesis searah (kiri)
Uji arah kiri apabila hipótesis nol berbunyi “lebih besar atau samas dengan” (
¿ ) dan hipótesis alternatif berbunyi “lebih kecil” (<).

H0 : Φ ≥ Φ0
H1 : Φ < Φ0
Contoh:
Ho : Rata-rata nilai UAN siswa SLTA swasta se-DIY lebih dari sama dengan 8,0
H1 : Rata-rata nilai UAN siswa SLTA swasta se-DIY kurang dari 8,0 Beberapa
catatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perumusan hipotesis harus didukung oleh landasan teoritis yang tepat sehingga
kebenaran hipotesis dapat dipertanggung jawabkan. Contoh korelasi antara pendapatan
dan pengeluaran harus ditentukan berdasarkan teori/substansi.
Dianjurkan peneliti berusaha memilih hipotesis searah karena menunjukkan
kedalaman pengetahuan peneliti terhadap permasalahan yang akan diselesaikan. Hipotesis
dua arah hanyalah dipakai jika peneliti kurang yakin tentang nilai parameter yang
diharapkan
Benar atau salahnya hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti kecuali bila
kita memeriksa seluruh populasi. Oleh karena itu kita mengambil sampel random dari
populasi tersebut dan menggunakan informasi yang dikandung sampel itu untuk
memutuskan apakah hipotesis tersebut kemungkinan besar benar atau salah. Bukti data
dari sampel yang tidak konsisten dengan hipotesis membawa kita pada penolakan
hipotesis tersebut, demikian juga sebaliknya. Perlu ditegaskan bahwa penerimaan suatu
hipotesis statistik adalah merupakan akibat dari ketidakcukupan bukti untuk menolaknya,
dan tidak berimplikasi bahwa hipotesis itu benar.

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai