Anda di halaman 1dari 13

HAND OUT

Mata Kuliah : Gizi Reproduksi

Materi : Kebutuhan Gizi Pada Anak Pra Sekolah

Dosen Pengampuh : Ratna Dewi, SKM, MPH

URAIAN MATERI

PENDAHULUAN

Bab ini secara khusus membahas beberapa aspek yang berkaitan dengan gizi
anak usia prasekolah. Agar dapat menentukan makanan yang tepat untuk seorang
anak, perlu diketahui mengenai keadaan seorang anak. Seorang anak usia prasekolah
sedang mengalami masa tumbuh kembang yang amat pesat. Pada masa ini, proses
perubahan fisik, emosi, dan sosial anak berlangsung dengan cepat. Proses ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri anak sendiri maupun lingkungannya.
Tumbuh kembang anak usia prasekolah ini dapat dipantau melalui pengukuran
fisiknya dan melalui pengamatan sikap atau perilaku anak.
Secara Nasional telah ditetapkan standar ukuran fisik maupun perkembangan
emosi dan perilaku seorang anak usia prasekolah yang diperoleh melalui kuesioner
atau instrument lain untuk digambarkan pada suatu kartu seperti Kartu Menuju Sehat
(KMS) sehingga dapat diperoleh gambaran kondisi anak tersebut.
Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan
besar untuk kehidupan anak tersebut. Untuk dapat memenuhi dengan baik dan cukup,
ternyata ada beberapa masalah yang berkaitan dengan konsumsi zat gizi untuk anak
prasekolah. Contoh masalah gizi masyarakat mencakup berbagai defisiensi zat gizi
atau zat makanan. Seorang anak juga dapat mengalami defisiensi zat gizi tersebut
yang berakibat pada berbagai aspek fisik maupun mental.
Masalah ini dapat ditanggulangi secara cepat, jangka pendek, dan jangka
panjang serta dapat dicegah oleh masyarakat sendiri sesuai dengan klasifikasi dampak
defisiensi zat gizi antara lain melalui pengaturan makan yang benar.
Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang
dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Di masyarakat
dikenal pola makan atau kebiasaan makan yang ada pada masyarakat dimana seorang
anak hidup. Pola makan kelompok masyarakat tertentu juga menjadi pola makan
anak. Pola makan mempengaruhi penyusunan menu. Seorang anak dapat memiliki
kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk dari kebiasaan dalam
masyarakatnya. Jika menyusun hidangan untuk anak, hal ini perlu diperhatikan
disamping kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan
zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak, maka pengetahuan dan
kemampuan mengelola makanan sehat untuk anak adalah suatu hal yang amat
penting.
ISI MATERI
A. Analisis Kebutuhan Gizi Anak Pra Sekolah
Pada usia ini anak prasekolah, anak perlu asupan makanan untuk memenuhi
kebutuhan gizi yang cukup, sehingga orang tua perlu mengetahui menu-menu
seimbang yang dapat memenuhi kebutuhan gizi anaknya. Sedangkan menu
seimbang adalah menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dalam jumlah
dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan
dan perkembangan. Masa prasekolah merupakan bagian dari masa kanak-kanak.
Masa kanak-kanak meliputi masa kanak-kanak awal dan masa kanak-kanak akhir.
Masa prasekolah adalah masa peralihan antara masa bayi dan masa anak
sekolah. Anak pada usia ini dalam menjalani tumbuh kembangnya membutuhkan
zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan
air yang harus dikonsumsi secara seimbang.
Kebutuhan pada anak usia ini memerlukan kalori sebesar 50 kkal per kg berat
badan. Anak-anak disetiap tahapan usia membutuhkan penanganan berbeda seiring
dengan pertumbuhannya. Hal ini disebabkan oleh pada setiap tahapan
pertumbuhan, karakter anak berbeda-beda. Sehingga, penyesuaian kebutuhan anak
disetiap tahapan usia sangat penting guna menghadirkan pertumbuhan optimal.
Tujuan pemberian nutrisi pada usia 4-6 tahun adalah :
1. untuk membangun tubuh/ memelihara dan memperbaiki bagian-bagian tubuh
yang rusak (zat pembangun; misalnya protein, mineral, dan air)
2. untuk memberi tenaga (zat tenaga; misalnya lemak, karbohidrat, dan protein)
3. untuk mengatur pekerjaan tubuh (zat pengatur; misalnya vitamin, air, dan
mineral).

B. Jenis Dan Fungsi Gizi Yang Di Butuhkan


1. Air
Kebutuhan tubuh akan air merupakan urutan kedua setelah kebutuhan oksigen.
Fungsi dari air bermacam-macam. Air merupakan komponen terpenting dari
struktur tubuh dan dalam fungsinya sebagai pelarut. Air mengatur suhu tubuh
dengan mengambil panas yang dihasilkan dan mendistribusikannya ke seluruh
tubuh. Air penting sebagai pelumas tubuh misalnya saliva, memungkinkan
makanan masuk ditelan
2. Protein dan Asam Amino
Keperluan protein untuk anak pra-sekolah adalah 1,5 g/kg BB/hari sumber
makanan dari : telur, ayam, bebek, daging, jeroan, ikan, ikan laut, ikan air tawar,
udang, susu, keju, sereal, kacang-kacangan, kacang tanah, kacang kedelai, tahu,
tempe, jagung, beras, gandum.
Fungsi protein adalah :
a. Penunjang pertumbuhan, protein merupakan bahan padat utama dari otot,
organ dan glandula endokrin. Merupakan unsur utama dari matrix tulang dan
gigi, kulit, kuku, rambut, sel darah dan serum
b. Pengaturan proses tumbuh, protein mempunyai fungsi yang sangat khusus
dalam pengaturan proses-proses tubuh misalnya, Hb melakukan peranan vital
membawa oksigen ke jaringan
c. Energi, protein merupakan sumber energi, setiap gramnya menghasilkan 4
Kkal (0,01 MJ).
Sumber protein :
a. kandungan protein tinggi pada susu, daging, ikan, unggas, keju, biji-bijian
b. Kandungan protein menengah pada telur, kacang-kacangan, tepung, biji-
bijian, susu cair.
c. Kandungan protein rendah sebagian besar pada buah-buahan dan sayur-
sayuran.
3. Lemak dan Asam Lemak
Fungsi utama lemak adalah memberikan energi, Lemak bertindak sebagai karier
dari vitamin A, D, E, K, yang larut dalam air dan memberikan rasa yang
menyenangkan dan memberikan perasaan kenyang karena kecepatan
pengosongan dari lambung.Sumber makanannya adalah baik susu ASI dan sapi
mengandung sekitar 50% kal lemak. Sekitar 4% dari kalori total dalam ASI
diberikan oleh asam linoleat. Sumber makanan lain adalah minyak, LARD,
mentega, margarine dan bumbu selada yang merupakan sumber lemak yang
paling pekat.
4. Karbohidrat
Gula dan zat tepung merupakan sumber utama energi manusia.
Fungsi karbohidrat :
a. Energi, setiap gram karbohidrat yang dioksidasi rata-rata menghasilkan 4 kal.
Sejumlah karbohidrat dalam bentuk glukose, akan digunakan secara langsung
untuk memenuhi kebutuhan energi jaringan. Sebagian kecil disimpan sebagai
glikogen dalam hati dan otot dan beberapa akan disimpan sebagai jaringan
adiposa.
b. Aksi pencadangan protein, tubuh akan menggunakan karbohidrat sebagai
sumber utama energi, karena itu jika terdapat defisiensi kalor dalam diet
maka akan digunakan jaringan adiposa dan protein
c. Pengaturan metabolisme lemak, diperlukan sejumlah karbohidrat dalam diet
sehingga oksidasi lemak dapat berlangsung dengan normal. Jika karbohidrat
dalam diet terbatas, maka lemak akan dimetabolisir lebih cepat daripada
penanganan tubuh terhadap produk metabolisme ini. Jika lemak tidak
dioksidasi dengan lengkap maka akan terbentuk keton.
d. peranan dalam fungsi gastrointestinal, diduga laktosa mempercepat
pertumbuhan bakteri yang diperlukan dalam usus kecil, bakteri ini berguna
untuk sintesis vit B kompleks dan vit K.
Sumber karbohidrat pada diet bayi muda laktosa merupakan karbohidrat
predominan yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi. Dengan semakin
besarnya anak-anak ditambahkan biji-bijian, roti dan makanan lain seperti
kentang.
5. Kalori
Kalori merupakan satuan panas dalm proses metabolisme dan dipakai untuk
menyatakan besarnya energi yang terkandung dalam bahan makanan. Sewaktu
laju pertumbuhan menurun pada masa pra-sekolah kebutuhan kalori per kg tidak
setinggi pada waktu masa bayi dan nafsu makannya jua menurun. Kebutan
kalori anak pra-sekolah adalah 80 kkal/kg BB/hari
C. Contoh Menu Gizi Seimbang Untuk Anak Pra Sekolah
Anak usia pra-sekolah masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan,
untuk itu berikan nutrisi yang sehat dan seimbang serta harus ditunjang dengan
rangsangan lebih baik. Apabila kegemukan, jangan berikan diet yang ketat,
namun jika asupan gizi kurang, buatlah suasana makan menjadi menyenangkan.
Dilansir dari Instalasi Gizi Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM)
kebutuhan gizi usia 1-3 tahun kira-kira 130 kkal sedangkan kebutuhan gizi 4-6
tahun sebanyak 1500 kkal. Hal itu terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral.
Tabel I. Makanan panduan untuk anak pra sekolah
Kelompok Disarankan porsi harian Disarankan melayani ukuran
makanan
Sayur-sayuran 3-5 porsi ¼ cangkir sayuran yang dimasak
berdaun hijau Sertakan semua jenis ¼ cangkir sayuran mentah cincang
gelap, kuning, secara teratur. Sering ½ cangkir sayuran mentah berdaun
kacang kering dan sajikan sayuran hijau tua. seperti seperti daun selada atau bayem
kacang polong, dan Sajikan kacang kering dan
sayuran-sayuran kacang polong yang
lainnya dimasak dalam beberapa
kali seminggu
Buah-buahan 2-4 porsi ½ buah utuh seperti pisang, apel, jeruk
Sertakan buah- atau irisan melon
buahan atau jus ½ cangkir jus
pada mereka secara ¼ cangkir dimasak atau buah kalengan
teratur ¼ cangkir kismis
Sereal, nasi dan 6-11 porsi ½ potong roti
pasta Termasuk beberapa porsi ½ roll, biskuit atau muffin
produk gandum harian 4 kerupuk, biskuit asin
¼ cangkir dimasak sereal, nasi atau
pasta
1/3 cangkir siap untuk makan sereal
kering
¼ dari camgkir untuk dimasal sereal
panas
Susu, yogurt dan 4 porsi ½ cangkir susu atau yogurt
keju ¾ ons keju alami
½ ons keju diproses
Daging unggas, 3-5 porsi 1 ons daging dimasak
ikan, kacang kering Unggas atau ikan
dan kacang polong, ½ telur
telur dan kacang- ½ cangkir kacang masak
kacangan 2 sendok makan selai kacang

Tabel 2.2 Komposisi Gizi Usia 1-3 Tahun Per Hari :


