Anda di halaman 1dari 28

KLASIFIKASI Apt.

Wulan Priatiwi,
OBAT M. Farm.
Menurut UU No. 36 Th 2009
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan utk mempengaruhi/menyelidiki sistem fisiologi/keadaan
patologi dalam rangka: penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
untuk manusia.

Tujuan klasifikasi obat: peningkatan keamanan dan ketepatan


penggunaan serta pengamanan distribusi
KLASIFIKASI
OBAT
Berdasarkan Jenisnya (Penandaan)

Berdasarkan Mekanisme Kerja Obat

Berdasarkan Tempat atau Lokasi Pemakaian

Berdasarkan Efek yang Ditimbulkan

Berdasarkan Asal Obat


KLASIFIKASI OBAT
Berdasarkan Jenisnya (Penandaan)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 yang
kini telah diperbaiki dengan Permenkes Rl Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000,
penggolongan obat terdiri dari:

1. Obat Bebas 4. Obat Keras


2. Obat Bebas 5. Psikotropika
Terbatas
6. Narkotika
3. Obat Wajib Apotek
OBAT BEBAS
 Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Obat ini tergolong obat yang paling aman, dapat
dibeli tanpa resep di apotek. Obat bebas biasanya digunakan untuk
mengobati dan meringankan gejala penyakit.
Contoh: Tablet Paracetamol, Bedak Salicyl, Multivitamin, dll
 Tanda khusus untuk obat bebas yaitu lingkaran berwarna hijau dengan
garis tepi warna hitam
OBAT BEBAS TERBATAS
 Obat bebas adalah segolongan obat yang dalam jumlah tertentu aman
dikonsumsi namun jika terlalu banyak akan menimbulkan efek yang
berbahaya. Obat ini dulunya digolongkan kedalam daftar obat W atau
Waarschuwing yang artinya peringatan. Tidak diperlukan resep dokter
untuk membeli obat bebas terbatas.
Contoh: Obat Antimo, Decolgen, dll
 Tanda khusus untuk obat bebas terbatas yaitu lingkaran berwarna biru
dengan garis tepi warna hitam
OBAT BEBAS TERBATAS
Biasanya obat bebas terbatas memiliki peringatan pada kemasannya
sebagai berikut:
OBAT KERAS
 Obat keras adalah obat yang berbahaya sehingga pemakaiannya harus di
bawah pengawasan dokter dan obat hanya dapat diperoleh dari apotek,
puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain seperti balai pengobatan
dan klinik dengan menggunakan resep dokter. Obat ini memiliki efek yang
keras sehingga jika digunakan sembarangan dapat memperparah
penyakit hingga menyebabkan kematian.
Contoh: Tablet Amoxicillin, obat jantung, obat hipertensi, dll
 Tanda khusus untuk obat keras yaitu lingkaran berwarna merah dengan garis
tepi warna hitam yang ditengahnya terdapat huruf “K” berwarna hitam.
OBAT WAJIB APOTEK
 Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
apoteker tanpa resep dokter. Obat wajib apotek dibuat bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong
dirinya sehingga tercipta budaya pengobatan sendiri yang tepat,
aman, dan rasional.
Contoh: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit
(salep hidrokortison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin),
anti alergi sistemik (CTM), obat KB hormon.
OBAT WAJIB APOTEK
Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat
diserahkan tanpa resep dokter:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko
pada kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
OBAT PSIKOTROPIKA
 Psikotropika merupakan zat atau obat yang secara alamiah
ataupun buatan yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat sehingga menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
 Obat golongan psikotropika masih digolongkan obat keras
sehingga disimbolkan dengan lingkaran merah bertuliskan huruf
“K” ditengahnya.
OBAT PSIKOTROPIKA
Menurut UU No. 5 Tahun 1997, psikotropika dibagi menjadi 4 golongan:
 Golongan I: tidak digunakan dalam terapi, tapi hanya untuk ilmu pengetahuan.
Potensi sindrom ketergantungan amat kuat. Contoh: Brolamfetamin, Etisiklidina,
Psilobina, Tenosiklidina
 Golongan II: dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi sindrom
ketergantungan kuat. Contoh: Amfetamin, Metamfetamin (Shabu-shabu),
Deksanfentamin, Levamfetamin
 Golongan III: banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi
sindrom
ketergantungan sedang. Contoh: Amobarbital, Pentobarbital, Siklobarbital
 Golongan IV: sangat luas digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi
sindrom ketergantungan ringan. Contoh: Alprazolam, Diazepam, Fenobarbital,
Klobazam
OBAT NARKOTIKA
 Obat narkotika yaitu obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan.
 Penandaan narkotika berdasarkan peraturan yang terdapat dalam
Ordonansi Obat Bius yaitu “Palang Medali Merah”
OBAT NARKOTIKA
Menurut UU No. 35 Tahun 2009, narkotika dibagi atas 3 golongan:
 Golongan I: narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan.Contoh: Tanaman Papaver Somniferum L,
Opium Mentah, Tanaman Ganja, Heroina
 Golongan II: narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: Morfina, Opium, Petidina, Tebaina, Tebakon
 Golongan III: narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Kodeina, Nikodikodina, Nikokodina
KLASIFIKASI OBAT
Berdasarkan Mekanisme Kerja Obat
1. Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya
penyakit akibat bakteri atau mikroba, contoh antibiotic.
2. Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari
penyaki, contoh vaksin dan serum.
3. Obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, contoh
analgesic (meredakan nyeri).
4. Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi
zat yang kurang, contoh vitamin dan hormon.
KLASIFIKASI OBAT
Berdasarkan Tempat atau Lokasi Pemakaian

1. Obat dalam yaitu obat-obatan yang dikonsumsi


peroral, contoh: tablet antibiotik, parasetamol tablet,
dll
2. Obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara
topikal atau tubuh bagian luar, contoh : sulfur salep,
caladine, dll
KLASIFIKASI OBAT
Berdasarkan Efek yang Ditimbulkan
1. Sistemik: Obat atau zat aktif yang masuk ke
dalam peredaran darah.
2. Lokal: Obat atau zat aktif yang hanya berefek atau
menyebar atau mempengaruhi bagian tertentu
tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung,
mata, kulit, dan lain lain.
KLASIFIKASI OBAT
Berdasarkan Asal
Obat
1. Alamiah: obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan,
hewan dan mineral) seperti, jamur (antibiotik), kina
(kinin), digitalis (glikosida jantung). Dari hewan: plasenta,
otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
2. Sintetik: merupakan cara pembuatan obat dengan
melakukan reaksi-reaksi kimia, contohnya minyak
gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan
asam salisilat.
KLASIFIKASI OBAT HERBAL
JAMU
(Empirical Based Herbal Medicine)
 Jamu adalah obat tradisional yang disediakan
secara tradisional, misalnya dalam bentuk
serbuk
seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh
bahan tanaman yang menjadi penyusun
jamu tersebut serta digunakan secara
tradisional.
 Mengacu pada resep peninggalan leluhur
yang
disusun dari berbagai tanaman obat yang
jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5-
10 macam bahkan lebih.
 Tidak perlu pembuktian ilmiah sampai
dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti
CONTOH JAMU
OBAT HERBAL TERSTANDAR
(Scientific Based Herbal Medicine)
 OHT adalah obat tradisional yang disajikan dari
ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat
berupa tanaman obat, binatang, maupun
mineral.
 Selain proses produksi dengan teknologi maju,
OHT ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa
penelitian-penelitian pra klinik seperti standar
kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan
ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat
tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut
maupun kronis.
CONTOH OBAT HERBAL TERSTANDAR
FITOFARMAKA
(Clinical Based Herbal Medicine)
 Obat tradisional dari bahan alam yang dapat
disejajarkan dengan obat modern karena proses
pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang
dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik
pada manusia.
 Uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi
medis untuk menggunakan obat herbal di sarana
pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa
didorong untuk menggunakan obat herbal karena
manfaatnya jelas dengan pembuktian secara
ilmiah.
CONTOH FITOFARMAKA
PENGGOLONGAN OBAT
PADA KEHAMILAN
Menurut FDA, dibagi menjadi:
1. Kategori A : tidak ada risiko
2. Kategori B : tidak ada risiko pada manusia
3. Kategori C : Risiko tidak dapat disingkirkan
4. Kategori D : Bukti risiko positif
5. Kategori X : Kontraindikasi pada kehamilan
TUGAS
 Buat 10 kelompok dan jelaskan semua seluk beluk tentang Obat yang dipilih sesuai dengan
obat (nama, struktur kimia, indikasi, dosis, profil penggolongan obat pada ibu hamil menurut
farmakokinetika, mekanisme kerja obat, efek samping, dan FDA:
kontraindikasi) minimal 2 obat tiap kelompok
Kelompok 1,2 : Kategori A
 Diketik rapi, diberi cover, dituliskan nama anggota
Kelompok 3,4 : Kategori B
kelompok beserta nama obatnya
Kelompok 5,6 : Kategori C
 Tugas paling lambat dikumpul Jumat, 23 September
2022 (10.00 WITA) via email ke Kelompok 7,8 : Kategori D
ftriyn.apt@gmail.com
Kelompok 9,10 : Kategori X
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai