Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia.
PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN TINGKAT KEAMANAN
(PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 917/MENKES/PER/X/1993.)
Obat bebas,
Obat bebas terbatas,
Obat wajib apotek,
Obat keras,
Psikotropika
Narkotika.
OBAT BEBAS
Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada
umum tanpa resep dokter. Obat golongan ini termasuk obat
yang relatif paling aman, dapat diperoleh di apotek dan toko
obat.
Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna
hijau dengan garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada
gambar berikut :
Contoh : Minyak Kayu Putih, Obat Batuk Hitam, Tablet
Paracetamol, Tablet Vitamin C
OBAT BEBAS TERBATAS
Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diserahkan
kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila
penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Obat daftar G
• Psikotropika
OBAT KERAS
Obat Wajib Apotek (OWA)
(Keputusan Menteri Kesehatan No : 347/MENKES/VII/1990).
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek tanpa resep dokter.
Obat yang diserahkan tanpa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan
sendiri secara tepat, aman dan rasional.
Contoh : Antiparasit (obat cacing, mebendazol); Obat Kulit Topikal (antibiotik, tetrasiklin); Obat
Saluran Napas (obat asma, ketotifen).
OBAT KERAS
Obat daftar G
Obat daftar G menurut bahasa Belanda "G" singkatan dari "Gevaarlijk" artinya
berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter.
Seperti antibiotika, hormon kelamin, obat kanker, obat penyakit gula, obat
malaria, obat jiwa, jantung, tekanan darah tinggi, obat anti-pembekuan darah
dan semua sediaan dalam bentuk injeksi
OBAT KERAS
Contoh:
OBAT KERAS
Psikotropika
Zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktifitas mental dan perilaku.
Penanda: Lingkaran bulat berwarna merah dengan huruf K berwarna hitam yang
menyentuh garis tepi yang berwarna hitam
OBAT KERAS
Psikotropika
Golongan I
Tidak digunakan dalam terapi, tapi hanya untuk ilmu pengetahuan. Potensi sidrom ketergantungan amat
kuat. contoh: LSD, MDMA (Metilen dioksi metamfetamin) Ectasy
Golongan II
Dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi sidrom ketergantungan kuat. Contoh:
Amfetamin, Metamfetamin (Shabu-shabu)
Golongan III
Banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi sidrom ketergantungan sedang. Contoh:
Pentobarbital
Golongan IV
Sangat luas digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi sidrom ketergantungan ringan.
Contoh: Fenobarbital, Diazepam
NARKOTIKA
Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan I, II
dan III.
NARKOTIKA
Golongan I tidak digunakan dalam terapi, tapi hanya untuk ilmu pengetahuan. Potensi
ketergantungan sangat tinggi.
Contoh: tanaman Papaver somniferum (opium), koka dan ganja, heroin
Golongan II dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan
sangat tinggi.
Contoh: metadon, morfin, opium, petidin
Golongan III banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan
ringan
Contoh: kodein
PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN MEKANISME KERJA
OBAT.
A. Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri
atau mikroba. Contoh: antibiotik.
B. Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit. Contoh:
vaksin, dan serum.
C. Obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, seperti meredakan nyeri.
Contoh: analgesik.
D. Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi-fungsi zat yang kurang.
Contoh: vitamin dan hormon.
E. Pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif,
khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan
sakit. Contoh: aqua pro injeksi dan tablet placebo.
PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN LOKASI PEMAKAIAN.
B. Obat luar yaitu obat-obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar.
Contoh: sulfur salep, caladine, dan lain-lain.
PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN EFEK YANG
DITIMBULKAN
A. Sistemik: obat atau zat aktif yang masuk ke dalam peredaran darah.
A. Alamiah: obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral) seperti, jamur (antibiotik),
kina (kinin), digitalis (glikosida jantung). Dari hewan: plasenta, otak menghasilkan serum rabies,
kolagen.
B. Sintetik: merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi kimia, contohnya minyak
gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam salisilat.
OBAT GENERIK
Obat generik adalah obat dengan nama generik sesuai dengan penamaan zat aktif sediaan yang
ditetapkan oleh farmakope indonesia dan INN (International non-propietary Names) dari WHO, tidak
memakai nama dagang maupun logo produsen.
Contoh parasetamol generik berarti obat yang dibuat dengan kandungan zat aktif parasetamol,
dipasarkan dengan nama parasetamol, bukan nama merek seperti Panadol (Glaxo), Pamol (Interbat),
Sanmol (Sanbe)
Kalangan perusahaan farmasi di Indonesia yang lokal cenderung memposisikan produk semacam ini
sebagai “obat paten” (mungkin karena mereknya didaftarkan di kantor paten), walau sebenarnya lebih
tepat disebut sebagai “branded generic”, alias obat generik bermerek
OBAT GENERIK DIBAGI LAGI MENJADI 2 YAITU GENERIK BERLOGO DAN
GENERIK BERMERK (BRANDED GENERIC) :