Anda di halaman 1dari 38

KARTU BELAJAR

JEBOL UKAI
2
Tahu komposisi soal dan priotitas dalam menjawab berdasarkan BLUEPRINT

PRIORITAS TINGGI (wajib paham A to Z) :


Infeksi, DM, HT, kardiovaskuler, gastrointestinal, interaksi obat aspek CPOB,
farmasetik eksipien

PRIORITAS SEDANG (cukup tahu) :


Sistem pernafasan, sistem renal, saluran kemih, sistem syaraf dan kesehatan jiwa,
tulang dan persendian, instrument dan analisis

TIPS & TRIK UKAI PRIORITAS RENDAH (jika bingung, skip) :


Kulit, onkologi, imunologi, nutrisi, gawat darurat, vaksin, dan produk biologi,
farmakokinetik

Lupakan dosis obat, Baca pertanyaan dahulu,


nilai normal lab dan baru baca soal. Jika sudah
perhitungan scientific mengulang soal 2x belum
seperti : Log, antiLog, terpikir jawabannya, skip
Ln, epsilon, pangkat, dan lanjut ke soal berikutnya. Berdoa
akar dsb.
Do your best and let
God do the rest.
Mulai berlatih dan Saat sudah yakin dengan
memahami sebanyak jawaban, kroscek kembali
mungkin dari soal-soal, dengan membaca ulang
bukan dengan soal 1x sebelum berlanjut
menghapal teori. dengan soal berikutnya.
FARMASI INDUSTRI 3
DAN ASPEK CPOB
PENGEMBANGAN
FORMULASI DAN
ANALITIK OTHERS

CHAPTER Validasi Pemilihan Eksipien Rheologi (tipe aliran)

Kelas dan Ruang Metode Pembuatan BCS

1
Produksi
Evaluasi Sediaan Uji Klinik BA – BE
Alur Proses Produksi
Permasalahan Farmasi Bahan Alam
Uji Stablitas Sediaan
Registrasi Produk
Metode Sterilisasi Pemilihan Metode Farmasi
Analisis QC
BUD
VALIDASI KELAS DAN RUANGAN PRODUKSI
1. Kalibrasi 1. Kelas A = produk steril dengan sterilisasi metode 5
Untuk alat dengan 1 satuan ukur : thermometer, timbangan, aseptis Sama dengan LAF. Kec aliran udara 0,36 – 0,54
stopwatch m/s.
2. Kualifikasi 2. Kelas B = background LAF ditempatkan
a. Design = saat akan order alat baru 3. Kelas C = Proses produksi steril dengan sterilisasi metode terminal
b. Instalasi = verifikasi design (ukuran, tata letak) 4. Kelas D = pembuatan produk non steril = LIQUID dan SEMISOLID
5. Kelas E = pembuatan produk non steril = SOLID
c. Operasional = verifikasi prosedur operasional, perawatan,
pembersihan - E umum = tab biasa, tab salut
- E khusus = u/ produk evervescent, RH lebih rendah yaitu 40 %.
d. Kinerja = verifikasi operasi alat yang sesuai dengan rentang
6. Kelas A – C untuk produk STERIL = suhu 16 -25 ; RH 45 -55 %
spesifikasi
3. Validasi Proses Produksi
a. Validasi prospektif = 3 batch = produk batch yang belum dipasarkan, 7. Kelas D – E untuk produk NON-STERIL = suhu 20 -27 ; RH 60 -70 %
untuk keperluan registrasi baru 8. Parameter kritis: Suhu, RH, tekanan, jumlah partikel dan mikroba
b. Validasi konkuren = 3 batch = produk eksisting, sudah berjalan dengan - LO ika suatu
baik dan terjadi perubahan pada komposisi (bahan aktif, kemasan), proses, Q metode diambil
metode, ukuran batch, untuk keperluan registrasi ulang dan variasi = dari
c. Validasi retrospektif = 10-30 batch = produk terdahulu, tidak mengalami lim Compendial (FI,
perubahan dalam waktu lama. it BP, USP) cukup
4. Validasi Metode Analisis ku dilakukan
ant verifikasi
Validasi yang dilakukan dalam QC untuk menguji kesesuaian metode uji
ifik (akurasi-
kualitatif/kuantitatif. Parameter nya:
asi
a. Akurasi = ketepatan = %recovery / % perolehan kembali presisi). Jika
(ku
b. Presesi = keterulangan = %CV / RSD (rerata simpangan baku) tidak ada dalam
ant
c. Linieritas = perbandingan kesesuaian = R2  1 Compendial
ita
d. Spesifitas / selektifitas = membedakan = tif) harus dilakukan
- LOD = limit deteksi (kualitatif) = Rf, Resolusi validasi (point
e. J
a-d). 9. Jumlah mikroba
Tekanan =
5. Validasi Pembersihan - beda antar
Validasi dalam proses pencucian/sterilisasi ada 2 metode = Rinse (air bilasan kelas 5 - 15 Pa
terkahir) dan Swap (usap). - Beta lactam
 koridor positif
- Solid
 koridor positif
- Koridor (+)
= koridor bersih
10. Jumlah partikel  partikel
produksi tidak
keluar
- Semisolid, liquid
 koridor negative
- Steril
 koridor negative
- Koridor (-)
= koridor kotor
 jumlah
partikel ruang
produksi
harus rendah
FORMULASI SOLID - Tablet salut sugar/film = utk nutupin rasa pahit/bau
1. Metode pembuatan tablet - Tab salut enteric = utk menunda disolusi pada pH asam dan
Laju alir dan/atau kompresibilitas bagus langsung ke Kempa Langsung, JIKA buruk terdisolusi di pH basa Proses salut sugar/film/enteric
ada 2 pilihannya : Sealing > sub coat > coloring > smoothing > polishing > printing
- Granulasi basah = u/ zat termostabil, non-hidrolised - Immediate release = tab harus terdisolusi dalam waktu cepat <
- Granulasi kering = kebalikan dari GB. 15 min
2. Jenis tablet - Sustained release = disolusi tab secara perlahan
- Delayed release = disolusi tab dihambat dan dilepaskan pada
waktu tertentu.
3. Eksipen 1. Permasalahan tablet 6
- Diluent = Filler = Pengisi (komposisi >30%) - Capping = pecah bagian atas / bawah
= avicel, turunan selulosa, mcc (micro crystalline cellulose), dextrose, mannitol - Laminating = pecah bagian atas dan bawah
(pemanis juga u/ granul instan), kalsium karbonat (tab evervescent), gom - Chipping = pecah bagian samping
arab - Sticking = granul nempel ke punch
- Binder = Pengikat (komposisi 1 – 5%) - Picking = tablet nempel ke punch
= NaCMC, HPMC, Gelatin, pectin, PEG, PPG, PVP, povidone.
- Mottling = warna tidak merata
- Desintegrant = Penghancur (komposisi 0,5 – 1%)
= amilum, amprotab (superdisintegrant), crosspovidon, croscarmelose, primogel.
- Cara mengatasi Capping, Laminating dan Chipping = reformulasi pengikat
- Wetting agent = pembasah = KOSOLVEN ditambahkan, tingkatkan fines granul, kurangi volume bulk granul, tekanan
punch diturunkan.
= Gliserin, PEG, PPG, setil-alkohol
- Anti adherent = mengurangi sticky adhesive
- Cara mengatasi sticking dan picking = reformulasi anti-adherent dan lubricant,
= talcum suhu dan waktu pengeringan granul ditingkatkan
- Glidan = meningkatkan laju alir - Cara mengatasai mottling = larutkan zat pewarna ke dalam larutan pengikat,
= colloidal silikat, Mg-oksida gunakan pelarut organic (alcohol), kecepatan panci penyalut diturunkan.
- Lubrikan = mengurangi gaya gesek friksi 2. Uji Evaluasi tablet
= asam stearate, calcium stearate - Disolusi
- Pengawet S1 = 6 tab ; tidak satupun kurang dari Q + 5%
= Na Benzoat S2 = S1 + 6 tab ; tidak satupun kurang dari Q – 15%
- Peningkat titik lebu (suppositoria) S3 = S3 + 12 tab ; tidak ada 2 kurang dari Q – 15% atau satupun kurang dari Q
– 25%
= PEG, PPG.
- Media disolusi
Tipe 1 (basket/keranjang) ; 100 rpm = kapsul dan
suppo Tipe 2 (paddle/dayung) ; 50 rpm = tablet,
kaplet, pil
Media buffer 3 pH 1,2 (hcl) ; 4,5 (asetat) ; 6,8 (fosfat) @ 900 ml
- Laju alir (granul)
Dinyatakan baik bila 10 gram granul mengalir dalam 1 detik
- Kompresibilitas (granul)
<10 % = sangat baik, 10 – 15 % = baik, 15 – 25 % = sedang, > 40% = buruk
- Kekerasan (hardness tester) ; 10 tab = 10 – 12 N Dalam air biasa < 15 min (tab non salut)
- Kerapuhan (friability) = < 1 % Dalam air biasa < 30 min (tab salut gula/film)
- Ukuran (diameter) = diameter tablet tidak boleh > 3x dan tidak < 1/3 tebal tablet Dalam buffer asam > 60 min (salut enteric) dan seketika hancur dalam buffer
basa
- Disintegrasi = 12 tab harus hancur (jika gagal tambahan sampel 18 tab) :

FORMULASI SEMISOLID
1. Perbedaan antar Sediaan Semisolid FORMULASI LIQUID 7
- Pasta = komposisi padatan > 70 %. Bersifat absorben dan 1. Perbedaan antar Sediaan Liquid
lipofil. - Larutan = fase dispersi tunggal : Sirup, Elixir
- Salep = W/O - Emulsi = fase dispersi dua atau lebih pelarut terhadap minyak
- Krim = O/W, lebih hidrofil dr Salep - Suspensi = fase disperse dua atau lebih pelarut terhadap padatan
- Gel = 100% hidrofil. 70% nya air. Penetrasi tinggi. 2. Eksipien Emulsi
2. Eksipien - Basis emulsi = Emulsfying agent = Emulgator
- Basis Pasta-Salep-Krim  gelatin, bentonite, tragakan.
Hidrokarbon / anhidrat = paraffin, vaselin, cera, beeswax  - Basis suspensi = Suspending agent = Antifloculating agent
basis  NaCMC, Gom, Tragakan , turunan gom.
pasta/salep
Basis serap = lanolin, adeps lanae,  basis salep (W/O) steril)
Basis cuci air = vanishing cream, hydrophilic ointment  basis - AntiOx = tokoferol  mencegah tengik sediaan
krim (O/W) - Softener = Paraffin  melembutkan sediaan
Basis larut air = PEG, Na CMC, Tragakan  basis gel - Enhancer = DMSO, HPMC, PEG, PEG
- Surfaktan = surface active agent = wetting agent  meningkatkan penetrasi
meningkatkan kelarutan - Buffer = TEA  stablisasi pH
Anionik = Na lauril Sulfat - Chelating agent = EDTA  mengkompleksasi
Kationik = amin quartener logam berat
Amfoter = betain
Non-ionik = ester alcohol
- Pengawet = Nipagin, nipasol, formaldehid, klorobutanol (sediaan
- Pada dasarnya emulgator dan suspending agent merupakan substituent yg - Koalesensi dan Cracking  irreversible, globul minyak pecah
sama. - Breaking  Creaming yang irreversible
- Chelating agent, Anti Ox, Pengawet SAMA seperti eksipien semisolid. - Caking  Endapan emulgator/suspending agent di bawah,
- Pengisotonis (sediaan steril) = NaCl 0,9% irreversible.
- Buffer = basa (fosfat), asam – netral (asetat/sitrat) - Inversi fasa  fase O/W  W/O atau sebaliknya.
3. Sistem Suspensi 5. Syarat sediaan steril
- Flokulasi = reversible, endapan terbentuk cepat - Bebas pirogen
- Deflokulasi = irreversible, endapan terbentuk lambat - Bebas partikel
4. Permasalahan sediaan liquid - Transparant tidak keruh
- Creaming  reversible, terbentuk 2 lapisan, lapisan minyak diatas - Isotonis
- Steril
METODE STERILISASI 0 ALUR PROSES PRODUKSI 8
1. Panas basah = 121 C selama 15 menit , untuk zat tahan panas - Tahap 3 = menentukan dosing (populasi sakit
dan lembab, punya pelarut air. Cth : ringer laktat, digoxin inj. lebih besar)
2. Panas kering = 180-2000C sealama 2-4 jam, untuk zat aktif tahan - Tahap 4 = post market, farmakovigilans
panas tanpa pelarut air. Cth : inj. kering. 2. BE (BIO EKIVALENSI) = UDT (UJI DISOLUSI
3. Filtrasi = membrane 0,22 mikron untuk zat aktif tidak tahan panas. TERBANDING)
Cth 3. BE dilakukan terhadap obat copy dengan parameter
: inj. vit C, krim/salep mata steril similaritas (kemiripan F2 = 50 – 100)
4. Gas = etilen dioksida dan Bahan kimia serta radiasi sinar gamma 4. Syarat disolusi yang baik adalah kadar obat >85%
melarut dalam 100 ml media dan dalam waktu < 15
untuk alat kesehatan steril keperluan operasi.
menit.
UJI KLINIK – BA/BE
1. Ada 4 tahapan dalam uji klinik =
- Tahap 1 = utk menentukan keamanan / safety
- Tahap 2 = menentukan efikasi / efek terapi
1. Tablet kempa langsung Penimbangan  pengayakan  pencampuran  slugging 
Penimbangan  pengayakan  pencampuran  pengempaan  pengayakan  pengempaan  pengemasan
pengemasan
4. Suspensi/emulsi/liquid
2. Tablet granulasi basah Penimbangan  pencampuran  penghalusan (colloid mill) 
Penimbangan  pengayakan  pencampuran  penambahan pengikat  pencampuran akhir (mixing)  filling  labelling
granulasi basah  pengayakan  pengeringan (oven)  pengayakan 
pengempaan  pengemasan 5. Semisolid
Penimbangan  pembuatan basis  pencampuran  filling 
3. Tablet granulasi kering labelling
5. Istilah Ekivalensi = UJI STABILITAS
- Alternative Farmasetik = zat aktif sama, beda bentuk 1. Dipercepat = Accelerated
garamnya  T = 40 C / RH = 75%, titik pengambilan data di 0, 3, 6 bulan.
- Ekivalen Farmasetik = ZA sama, garamnya sama Dilakukan di climatic chamber.
- Alternative terapetik = ZA beda, indikasi beda 2. Diperpanjang = On-going = Realtime
 T = 25/30 C / RH = 65%, titik pengambilan data di 12, 24, 36
bulan. Dilakukan di suhu ruang terkendali.
KIMIA ANALISIS - Titrasi antara lain :
1. Prinsip analisis terbagi menjadi 2 : a. Asidi alkalimetri, prinsip netralisasi asam-basa,
- kualitatif : organoleptis, nyala, kelarutan dsb untuk analisis asam dan basa kuat.
- kuantitatif : kadar, ppm, Rf dsb b. Bebas air, prinsip netralisasi asam-basa, untuk
2. Secara metode, analisis terbagi menjadi 2 : analisis volumetric analisis asam dan basa lemah.
(sederhana) dan analisis instrumental (modern) c. Kompleksometri, prinsip pembentukan kompleks
3. Analisis volumetric, memiliki prinsip kuantitatif antara lain : oleh EDTA, untuk analisis logam gol IA, IIA, IIIA.
- Gravimetrik, prinsip selisih berat sample sebelum/sesudah d. Pengendapan/Argentometri, prinsip perbedaan
proses pengabuan, untuk menentukan kadar abu dan susut kelarutan (Ksp)
pengeringan antar senyawa, untuk logam golongan VIIA = F,
Cl, Br, I. Analisis Instrumental dengan prinsip kuantitatif dan kualitatif
e. Redoks, prinsip perbedaan bilangan oksidasi antar - Spektrofotometer UV/VIS 9
senyawa, untuk analisis vitamin. a. Prinsip : absorbansi spectrum maksimum pada lamda 200
f. Nitrimeteri, prinsip reaksi diazotasi, untuk analisis NSAID, nm (UV) atau 200 – 800 (Vis)
antibiotic, senyawa dengan gugus fungsi Nitrogen b. Kegunaan untuk analisis senyawa tunggal cth tab ibuprofen
4. Metode Pengenceran Sampel 500 mg
- Kurva Kalibrasi / Eksternal Standar = metode Regresi c. Parameter = lambda max (kualitatif) dan absorbansi max
Linier y = ax + b (kuantitatif)
- Spektrofotometer FTIR
- Standar Adisi = variasi conc. sampel ditambahkan pada
a. Prinsip = energy rotasi, vibrasi dan translasi dari gugus
standar
fungsi senyawa.
yang tetap conc. Nya. b. Kegunaan untuk menentukan gugus fungsi suatu senyawa
- Internal Standar = variasi conc. standar ditambahkan pada (kualitatif)
conc. sample yang tetap. Standar yang digunakan adalah - Spektrofotometer Serapan Atom (AAS/AES)
yang mirip secara struktur dan sifat fisikokimia. a. Prinsip : intensitas radiasi dan eskitasi logam
b. Kegunaan untuk analisis logam tunggal cth NaCl infus
(kuantitatif)
- KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)/ HPLC
a. Prinsip : polaritas senyawa dan ikatan fase gerak
b. Kegunaan untuk analisis senyawa kompleks lebih dari 2
senyawa cth tab Rhinos, ekstrak jamu dsb
c. Parameter = resolusi (kualitatif) dan luas area dibawah
kurva AUC (kuantitatif)
- Kromatografi Gas
a. Prinsip : perbedaan titik didih dan volatilitas senyawa
b. Kegunaan untuk analisis kuantitatif senyawa yang mudah
menguap cth minyak atsiri, alcohol, eter.
- Kromatografi Lapis Tipis
a. Prinsip : sama seperti KCKT
b. Kegunaan untuk analisis kuantitatif (mencari Rf) pada senyawa a. Prinsip : pemisahan berdasarkan muatan listrik molekul
- Elektroforesis b. Kegunaan untuk analisis asam amino dan protein
FARMASI BAHAN ALAM merubah indikasi, aspek keamanan, efek terapi.
1. Uji Warna - Kategori 5 = registrasi variasi minor dengan
- Alkaloid = mayer (endapan putih), dragendorf (endapan persetujuan (VaMi-B) utk perubahan penandaan,
coklat), bouchardat (endapan orange) informasi produk, nama, kemasan.
- Tanin = FeCl3 (endapan hitam/ungu) - Kategor 6 = registrasi variasi minor dengan notifikasi
- Flavanoid = AlCl3 (endapan merah) (VaMi-A) utk perubahan logo desain, identitas
- Terpenoid/steroid = Liebermand (endapan biru-hijau) industry, klaim efek samping/kontraindikasi.
2. Metode Ekstraksi
- Cara dingin, utk senyawa termolabil = maserasi (direndam
dalam pelarut) dan perkolaso (dialirkan oleh pelarut)
- Cara panas, untuk senyawa yang termostabil = reflux
(kondensasi
pelarut), destilasi (untuk senyawa yang volatile), sokletasi
(penyaringan berulang).

REGULASI FARMASI
1. Kategori Registrasi Obat
- Kategori 1 = registrasi obat baru (kimia-sintetik, herbal dan
produk biologis)
- Kategori 2 = registrasi obat copy (mee to product)
- Kategori 3 = registrasi sediaan obat non-oral yang mengandung
zat aktif
- Kategori 4 = registrasi variasi mayor (VaMa) utk perubahan
formulasi, metode, spesifikasi, supplier sehingga dapat
(parameter : kecepatan disolusi)
TIPE – TIPE ALIRAN YANG BAIK 10 2. Kelas 2 = permeabilitas baik, kelarutan
1. Plastis = Krim / Salep
2. Pseudoplastis = Suspensi buruk (parameter : kelarutan)
3. Dilatan = Pasta 3. Kelas 3 = permeabilitas buruk, kelarutan baik
4. Tiksotropik = Gel (parameter : laju absorpsi)
4. Kelas 4 = kedua nya buruk
BEYOND USE DATE
1. Puyer  6 bulan / ED terdekat (puyer kombinasi)
2. Oral mengandung air  tidak lebih dari 14 hari, 2 – 8 C
3. Topikal dermal  1 bulan
4. Tetes regular dose  28 hari
5. Tetes minidose  3 hari
BIOFARMASETIKA (BCS) 6. Sirup kering  7 – 14 hari
1. Kelas 1 = Permeabilitas baik, kelarutan baik 7. Injeksi Insulin  28 hari / 60 hari, 2 – 8 C

CHA ER INFEKSI

Antibiotik ISPA

P 2 Asma – PPOK
TB

T
Antihelmintik Antijamur
Antimalaria Anti Virus
METABOLIK DEGENERATIF 11 Gout tiepilesi
OTHERS OA – Antidepresan
DM
RA Anti parkindson
Hipertensi Kontrasepsi Nyeri
A – Skizofrenia
Hiperlipidemia Tiroid Hiperuris
n Osteoporosis
Gagal ginjal Gagal jantung emia –
PMS
GASTROINTESTINAL Anemia
Glaukoma
Ulkus Peptik
BPM
Diare Kemoterapi
Konstipasi Kulit
ISK Interaksi obat
Antidotum
ANTIBIOTIK
13
ISPA
A. Mekanisme 1. Otitis media = 6 hari = amox-kotrimox dan sefalosporin
1. Hambat sintesis dinding sel = bakterisidal = beta lactam, 6. Sulfonamida ES hipoglikemia, leukopenia, anemia,
vankomisin fotosensitifitas,
2. Rusak membran sel = bakterisidal = polimiksin kristaluria
3. Hambat sintesis sub unit protein 30/50S = bakteristatik = 7. Flouroquinolon ES GI effect, absorpsi terganggu
makrolida, tetrasiklin, klindamisin, kloramfenikol logam, gangguan tulang anak-bumil, kristaluria
4. Hambat sintesis sub unit protein 30S = bakteristatik = 8. Kloramfenikol ES anemia aplastic, grey
aminoglikosida syndrome
5. Hambat sintesis asam nukleat = bakterisidal = rifampisin, 9. AB yang AMAN utk SEMUA INFEKSI pada ANAK –
quinolone BUMIL = BETA LAKTAM
6. Hambat asam folat = bakteriostatik = trimethoprim,
sulfonamide

B. ES for AB
1. Semua AB absorpsi lebih baik bersama makan
2. Cefalosporin generasi 3 paling aktif, pilihan utama dari gol
cephalosporin : ceftriaxone, ceftazidim, cefotaxime
3. Cephalosporin ES disulfiram pada peminum alcohol, antagonis
vit K (hipoprotombinemia)
4. Aminoglikosida/ Vankomisin ES ototoksisitas dan nefrotoksik
5. Tetrasiklin ES fotosensitif, candidiasis, gigi kuning. Absorpsi
terganggu dengan logam. Kontra anak dan bumil. Dosis kecil u/
antijerawat
2. Sinusitis = 10 – 14 hari = amox-kotrimox dan makrolida (eritro) 8. Agen mukolitik = NAC
3. Faringitis = 10 hari = amox-penisilin dan klindamisin 9. Agen antiHist IgE = loratadin dan certrizin (gol 2 = tidak
4. Bronkitis = akut (5 hari), kronik (14 hari) = amox dan quinolone ngantuk)
5. CAP = 10 hari = makrolida dan doxisiklin/quinilone 10.Rhinitis = + Antihist dan PCT
6. Meningitis = 10 – 14 hari = 11.Antivirus Flu = amandatin, rimantadin, oseltamifir
- + penisilin G, sefalosporin gol 3, vankomisin dan kloram (oleh bakteri 12.Flu perlu dokongestan + antiHist =
P.A.) - Semua dekongestan oral KI Hipertensi, berikan dekongestan
- + HRZE (oleh bakteri TB) topical = oksimetazolin
- + Asiklofir (oleh virus) 13.Batuk = ekspektoran batuk berdahak (NAC, GG, Bromheksin) atau
7. SEMUA ISPA bila ada DM/GGK = SEFALOSPORIN (pilih yg betalaktam) antitusif u/ batuk kering (Dekstro Hbr dan Difenhidramin).
Semua aman bagi Bumil kecuali Dekstro, ganti dengan Codein.
ULKUS PEPTIC
KONSTIPASI 14
Bakteri : H. Pylori = Klaritromisin dan Amox – Klaritro dan Tetra – 1. 1st line semua populasi : bisakodil (stimulant otot polos usus)
Klaritro dan Tetra = selama 10-14 hari. 2. Laksatif osmotic : laktulosa (utk lansia)
1. Antasida = netralisasi Asam Lambung diminum jeda 2 jam antar DIARE rben (menyerap racun cth : karbon aktif,
obat, boleh p.c/a.c. 1. kaolin, attapulgit) > loperamid (antimotilitas)
ES Mg (Laksatif) – Al (Konstipasi)
2. H2 Antagonis = hambat histamine H2 (stress) diminum
d.c/p.c. Es simetidin (ginekomastia)
3. PPI = hambat pompa proton, diminum a.c. Tidak diberikan
bersamaan
dengan ppi
4. Sukralfat = melindungi mukosa, diminum a.c. jeda 2 jam
5. Misoprostol = analog prostaglandin = kontra BUMIL
3. A si yang tidak di absorpsi adalah selulosa (bulking agent)
n4. Turunan minyak mineral, castor oil sudah tidak digunakan
t lagi teratogenic
i
ISK k
o1. Tanda ISK atas = sakit pinggul, demam, muntah
n2. Tanda ISK bawah = susah berkemih, kemih berdarah, berkemih
s malam hari
t
3. Pilihan : TMP-SMX (1:5) > amox > klaritro > sefalosporin gol
i
2-3 > nitrofurantoin
p
4. Bumil – anak = amox / nitrofurantoin
a
5. Antiseptic = asam pipemidat
> antisekretori (bismuth subsalisilat). PMS
2. Loperamid aman bagi anak diatas 2 th dan bumil – lansia. 1. Gonore = Neiserria G. = sefalosporin gol 3 dan
3. Diare kronik > 14 hr. ada infeksi. Terapi : diare akut + AB quinolone
4. Colitis = Clostridium difficiale = Klindamisin, metronidazole + 2. Sifilis = Troponema P. = Penilisin G, V dan tetra
sulfazalazin (NSAID) 3. Klamidia = Makrolida
5. Diare umum karena bakteri = E.Coli = Beta lactam 4. Trikomoniasis = Metronidazol
6. Diare umum karena amuba = Entaamoeba Histolitica = 5. Herpes = asiklofir
metronidazole
7. Tifoid = Salmonela typii = flourokuinolon > kloram > azitro
8. Disentri = Shigela dysentriae = Flourokuinolon
9. Kolera = Vibrio cholera = Doksisiklin
10. Natrium dokusat untuk antidot ES nya OD laksatif.
1. ASMA AKUT = hanya PELEGA (inhaler)
ASMA - PPOK 2. ASMA KRONIK = PELEGA (inhaler) + PENGONTROL
(inhaler/oral)
3. Pelega / reliever : SABA / LABA (beta agonist = relaksasi CAMP HIPERURISEMIA - GOUT
15
otot bronkus) 1. Gout akut kasih NSAID aja : indometasin > diklofenak > pct. Ga
SABA = short acting = salbutamol dan albuterol mempan : Kolkisin dan Kortikostroid
LABA = long acting = formoterol, terbutalin dan salmeterol = 2. Gout Kronik kasih NSAID dan ALLOPURINOL utk menghambat
diberikan malam hari pembentukan asam urat (jika GGK) atau PROBENESID utk
4. Pengontrol meningkatkan sekresi asam urat (jika HEPATOTOSIK)
- Kortikoteroid inhaler = fluticasone, budesonide =
turunkan inflamasi OSTEOARTRITIS - RHEUMATOID ARTHRITIS
- Metilxantin oral = teofilin, aminofilin = relaksasi otot 1. NSAID : sama seperti GOUT
bronkus 2. Suplemen : asam hialuronat (glukosamin + kondroitin)
- Antikolinergik oral = ipratropium bromide 3. Pada RA : jika NSAID tidak mempan berikan DMARD
- Anti IgE = kromolin (metrotreksat/klorokuin/siklosporin)
- Anti sel mast = montelukast, zileuton 4. MTX ditambahkan suplemen As Folat
5. Asma intermiten = PELEGA (FEV > 80%)
6. Asma persisten ringan = PELEGA 1 + PENGONTROL 1 (FEV 60 – TUBERKULOSIS
80%) 1. Regimen standar (1): 2HRZE (awal 2 bln) + 4H3R3 (intermiten 4
7. Asma persisten sedang = PELEGA 1 + PENGONTOL 2 (FEV 40 – bln)
60%) 2. Regimen (2) kambuhan / gagal / putus : 2HRZES + HRZE + 4H3R3
8. Asma persisten berat = PELEGA 1 + PENGONTOL 3 (FEV < 3. Kalau berhenti kurang dari 2 bln = ulang regimen standar (1),
40%) kalau lebih dr 2 bln dengan regimen 2.
9. PPOK obatnya sama seperti ASMA namun ada tambahan AB. 4. TB anak hanya INH dan RIFAMPISIN
Gol MAKROLIDA (eritro/azitro + amox) selama 5 hari 5. TB Laten 9 bulan total lama pengobatan
6. ES pipis merah, ginjal dan gagal kontrasepsi: rifampisin,
kesemutan dan GI effects : INH, penglihatan dan KI anak :
etambutol, pendengaran dan KI BUMIL : streptomisin
DM 1 x sehari)
1. DM tipe 1 karena rusak sel beta pancreas (insulin) dan sel 14.OHO monitoring = glukosa 2PP, insulin short = glukosan
alpha (glucagon) sewaktu dan insulin long = glukosa basal (puasa)
2. DM tipe 1 dan kondisi gestasional (kehamilan) berikan 15.Gangguan ginjal dan hati hindari biguanid dan
insulin). akarbose. Rekomen : SU dan glitazon
3. Sulfonil urea = meningkatkan sekresi insulin. Cth :
glibenklamid, glipizide, tolbutamid. KI = bumil – menyusui
dan Lansia. ES : Hipoglikemia dan GI effects
4. Biguanid = meningkatkan sensitifitas insulin (hambat
gluconeogenesis). ES : diare dan asidosis laktat. Pilihan utk
obesitas dan DM.
5. Glitazon ES udem dan gagal jantung. Sifat spt Biguanid.
6. Glinid mekanisme dan ES spt SU.
7. Akarbose = menghambat alphaglukosidase
8. Vidagliptin = hambat glucagon
9. Exanitide = hambat GLP-1