Umur Jenis Makanan Jumlah
1-3 Tahun Nasi 250 gr / 1,5 gelas
Maizena 10 gr / 2 sendok makan
Biskuit 20 gr / 2 keping
Daging 50 gr / 2 potong kecil
Telur 50 gr / 1 butir
Tempe 50 gr / 1 potong
Sayuran 100 gr / 1 gelas
Buah 100 gr / 2 buah sedang
Susu bubuk 30 gram atau 6 sendok makan
Minyak 20 gram atau 2 sendok makan
Gula pasir 30 gram atau 3 sendok makan
4-6 Tahun Nasi 300 gram atau 2,5 gelas
Daging 200 gram atau 2 potong
Telur 50 gram atau 1 butir
Tempe 50 gram atau 1 potong sedang
Kacang Hijau 10 gram atau 1 sendok makan
Buah 100 gram atau 2 buah
Sayuran 100 gram atau 1 gelas
Susu 400 mililiter
Minyak 10 gram atau 6 sendok makan
Gula pasir 25 gram atau 2 sendok makan
Contoh Menu Sehari :
a. Pagi : Pukul 06.00 berikan susu dan bubur ayam lengkap, dan dilanjutkan satu
puding buah pukul 10.00.
b. Siang : Pukul 12.00 berikan nasi, semur ayam, perkedel tahu, sayur kari,
semangka
c. Sore : Pukul 16.00 berikan kroket kentang dan susu
d. Malam : Pukul 18.00 berikan nasi, sop bola daging dan wortel, tempe bacem,
dan jeruk manis. Kemudian dilanjutkan minum susu pukul 21.00.
Sebenarnya tidak sulit untuk mencukupi kebutuhan gizi anak prasekolah
setiap harinya. Anda bisa menggabungkan makanan kesukaan anak, dengan
mengenalkannya pada jenis makanan baru lainnya secara perlahan.
Supaya lebih mudah, contoh menu sehari yang bisa diberikan untuk anak:
a. Makan pagi (sarapan)
2 lembar roti gandum (70 gram)
4 lembar daun selada (10 gram)
3 iris tomat (10 gram)
1 lembar daging asap rebus (30 gram)
1 gelas susu putih (200 ml)
Selingan (camilan)
2 potong buah pepaya ukuran besar (200 gram)
b. Makan siang
1 piring nasi putih (100 gram)
1 mangkuk sedang sayur bayam bening (40 gram)
1 potong dada ayam panggang tanpa kulit (55 gram)
1 potong tahu (50 gram)
Selingan (camilan)
1 buah mangga ukuran besar (200 gram)
c. Makan malam
1 piring nasi putih (100 gram)
1 mangnkuk sedang tumis sawi hijau (40 gram)
1 potong sup ikan patin (50 gram)
1 potong tempe (50 gram)
D. Masalah Gizi Yang Terjadi Pada Balita
Masalah gizi merupakan hal yang sangat kompleks dan penting untuk segera
diatasi. Terutama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai
permasalahan gizi paling lengkap. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
masalah gizi di Indonesia cenderung terus meningkat, tidak sebanding dengan
beberapa negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, dan
Thailand.Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
perkembangan masalah gizi di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
masalah gizi yang sudah terkendali, masalah yang belum dapat terselesaikan (un-
finished), dan masalah gizi yang sudah meningkat dan mengancam kesehatan
masyarakat (emerging).
1. Gizi kurang
Tubuh kurus akibat gizi kurang sering kali dinilai lebih baik daripada tubuh
gemuk akibat gizi lebih, padahal kenyataannya tidak. Sama seperti obesitas,
anak maupun remaja dengan gizi kurang memiliki risiko pada kesehatannya.
Nah, Anda bisa mengukur kategori status gizi Anda melalui kalkulator BMI ini.
Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) umumnya akan
mengalami kehidupan masa depan yang kurang baik. Pasalnya, kebutuhan zat
gizi yang tidak terpenuhi dalam masa pertumbuhan balita akan meningkatkan
kerentanannya terhadap penyakit infeksi pada awal-awal kehidupannya dan
berlangsung hingga ia dewasa. Beberapa risiko gizi kurang di antaranya sebagai
berikut:
a. Malnutrisi, defisiensi vitamin, atau anemia
b. Osteoporosis
c. Penurunan fungsi kekebalan tubuh
d. Masalah kesuburan yang disebabkan oleh siklus menstruasi yang tidak
teratur
e. Masalah pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada anak dan remaja
2. Stunting
Stunting merupakan kondisi malnutrisi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dalam waktu cukup lama, umumnya karena pemberian makanan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam
kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Gejala-
gejala stunting di antaranya:
a. Postur anak lebih pendek dari anak seusianya
b. Proporsi tubuh cenderung normal, tetapi anak tampak lebih muda atau kecil
untuk usianya
c. Berat badan rendah untuk anak seusianya
d. Pertumbuhan tulang tertunda
Pada tahun 2013, sebanyak 37,2 persen balita di Indonesia
mengalami stunting. Kondisi ini seringkali dianggap normal karena alasan
keturunan. Padahal, stunting dapat memengaruhi perkembangan otak,
mengurangi produktivitas seseorang di usia muda, dan meningkatkan risiko
pengembangan penyakit tidak menular di usia lanjut. Stunting juga dianggap
sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas, dan kematian
akibat infeksi.
Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah mulai dari awal
kehamilan hingga dua tahun pertama kehidupan anak. Oleh karena itu,
kebutuhan gizi ibu hamil harus terpenuhi untuk mengoptimalkan
perkembangan janin. Selain itu, pemberian ASI eksklusif dan gizi seimbang
pada balita perlu menjadi perhatian khusus agar anak tidak tumbuh pendek
atau stunting.
E. Penatalaksanaan Masalah Gizi
Penatalaksanaan stunting meliputi perbaikan nutrisi, mengatasi infeksi dan
penyakit kronis yang ada, perbaikan sanitasi dan lingkungan, serta edukasi ibu atau
pengasuh utama tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
1. Perbaikan Nutrisi
Nutrisi merupakan komponen yang penting dalam penatalaksanaan stunting.
Perbaikan nutrisi dapat dilakukan dengan pemberian MPASI berkualitas dan
suplementasi vitamin.
2. Makanan Pendamping ASI Berkualitas
Makanan pendamping ASI (MPASI) berkualitas merupakan kunci dalam
pencegahan dan penanganan stunting. Strategi pemberian MPASI adalah tepat
waktu (saat ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi yaitu usia bayi
sekitar 6 bulan), adekuat (memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien),
aman dan higienis (proses persiapan dan pembuatan MPASI menggunakan cara,
bahan, dan alat yang aman dan higienis), dan diberikan secara responsif (MPASI
diberikan secara konsisten sesuai dengan sinyal lapar atau kenyang dari anak.
Pada bayi >6 bulan, WHO menganjurkan variasi makanan minimal mengandung 4
dari 7 kelompok bahan makanan berikut:
a. Biji-bijian, akar-akaran, umbi-umbian
b. Kacang-kacangan
c. Produk susu (susu, yoghurt, keju)
d. Daging-dagingan (daging sapi, ikan, unggas, hati)
e. Telur
f. Buah dan sayur yang kaya vitamin A
g. Buah dan sayur lain
Keragaman bahan pangan dan konsumsi makanan dari sumber hewani
berhubungan dengan perbaikan pertumbuhan linear. Suatu studi menyatakan
bahwa pemberian protein dan multi mikronutrien (zat besi, zinc, kalsium, iodine,
dan vitamin A) berpengaruh terhadap pertumbuhan linear anak meski anak sudah
berusia di atas 2 tahun.
Tabel 2. Angka Kecukupan Gizi Anak

