Anda di halaman 1dari 88

MODUL DASSSYATTTTTT

TIM PENYUSUN

SIAP.UKAI

JAKARTA

2018

MATERI CLINICAL SCIENCE

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
1
1. HIPERTENSI
Berdasarkan JNC VIII Target terapi bagi pasien hipertensi adalah :

N Kondisi Pasien (berdasarkan Target Terapi


o umur/berdasarkan Kondis pasien)

1. Pasien HT umur <60 tahun 140/90 mmHg

2. Pasien HT umur >60 tahun 150/90 mmHg

3. Pasien HT<60 tahun dengan 140/90 mmHg


komplikasi DM maupun CKD

4. Pasien HT >60 tahun dengan 140/90 mmHg


komplikasi DM maupun CKD

Terapi Hipertensi :

- Kombinasi obat Hipertensi

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
2
- Obat-obat Hipertensi yang kontraindikasi dengan pasien kondisi penyakit
tertentu :

Obat Hipertensi Kontraindikasi

Propanolol (Non selektif) Tidak dianjurkan untuk pasien Asma

ACEI Tidak dianjurkan untuk ibu hamil

- Efek samping obat-obat Hipentensi :

Obat Hipertensi Efek samping

HCT Disfungsi ereksi, kenaikan asam urat

Furosemide Hipokalemia

Amlodipin Edema atau edema paru

ACEI Batuk kering

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
3
- Parameter yg harus diperhatikan dalam menggunakan obat Hipertensi

Obat Hipertensi Parameter

ARB BUN

- Obat Hipertensi yang penggunaan harus diperhatikan

Obat Hipertensi Waktu penggunaan

Kaptropil Saat perut kosong

2. DIABETES
- Kriteria penegakan diagnosis

- Terapi Farmakologi Diabetes


a. Obat Antidiabetik Oral (OAD)
Sulfonilurea
- Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas

Glibenklamid

Glipizida

Glikazida

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
4
Glimepirida

Glikuidon

2. Meglitinid
- Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas

Repaglinid

Nateglinid

3. Biguanid
- Menurunkan produksi glukosa hati.

Metformin

4. Tiazolindindion
- Meningkatkan sensitivitas insulin

Pioglitazon

5. Inhibitor α- glukosidase
- Menghambat kerja enzim-enzim pencenaan di usus yang mencerna
karbohidrat, sehingga memperlambat absorpsi glukosa ke dalam darah

Acarbose

6. GLP-1 Agonis

Inkretin (GLP-1 dan GIP) merupakan hormon yang bekerja meningkatkan


sekresi insulin. Ketika karbohidrat diubah menjadi glukosa. Glukosa
diusus halus menstimulasi pelepasan inkretin. Inkretin dibawa ke sel beta
pankreas. Menstimulasi sekresi insulin.

Exenatide

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
5
7. DPP-4 Inhibitor

Setelah GLP-1 disekresi diusus halus, GLP-1 tidak dapat bertahan lama
didalam darah ( 1 – 2 menit ), segera dihancurkan enzim DPP-4.

Sitagliptin

Vildagliptin

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
6
● Dosis dan Aturan Pakai OAD

Nama Obat Dosis Aturan Pakai

Sulfonilurea

Glibenklamid - Awal : 2.5-5mg perhari. Diminum sebelum makan


- Start pada 1.25 mg untuk pasien
rentan hipoglikemik
- Max : 15-20mg perhari

Glikazid; - Awal : 40-80mg perhari Diminum sebelum makan


- Max : 320mg perhari
- Dosis > 160mg dapat diberikan
dalam dosis terbagi
- Sediaan Modified Release (MR)
dgn dosis 30-120mg sekali sehari

Glimepirid - Awal : 1mg perhari Diminum sebelum makan


- Dapat dititrasi dosis dg kelipatan
1mg dalam interval 1-2 minggu
- Max : 6-8mg perhari

Glipizid - Awal : 5mg perhari Diminum sebelum makan

- Max : 20mg perhari


- Untuk dosis > 15mg diberikan
dalam dosis terbagi

Glikuidon - Awal : 15mg perhari Diminum sebelum makan


- Dapat ditingkatkan 45-60mg
perhari dlm 2-3 dosis terbagi
- Max : 120mg perhari
Meglitinid

Nateglinid - Awal : 120mg 3 kali sehari Diminum 1-30 menit


sebelum makan
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
7
- Max : 180mg 3 kali sehari

Repaglinid - Awal : 500mcg, dapat dalam Diminum sebelum makan,


interval 1-2 minggu atau 15 menit sebelum
- Max : 16mg perhari. makan

- Untuk penggunaan dosis > 4mg,


dapat diberikan dalam dosis terbagi
Biguanida

Metformin - 500mg 3 kali sehari Minum bersama makanan


- 850mg 2-3 kali sehari
- Max: 2-3g perhari

Tiazolindindion

Pioglitazon - Awal : 15 atau 30mg sekali sehari, Sebelum atau sesudah


- Max : 45mg perhari makan

Inhibitor α- glukosidase

Acarbose - 50mg 3 kali sehari Pada suapan pertama


- Dapat ditingkatkan lagi menjadi
100mg 3 kali sehari
- Max : 600 mg sehari

DPP-4 Inhibitor

Vildagliptin - 50 mg pada pagi hari Pada saat makan


- 100 mg dg dosis terbagi pada pagi
dan malam

Sitagliptin - 100 mg satu kali sehari Pada saat makan

● Insulin
- Indikasi
o Semua penderita DM Tipe 1

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
8
o Penderita DM Tipe 2 apabila OAD yang diberikan tidak dapat mengendalikan
kadar glukosa darah
o Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark
miokard akut atau stroke
o DM Gestasional yang membutuhkan terapi insulin, apabila diet saja tidak dapat
cukup
o Ketoasidosis diabetik
o Sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik.
o Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan
suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat
o Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

- Golongan

Tipe Merek Penggunaan

Rapid Acting

Insulin Lispro Humalog 5 – 15 menit sebelum


makan
Insulin aspart Novolog

Insulin glulisine Apidra

Short Acting

Reguler Humulin R 30 menit sebelum


makan
Novolin R

Intermediet

NPH Humulin N 1 kali sehari di waktu


yg sama
Novolin N

Long Acting

Insulin glargine Lantus 1 kali sehari di waktu

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
9
Insulin detemir Levemir yg sama

Combination insulin

NPH/regular (70%/30%) Humulin 70/30

Aspart protamine/aspart Novolog Mix 70/30


(70%/30%)

NPL/lispro (75%/25%) Humalog 72/25

- Farmakokinetik

Insulin Onset (jam) Puncak (jam) Durasi (jam)

Rapid Acting 5-25 min 30-90 min <5

Reguler 0,5-1 2-3 5-8

NPH 2-4 4-12 12-18

Insulin Glargine 1.2 - 20-24

Insulin Detemir 3-8 - 5,7 – 23,2

- Efek samping penggunaan obat Diabetes

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
10
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
11
3. TIROID
- Hipertiroid

Terapi :
1. Golongan Tiourea
Obat: Propiltiourasl (PTU) dan Metimazol (MMI)
Mekanisme kerja: • menghambat sintesis hormon tiroid • menghambat
perubahan mono dan diiodotirosin menjadi T3 dan T4
Penggunaan: terapi 1st line pada anak, dewasa dan wanita hamil (PTU)
Efek samping : • leukopeneia (WBC rendah) • agralusitosis yang ditandai
dengan demam, lelah, gingivitis, infeksi orofaringeal • lupus like sindrome •
hepatotoksik • MMI anemia aplastik
2. Iodida
Mekanisme kerja • menghambat pelepasan hormon tiroid • menghambat
biosistesis hormon tiroid • mengecilkan ukuran dan vaskularitas kelenjar
Obat : Kalium iodida (larutan Lugol) Natrium Iodida
3. Beta Bloker
Mekanisme : mengurangi manifestasi klinik dari hipertiroid (palpitasi,
anxietas, tremor, intoleransi panas)
obat: propanolol digunakan sebagai terapi tambahan dengan antitiroid

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
12
- Hipotiroid

Obat Levotiroksin :
Mekanisme kerja • Sebagai pengganti hormon tiroid (sintesis)
Efek Samping: Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan gagal hantung,
angina pektoris, infark miokardiak
Levotiroksin merupkan pilihan utama untuk wanita hamil

4. GAGAL GINJAL

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
13
- Perhitungan Kreatinin Klirens

- Penatalaksanaan Kondisi pasien Gagal Ginjal

Hiperkalemia Ca glukonas, resin penukar ion


(kalitake), Insulin + dextrose 40%

Hiperfosfat CaCO3, Sevelamer

Asidosis metabolik Natrium bikarbonat (NaHCO3)

Anemia Eritropoetin

Hipoalbumin Albumin 20%

Edema Tiazid & Furosemide (Jika GFR

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
14
dibawah 40 ml/min

5. GAGAL JANTUNG, INFARK MIOKARD, PJK


- Terapi
1. Antiplatelet : Aspirin, Klopidogrel, dipiridamol
2. Antikoagulan : Heparin, warfarin
3. Trombolitik : Streptokinase, Ateplase,
4. Vasodilator : ISDN, Nitrogliserin
5. Antiaritmia : Amiodaron, digoksin
6. Inotropi positif : Dobutamin, dopamine

NB :

- Heparin : Dapat digunakan untuk ibu hamil


- Amiodaron : Dapat menyebabkan terjadinya reaksi hipersensitivitas
- Aspirin : Kontraindikasi untuk ibu hamil & ulcus peptic
- Kombinasi antikoagulan dengan Antiplatelet meningkatkan resiko
pendarahan
- Monitoring INR untuk terapi antikoagulan

6. ANEMIA
- Klasifikasi Anemia
1. Anemia makrosistik :

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
15
- Anemia megaloblastik
- anemia defisiensi vitamin B12
- anemia defisiensi asam folat
2. Anemia mikrosistik
- Anemia defisiensi besi
- Anomali genetik : (thalasemia, sickle cell anemia,hemoglobin abnormal)
3. Anemia normosistik
- kehilangan darah
- hemolisis
- kegagalan susmsum tulang
- anemia penyakit kronis
- gagal ginjal
-kelainan endokrin
-anemia mieloplastik

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
16
7. OA-GOUT-RA
a. OA

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
17
b. GOUT
- Gout Akut : Kolkisin, Indometasin, NSAID, Kortikosteroid

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
18
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
19
-

- Kronik
1. Urikostatik (allopurinol) : Bekerja menghambat pembentukan asam
urat dengan cara menghambat kerja xantin oksidase
2. Urikosurik (Probenesid) :Bekerja sebagai urikosuric, dengan
menghambat pertukaran anion-urat di proksimal tubular, sehingga
resorpsi asam urat berkurang.
3. RA
- Terapi DMARD :
a. Metotreksat (lini pertama) :bekerja pada DNA tetapi mekanisme pasti
sebagai antiinflamasi tidak diketahui.ES : mual, diare, kelatihan.
b. Kloroquin :obat anti malaria yang juga digunakan untuk anti rematoid.
ES : mual, diare, ruam.
ES klorokuin yang lebih serius adalah oftalmologik. Penggunaan dalam
waktu lama akan mengganggu penglihatan pada malam hari.
c. Sulfasalazine :Bekerja sebagai imunosupresan, sehingga respon inflamasi
akan lambat
ES : gangguan cerna, pening, leukopenia, fotosensitivitas,.
Perhatian untuk pasien gagal ginjal.
NB :
- Metrotreksat Antagonis asamfolat sehingga pada pemberiannya sering
dikombinasi dengan asam folat
- Metrotreksat dapat menyebabkan hiperurisemia

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
20
8. ANTIINFLAMASI, ANALGESIK dan ANTIPIRETIK
- Skala Nyeri

● Mekanisme NSAID & kortikosteroid

● Mekanisme Paracetamol
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
21
Paracetamol bekerja menghambat COX-3 di sentral →menurunkan PG2 di
hipotalamus →agen analgesik & antipiretik

● Mekanisme Opioid
Memblok pusat nyeri di SSP

● Golongan NSAID

Non selective NSAID (COX- Selective NSAID COX-3


1 , COX – 2) (COX-2)

Fenilbutazon Coxib Paracetamol


- Celecoxib
Metampiron

As. Asetat

- Diklofenak
- Indometacin
- Ketorolac
- Nabumeton
- Metodolac

Oxicam
- Piroxicam
- Meloxicam

As. Propionat
- Ketoprofen
- Ibuprofen

Metamizol

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
22
Fenamat
- As. Mefenamat

As. Salisilat
- Acetosal

● Golongan Kortikosteroid

Hidrocortison Derivat diflour


- Fluosinonida
Prednison
- Flumetason
- Prednison - Diflukortolon
- Metil prednisolon - Flutikason
- Budesonid

Derivat 9-alfa-flour Derivat klor


- Triamsinolon - Beklometason
- Dexametason - Mometason
- Betametason

Derivat 6-alfa-flour Derivat klor-flour


- Fluokotolon - Klobetasol
- Flunislida - Klobetason
- Halometason

● Golongan Opioid

Fentanil

Morfin

Petidin
- Meperidin
- Demerol

Tramadol (semi)

● ESO
➢ Asma
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
23
Siklooksigenase dighambat → lipooksigenase meningkat →leukotrien
meningkat →bronkokonstriksi
➢ Gangguan Lambung
COX-1 dihambat → prostaglandin ↓ → prostaglandin merupakan
pelindung mukosa lambung →iritasi lambung
➢ Bleeding
TXA2 ↓ → faktor pembekuan darah ↓ → bleeding

● Catatan
- Antalgin menyebabkan penurunan leukosit
- As. Mefenamat bersifat lebih asam, jadi tidak boleh saat perut kosong
- Aspirin lebih efektif sebagai Antiplatelet, karna menghambat TXA2 lebih
tinggi
- Piroxicam cocok untuk nyeri sendi
- Diklofenak cocok umtuk nyeri gigi. Perbedaan antara natrium dan kalium
diklofenak terdapat pada sifat kelarutan garam, kalium lebih larut
daripada natrium, jadi diabsorpsi lebih cepat sehingga onset obat lebih
cepat.
- Paracetamol memiliki aktifitas analgesik dan antipiretik saja
- NSAID selective COX-2 (ex: celecoxib) tidak cocok dicerikan pada
pasien kardiovaskular dan stroke, karena tidak menghambat TXA2 →
agregasi platelet ↑ → penyumbatan pembuluh darah
● Dosis

Nama Obat Dosis Catatan

Narkotik

Fentanil - Pamedikasi : 100 mcg IM 30-60


sebelum op
- Post op : 50-100 mcg IM, dapat
diulangi 1-2 jam bila perlu
- Sebagai analgesik :
Ringan 2 mcg/BB
Sedang 2-20 mcg/BB
Tinggi 20-50 mcg/BB
- Sebagai Anastesi : 50-100 mcg/BB

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
24
Morfin - Awal 10-15 mg (efek 12 jam) Telan utuh, jangan
- Tidak terkontrol 20-30 mg (efek 12 dikunyah, dibagi,
jam) dihancurkan

Petidin - Dewasa : 25-100 mg setiap 3-4 jam


(SK atau IM)
- Anak : 0,5 – 2 mcg/kg BB secara
IM

Semi Narkotik

Tramadol - Dewasa 50 mg tunggal Nyeri sedang - berat

- Bisa ditambahkan 50 mg setelah


30-60 min
- Max : 400 mg
NSAID non selective

Fenil butazon - dosis awal 200 mg 2-3 kali sehari anak berusia di bawah 14
selama 2 hari, tahun tidak dianjurkan.
- kemudian kurangi 100 mg 2-3 kali
sehari;

Metampiron - Dosis awal 500 mg Nyeri sedang - berat

- Dapat dilanjutkan tiap 6-8 jam 500


mg
- Maksimal 2000 mg
Kalium Diklofenak - Dosis 100-150 mg/hari dalam dosis Nyeri sedang – berat
terbagi 2-3 dosis OA, RA, gigi

Natrium Diklofenak - Dosis 75-150 mg/hari dalam dosis Nyeri sedang – berat
terbagi 2-3 dosis OA, RA, gigi

Ketorolac - Oral : 10 mg 4-6 jam, max : 40 mg Lama terapi 2 hari


sehari
- Inj : 10 mg diikuti 10-30 mg 4-6
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
25
jam, max : 90 mg
- Lansia dan gangguan ginjal Max :
60 mg

Indometacin - 2 x 100 -200 mg sehari

Nabumeton - 1 g di malam hari, untuk kondisi Anak tidak dianjurkan.


berat tambahkan juga 0,5-1 g di
pagi hari
- LANSIA 0,5-1 g sehari

Piroxicam - Rematoid artritis, osteoartritis : Dosis lebih dari 20 mg


Dosis awal 20 mg sebagai dosis sehari meningkatkan efek
tunggal. Dosis pemeliharaan pada samping gastrointestinal.
umumnya 20 mg sehari atau jika
diperlukan dapat diberikan 10 mg -
30 mg dalam dosis tunggal atau
terbagi.
- Gout akut, mula-mula 40 mg sehari
sebagai dosis tunggal, diikuti 4-6
hari berikutnya 40 mg sehari dosis
tunggal atau terbagi.
- Gangguan muskuloskeletal akut,
awal 40 mg sehari sebagai dosis
tunggal atau terbagi selama 2 hari,
selanjutnya 20 mg sehari selama 7-
14 hari.

Meloxicam - Oral, osteoartritis, 7,5 mg sehari, Anak berusia di bawah 15


jika perlu naikkan hingga tahun tidak dianjurkan.
maksimum 15 mg sekali sehari.
- Reumatoid artritis 15 mg sekali
sehari mungkin dapat dikurangi
hingga 7,5 mg sehari
- LANSIA: 7,5 mg sehari.

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
26
Ketoprofen - Oral, penyakit reumatik, 100-200 Anak tidak dianjurkan.
mg sehari dalam 2-4 dosis terbagi
Nyeri dan dismenorea, 50 mg
sampai 3 kali sehari

Ibuprofen - Dewasa, dosis yang dianjurkan Tidak boleh dipergunakan


200-250 mg 3-4 kali sehari. pada anak dengan berat
- Anak : badan kurang dari 7 kg
● 1-2 tahun, 50 mg 3-4 kali
sehari. Untuk nyeri ringan sampai
● 3-7 tahun, 100-125 mg 3-4 sedang
kali sehari.
● 8-12 tahun, 200-250 mg 3-4
kali sehari.
- Osteoartritis, artritis reumatoid.
1200 mg – 1800 mg dalam dosis
terbagi 3 kali sehari.
- Dosis maksimum 2400 mg/hari,
jika kondisi sudah stabil
selanjutnya dosis dikurangi hingga
maksimum 1800 mg/hari.

Asam Mefenamat - 500 mg secara oral selanjutnya 250


mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan,
tidak melebihi 7 hari.

- NSAID COX-3

Paracetamol - 500 mg tiap 4 – 6 jam


- Max : 4 g perhari

- NSAID selective COX-2

Etorikoksib - Osteoathritis, musculoskeletal : 1x

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
27
60 mg
- Nyeri akut (gigi) : 1 x120 mg

Selekoksib - OA :Sehari 1 x 200 mg atau 2 x 100


mg
- RA : 2 x 100 – 200 mg

9. DIARE
Diare : BAB dengan konsistensi encer lebih dari 3 kali sehari
Macam-macam diare :
- Diare Akut : kurang dr 14 hari
- Diare kronis : 14 hari atau lebih
- Diare inflamasi karna invasi baketri dan sitokin ditandai dengan adanya
lendir atau darah
- Diare non inflamasi ditandai dengan diare cair tanpa disertai lendir atau
darah
- Diare → dehidrasi → ditandai dengan merasa haus, tekanan turgor
menurun, mata cekung

- Terapi Diare
● Adsorben, Demulcen
- Adsorben: menyerap bahan – bahan infeksius dan toksin → sel mukosa
terhindar dr kontak bahan tersebut

Karbon aktif

Kaolin

Attapulgit

- Demulcen: meningkatkan viskositas usus secara langsung

Pektin

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
28
● Adstringen
Menciutkan selaput lendir usus

Ekstrak jambu biji

● Anti Motilitas
- Loperamid: bekerja secara local pada ujung saraf dinding usus besar
dengan menurunkan peristaltik sehingga memperbesar ambilan cairan(
- Opioid: Menurunkan motilitas usus
Atropin Sulfat

Obat antimotilitas tidak dianjurkan untuk pasien diare karena infeksi


bakteri
● Antisekretori
Menyekat aliran cairan
Bismut Subsalisilat

● Probiotik
Laktobacilus dapat menggantikan mikroflora usus, sehingga membantu
mengembalikan fungsi normal usus dan mencegah pertumbuhan
mikroorganisme pathogen
Lacto-B

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
29
10. TUKAK LAMBUNG/ ULCUS PEPTIK
- Patofisiologi Tukak Lambung
Penyebab Umum:
Helicobacter pylori infection
Nonsteroidal antiinflammatory drugs
Critical illness (stress-related mucosal damage)
Penyebab tidak umum:
Hypersecretion of gastric acid (e.g., Zollinger-Ellison’s syndrome)
Viral infections (e.g., cytomegalovirus)
Vascular insufficiency (crack cocaine associated)
Radiation
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
30
Chemotherapy (e.g., hepatic artery infusions)
Rare genetic subtypes
Idiopathic
● Antasida
Menetralisir asam lambung. Antasida merupakan basa lemah yang bereaksi
dengan asam lambung membentuk garam dan air.

Mg(OH)3

Al(OH)3

Alumunium dan magnesium tidak diserap sehingga tidak menimbulkan


alkalosis

● H2 Blocker
Menghambat reseptor histamin pada lambung, sehingga munurunkan sekresi
asam lambung

Ranitidin

Cimetidin

Famotidin

● Proton Pump Inhibitor (PPI)


Menghambat aktivitas pompa proton enzim H+/K+ -ATPase (proton pump)
sehingga terjadi penghambatan rilis ion H+. Menurunkan sekresi asam
lambung.

Omeprazole

Lansoprazole

Pantoprazole

● Prostaglandin
Meningkatkan proteksi mukosa lambung

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
31
Misoprostol

● Sukralfat
- Sukralfat akan membentuk gel yang menempel pada sel epitel lambung.
- Menginhibisi aktivitas pepsin.
- Stimulasi sintesis prostaglandin dan bikarbonat sehingga berefek
meningkatkan daya proteksi mukus dan meningkatkan mukosa saluran
cerna.

● Bismuth
Sebagai efek antibakteri, efek gastroprotektif lokal (Meningkatkan mukosa),
dan menstimulasi prostaglandin endogen.

Bismuth
Subsalisilat

NB :
- Analog prostaglandin (misoprostol) : Kontraindikasi untuk ibu hamil
(Kategori X)
- Antasida : Al (Konstipasi), Mg (diare)

11. ANTIDOTUM

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
32
NB :
Sianida : Natrium tiosulfat
12. KONSTIPASI

Sulit buang air besar lebih dari 3 hari dengan feses keras dan kering
● Bulking Agnet (Penambah Massa)
- Bahan yang dapat menyerap lebih banyak sehingga dapat melunakkan
dan meningkatkan massa feses

Metilselulosa

● Laksatif Osmotik
Tidak diserap tapi meningkatkan sekresi air di usus dan meningkatkan
peristaltik usus

Laktulosa

Sorbitol

Gliserin
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
33
● Laksatif Stimulan
Bekerja pada ujung saraf dinding usus, memicu kontraksi otot, dan
menyebabkan peristaltik usus.
Bisacodyl

Fenoftalein

Senna

● Lubicant Laxative
Obat ini bekerja dengan menurunkan tegangan permukaan feses, sehingga
mempermudah penyerapan air

Docusate

Minyak mineral

13. HISTAMIN
● Mekanisme Pelepasan Histamin
Apabila ada rangsangan senyawa alergen (spora, racun, debu, makanan), maka
histamin akan dikeluarkan dari sel mast
- Histamin spesifik
H1 : Bronkus, otak, gastrointestinal tract, kardiovaskuler, endotel
H2 : Mukosa gaster
H3 : Otak
H4 : Eosinofil, neutrofil, CD4 Tcell

- Efek Histamin
1. Sistem saraf : Stimulan kuat bagi saraf tepi terutama mediator nyeri dan
gatal
2. Sistem kardiovaskuler : Menurunkan sistole dan diastole (pengaruh
vasodilatasi pada kapiler), meningkatkan frekuensi jantung (Stimulasi
kontraktilitas & refleks takikardi)
3. Otot polos bronkus : bronkokonstriksi
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
34
4. Otot polos gastrointestinal : untuk kontraksi otot intestinal (diare)
5. Jaringan Sekretory : terutama reseptor H2 →meningkatkan sekresi asam
lambung dan pepsin.

● Golongan Anti Histamin H1

Generasi 1 Generasi 2 Generasi 3

(klasik/sedatif) (sedatif ringan) (sedatif ringan)

bromfeniramin maleat Cetirizin Levocetirizin

klorfeniramin maleat Loratadin Desloratadin

deksbromfeniramin maleat Mizolastin Fexofenadin

deksklorfeniramin maleat Terfenadin

dimentinden maleat

tripolidin hidroklorida

metdilazin

siproheptadin hidroklorida

hidroksizin hidroklorida

● Golongan Anti Histamin H2

Simetidin

Ranitidin

Famotidin

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
35
Nama Obat Dosis Catatan

Generasi I (sedatif)

Difenhidramin - Dewasa25-50 mg 3 kali sehari


- Anak5 mg/kg bb sehari.

Klorfeniramini maleat - oral: Anak di bawah 1


● Dewasa : 4 mg tiap 4-6 jam; tahun tidak dianjurkan
maksimal 24 mg/hari.
● Anak :
1-2 th 1 mg 2 kali sehari
2-5 th 1 mg tiap 4-6 jam, max 6
mg/hari
6-12 th 2 mg tiap 4-6 jam, max 12
mg/hari.
- Injeksi SK atau IM : 10-20 mg, diulang
bila perlu maksimal 40 mg sehari
- Injeksi IV lambat, lebih dari 1 menit: 10-
20 mg dilarutkan dalam spuit dengan 5-
10 ml darah atau dengan NaCl steril
0,9% atau air khusus untuk injeksi.

Deksklorfeniramini - Dewasa: 2 mg
maleat - Anak: 1 - 5 tahun 0,5 mg
6 - 11 tahun: 1 mg.
- Diberikan 3 - 4 kali/hari.

Hidroksizin HCl - pruritus: dosis awal 25 mg malam hari


dinaikkan bila perlu sampai 25 mg 3-4
kali sehari;
- Anak :
● 6 bulan-6 tahun, dosis awal 5-15
mg/hari dinaikkan bila perlu sampai
50 mg sehari dalam dosis terbagi;
● lebih dari 6 tahun dosis awal 15-25

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
36
mg sehari dinaikkan bila perlu sampai
50-100 mg/hari dalam dosis terbagi.
- Ansietas (hanya Dewasa): 50-100 mg, 4
kali sehari.

Siproheptadin HCl - alergi: dosis lazim 4 mg 3-4 kali sehari Anak di bawah 2
maksimal 32 mg sehari; tahun tidak dianjurkan
- Anak :
- 2-6 tahun 2 mg 2-3 kali/hari,
maksimal 12 mg/hari;
- 7-14 tahun 4 mg 2-3 kali/hari,
maksimal 16 mg/hari.

Fexofenadine HCl - Dewasa dan anak > 12 th 60 mg 2 kali Tidak untuk anak di
sehari bawah 6 tahun.
- anak 6-11 th: 30 mg 2 kali sehari.
Mebhidrolin - Dewasa: dosis tunggal 50-100 mg.

Homoklorsiklizin - 1-2 tablet (tiap tablet 10 mg), 3 kali/hari.

Generasi II (sedatif ringan)

Loratadin - Dewasa : 10 mg/hari.


- Anak2-12 tahun:
● di bawah 30 kg, 5 mg/hari
● lebih dari 30 kg, 10 mg/hari

Cetrizin - Dewasa dan anak diatas 6 tahun:


10mg/hari pada malam hari bersama
makanan.
- Anak 3-6 tahun, hay fever: 5 mg/hari
pada malam hari atau 2,5 mg pada pagi
dan malam hari.

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
37
Terfenadin - hay fever, rhinitis alergi: 60 mg/hari,
naikkan bila perlu sampai 120 mg/hari;
dosis tunggal atau dosis terbagi dua.
- Alergi kulit: 120 mg/hari dosis tunggal
atau dosis terbagi dua.
- Anak (hay fever, rhinitis alergi atau
alergi kulit) 3-6 tahun: 15 mg 2 kali/hari;
6-12 tahun 30 mg 2 kali sehari.

Generasi III (sedatif ringan)

Desloratadin - Dewasa: 5 mg
- Anak: 1 - 5 tahun 2,5 mg
6 - 11 tahun: 1,25 mg.
- Diberikan 1 kali/hari.

Levocetrizin - Dewasa dan Anak di atas 6 tahun: 5


mg/hari,

14. ANTIBIOTIK

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
38
- Antibiotik untuk ibu Hamil

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
39
- Antibiotik yang tidak boleh diberikan kepada anak-anak

- Penataksanaan beberapa Infeksi

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
40
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
41
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
42
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
43
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
44
- Terapi Infeksi Bakteri
a. KATEGORI-1 (2HRZE/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZE (Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid dan
Etambutol yang dikemas dalam bentuk blister) diberikan setiap hari
selama 2 bulan. Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri
dari HR diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan.
• Obat ini diberikan untuk: - Penderita baru TB Paru BTA Positif. -
Penderita baru TB Paru BTA negatif Röntgen Positif yang “sakit berat” -
Penderita TB Ekstra Paru berat

b. KATEGORI 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan dengan
HRZES setiap hari. Dilanjutkan 1 bulan dengan HRZE setiap hari. Setelah
itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang
diberikan tiga kali dalam seminggu.

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
45
• Obat ini diberikan untuk penderita TB paru BTA(+) yang sebelumnya
pernah diobati, yaitu: - Penderita kambuh (relaps) - Penderita gagal
(failure) - Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default).

c. KATEGORI 3 (2HRZ/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan
(2HRZ), diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan
diberikan 3 kali seminggu. • Obat ini diberikan untuk: - Penderita baru
BTA negatif dan röntgen positif sakit ringan, - Penderita TB ekstra paru
ringan

- Efek samping dari OAT


TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
46
Nama Obat Efek samping

Rifampicin Kencing, air ludah, air mata menjadi


merah kecoklatan, bersifat inducer
sehingga dapat menurunkan efek
terapi dari obat lain, Hepatotoksik

Etambutol Gangguan penglihatan

Streptomicin Gangguan pendengaran,


Kontraindikasi untuk ibu hamil

Isoniazid Neuropati perifer (sehingga sering


dikombinasi bersama vitamin B6)

Pirizinamid Nyeri sendi, asam urat

NB : Obat TBC diminum pada pagi hari

15. VIRUS
- Anti-nonretrovirus

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
47
- Antiretrovirus
a. Golongan obat NRTI (Inhibitor Nucleoside Reverse Transcriptase) :
❑ Zidovudin, didanosin, zalsitabin, stavudin, lamivudin, abacavir,
emtrisitabin, entecavir
❑ Zidovudin, stavudin: HIV
❑ Didanosin, zalsitabin: HIV resisten zidovudin
❑ Lamivudin: hepatitis, HIV
❑ Abacavir, emtrisitabin: HIV
❑ Entecavir: Hepatitis B
b. Golongan obat NNRTI (Inhibitor NonNucleoside Reverse
Transcriptase)
❑ Efavirenz, nevirapin, delavirdin, etravirin
c. PI (Inhibitor protease)
❑ Saquinavir, ritonavir, indinavir

- Terapi ARV
a. Lini Pertama
2NRTI + 1 NNRTI
Zidovudine + Lamivudine + Nevirapine
Tenofovir + Lamivudine (atau Emtricitabine) + Nevirapine
b. Lini Kedua
Tenofovir atau zidofudine + emtricitabine + lopinavir atau
ritonavir

- Substitusi Obat ARV Individual pada Kejadian Toksisitas dan Intoleransi

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
48
16. ANTELMINTIK

No Nama Obat M.K Penggunaan


TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
49
1 Pirantel Pamoat activation worm nicotinic cholinergic Nematoda : Kremi, gelang,
receptors →persistent cambuk
depolarization→spastic paralysis

2 Dietilkarbamazin Penurunan kegiatan otot dan kemudian Nematoda : Filariasis, loa-


(DEC) melumpuhkan mikrofilaria. loa, O. volvulus

3 Albendazole Penghambatan produksi energi askaris, kremi, tambang dan


(menghambat ambilan glukosa , trikuriasis , Strongiloidiasis,
menurunkan pembentukan ATP) Neurosistiserkosis

4 Mebendazole Penghambatan produksi energi Nematoda : Cacing kremi,


(mengganggu ambilan glukosa ) gelang, tambang, pita,
cambuk

5 Piperazin blocks neuromuscular transmission Nematoda : Gelang, kremi


→hyperpolarization→flaccid paralysis

6 Praziquantel Increases membranepermeability to Schistosomiasis & Taenia.


calcium→paralysis Fasciola hepatica tdk efektif

7 Niklosamid act byinhibiting oxidative cestodes: Taenia saginata,


phosphorylation →ATP tape worm T. solium,
decrease Diphyllobothrium latum
and Hymenenolepis nana
and thread worm
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
50
8 Ivermectin GABAergictransmission in the Nematoda : Onchocerciasis
worm→tonic paralysis and strongyloidiasis
Trematoda dan cestoda tdk
efektif

9 Thiabendazole Penghambatan produksi energi Nematoda :


(penghambatan enzim fumarat strongyloidiasis dan
reduktase) trichinosis

MATERI PHARMACEUTICAL SCIENCE


TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
51
A. Farmasetika Dasar
a. Istilah latin

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
52
b. Rumus dasar Farmasetika

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
53
c. BUD (Beyond use date)
BUD adalah batas waktu penggunaan produk obat setelah diracik/disiapkan
atau setelah kemasan primernya dibuka atau dirusak

d. Sediaan Farmasi
1. Serbuk : terdapat dua jenis yaitu pulvis dan pulveres, syarat sediaan serbuk;
homogen, kering, halus, dan mudah mengalir (free flowing). Ukuran 10 mm-
1 micron
2. Pil / granul/ boli : pil berbentuk bulat dengan berat 100-500 mg, mengandung
satu atau lebih zat aktif. Granul < 100 mg, boli > 500 mg.
3. Tablet : sediaan padat yang kompak, mengandung satu atau lebih zat aktif dan
bahan tambahan, biasanya pipih bundar, yang dibuat melalui proses kempa
dan cetak.
4. Troches/Lozenges (tablet hisap) : Tablet ini dimaksudkan untuk
terdisintegrasi pelan-pelan sehingga bertahan lama dalam rongga mulut,
sebagaimana halnya gula-gula. Contoh: tablet hisap Vitamin C
5. Immediate released tablet : Tablet ini dimaksudkan untuk langsung ditelan
dengan bantuan cairan atau makanan. Tablet ini akan terdisintegrasi dalam

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
54
lambung selama kurang dari 15 menit untuk dapat segera melepaskan zat
aktifnya.
6. Sustained released tablet: Tablet ini juga dimaksudkan untuk lansung
ditelan, namun diforumulasikan sedemikian rupa sehingga dapat
terdisintegrasi secara perlahan pada lambung dan usus, sehingga dapat
melepaskan zat aktif secara bertahap dalam waktu yang cukup lama. Tablet
ini dimaksudkan untuk memfasilitasi pengurangan frekuensi minum obat dari
pasien. Hal ini akan sangat membantu treutama bagi pasien geriatric.
7. Delayed release tablet : Tablet ini juga langsung ditelan, namun didesain
untuk memberikan pelepasan zat aktif yang tertunda, contoh: enteric coated
tablet dan pulsatile released tablet
8. Dispersed tablets : Tablet ini dimaksudkan untuk didispersikan terlebih dulu
dalam sejumlah cairan, sebelum ditelan. Maksud didispersikan terlebih dulu
adalah untuk lebih memfasilitasi proses disintegrasi dan distribusi zat aktif
terlarut dalam cairan lambung maupun usus.
9. Effervescent tablets : Disintegrasi tablet ini difasilitasi oleh reaksi saturasi
(pendesakan oleh gas CO2 yang terjadi dari reaksi asam lemah (asam
sitrat/asam tartrat/asam fumarat) dan garam berkarbonat (NaHCO3/Na2CO3)
yang ada dalam tablet, saat bersentuhan dengan air). Untuk itu, effervescent
tablet tidak boleh langsung ditelan, namun harus di larutkan dulu dalam
segelas air dingin. Gas CO2 yang masih ada dalam larutan tersebut dapat
berfungsi sebagai penyegar (sebagaimana CO2 dalam soft drink) dan dapat
menyamarkan rasa pahit, sehingga effervescent tablet ini biasa digunakan
untuk minuman tonik yang mengandung vitamin atau suplemen makanan
yang larut air
10. Kapsul : adanya cankang yang terbuat dari gelatin atau selulosa, yang
digunakan untuk mewadahinsejumlah serbuk zat aktif atau cairan obat
11. Emulsi merupakan sediaan liquid yang mengandung satu atau lebih zat aktif,
yang berada dalam 2 atau 3 jenis cairan yang tidak saling menyatu, namun
terdispersi homogen, yang distabilkan oleh suatu emulgator. Zat aktif dalam

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
55
sediaan ini dapat berupa minyak, atau solid yang terlarut dalam salah satu fase
dalam sistem dispersi ini
12. Suspensi merupakan sediaan yang merupakan sistem dispersi dari partikel zat
aktif solid yang memiliki kelarutan yang rendah pada medium. Yang
diharapkan dari suatu sediaan suspensi adalah bahwa sistem terdistribusi
homogen saat digunakan.
13. Salep merupakan sediaan semi solid yang mengandung satu atau lebih zat
aktif yang larut atau terdispersi dalam basis salep yang sesuai.
14. Cream merupakan sediaan semisolid yang menggunakan basis emulsi, dapat
bertipe A/M ataupun M/A, dapat mengandung zat aktif (obat) atau tidak
mengandung zat aktif (kosmetika).
15. Gel merupakan sediaan semisolid yang mengandung cairan yang terperangkap
dalam suatu matriks 3 dimensi yang terbentuk dari gelling agent yang
mengemban.
16. Pasta merupakan sediaan semisolid yang mengandung banyak partikel solid
yang terdispersi dalam basis. Pasta dapat digunakan sebagai agen pembersih
gigi (pasta gigi, yang mengandung bahan abrasif) ataupun sebagai bahan
intermediet pembuatan salep, sebelum dicampurkan dengan basis yang lain
(contoh: pembuatan pasta ZnO dengan minyak mineral pada peracikan Zinc
Oxide ointment, sesaat sebelum disatukan dengan white ointment dengan
metode levigasi).

e. Eksipien & Fungsinya

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
56
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
57
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
58
f. Metode Pembuatan Tablet
- Granulasi Basah : Senyawa aktif tahan air dan panas, sifat alir jelek,
dilakukan pembuatan massa dengan pengikat, dikeringkan lalu diayak.
- Granulasi Kering : Senyawa aktif TIDAK tahan panas dan air, sifat aliran
jelek, dilakukan dengan kempa dengan bahan pengisi lalu dihancurkan dan
diayak.
- Kempa Langsung : Senyawa aktif TIDAK TAHAN PANAS DAN AIR,
SIFAT ALIR BAIK, DOSIS KECIL.
g. Evaluasi Granul

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
59
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
60
h. Masalah dalam Pembuatan Tablet dan Emulsi

i. Kelas Penggolongan Obat berdasarkan BCS


TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
61
j. Evaluasi mutu tablet

k. Masalah dan solusi pada sediaan liquid

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
62
l. Bagian – bagian dalam resep

m. Macam – macam kerapatan

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
63
n. Tingkat Kelarutan

MATERI FARMASI INDUSTRI


TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
64
a. Pembagian ruangan produksi

b. KUALIFIKASI DAN VALIDASI

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
65
Kualifikasi merupakan proses pembuktian secara tertulis berdasarkan data yang
menunjukan kelayakan suatu peralatan, fasilitas, system penunjang sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan . Kualifikasi ada empat tahap :
1. Kualifikasi Desain
2. Kualifikasi Instalasi
3. Kualifikasi Operasional
4. Kualifikasi Kinerja

Validasi merupakan tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai. Kualifikasi


dilakukan sebelum validasi. Adapun jenis validasi :

1. Validasi Proses : tindakan pembuktian yang di dokumentasikan bahwa proses


yang dilakukan dalam batas parameter yang ditetapkan.
a. Validasi Prospektif prospektif`adalah validasi proses yang dilakukan
sebelum produk dipasarkan (produk baru)
b. Validasi konkuren adalah validasi yang dilakukan selama proses produksi
rutin dilakukan
c. Validasi retrospektif adalah validasi terhadap proses yang sudah berjalan.
2. Validasi Analisis : Validasi metode analisis mempunyai tujuan untuk
mengetahui bahwa metode analisis sesuai tujuan penggunaannya. Metode
analisa yang divalidasi antara lain: uji identifikasi, penetapan kadar, dan uji
impuritas.

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
66
3. Validasi Pembersihan : Faktor-faktor pertimbangan dalam pembersihan alat
adalah Kelarutan, Potensi/dosis, Toksisitas, Batch size, Jumlah zat aktif
dalam produk, dan Warna
a. Metode pengambilan sampel:
Pengambilan sampel residu produk : Cara apus (swab) dan Cara bilasan akhir
(rinse sample), Pengambilan sampel sisa deterjen dengan cara pembilasan,
Pengambilan sampel mikrobiologi: Contact plate, Cara apus (swab), Bilasan
sampel (rinse sample).
C. UJI DISOLUSI
a. Disolusi 1 = Kapsul = Keranjang/Basket
b. Disolusi 2 = Tablet = Dayung/Paddle

Tiga medium uji disolusi :


1. Dapar HCL pH 1,2
2. Asetat pH 4,5
3. Fosfat pH 6,8
d. Uji Stabilitas

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
67
Uji jangka panjang, frekuensi pengujian harus cukup untuk menetapkan profil
stabilitas zat obat. Untuk bahan-bahan obat dengan usulan periode re-test
minimal 12 bulan, frekuensi pengujian pada kondisi penyimpanan jangka
panjang biasanya harus setiap 3 bulan selama tahun pertama, setiap 6 bulan
selama tahun kedua, dan setiap tahun melalui diusulkan periode re-test. Untuk
kondisi penyimpanan uji dipercepat minimal tiga titik waktu, termasuk/ titik-
titik waktu awal dan akhir (misalnya, 0, 3, dan 6 bulan).
Untuk kondisi penyimpanan menengah minimal empat titik waktu, termasuk
titik-titik waktu awal dan akhir (misalnya, 0, 6, 9, 12 bulan).

e. Kimia Analisis Konvensional

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
68
Metode analisis ada 2:

1. Kualitatif : identitas (spot test reaksi nyala)


2. Kuantitatif : Jumlah (gravimetri)
Instrumen terbagi:
1. kualitatif : spektro uv – vis, IR, NMR, kromatografi
2. Kuantitatif : Spektrofotometri, komatografi, elektrokimia, analisis termal.

f. Spektrofotometri

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
69
1. Spektrofotometri nyala untuk pengujian golongan Ia dan IIa, tidak untuk
logam berat dan transisi
2. Spektrofotometri serapan atom (SSA/AAS) untuk pengujian semua logam
3. Spektrofotometri IR untuk pengujian menentukan gugus fungsi pada senyawa
4. Spektrofotometri UV-VIS untuk pengukuran serapan ultraviolet 200-400 dan
visible 400-800.
g. Kromatografi
1. Kromatografi planar
2. Kromatografi lapis tipis parameternya nilai Rf (factor retensi)

3. Kromatografi kolom
4. Kromatografi kertas
5. Kromatografi gas
- KCKT parameternya waktu retensi untuk pengujian senyawa yang
memiliki gugus kromofor
h. Rumus – rumus kimia analisis
1. Molar
mol
Molar =
liter
gr /mr
=
volume
2. Normalitas
10 x x bj
N=
Mr x BE

3. % Kadar dari spektro


absorbansi sampel
x konsentrasi sampel x faktor pengencer x volume awal
absorbansi pembanding

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
70
Volume (ml) x faktor tetes
4. Faktor tetes =
waktu (menit)

PENYIMPANAN

Bentuk Sediaan Kondisi Suhu

Insulin Ruangan 15-25ᵒC (Boleh digunakan 28 hari setelah


Dingin dibuka)
Freezer 5-15ᵒC (boleh digunakan 2 bulan setelah dibuka)
-2-(-8)ᵒC (Tidak boleh digunakan)

Vaksin Dingin 2-8ᵒC (untuk semua vaksin)


Freezer -15-(-25)ᵒC (khusus vaksin polio)

Suppositoria Sejuk 8-15ᵒC (semua suppositoria)


Ruangan 15-25ᵒC (khusus suppo Bisakodil)

Wadah Limbah Medis

Kategori Warna kantong plastik

Radio aktif Merah

Sangat infeksius Kuning

Limbah infeksius, patologi dan anatomi Kuning

Sitotoksik (obat kanker) Ungu

Limbah kimia dan farmasi Coklat

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
71
MATERI BAHAN ALAM

a. Penggolongan obat

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
72
Peringatan obat bebas terbatas

b. Obat herbal
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
73
Ada tiga golongan :
1. Jamu : berdasarkan pengalaman empiris, turun temurun.
2. Obat herbal terstandar : telah lulus uji praklinis
3. Obat Fitofarmaka : telah lulus uji klinis dan praklinis

c. Bahan Kimia Obat (BKO)


Jenis-jenis BKO yang sering dimasukkan dalam sediaan jamu :
1. Sildenafil sitrat : obat kuat lelaki
2. Deksametason, fenil butason : nyeri sendi, pegal linu.
3. Metampiron, antalgin, parasetamol, CTM : masuk angin
4. Allopurinol : asam urat
5. Sibutramin HCL : pelangsing
6. Tempuyung : hipertensi, efek diuresis.
d. Tiga Golongan Pelarut
Pelarut polar memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk
mengekstrak senyawa-senyawa yang polar dari tanaman. contoh pelarut polar
adalah: air, metanol, etanol, asam asetat.
Pelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah
dibandingkan dengan pelarut polar. Contoh pelarut ini adalah: aseton, etil
asetat, kloroform
Pelarut nonpolar hampir sama sekali tidak polar. Senyawa ini baik
untukmengekstrak berbagai jenis minyak. Contoh: heksana, eter
e. Macam-macam metode ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu senyawa menggunakan pelarut tertentu.
Filtrasi adalah pemisahan senyawa berdasarkan tingkat kelarutannya.

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
74
Ekstraksi Cara Dingin
Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud
rusak karena pemanasanan (Termolabil). Jenis ekstraksi dingin adalah
maserasi dan perkolasi
Ekstraksi Cara Panas
Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas
secara otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara
dingin. Metodanya adalah refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet dan infusa.
f. Nama-nama latin tanaman
1. Zingiberis officinalle: jahe, kandungan senyawa kompleks seperti
oleoresin (gingerol, shogaol, paradol, zingireone dan lain-lain) serta
minyak atsiri. Digunakan untuk Mencegah dan mengobati masuk angin.
2. Curcumae xanthoriza: temu lawak, mengandung kandungan minyak asiri,
curcumin, glucosida, phellandrene, turmerol, myrcene,xanthorrihizol,
Isofuranogermacreene, p-tolyletycarbinol. Digunakan untuk Menambah
Nafsu Makan
3. Guazumae Folium : daun jati belanda, mengadung tanin, lendir, damar.
Digunakan untuk mencret dan pelangsing.
4. Ephedra equisetina : efedrin, mengandung alkaloid, efendrin digunakan
untuk obat asma, menekan stimulan.
5. Chincona sucirubra : kina, mengandung senyawa kina, kinin kuarsetin
digunakan untuk malaria.
6. Carica papaya: pepaya dengan kandungan papain. Digunakan untuk
pelunak tekstur daging
7. Androgafis paniculata : sambiloto mengandug senyawa marker spesifik
andrografolid, digunakan untuk antibakteri dan jamur.
8. Allium Sativum : bawang putih mengandung organosulfur, digunakan
untuk tekanan darah tinggi, meredakan rasa pening di kepala, menurunkan
kolesterol,dan obat maag .

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
75
9. Averrhoa bilimbi : belimbing, mengandungsaponin, tanin, glukosida,
kalsium oksalat, sulfur, asam format. Digunakan untuk menurunkan kadar
kolesterol.
10. Orthosipon folium : Kumis kucing, mengandung sinensetin, eupatorin,
skutellarein, tetrametil eter, salvigenin, rhamnazin; glikosida flavonol,
turunan asam kafeat. Digunakan untuk hipertensi dengan efek diuresis.
11. Sanchus arvensis : daun tempuyung, mengandung flavanoid (kaempferol,
luteolin-7-0 glukosida, dan apigenin-7-0-glukosida), taraksasterol,
inositol, kumarin (skepoletin), dan asam fenolat (sinamat, kumarat, dan
vanilat). Digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
12. Melaleuca leucadendran : kayu putih mengandung, terpineol tertinggi,
flavanoid (kaempferol, luteolin-7-0 glukosida, dan apigenin-7-0-
glukosida), taraksasterol, inositol, kumarin (skepoletin), dan asam fenolat
(sinamat, kumarat, dan vanilat). Digunakan untuk demam, flu, masuk
angin, ngilu-ngilu.
13. Ananas comosus : nanas, mengandung flavanoid (kaempferol, luteolin-7-0
glukosida, dan apigenin-7-0-glukosida), taraksasterol, inositol, kumarin
(skepoletin), dan asam fenolat (sinamat, kumarat, dan vanilat) bromolein
untuk pelunak daging.

Pengeringan: Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia


yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu lama.
Kadar air yang dapat diterima untuk simplisia harus < 10%.

MATERI ETIKA, PERUNDANGAN & ETIKA FARMASI

a. Regulasi-Regulasi
1. UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No.35 tahun 2009 tentang Narkotika :
a. Gol. I : Untuk ilmu pengetahuan, contoh obat : Kokain, papaverin
b. Gol II : untuk ilmu pengetahuan dan sebagai pilihan terakhir dalam
pengobatan, contoh : Fentanil, morfin, petidin
c. Gol III : untuk terapi dan memiliki efek ketergantungan yg ringan : Kodein
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
76
3. UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika
a. Gol I : Untuk pengembangan ilmu pengetahuan , tidak untuk terapi. contoh :
Ekstasi
b. Gol II : Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan terapi, contoh
sekobarbital
c. Gol III : Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan terapi, contoh :
Amobarbital
d. Gol IV : Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan terapi, contoh :
Diazepam
4. PMK No. 72 tahun 2016 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah sakit 5.
5. PMK No. 73 tahun 2016 Standar pelayanan Kefarmasian di Apotek
6. PMK No. 74 tahun 2016 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
7. PMK No 1799 tahun 2010 tentang Industri Farmasi
8. PP No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Apoteker dapat
mengganti obat merk dagang dengan obat generik yang sama komponen zat
aktifnya atau obat merk dagang lain atas persetujuan dokter dan/ atau pasien).
9. PMK No.31 tahun 2016 tentang perubahan atas PMK
889/Menkes/Per/V/2011 tentang registrasi, izin praktek, dan izin kerja tenaga
Kefarmasian :

a. STRA dikeluarkan oleh komite Farmasi Nasional (KFN), STRTTK


dikeluarkan oleh Kepala dinas Kesehatan Provinsi
b. Sertifikat Kompetensi Apoteker dikeluarkan oleh IAI setempat
c. SIPA dan SIPTTK dikeluarkan oleh kepala dinas kesehatan Kabupaten/Kota.
Syarat pembuatan SIPA adalah legalisir STRA dan rekomendasi dari IAI
setempat (masa berlaku SIPA 5 tahun)
d. SIPA bagi Apoteker di fasilitas Kefarmasian hanya diberikan bagi 1 tempat
Fasilitas kefarmasian.
e. SIPA bagi Apoteker di fasilitas pelayanan kefarmasian dapat diberikan paling
banyak 3 tempat fasilitas pelayanan kefarmasian
10. Kepmenkes RI 1332 tahun 2002 tentang izin Apotek : Permohonan surat Ijin
Apotek (SIA) ditujukan kepada kepala dinas kesehatan Kabupaten/Kota

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
77
PP No.4 tahun 2010 tentang Prekusor (Prekusor adalah bahan atau zat atau
bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
Narkotika dan psikotropika)
PMK No.6 tahun 2012 tentang Industri obat tradisional :
a. IOT (industri obat tradisional), izin IOT dikeluarkan oleh Dirjen Binfar
b. IEBA (industri ekstrak bahan alam), izin IEBA dikeluarkan oleh Dirjen
Binfar
c. UKOT (usaha kecil obat tradisional), izin UKOT dikeluarkan oleh Kepala
dinas Kesehatan Provinsi
d. UMOT (usaha mikro obat tradisional), izin UMOT dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
11. PMK No.10 tahun 2008, tentang Registrasi obat :
- Registrasi untuk mendapatkan izin edar, izin edar diberikan oleh Menteri dan
dilimpahkan kepala kepala Badan POM
- Izin edar berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang sesuai ketentuan yang
berlaku
PMK No.56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit :
a. Kelas A (> 500) bed :15 Apoteker
b. Kelas B (200-500) bed :13 Apoteker
c. Kelas C (100-200) bed :8 Apoteker
d. Kelas D (50-100) bed :3 Apoteker
PMK No. 1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien di Rumah Sakit :
Rumah Sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki
keamanan obat-obat high alert
Contoh obat high alert (Nacl 3%, KCL 7,46%, MgSO4 20%, walfarin,
insulin, sevofluran, streptokinase)
Obat LASA (look alike, sound alike) : obat dengan tampilan dan penyebutan
yang sama satu sama lain, obat LASA dalam penyimpanan harus ditandai
sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan pengambilan obat

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
78
Note : Huruf kecil untuk nama yang sama.
PMK 72 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit :
- Sistem distribusi obat di Rumah Sakit
a. Floor stok (Persediaan lengkap di ruangan)
b. Individual prescription (Sistem resep perorangan)
c. Unit dose dispensing (Sistem unit dose)
d. Sistem kombinasi
PMK No.3 Tahun 2015 tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan,
pelaporan Narkotika, Psikotropika & Prekusor Farmasi :
a. SP Narkotika terdiri dari minimal 3 rangkap
b. SP Psikotropika terdiri dari minimal 3 rangkap
c. SP Prekusor terdiri dari minimal 3 rangkap
d. Resep disimpan selama 5 tahun sebelum dimusnahkan
e. Pemusnahan obat yang mengandung Narkotika dan psikotropika dilakukan
oleh Apoteker penanggung jawab dan disaksikan oleh perwakilan Dinas
kesehatan Kabupaten/Kota
f. Pelaporan SIPNAP selama 1 bulan sekali
PMK No.3 Tahun 2015 tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan,
pelaporan Narkotika, Psikotropika & Prekusor Farmasi :
a. SP Narkotika terdiri dari minimal 3 rangkap
b. SP Psikotropika terdiri dari minimal 3 rangkap
c. SP Prekusor terdiri dari minimal 3 rangkap
d. Resep disimpan selama 5 tahun sebelum dimusnahkan

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
79
e. Pemusnahan obat yang mengandung Narkotika dan psikotropika dilakukan
oleh Apoteker penanggung jawab dan disaksikan oleh perwakilan Dinas
kesehatan Kabupaten/Kota
f. Pelaporan SIPNAP selama 1 bulan sekali

Kepmenkes RI No.347 tahun 1990


tentang DOWA No.1
Kepmenkes RI No. 924 tahun 1992
tentang DOWA No.2
Kepmenkes RI No.1176 tahun 1999
tentang DOWA No.3
Contoh-contoh obat DOWA 1,
2&3
- Kontrasepsi oral : DOWA 1, pemberian untuk 1 siklus (untuk siklus pertama
harus harus dengan resep dokter & mengajurkan kontrol ke dokter setiap 6
bulan)
- Antibiotik Topikal : DOWA 1, maksimal pemberian 1 tube
- Omeprazole : DOWA 2, maksimal pemberian 7 tablet
- Ranitidine: DOWA 3, maksimal 10 tablet dosis 150 mg
- Allopurinol : DOWA 3, maksimal 10 tablet
- Natrium diklofenak : DOWA 3, maksimal 10 tablet dosis 25 mg
- Piroksikam : DOWA 3, maksimal 10 tablet dosis 10 mg
- Asam mefenamat : DOWA 1, maksimal 20 tablet
- Bisakodil suppo : DOWA 1, maksimal 3 suppg
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
80
- Setirizine : DOWA 3, maksimal 10 tablet
- Metoklorpropamid : DOWA 1, maksimal 20
- Siproheptadin : DOWA 3, maksimal 10 tablet
- Gentamisin obat mata : DOWA 1, maksimal 1 tube.

METODE KONSELING

1. Three Prime Quastion


a. Bagaimana penjelasan dokter tentang obat anda ?
Ex: obat furosemid ini untuk menurunkan tekanan darah
b. Bagaimana penjelasan dokter mengenai cara pakai obat anda ?
Ex: obat ini diminum 1 kali sehari 1 tablet pada pagi hari
c. Bagaimana penjelasan dokter mengenai apa yang akan terjadi setelah minum
obat tersebut ?
Ex: setelah minum obat ini nanti akan ada efek urinasi ( sering kencing) terus
menerus.
2. Openended Quastion: pertanyaan yang dijawab tidak bias dengan ya/tidak
(membuka komunikasi agar mendapat info lebih dalam)
3. Close : pertanyaan yang dijawab ya/tidak
4. Show and tell : mengkomunikasikan obat – obat yang pernah atau sedang
digunakan untuk memastikan pemahaman pasien
5. Verifikasi
Meminta pasien untuk mengulangi lagi penjelasan yang sudah disampaikan ke
pasien, untuk memastikan pasien sudah mengerti belum tetang informasi
mengenai obat.

MATERI MANAGEMENT

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
81
Manajmen pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP dirumah sakit ada
beberapa tahap :

1. Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan Farmasi, alkes &
BMHP sesuai kebutuhan.
2. Perencanaan
Pada tahap ini obat yang akan diadakan menggunakan metode berikut :
a. Metode Epidemilogi : Berdasarkan pola penyakit yang terjadi contoh obat flu
saat musim hujan.
b. Metode Konsumi : Berdasarkan pemakaian periode sebelumnya contoh
pemakaian obat diabetes bulan lalu.
Rumus perhitungan pengadaan berdasarkan metode konsumsi :

Jumlah persediaan tahun lalu + safety stock - sisa stock

c. Just in time : pembelian langsung berdasarkan kebutuhan saat itu contoh obat-
obat kanker.
3. Pengadaan
Analisis dalam pengadaan
a. VEN (Vital, esensial, non esensial)
Vital :Obat yg harus ada (potensial life saving drug) contoh obat-obat
emergency
Esensial : Merupakan obat yang umum ada dan digunakan namun bukan
merupakan yang vital contohnya obat-obat antiinflamasi
Non Esensial : Merupakan obat-obatan penunjang contohnya vitamin
b. Pareto ABC (always, better, control)
Pareto A : 15-20% yang menghasilkan 80% omset
Pareto B : 20-25% yang menghasilkan 15% omset
Pareto C : 50-60% yang menghasilkan 5 % omset
TUTORIAL SIAP UKAI
JAKARTA
2018
82
4. Penerimaan
5. Penyimpanan
Disimpan dengan system FIFO atau FEFO, diletakkan berdasarkan abjad atau
pola penyakit, terhindar dari cahaya langsung.
6. Pendistribusian
Sistem pendistribusian dirumah sakit :
a. Floor stock (persediaan lengkap diruangan)
b. Unit Dose Dispensing (UDD)
c. Resep perorang atau individual
d. Kombinasi
Metode distribusi dirumah sakit ada dua :
a. Sentralisasi : semua pelayanan di satu instalasi farmasi rumah sakit
b. Desentralisasi : pelayanan obat sudah terbagi ke depo-depo intalasi farmasi
dirumah sakit.
7. Pemusnahan
Obat dimusnahkan berdasarkan bentuk sediaan
8. Pengendalian
Dilakukan stock off name
9. Pelaporan administrasi.
Pelaporan internal dan eksternal.

FARMAKOEKONOMI

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
83
✓ Break Even Point adalah suatu titik yang menggambarkan bahwa keadaan
kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh keuntungan dan juga
tidak mengalami kerugian.
✓ Profitability Index adalah indikator yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersihpada tingkat penjualan, jumlah aset dan jumlah
modal sendiri.
✓ Net Present Value adalah analisis untuk mengetahui nilai arus kas yang akan
diterima selama periode investasi apakah lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan dengan nilai investasi yang dikeluarkan pada saat sekarang.
✓ Interval Rate of Return adalah pengukuran besaran diskon faktor (tingkat
suku bunga), yang diperoleh dengan cara mempresentasikan aliran kas yang
diterima selama periode investasi.
PAYBACK PERIODE :
Pengukuran yang diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi dengan
menggunakan aliran kas (laba bersih yang akan diterima).

Jumlah nilai investasi


PP= x 1 tahun
jumlah kas yang masuk pertahun

RETURN ON INVESTMEN (ROI)

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
84
Pengukuran besaran tingkat return % yang akan diperoleh selama periode investasi
dengan membandingkan jumlah nilai laba bersih pertahun dengan nilai investasi.

nilai lababersih
ROI= x 100
total investasi

REORDER POINT (ROP)


Titik dimana harus dilakukan pemesanan obat, parameter dalam ROP adala lead time
dan safety stock. Rumus perhitungan ROP adalah :

ROP = jumlah kebutuhan perhari x lead time + safety stock

METODE ANLISI DALAM FARMAKOEKONOMI


a. CEA (cost effectiveness analysis) adalah analisis biaya dengan membandingkan
kedua obat yang sama fungsinya atau manfaatnya tapi beda zat aktif obatnya.
CMA (cost minimalization analysis) adalah analisis biaya dengan membadingkan
keduan obat yang sama zak aktif dan fungsiny tapi dengan harga yang lebih
terjangkau.
b. CBA (cost benefit analysis) adalah analisis biaya dengan membadingkan biaya
yang dikeluarkan dengan manfaaat bagi pasien atau suatu instansi..
c. CUA (cost utility analysis) adalah analisis biaya dengan membandingkan biaya
pengobatan yang dikeluarkan dengan hasil tingkat kehidupan pasien.

Perhitungan ACER dan ICER bagian dari analisis farmakoekonomi :

✓ ACER (an average cost effective ratio) adalah Total biaya dari program
pengobatan dibagi dengan outcome dari suatu klinik.

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
85
✓ ICER (incremental cost effective ratio) adalah untuk membandingkan dua obat
alternatif yang lebih baik, bisa dihitung.

Macam-macam biaya yang dikeluarkan jika tidak patuh dalam pengobatan :

➢ Direct medical cost : Biaya yang dikeluarkan secara langsung untuk mendptkan
pelayanan kesehatan, contoh : Biaya rumah sakit, biaya pengobatan.
➢ Direct non medical cost : Biaya yg ditanggung secara langsung, tapi tidak
berhubungan untuk mendptkan pelayanan kesehatan, contoh :Transportasi,
makan.
➢ Indirect non medical cost : Biaya tidak langsung ketika sakit atau biaya yg hilang
karena sakit contoh : Tidak bekerja, kehilangan rupiah.
➢ Intangibale cost : Biaya yang tidak dapat diukur dengan rupiah, contoh Perasaan,
nyeri, lemas, sakit.
➢ Opportunity cost : Biaya kesempatan untuk melakukan suatu hal, contoh :
kehilangan kesempatan kerja, awalnya jadi asisten direktur naik jabatan menjadi
direktur.

RUMUS PERHITUNGAN MANAJMEN

LABA KOTOR = MARGIN


PENJUALAN = HPP + MARGIN

HPP = PENJUALAN - MARGIN


MARGIN = TUTORIAL
(INDEKS JUAL SIAP
– 1) / INDEKS
UKAI JUAL X OMZET
JAKARTA
2018
86
Harga Jual−Harga Beli
MARGIN = X 100
Harga Jual

Hasil Jual
HPP Teoritis= X 100
Faktor Jual

1
HPP Teoritis= X Penjualan S
Faktor Jual

Pembelian+ stok awal−stok akhir


HPP Real=
penjualan

Pembelian+ stok awal−(stok akhir−Reture pembelian)


HPP Real=¿

Nilai EXLUDE = sudah tidak ada pajaknya lagi

Nilai INCLUDE = masih termasuk pajak harus dikeluarkan

TUTORIAL SIAP UKAI


JAKARTA
2018
87

Anda mungkin juga menyukai