10.SEMUA obat DM kecuali SU diminum a.c/d.c. khusus akarbose
suapan pertama
11.Insulin diberikan jika HBA1C diatas 9. HBA1C 7-8 : 1 OHO.
HBA1C 8 – 9 = 2 OHO.
12.Insulin diberikan dengan indikasi diabetic ketoasidosis dan punya
gangguan fungsi hati dan ginjal berat.
13.Insulin kerja cepat (lispro aspart glulisin) = 3 x sehari terbagi
menjadi 2/3 nya di pagi – siang dan 1/3 untuk malam ; kerja
sedang (NPH) = sekali sehari ; long acting (glargin determir) =
9. Hindari HMG + FIBRAT = rabdomiolysis
HIPERLIPIDEMIA 16 10.RAE hambat absorpsi vit ADEK dan as folat. RAE diminum 1
1. Pada bumil berikan PUFA Omega 3
2. Target HDL > 60 ; LDL < 100 jam sebelum atau 4 jam setelah semua obat.
3. Lihat dulu TG. Bila tinggi langsung berikan Fibrat/Gemfibrozil. Jika TG aman 11.Gemfibrozil bikin efek depresan
(<180) beri statin.
4. Resin asam empedu (RAE) = kolestiramin/kolestipol = tidak diabsorpsi TIROID
bekerja local di intestine = ES konstipasi dan flatulens 1. Monitoring T3 (Tri-iodotironin) dan T4 (tironin)
5. HMG CoA reductase = statin = hambat sintesis kolesterol dari 2. Hiper / Syndrome Grave (IgG) = PTU dan
precursornya yaitu as mevalonat. Monitoring hingga 6 minggu
Methimazol. Bumil sem 1 PTU dan sisanya
pemakaian. Kombinasikan dengan resin as empedu. ES pada
hepar/liver. Cocok utk DM, ginjal dan HT. Methimazol/ Kalium Iodida.
6. Niasin = Vit B7. Menguraikan TG. ES : hiperurisemia dan muka merah alergi 3. Hipo = levotiroksin dan liotironin,
7. Fibrat = fibrat dan gemfibrozil = pilihan pertama pada TG tinggi. ES 4. Profilaksis takikardia = propranolol
ginjal.
8. Pasangan kombinasi = RAE + HMG atau NIASIN + FIBRAT 16
HIPERTENSI 7. HT + GGK = ACEI / ARB + loop diuretic ; hindari HCT
1. Faktor risiko (rokok, hiperlipid, dm, wanita, genetic, obes, dan Spiro
aktifitas) 8. HT + asma = ACEI / CCB non-dihidro ; hindari B-Blocker
2. Target non-lansia dengan/tanpa komplikasi = 140/90 non selektif : propanolol dan CCB dihidropiridin :
3. Target lansia tanpa komp=150/90 dan dengan komp = 140/90 amlodipine)
4. HT + Gagal jantung / Stroke = HCT + ACEI ; hindari Bblocker 9. HT bumil : metildopa (sem 1-2) > labetolol (sem 3)>
dan CCB hidralazin >
5. HT + Infark iskemia = B-Blocker/CCB + ACEI nifedipin (preeklamsia)
6. HT + DM = ACEI / ARB ; hindari BBlocker 10. Diuretik
- Pilihan pertama utk LANSIA 17
1. B-blocker
- Bekerja di tubulus distal (HCT), loop henle (furosemide)
- Bekerja di reseptor b1 jantung dan menghambat pelepasan
dan kolektifus (spiro) renin
- Pada GGK (ada data data GFR < 30 , ClCr > 1,7 dan terjadi - Betablocker selektif : bisosprolol, metoprolol, atenolol,
udema) asebutolol
berikan Loop Diuretics (Furosemid) - Perlu tapering dose pada pasien angina dan infark
- HCT dikombinasikan dengan diuretic hemat kalium miokard
: sipronolakton - Kontra DM, ES Hipoglikemia.
- Kontra Jantung dan Asma (gunakan selektif)
- ES diuretic : hipo (kalemia, magnesia), hiper (glikemia,
2. ACEI
lipidemia, kalsemia dan uricemia), disfungsi seksual (D.E) dan - Bekerja hambat produksi dan konversi angiotensin 2
ginekomastia - Bikin batuk krn hambat degradasi bradykinin
- Elanapril dan Lisinopril s.1.d.d sisanya s.2.d.d dan a.c.
- ES : udem, gangguan darah (WBC dan PLT)
3. ARB
- Menghambat reseptor angiotensin
- Pilihan jika tidak cocok dengan ACEI
- Sinergis dengan + HCT
4. CCB
- Relaksasi b1 jantung
- Dihidripiridin = amlo/nifedipin, non-dihidro = verapamil
diltiazem
- Jika asma dan jantung = berikan non-dihidro
- Formulasi lepas lambat utk cegah hipotensi ortostatik
5. Vasodilator - Selalu dikombinasikan dengan HCT. Dan merupakan pilihan
- Bekerja meningkatkan cGMP otot polos = relaksasi bagi yang tidak cocok dengan B-Blocker
- Cth : metildopa dan hidralazin
GAGAL GINJAL
GAGAL JANTUNG 18
1. Tatalaksana 1. Angina pectoris (iskemia)
- Hiperkalemia dan hiponaterima = Ca - ISDN s.l. + aspirin dikunyah (orodispersible tablet)
glikonat - ISDN s.l. > ISDN i.v. > Morfin nitrat injeksi
- Hiperfosfat = CaCO3 / sevelamer
Retensi fosfat = Vit D menurun ( + kalsitriol) = absorpsi Ca propranolol/metoprolol
rendah 7. Vertigo berikan betahistin
- Asidosis laktat = NaHCO3
- Anemia = Epo-a
- Edema = loop diuretic
- Hipoalbumin = abumin 20% dan mannitol
2. ES (jika ada pemberian obat ttt.)
- + statin = proteinuria
- + obat2 HT = hyperkalemia
NYERI
1. Jenis NSAID :
- Non Selektif COX 2 =, asetosal Ibuprofen, asmef.
Diklofenak, fenilbutazon, metampiron, piroksikam (tidak
aman bagi asma dan GERD)
- Selektif COX 2 = celecoxib (tidak aman bagi jantung dan
stroke)
- Selektif COX 3 = PCT (aman utk asma, bumil, GERD, jantung,
ginjal)
2. Nyeri ringan 1 – 3 = NSAID ; Nyeri sedang 4 – 6 = NSAID +
opioid ; Nyeri berat 7 -10 = morfin / fentanyl.
3. Antalgin dan piroksikan ES gangguan darah leukosit
4. Ketorolak / metamizol = nyeri post operasi = max 5 hari
penggunaan
5. Nyeri Neuropatik berikan Amitriptilin, carbamezepin
6. Migraine berikan ergotamine + kafein. Profilaksisnya
- ISDN oral dapat diberikan bila sudah stbail 24 jam tanpa nyeri - Antikoagulan = warfarin, heparin (UFH) dan enoxaparin
- Stabilisasi = + betablocker selektif atau CCB nondihidropidin (bila tidak (LMWH). LMWH lebih baik digunakan karena BA bagus dan
kuat BBlocker) tanpa monitoring ketat dari INR.
2. Ateroskeloris = berikan Antiplatelet + statin - Fibrinolitik = alteplase (penggunaan 2 – 4 jam)
3. Stroke = 5. Pada bumil = ISDN + labetolol aja. Hindari : aspirin dan
- Hemoragik / iskemik berikan epinefrin warfarin.
- Kardiogenik berikan dobutamin/dopamin 6. Pada DM berikan aspirin dan warfarin OK.
4. Gol obat utk terapi supporting : 7. Angina + bradikardia = Amlodipin
- Antitrombotik nama lainnya antiplatet = aspirin, clopidogrel, tiklodipin 8. Aritmia = Verapamil (non-dihidropiridin)
ANTIEPILEPSI > TCA (imipramine, amitriptilin) > Analog Gaba
1. Kejang parsial = karbamazepin / fenitoin (gabapentin).
2. Kejang umum = 3. Insomnia = Zolpidem > TCA > Antihistamin
- Absence = as valproate/ etosuksimid 4. Buspropion = utk kecanduan rokok
- Myoclonic = as valproate 5. Benzodiazepine = utk kecanduan alcohols
- Tonik-klonik = fenitoin / karbamazepin
BPH
3. Satu-satunya yang aman utk Bumil = lamotrigine bias juga
karbamazepin
4. ES fenitoin = facial cleft ; ES as valproate = spinda bifida =
perlu
suplemen As Volat