BB Tb Energi Protein Lemak Karbohidrat Air


Umur Serat (g)
(kg) (cm) (kkal) (g) (g) (g) (mL)

0-6 bulan 6 61 550 12 34 58 0 -

7-11 bulan 9 71 725 18 36 82 10 800

1-3 tahun 13 112 1125 26 44 155 16 1200


4-6 tahun 19 130 1600 35 62 220 22 1500

7-9 tahun 27 142 1850 49 72 254 26 1900

3. Pemberian Makanan Sumber Protein Hewani


Protein adalah makronutrien yang terdiri dari asam amino. Tubuh manusia
bisa menyintesis sejumlah asam amino (nonesensial), tetapi asam amino esensial
hanya dapat diperoleh dari makanan. Asam amino memiliki banyak peran
pengaturan dalam pertumbuhan manusia dan metabolisme, seperti sintesis hormon
(hormon pertumbuhan, insulin-like growth factor-1 (IGF-1), dan hormon tiroid),
pengangkut protein membran sel atau reseptor, dan pembentukan tulang panjang
dan sendi.
Beberapa asam amino berperan besar bagi pertumbuhan linear seperti
arginin, lisina, dan asam amino yang mengandung sulfur (metionin dan sistein).
Banyak studi menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pertumbuhan linear dan
protein, terutama sumber hewani dalam bentuk susu. Efek susu pada pertumbuhan
linear lebih tinggi dari sumber protein hewani lain seperti daging atau telur, dan
jauh lebih tinggi dari protein nabati seperti kedelai, kacang-kacangan, dan oat.
Protein hewani mengandung lebih banyak asam amino esensial dan asam
amino yang mengandung cincin sulfur, yang dapat menunjang pertumbuhan linear
lebih baik. Asupan protein dengan protein energy ratio (PER) 12-15% dianjurkan
untuk menunjang pertumbuhan linear. Berdasarkan rekomendasi WHO, Food and
Agriculture Organization of the United Nations, & United Nations University
tahun 2017, asupan aman protein adalah 11,6 gram/hari untuk anak usia 1 tahun
dan 11,9 gram/hari untuk usia 2 tahun. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan 300–
350 ml susu sapi.
Studi di Indonesia menyatakan bahwa konsumsi 300 ml susu formula
pertumbuhan dapat mencegah stunting pada anak usia 1-3 tahun. Sumber protein
hewani lain yang baik diberikan seperti telur, ikan, daging, dan jeroan. Meskipun
sangat penting, pemberian protein juga harus dalam jumlah yang tepat karena
asupan protein berlebih berhubungan dengan obesitas di kemudian hari.[36,37].
Sebuah studi lain, yang juga dilakukan di Indonesia, menyimpulkan bahwa
pemberian formula padat kalori dengan kandungan 1,0 kkal/ml atau 1,5 kkal/ml
terbukti efektif dalam meningkatkan berat badan anak dengan malnutrisi ringan
hingga sedang.
4. Pemberian Makanan Pendamping Kaya Lemak
Kualitas lemak pada makanan pendamping ASI sangat penting.
Asupan long‐chain‐polyunsaturated fatty acids, terutama omega 3 dan 6 sangat
penting pada tahun-tahun pertama kehidupan. Asupan lemak yang rendah
memiliki efek negatif pada perkembangan kognitif dan fungsi imun. Sumber
omega 3 yang sering ditemukan antara lain ikan dan minyak nabati. Minyak
kedelai dan rapeseed oil mengandung omega 3 yang tinggi; sedangkan minyak
sawit, minyak bunga matahari, dan minyak kacang (peanut oil) memiliki
kandungan omega 3 yang rendah. Rekomendasi persentase energi dari lemak pada
MPASI adalah 30-45%. Beberapa susu formula yang tersedia kini sudah
difortifikasi dengan omega 3 dan omega 6.
5. Suplementasi Zinc
Zinc terbukti dapat menurunkan insidensi diare dan pneumonia,
mendukung pertumbuhan linear, dan memiliki efek positif dalam menurunkan
angka kematian terkait penyakit infeksi. Studi meta analisis di Asia, Afrika, dan
Amerika menyimpulkan bahwa penggunaan zinc dengan dosis 5-40 mg/hari
selama 2-12 bulan dapat memperbaiki pertumbuhan linear. Pada bayi usia 6-23
bulan, suplementasi zinc diberikan rutin selama minimal 2 bulan setiap 6 bulan
sekali. Suplementasi 10 mg zinc setiap hari selama 24 minggu dapat menambah
tinggi badan. Angka kecukupan zinc adalah 3-16 mg/hari.
6. Suplementasi Vitamin A
Suplementasi vitamin A terbukti bermanfaat menurunkan angka kematian
anak. Studi meta analisis di Asia, Afrika, dan Amerika menyimpulkan bahwa
konsumsi vitamin A 5000-200.000 IU dengan selama 3-17 bulan dapat
memperbaiki pertumbuhan linear anak. WHO merekomendasikan pemberian
suplementasi vitamin A sebesar 100.000 U pada bayi usia 6-11 bulan, dan vitamin
A 200.000 U tiap 6 bulan pada anak usia 12-59 bulan. Program ini sudah
diimplementasikan ke dalam program Kementerian Kesehatan Indonesia setiap
bulan Februari dan Agustus (bulan vitamin A).
7. Stimulasi Psikososial
Stimulasi psikososial dan stimulasi perkembangan sesuai usia diperlukan
untuk mengatasi stunting dan mencegah komplikasi lebih lanjut (gangguan
perkembangan). Memberi kesempatan anak untuk bermain dan belajar dengan
gembira sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang anak agar optimal.
8. Perbaikan Sanitasi dan Lingkungan
Perbaikan sanitasi, akses air bersih, dan kebersihan lingkungan juga dapat
mendukung tumbuh kembang anak. Jamban yang layak dan akses air bersih
penting untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan ramah anak. Lingkungan
yang penuh kasih saying, pola asuh yang baik, dan dukungan masyarakat kepada
ibu memberi dampak yang positif pada pertumbuhan dan perkembangan anak dan
berkontribusi pada manajemen stunting. Perbaikan sosioekonomi masyarakat juga
berkontribusi pada pencegahan dan penanganan stunting sehingga diperlukan
keterlibatan pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan masyarakat yang
lebih sejahtera untuk mengatasi stunting.
9. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) mencakup semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran untuk meningkatkan kesehatan, individu, keluarga, dan
masyarakat. PHBS di tingkat rumah tangga meliputi mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik nyamuk, mengonsumsi buah dan sayur, melakukan aktivitas
fisik setiap hari, dan menghindari rokok. Selain itu, PHBS juga meliputi
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, dan
pengukuran berat badan bayi dan balita secara berkala.
10. Terapi Suportif
Stimulasi psikososial, memperbaiki lingkungan tempat tinggal anak,
meningkatkan kebersihan lingkungan, dan edukasi tentang asupan gizi dan
perilaku hidup bersih dan sehat harus dilakukan sebagai bagian dari tata laksana
stunting yang komprehensif.
11. Rujukan
Perawakan pendek yang mengarah ke kelainan endokrin atau penyebab
nonmalnutrisi lainnya dirujuk ke spesialis terkait sesuai etiologi (spesialis anak
atau spesialis anak konsultan endokrinologi). Stunting dengan penyulit dan atau
infeksi berat dapat dirujuk ke sarana kesehatan yang lebih lengkap dengan layanan
spesialistik (spesialis anak atau spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit
metabolik). Bila ada gangguan oromotor dapat dirujuk ke spesialis kedokteran
fisik dan rehabilitasi medik. Stunting yang tidak membaik dengan pemberian
nutrisi yang adekuat dapat dirujuk ke dokter spesialis anak untuk evaluasi dan
manajemen lebih lanjut

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, sunita. Susirah sotardjo. Moerijanti soekarti. 2011. Gizi seimbang dalam Daur
Kehidupan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Boediman, Dradjat. 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta : CV. Sangung Seto.
Khomsan, Ali. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Purwitasari, Desi. Dwi Maryanti. 2009. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi Yogyakarta : Nuha
Medika.
Santoro, Soegeng, Anne Lies Ranti. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai