KETENTUAN UMUM APOTEKER Pekerjaan - Definisi TTK: Sarjana Farmasi, Ahli
NO Regulasi Poin Penting Keterangan Kefarmasian Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan 1 UU 36 tahun Definisi - Sediaan farmasi adalah obat, bahan (tambahan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten 2009 tentang obat, obat tradisional, dan kosmetika. perubahan Apoteker. kesehatan - Obat adalah bahan atau paduan bahan, dari - STRA dikeluarkan oleh Menkes, bukti termasuk produk biologi yang permenkes 31 registrasi digunakan untuk mempengaruhi atau tahun 2016 - SIPA untuk pekerjaan kefarmasian di menyelidiki sistem fisiologi atau tentang apotek/IFRS keadaan patologi dalam rangka registrasi izin - SIK untuk pekerjaan kefarmasian di penetapan diagnosis, preventif, praktek dan produksi, distribusi, penyaluran. promotif, kuratif, dan rehabilitatif. kerja) Pekerjaan - Pekerjaan kefarmasian dibagi menjadi: Hak atas - Semua berhak atas kesehatan, Kefarmasian pengadaan, produksi, distribusi, kesehatan pelayanan, akses, dan informasi (sama, pelayanan setara) tentang - Dilakukan oleh tenaga kefarmasian - Semua wajib mengupayakan, pengadaan - Menjamin khasiat, mutu, manfaat, dan menghormati upaya, dan berperilaku keamanan (4 prinsip) sehat. tentang produksi - Industri Farmasi harus ada 3 orang - Semua wajib ikut serta Jaminan apoteker (QA, QC, Produksi) Kesehatan Sosial - Industri Obat Tradisional dan Pabrik Wewenang - Setiap orang yang tidak memiliki Kosmetika pengendalian keahlian dan kewenangan dilarang Tentang distribusi - APA sebagai penanggung jawab dan obat mengadakan, menyimpan, mengolah, didampingi Aping mempromosikan, dan mengedarkan - Setiap proses distribusi dan obat dan bahan yang berkhasiat obat. penyaluran wajib dicatat Praktik - Praktik kefarmasiaan: pembuatan, Tentang - Fasilitas pelayanan farmasi: apotek, kefarmasian pengendalian mutu sediaan farmasi, pelayanan IFRS, Puskesmas, Klinik, Toko Obat, pengamanan, pengadaan, Praktek Bersama. penyimpanan dan pendistribusian - Ditetapkan standar pelayanan obat, pelayanan obat atas resep - Kalau apoteker nggak ada di tempat dokter, pelayanan informasi obat serta terpencil, TTK boleh lakukan pengembangan obat, bahan obat dan pelayanan obat dan informasinya obat tradisional – lebih detail di PP 51 - Kalau di daerah terpencil gada Kolaborasi Profesi - Informasi kesehatan sebagaimana apoteker, dokter/dokter gigi yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan memiliki STR memiliki wewenang melalui sistem informasi dan melalui meracik dan menyerahkan obat. lintas sektor (kolaborasi profesi). Aturan apoteker - APA boleh menunjuk APING Alokasi Biaya - Alokasi minimal 5% dari anggaran di fasyankes. - Apoteker dapat merubah obat merk, Kesehatan pendapatan dan belanja negara di luar dengan obat generik yang sama gaji. komponen aktifnya atas persetujuan - Alokasi minimal provinsi, dokter dan/atau pasien (artinya: bisa kabupaten/kota dialokasikan minimal juga salah satu) 10% dari anggaran pendapatan dan - Berikan obat keras, narkotik, belanja daerah di luar gaji. psikotropik asal ada resep. 2 PP 51 Tahun Ketentuan umum - Definisi apoteker: sarjana farmasi yang RAHASIA - Wajib simpan rahasia kedokteran dan 2009 tentang sudah di sumpah kefarmasian, hanya boleh dibuka untuk kepentingan pasien, memenuhi 4 UU 36 tahun Kualifikasi dan - Apoteker dan TTK masuk dalam permintaan hakim, dan permintaan 2014 tentang pengelompokan tenaga kefarmasian pasien tenaga tenaga kesehatan Pendidikan - Lulus program profesi – lulus uji kesehatan Apoteker kompetensi – dapat sertifikat APOTEK kompetensi (berlaku 5 tahun) – STRA – 5 Permenkes 73 Standar - Pengelolaan sediaan farmasi, alkes, SIPA tentang pelayanan BMHP - Kalau dari negara luar; adaptasi standar - Pelayanan Farmasi Klinis pendidikan apoteker, serkom, pelayanan Pengelolaan Perencanaan – pengadaan – memenuhi persyaratan dari kefarmasian penerimaan – penyimpanan – kementrian ketenaga kerjaan dan di APOTEK pemusnahan – pengendalian – keimigrasian. pencatatan pelaporan - STRA untuk yang dari luar; harus ada Pelayanan klinis Pengkajian – dispensing – PIO – permohonan dari instansi, disetujui konseling – Homepharcare – PTO – menteri, pekerjaan kefarmasian kurang MESO dari 1 tahun. Pengawasan - Menteri, Dinkes prov, Kab/Kota, Pekerjaan - SIPA hanya dapat digunakan untuk 1 BPOM, dapat melibatkan IAI apoteker jika di fasilitas kefarmasian; contoh - Laporan terkait pengawasan dilakukan Industri, PBF minimal 1 kali setahun - SIPA dapat digunakan di 3 tempat, Sanksi - Administratif (peringatan tertulis, untuk pelayanan kefarmasian; apotek, pengehentian sementara, pencabutan RS, puskesmas izin) - Kalau sudah jadi APA, bisa jadi Aping di Perencanaan - Pola penyakit 2 tempat lagi, untuk fasilitas pelayanan - Pola konsumsi kefarmasian - Budaya dan kemampuan masyarakat 3 Permenkes 31 Alur - Serkom (didapatkan oleh IAI, berlaku 5 Pengadaan - Jalur resmi sesuai undang2 tahun 2016 Tahun) Penerimaan - Keseuaian jenis spesifikasi, jumlah, tentang - STRA (KFN Online, berlaku 5 mutu, waktu penyerahan, harga yang registrasi izin tahun/selama serkom berlaku) tertera dalam SP dengan konfisi fisik praktek dan - SIPA (Kepala Dinkes Kab/Kota, berlaku penerimaan kerja 5 tahun/selama serkom berlaku) Penyimpanan - Wadah asli dari pabrik, kalau dilepas Syarat STRA - Ijazah Apoteker harus ditulis nama, no batch, dan - Serkom kadaluwarsa - Pernyataan telah sumpah - Susunan kelas terapi obat dan alfabetis - Surat sehat fisik dan mental - Sistem pengeluran obat FEFO dan - Pernyataan kesediaan mematuhi etika FIFO profesi Pemusnahan dan - Kadaluwarsa/rusak Syarat SIPA - Keluar 20 HK penarikan (narkotik/psikotropik) disaksikan oleh - Fotokopi STRA yang dilegalisir KFN dinkes kab/kota - Surat pernyataan memiliki tempat - Kadaluwarsa/rusak (non praktik profesi/ surat keterangan narkotik/psikotropik) disaksikan kantor Tenaga farmasi lain yang memiliki - Surat rekomendasi dari IAI SIPA/SIK .
- Pemusnahan resep (setelah 5 tahun) - Membuat salinan resep sesuai dengan
dilakukan disaksikan petugas lain, dan resep asli dilaporkan ke dinkes kab/kota - Membuat catatan pengobatan pasien - Penarikan sediaan farmasi dilakukan - Pelayanan swamedikasi oleh BPOM (mandatory recall), atau PIO Informasi meliputi sukarela pemilik izin edar (voluntary - Dosis, bentuk sediaan, formulasi recall), dilaporkan kepala BPOM khusus - Penarikan alkes, BMHP dilakukan - Rute, metode pemberian untuk yang izin edarnya dicabut oleh - Farmakokinetik, farmakologi, efikasi menteri - Kemananan pada ibu hamil dan Pengendalian - Dilakukan dengan kartu stok menyusui manual/elektronik - Efek samping - Isi kartu stok (nama obat, tanggal - Interaksi kadaluwarsa, jumlah pemasukan, - Stabilitas jumlah pengeluaran, sisa saldo) - Ketersediaan dan harga Pencatatan dan - Pelaporan internal: kebutuhan Konseling Syarat pasien konseling: Pelaporan manajemen apotek, keuangan, laporan - Kondisi khusus (pediatri, geriatri, barang gangguan fungsi hati dan ginjal, ibu - Pelaporan eksternal: kewajiban hamil dan menyusui) memenuhi atas dasar undang-undang - Pasien dengan terapi jangka Pengkajian dan Pengkajian administrasi: panjang/penyakit kronis pelayanan resep - Nama pasien, umur, jenis kelamin, - Pasien dengan instruksi khusus berat badan (tappering off dosis) - Nama dokter, nomor SIP, alamat, no - Pasien dengan terapi indeks terapi telf, paraf sempit - Tanggal penulisan resep - Pasien polifarmasi Pengkajian Farmasetik - Pasien dengan tingkat kepatuhan - Bentuk kekuatan sediaan rendah - Stabilitas Metode konseling: three prime - Kompatibilitas question Pengkajian klinis - dokter sudah jelaskan apa tentang - Indikasi, dosis obat obat anda - Aturan, cara, lama penggunaan obat - apakah dokter sudah menjelaskan - Duplikasi/polifarmasi cara pemakaiannya - Reaksi obat - apakah dokter menjelaskan mengenai - Kontraindikasi harapan dari hasil pengobatan - Interaksi Home Pharm - assesment Dispensing - Penyiapan (kebutuhan obat, ambil Care - identifikasi kepatuhan obat, jamin kualitas obat) - pendampingan pengelolaan obat - Peracikan dirumah - Pembuatan etiket, dan label - konsultasi secara umum - Penyerahan obat (memastikan kembali - monitoring obat dan efeknya identitas dan obat, menyerahkan PTO Kriteria Pasien PTO Apotek disertai PIO - kondisi khusus - polifarmasi (lebih dari 5), dan - Izin berbentuk SIA (berlaku 5 tahun) polidiagnosa Alur: - gangguan hati dan ginjal - Permohonan tertulis ke Pemda (STRA, - indeks terapi sempit KTP, NPWP, denah bangunan dan - obat dengan potensi reaksi obat lokasi, daftar sarana prasarana) merugikan - Pemda akan memeriksa kesiapan MESO - identifikasi pasien yang memiliki resiko apotek ke tempat rencana efek samping obat pembangunan - isi formulir MESO - Tim pemeriksa (dinkes Kab/Kota): - melaporkan MESO ke Pusat Tenaga kefarmasian, tenaga yang Monitoring Efek Samping Obat menangani bidang sarana prasarana) Nasional - Tim pemeriksa melaporkan berita Sarana prasarana - ruang penerimaan resep acara ke Pemda Kab/Kota apotek - ruang pelayanan resep/racik - Pemda Kab/Kota menerbitkan SIA - ruang penyerahan obat dengan tembusan ke dirjen, dinkes - ruang konseling Kab/Kota, dan IAI. - ruang penyimpanan sediaan, alkes, - Jika tidak memenuhi persyaratan, akan dan BMHP diberikan surat penundaan, dan - ruang arsip pemohon dapat menyelesaikan dalam Evaluasi mutu di Metode evaluasi terdiri dari: kurun waktu 1 bulan. apotek - Audit dari hasil monitoring - Surat penolakan dikeluarkan jika - Review (tanpa membandingkan pemohon tidak mampu memenuhi dengan standar, tapi terhadap apa syarat. yang digunakan dan dilakukan) - Jika Pemda terlambat memberikan - Observasi (monitoring terhadap feedback (lebih dari ketentuan), seluruh proses pengelolaan sediaan) pemohon dapat menggunakan BAP Indikator Evaluasi Mutu sebagai SIA. - Kesesuaian terhadap standar - SIA berlaku sepanjang SIPA berlaku. - Efektifitas dan efisiensi Perubahan izin - Perubahan lokasi, alamat, pemegang 6 Permenkes Permodalan - Modal Sendiri SIA, nama apotek lapor ke Pemda No 9 Tahun Apotek - Pemilik Modal Apotek Kab/Kota 2017 tentang - Modal perusahaan - Tidak dilakukan pemeriksaan jika tidak Apotek Syarat Lokasi: melakukan perpindahan lokasi. - Akses keramaian masyarakat Kewajiban - Papan nama apotek (nama apotek, No Bangunan: pemasangan SIA, alamat) - Keamanan, kenyamanan, bangunan identitas - Papan nama praktik apoteker (nama harus permanen (terpisah dari pusat apoteker, No SIPA, Jadwal praktek) perbelanjaan, apartemen, toko, kantor, Sistem Jaminan - Apotek dapat bekerja sama dengan rumah susun. Nasional Jaminan Sosial Kesehatan Nasional Sarana Prasarana, Peralatan: - Rekomendasi dari Dinkes Kab/Kota - Penerimaan, pelayanan, penyerahan Pengalihan - Ahli waris apoteker melapor kepada sediaan, Konseling, Penyimpanan, tanggung jawab pemda; Arsip - Pemda menunjuk apoteker lain (max 3 Perizinan Apotek - Izin didapat dari menteri yang bulan) diwakilkan Pemda Kab/Kota Pencabutan SIA - Hasil pengawasan - Rekomendasi Ka Balai POM 3. Membahas di rapat TFT - Dilakukan setelah dikeluarkan 3 4. Mengembalikan rancangan ke SMF teguran tertulis, dengan tenggang 5. Membahas kembali feedback SMF waktu 1 bulan. 6. Menetapkan daftar obat fix RUMAH SAKIT 7. Menyusun kebijakan untuk 7 Permenkes 72 Standar - Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat implementasi tahun 2016 Pelayanan Kesehatan, dan Bahan Medis Habis 8. Melakukan edukasi tentang Pakai; Catatan: standar - pelayanan farmasi klinik. - Utamakan generik pelayanan Pengelolaan Pemilihan – perencanaan – pengadaan – - Pertimbangkan benefit risk ratio kefarmasian sediaan penerimaan – penyimpanan – - Aspek kepraktisan di RS pendistribusian – pemusnahan/penarikan – - Aspek kualitas pengendalian – administrasi - Aspek farmakoekonomi Pelayanan klinis Pengkajian dan pelayanan resep – - Aspek EBM penelusuran riwayat obat – rekonsiliasi obat Perencanaan - Berdasarkan: anggara, prioritas, sisa – PIO – konseling – visite – PTO – MESO – persediaan, data pemakaian, waktu EPO – dispensing sediaan steril – PKOD pemesanan, rencana pengembangan Ketentuan IFRS - Merupakan unit pelaksana fungsional Pengadaan Yang harus diperhatikan yang menyelenggarakan seluruh - CoA (untuk bahan baku obat) kegiatan pelayanan kefarmasian di - Bahan berbahaya harus ada MSDS Rumah Sakit. - Harus ada izin edar - Dipimpin oleh Apoteker penanggung - Masa kadaluwarsa minimal 2 tahun jawab terhitung dari saat itu kecuali untuk - IFRS boleh membentuk satelit farmasi tertentu (co/ vaksin, reagen) sebagai bagian dari IFRS Pengadaan dengan cara: Pengawasan - Dilakukan oleh menteri, Kepala Dinkes - Pembelian Prov, Kab/kota, BPOM, Maka laporan - Produksi sediaan farmasi (untuk yang diberikan kepada yang terkait juga~ nggak ada di pasaran, lebih murah jika Pengelolaan Instalasi Farmasi sistem satu pintu dibuat sendiri, dengan formula khusus, - Pembuatan formularium dengan repackaging, untuk penelitian, - Pengadaan tidak stabil) - Pendistribusian - Sumbangan/hibah - Pelayanan kefarmasian Penerimaan Menyesuaikan antara SP dan kondisi fisik Kebijakan pengelolaan obat (High alert RS): Penyimpanan - Disusun secara alfabetis, dan prinsip - LASA FIFO FEFO, lokasi LASA dan labelnya. - Elektrolit konsentrasi tinggi (KCl 2meq, - Obat emergnecy harus selalu ada, K2PO4 dan NaCl lebih dari 0,9%, MgSO4 disimpan terpisah. lebih dari 50% Pendistribusian Pelayanan distribusi obat - Obat sitostatika - Floor stock Pemilihan - Formularium RS mengacu pada fornas, - IP ditetapkan oleh TFT RS - UDD Tahapan penyusunan Formularium RS - Sistem Kombinasi 1. Rekapitulasi usulan obat dari SMF Penarikan dan - penarikan oleh BPOM (mandatory 2. Mengelompokkan usulan sesuai kelas pemusnahan recall) terapi - inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar - TPN (voluntary recall) - Penanganan Sitotoksik Laporan kepada Kepala BPOM. Fasilitas: Administrasi Keperluan pencatatan pelaporan - Ruangan khusus steril - Kementrian kesehatan /BPOM - BSC - Dasar akreditasi RS - HEPA Filter - Dasar audit RS - Untuk TPN; tim dari dokter, apoteker, - Dokumentasi Farmasi perawat, ahli gizi Administrasi Keuangan - APD (terutama untuk sitotoksik) Administrasi penghapusan (pemusnahan) PKOD Mengidentifikasi pasien dengan kebutuhan Pengkajian resep Sama dengan apotek PKOD, menginterpretasikan hasil, dan Penelusuran Komponen: merekomendasikan kepada tenaga riwayat - Membandingkan dengan medical kesehatan lainnya penggunaan obat record Beban Kerja - Rawat inap: 1 apoteker untuk 30 pasien - Verifikasi penggunaan obat kepada - Rawat jalan: 1 apoteker untuk 50 pasien tenaga kesehatan lain - Masing-masinag 1 apoteker untuk - Identifikasi pemakaian obat lain diluar diruangan (UGD, peresepan ICU/ICCU/NICU/PICU, PIO Rekonsiliasi obat Membandingkan instruksi pengobatan Sarana prasarana - Ruang kantor administrasi dengan obat yang telah didapat oleh - Ruang penyimpanan pasien. sediaan/alkes/BMHP PIO Sama seperti apotek - Ruang distribusi (sentralisasi, Konseling Sama seperti apotek desentralisasi) Visite Kunjungan ke pasien rawat inap: - Ruang konseling - Mengamati kondisi klinis - Ruang PIO - Mengkaji masalah terkait obat - Ruang produksi - Memantau terapi obat - Ruang aseptik - Memantau ROTD - Laboratorium Farmasi - Menyajikan informasi untuk tenaga - Ruangan penanganan sitotoksik kesehatan lain, dan pasien/keluarga - Ruang penyimpanan TPN PTO Sama dengan apotek Keorganisasian - Tiap individu apoteker, melakukan MESO Sama seperti apotek dengan tambahan: fungsi IFRS, dan pelayanan klinis - Algoritma naranjo (10 pertanyaan - Tim tertentu: TFT, PIRS, Keselamatan untuk penilaian efek merugikan dari pasien RS, Mutu pelayanan, obat) penanggulangan AIDS, DOTS, PPRSA, - Mendiskusikan laporan ESO di TFT PKMRS, Rawatan Metadon, - Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Transplantasi Samping Obat Nasional Evaluasi Jenis Evaluasi EPO Indikator EPO - Prospektif; SOP, pedoman - Indikator peresepan - Konkuren; konseling apoteker, - Indikator pelayanan peracikan resep - Inikator fasilitas - Retrospektif; survei konsumen, laporan Dispensing Steril Pekerjaan mutasi, audit internal. - Pencampuran obat suntik Metode Evaluasi - Audit pengawasan; perbandingan - Pelayanan kefarmasian dilakukan oleh dengan standar IFRS dengan sistem satu pintu - Review; penggunaan sumber daya, - Harga perbekalan harus berpatokan penulisan resep pada yang ditetapkan pemerintah - Survei; ukur kepuasan Perizinan Rumah - Terdiri dari izin operasional (5 tahun) - Observasi; kecepatan pelayanan, Sakit dan izin mendirikan (2 tahun) ketepatan pemberian obat - Izin RS kelas A diberikan oleh menteri, 7 Permenkes RS Kelas A Tenaga Kefarmasian dengan rekomendasi di dinkes Prov 56 tahun 2014 - 1 sebagai Kepala IFRS - Izin RS B diberikan oleh Pemda Prov tentang - Masing-masing 5 di rawat jalan dan atas rekomendasi dariDinkes klasifikasi dan rawat inap, dengan 10 TTK yang Kab/Kota perizinan RS membantu - Izin RS C diberikan oleh Pemda - 1 di IGD, 2 TTK Kab/Kota atas rekomendasi dari - 1 di ICU, 2 TTK Dinkes Kab/Kota - 1 kordinator penerimaan dan distribusi Pencabutan izin - Habis masa,tidakmemenuhi - 1 koordinator produksi RS syarat/standar Untuk teknis koordinator (dapat merangkap - Pelanggaran/ perintah pengadilan klinis) PUSKESMAS RS Kelas B Tenaga Kefarmasian 9 Permenkes 74 Standar - Pengelolaan - 1 sebagai Kepala IFRS tahun2016 - Pelayanan Farmasi Klinik - Masing-masing 4 di rawat jalan dan tentang Pengelolaan Perencanaan – permintaan – penerimaan – rawat inap, dengan 8 TTK yang standar penyimpanan – pendistribusian – membantu pelayanan pengendalian – pencatatan, pelaporan, - 1 di IGD, 2 TTK Kefarmasian pengarsipan – evaluasi pengelolaan - 1 di ICU, 2 TTK di Puskesmas Pelayananan Pengkajian resep – PIO – kenseling – visite - 1 kordinator penerimaan dan distribusi klinis (khusus di puskesmas dengan rawat inap) – - 1 koordinator produksi MESO – PTO - EPO - Untuk teknis koordinator (dapat Keorganisasian - Ruang Farmasi dipimpin oleh seorang merangkap klinis) apoteker RS Kelas C Tenaga Kefarmasian - Jika suatu puskesmas belum memiliki - 1 sebagai Kepala IFRS apoteker, maka pelayanan - Masing-masing 2 di rawat jalan dan 4 kefarmasian dapat dikerjakan oleh rawat inap, dengan 4 TTK yang TTK, dan standar pelayanannya membantu rawat jalan, dan 8 rawat adalah; pengelolaan, pelayanan resep inap (peracikan, penyerahan, PIO). - 1 kordinator penerimaan, distribusi, - Satu apoteker untuk 50 pasien perhari produksi Pengawasan - Dilakukan oleh menteri, dinkes, dan Untuk teknis koordinator (dapat merangkap BPOM klinis) Perencanaan - Metode konsumen, pola penyakit, data 8 UU 44 Tahun Persyaratan Bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri sebelumnya, data mutasi, dan rencana 2009 Tentang bangunan/Ruang atas ruang termasuk ruang farmasi pengembangan Rumah Sakit RS - Mengacu pada DOEN Puskesmas dan Bagian - Menjamin ketersediaan sediaan Formularium Nasional. kefarmasian farmasi, alkes - Perencanaan dilakukan berjenjang - Dapat disalurkan kepada: PBF, apotek, (bottom up), puskesmas diminta IFRS. Spesial untuk prekursor dengan menyediakan data pemakaian obat golongan obat bebas terbatas boleh ke dengan LPLPO toko obat - IFRS Kab/Kota akan melakukan Pengiriman - Disertai dengan surat pesanan dan kompilasi dan analisa di puskesmas faktur wilayah kerjanya. Penyerahan - Hanya dapat diberikan dalam bentuk Permintaan - Dilakukan dengan mengajukan kepada obat jadi kepala Dinkes Kab/Kota - Penyerahan dan penerimaan hanya Penerimaan - Pengecekan sediaan, kesesuaian dilakukan oleh apoteker di fasilitas dengan dokumen LPLPO pelayanan kefarmasian; apotek, - Masa kadaluwarsa obat yang diterima puskesmas, IFRS, Klinik, Dokter oleh puskesmas maksimal disesuaikan - Kecuali untuk prekursor dengan dengan periode, ditambah satu bulan golongan obat bebas terbatas, dapat Distribusi Terhadap unit puskesmas: dilakuka oleh TTK - Distribusi ke jaringan puskesmas; - Penyerahan dari apotek kepada dokter floorstock (Polindes, puskesmas hanya dapat dilakukan jika; dokter pembantu, puskesmas keliling) menjalankan praktek perorangan - Pelayanan dalam puskesmas: dengan (untuk suntikan), dokter yang sistem floorstock, UDD, kombinasi menjalankan tugas atau praktek di Pengkajian - Sama dengan pelayanan di fasilitas daerah terpencil yang nggak ada resep, PIO lainnya apotek Konseling - Pasien rujukan dokter Penyimpanan Gudang dan ruang: - Pasien dengan penyakit kronis - Dinding tembok (bahan kuat), pintu - Terapi sempit. Polifarmasi dengan jeruji besi, dua buah kunci - Geriatri, pediatri - Langit-langit dan ventilasi dilengkapi - Pasien pulang dengan kriteria diatas jeruji besi Visite, MESO, PTO -Sama dengan pelayanan di fasilitas Lemari: lainnya - Bahan kuat, tidak mudah dipindahkan PENGELOLAAN SEDIAAN NARKOTIKA - Double lock 10 Permenkes 3 Ketentuan umum - Hanya yang dengan izin edar - Diletakkan di sudut, tidak terlihat tahun 2015 - Yang dapat memproduksi hanya yang umum. tentang mendapat izin khusus dari menteri; izin Kunci dikuasai oleh apoteker penanggung peredaran, khusus produksi, impor, dan jawab/apoteker yang ditunjuk penyimpanan, menyalurkan Pemusnahan Pemusnahan dilakukan jika: pemusnahan, Penyaluran - Surat pesanan dan LPLPO (untuk - Tidak sesuai standar, tidak memenuhi pelaporan puskesmas) syarat NAPZA dan - Masing2 surat hanya untuk satu jenis - Kadaluwarsa - Dibatalkan izin edar Prekursor narkotika, sedangkan bisa beberapa - Berhubungan dengan tindak pidana untuk psikotropika dan prekursor. Surat pemberitahuan, dan permohonan - PBF penyalur narkotik; yang ditunjuk saksi: pemerintah - Kemenkes dan BPOM: IFRS pusat - PBF penyalur psikotropika dan - Dinkes prov dan BB/Balai POM: prekursor; yang memiliki izin IT importir, PBF, IFRS provinsi, Labtek - Dinkes Kab/Kota dan BB/Balai POM Membuat berita acara rangkap 3 dan tembusannya diberikan untuk dirjen dan Ka INDUSTRI BPOM/Balai. 13 Permenkes Izin industri - HARUS memiliki Sertifikasi CPOB Pencatatan Semua wajib membuat catatan: 1799 tahun Farmasi (berlaku 5 tahun) - Nama, bentuk sediaan, kekuatan 2010 tentang - Izin industri dikeluarkan dari Dirjen - Jumlah persediaan industri - Izin khusus diberikan untuk industri yang - Tanggal, sumber penerimaan Farmasi, ingin memproduksi narkotika - Jumlah yang diterima dengan Syarat: - Jumlah yang disalurkan perubahan - BU, PT - Paraf Permenkes 16 - Rencana investasi dan produksi obat Seluruh dokumen nya disimpan secara tahun 2013 - NPWP terpisah selama paling singkat 3 tahun - Minimal 3 apoteker: QA, QC, Produksi Pelaporan - Setiap bulan kepada dirjen/depkes - Komisaris bebas pelanggaran hukum dengan tembusan Ka BPOM/Balai Tahapan: - Paling lambat setiap tanggal 10 di - Mengajukan RIP – disetujui oleh Ka setiap bulan, dilakukan secara BPOM elektronik di SIPNAP - Mengajukan persetujuan prinsip ke 11 UU No 5 Penggolongan - Dibagi menjadi 4 golongan Dirjen Tahun 1997 Psikotropika - Psikotropika hanya dapat digunakan - Membangun industri (tiap 6 bulan tentang untuk kepentingan kesehatan/ilmu laporan) psikotropika, pengetahuan - Persetujuan prinsip diterima/ditolak Perubahan di - Psikotropika golongan 1 hanya dapat (berlaku 3 tahun) PMK No 9 digunakan untuk ilmu pengertahuan - Membuat surat permohonan izin Tahun 2015 (barang terlarang) industri diajukan ke dirjen tembusan Ka - Impor/ekspor harus ada surat BPOM, Depkes Prov. persetujuan dan perizinan menteri - Mendapatkan surat rekomendasi dari - Psikotropika golongan 1: Ka BPOM (aspek CPOB), dan Dinkes brolamfetamin, gol 2 amfetamin, Prov (Administrasi) sekobarbital - Dirjen mengeluarkan izin 12 UU No 35 - Dibagi menjadi 3 golongan Izin tersebut akan berlaku seterusnya Tahun 2009 - Hanya digunakan untuk kepentingan selama tidak terdapat pelanggaran. tentang kesehatan dan ilmu pengetahuan Penyelanggaraan - Perubahan izin untuk keperluan; Narkotika - Golongan 1 dilarang untuk kesehatan, pemindahan lokasi, perubahan terkait dan dalam jumlah yang terbatas dapat aspek CPOB, akte pendirian digunakan iptek Distribusi - Hasil produksi boleh didistribusikan - Impor dan ekspor harus dengan izin langsung ke PBF, apotek, IFRS, klinik, dari menteri dan surat persetujuan toko obat, pusat kesehatan masyarakat impor - Bahan obat dapat didistribusikan ke - Golongan 1 narkotika: papaver PBF, IFRS somniferum, opium mentah, opium Toll in/out - Dapat membuat obat secara kontrak masak, kokaina, ganja,dsb (toll out) ke industri dengan sertif CPOB. - Psikotropika golongan 1 dan 2 Pelaporan Menyampaikan laporan ke dirjen dan dimasukkan dalam narkotika golongan tembusan Ka BPOM jumlah dan nilai 1 produksi tiap obat) - Per 6 bulan (15 januari, 15 juli) - Ka BPOM menyetujui/menolak, - Per tahun (15 januari) tergantung rekomendasi dari tim Sanksi dan Diawasi oleh BPOM tersebut pengawasan Sanksi Administratif: - Ka BPOM melaporkan daftar izin edar ke - Peringatan tertulis menteri satu tahun sekali - Pembekuan sementara edaran - Jika pengajuan pendaftaran ditolak, - Perintah pemusnahan pemohon dapat meminta peninjauan - Penghentian sementara produksi kembali - Pembekuan izin produksi Masa berlaku - 5 tahun dan dapat diperpanjang - Pencabutan izin industri - Untuk obat impor, setelah mendapat Pembaharuan Poinkelengkapan dokumen untuk izin edar, selambatnya mengedarkan 1 permenkes 16 pembaharuan izin industri tahun setelahnya 14 Permenkes Ketentuan umum - izin edar diberikan oleh menteri – Evaluasi kembali - Obat yang resiko efek samping lebih 1010 tahun dilimpahkan kepada Ka BPOM besar dari efektifitasnya (PMS) 2008 tentang - kecuali untuk obat khusus permintaan - Efektifitasnya tidak lebih baik dari registrasi obat dokter, donasi, uji klinik, sampel plasebo registrasi (jalur khusus) - Tidak memenuhi syarat BA/BE Kriteria - khasiat (uji praklinis, klinis) 15 Permenkes Definisi - OT hanya dapat diproduksi oleh Industri - mutu (aspek CPOB) 006 tahun dan Usaha OT - Label berisi info lengkap, objektif. 2012 tentang - Industri terdiri dari IOT dan IEBA Penggunaan rasional. industri dan - Usaha terdiri dari UKOT, UMOT, Usaha - Sesuai dengan kebutuhan masyarakat usaha obat jamu racikan, usaha jamu gendong - Psikotropika harus lebih unggul tradisional - Yang perlu izin dari menteri kecuali jamu dibanding obat biasa racik dan gendong - Kontrasepsi (program lainnya) harus uji - Izin industri berlaku selamanya klinik di Indonesia - Izin IOT dan IEBA : Dirjen Syarat registrasi - Industri Farmasi yang telah memiliki izin - Izin UKOT : Dinkes Provinsi dari menteri (izin khusus untuk - Izin UMOT: Dinkes Kab/Kota narkotika) Alur perizinan IOT - Pengajuan RIP – disetujui oleh Ka BPOM - Untuk obat kontrak, registrasi dilakukan IEBA - Pengajuan persetujuan prinsip (berlaku oleh pemberi kontrak 3 tahun, diperpanjang 1 tahun), akan - Untuk obat impor, industri asal sudah batal jika industri tidak dibangun selama mendapat persetujuan tertulis (alih 3 tahun. teknologi), paling lambat 5 tahun harus - Persetujuan prinsip diajukan ke dirjen, mulai produksi tembusan Ka BPOM dan Dinkes Prov - Telah memiliki sertifikat CPOB - Membangun, dan melaporkan Evaluasi - Komite nasional penilai obat kemajuan setiap 6 bulan sekali kepada - Panitia penilai khasiat-keamanan dirjen dan tembusan Ka BPOM - Panitia penilai mutu, teknologi, - Mengajukan permohonan izin (termasuk penandaan dan kerasionalan obat didalamnya persetujuan prinsip) ke Alur izin - Registrasi dilakukan kepada Ka BPOM Dirjen, tembusan ke Ka BPOM dan - BPOM membentuk tim evaluasi (yang Dinkes Prov. diatas) - Ka Dinkes Provmengeluarkan rekomendasi pemenuhan persyaratan administrasi, Ka BPOM mengeluarkan - Label objektid, lengkap, tidak rekomendasi pemenuhan CPOTB. menyesatkan - Dirjen mengeluarkan izin IOT IEBA Alur registrasi - Permohonan diajukan pada Ka BPOM Ketentuan UKOT - UKOT minimal memiliki 1 orang TTK - Dilakukan evaluasi BPOM oleh; Komite dan UMOT, IOT atau; penilai Obat tradisional, dan tim penilai dan IEBA - UKOT: memproduksi bentuk sediaan keamanan, khasiat, mutu. kapsul dan/atau cairan obat dalam - Tim penilai memberikan rekomendasi harus memiliki apoteker sebagai - Ka BPOM mengeluarkan izin edar penanggung jawab, dan pemenuhan - Ka BPOM akan melaporkan daftar izin aspek CPOTB edar setahun sekali kepada menteri - IOT IEBA harus memiliki minimal 1 orang - Produsen mengedarkan/mengimpor apoteker produk selambatnya 1 tahun setelah Alur perizinan - Permohonan izin kepada dinkes prov persetujuan. UKOT dan tembusan ka dinkes kab/kota dan 17 Permenkes Ketentuan umum - Kosmetika yang bermutu, aman, dan Ka Balai POM 1175 tahun bermanfaaat sesuai dengan kodeks - Ka Balai POM menyampaikan 2010 tentang kosmetika Rekomendasi pemenuhan aspek izin produksi - Industri Golongan A; membuat semua CPOTB dan Ka Dinkes Kab/Kota kosmetika jenis sediaan rekomendasi dari hasil administrasi - Industri golongan B; sediaan tertentu, - Ka Dinkes Prov menyetujui, menunda, dengan teknologi sederhana meolak. Mengeluarkan izin Izin produksi - Hanya diproduksi oleh industri Alur perizinan - Surat permohonan diajukan ke Ka kosmetika UMOT Dinkes Kab/Kota - Diberikan oleh dirjen - Ka Dinkes menunjuk tim pemeriksa - Berlaku 5 tahun - Tim pemeriksa menyampaikan hasil dan Persyaratan - Golongan A harus memiliki apoteker rekomendasi Golongan A sebagai penanggung jawab - Ka Dinkes memberi izin, menunda, - Memiliki fasilitas laboratorium menolak permohonan - Memiliki fasilitas produksi sesuai Larangan - Mengandung BKO dengan produk - Bentuk sediaan intravaginal, tetes mata, - Wajib menerapkan CPKB sediaan parenteral, supposutoria Persyaratan - Golongan B memiliki TTK minimal (kecuali untuk wasir) Golongan B sebagai penanggung jawab - Mengandung etanol lebih dari 1% - Memilki fasilitas produksi dan teknologi 16 Permenkes 7 Izin edar - Izin edar diberikan oleh Ka BPOM sederhana sesuai produk tahun 2012 - Berlaku 5 tahun dan dapat diperpanjang - Wajib menerapkan higien, sanitasi, dan tentang - Untuk jamu racikan dan gendong, dokumentasi sesuai aspek CPKB registrasi obat simplisia, sediaan galenik, yang Alur perizinan - Pengajuan denah bangunan ke Ka tradisional digunakan untuk iptek tidak perlu izin BPOM edar - Permohonan izin diajukan ke Dirjen dan Kriteria - Bermutu dan aman tembusan Ka BPOM, Ka dinas, Ka Balai memenuhi izin - Menerapkan CPOTB setempat. edar - Memenuhi persyaratan farmakope - Ka Balai memberikan rekomendasi atas herbal indonesia aspek CPKB (gol A), dan higien sanitasi - Berkhasiat dibuktikan empiris dokumentasi (gol B) ke Ka BPOM - Ka Dinkes memberikan rekomendasi - PBF cabang hanya mengadakan dari atas administrasi ke dirjen PBF pusat - Ka BPOM memberikan rekomendasi ke Larangan - Tidak boleh menjual eceran Dirjen - Tidak boleh menerima melayani resep - Dirjen mengeluarkan izin dokter PEDAGANG BESAR FARMASI - Jika merubah kemasan, harus ada 18 Permenkes Ketentuan umum - Izin pendirian dari menteri pengujian laboratorium kembali. Dan No 1148 tahun - PBF dapat memberikan cabang PBF pengemasan harus sesuai dengan 2011 tentang - Cabang PBF harus memperoleh CDOB PBF dan pengakuan dari Ka Dinkes Prov - Apoteker pusat dilarang double job perubahannya - Berlaku 5 tahun dengan cabang No 34 tahun - PBF harus memiliki apoteker sebagai Gudang - Terpisah dengan kantor 2014 penanggung jawab - Gudang harus memiliki apoteker Syarat Izin PBF - Memiliki apoteker WNI sebagai penanggung jawab penanggung jawab - Tiap penambahan gudang harus - Tidak terlibat dalam pelanggaran disetujui dirjen (pusat), dan dinkes prov hukum farmasi (cabang) - Memiliki ruang penyimpanan yang Laporan - 3 bulan sekali, melaporkan kegiatan terpisah sesuai dengan CDOB penerimaan dan penyaluran kepada Alur izin - Permohonan ke Dirjen tembusan ka dirjen, tembusan Ka BPOM, Ka Dinkes BPOM, Ka dinkes prov, Ka Balai, disertai Prov, Ka Balai surat bukti penguasaan laboratorium Penggantian - Wajib disetujui oleh dirjen dan daftar peralatan apoteker - Ka Dinas mengeluarkan rekomendasi pemenuhan administrasi ke dirjen dan tembusan ka BPOM - Ka Balai memberikan rekomendasi kepada Ka BPOM - Ka BPOM memberikan rekomendasi kepada dirjen, tembusan ke Ka dinkes prov. - Dirjen menerbitkan izin Cara pemberian - Permohonan kepada ka dinkes provinsi pengakuan dan tembusan dirjen, Ka Balai, Ka Dinkes cabang Kab/kota - Alur yang sama dengan alur izin PBF, administrasi dilakukan oleh Ka Kab/Kota, dan dilaporkan ke Ka dinkes Prov. Pencabutan - Masa berlaku habis - Sanknsi penghentian sementara - Izin dicabut Pengadaan obat - Dari industri farmasi/ antar PBF/ importir