ANTIDEPRESAN
1. Bumil aman hanya SSRI/SNRI
2. Semua cemas dan ansietas 1st line SSRI/SNRI (fenflaxin,
duloxetine, flouksetin, sertraline), selain itu pilihan lain MAOI
(fenelzin, selegilin)
19 1. Nilai T < -2,5 = osteopenia/ rakhitis = berikan suplementasi vit
ANTIPARKINSON – SKIZOFRENIA D (kalsitriol)
1. Parkinson = L-Dopa + Karbidopa (kombinasi mengurangi metabolism L- 2. Nilai T > -2,5 = osteoporosis = berikan bifosfonat > raloksifen >
Dopa di perifer) > triheksifenidil (gol antikolinergik) > selegilin teriparatide
2. Skizofrenia = 3. Gol bifosfonat berikan arahan minum 30 – 60 menit a.c. dan tidak
- Tipikal = haloperidol, klorpromazin. ES tinggi gejala tidur dalam waktu dekat karena akan mengiritasi lambung
ekstrapiramidal
- Atipikal = klozapin, risperidon. Minim ES. ANEMIA
1. Makrositik = Hiperkromik = MCH/MCV tinggi = as folat – B12
OSTEOPOROSIS 2. Mikrositik = Hipokromik = MCH/MCV rendah = Fe
3. Normositik = pada GGK/Hemodialisis = Epo-A
1. BPH dinamik = PSA tinggi = Gol 5-DHT inhibitor = finasterid, GLAUKOMA
dutasterid 1. Antagonis beta adrenergic = timolol line nd
2. BPH static = PSA rendah = alpha1-blocker = tamsulosin (selektif, 1st
utk
asma dan HT), prazosin dan doksasozine (non- 2. Agonis prostaglandin = latanoprost (sudut lebar) 2 line
selektif)
3. Karbonat anhydrase inhibitor = asetazolamid (sudut
sempit) (KI GINJAL)
4. Kolinergik = pilokarpin (3rd line)
ANTIVIRUS ANTI JAMUR
1. Utk hepatitis B/C = Interferon Alpha dan lamivudine
20
1. Amfoterisin = intravena sistemik
atau adefovir (hepa B) / ribavirin (hepa c) 2. Nystatin = intestinal-vaginal local
2. Utk Flu = amantadine dan oseltamivir - NRTI = Lamivudin, Zidovudin, didanosin,
3. Utk herpes = asiklovir dan foscarnet stavudin, entecavir
4. Utk toxoplasma = spiramisin - NNRTI = Efavirenz, nevirapin
5. HIV = regimen standar : 2NRTI + NNRTI/PI. - PI = Saquinavir, ritonavir
3. Ketokonazol = oral sistemik (aman u/ bumil). 1st line topikal juga pengganti nystatin.
4. Flukonazol = 1st line oral sistemik (KI u/ bumil) 6. Bentuk sediaan ovula/krim ditujukan utk topical
5. Itrakonazol = pilihan selain flukonazol (KI u/ Hepar). Bisa 7. Penggunaan semua antijamur 10 – 14 Hari.
6. ES ARV HIV : MALARIA
- Zidovudin = anemia berat, neutropenia, iritasi 1. Mekanisme menghambat replikasi protozoa
lambung 2. Profilaksis = doksisiklin 1 minggu sebelum pergi, 4
- Stavudin = neuropati perifer minggu setelah pulang.
- Tenofovir = tokisisitas renal 3. Pada HIV = kontra amodiakuin dan sulfadoxin
- Efavirenz = depresi SSP, teratogenic 4. BUMIL - anak kecil = kontra primakuin (anemia
- Nevirapin = toksisitas hepar, steven jhonson hemolitik) dan tetrasiklin
syndrome. 5. Kinin menyebabkan stimulant SSP dan ototoksisitas
6. Pilhan pengobatan
- Regimen ACT = Artesunat +
INFEKSI CACING Amodiakuin ATAU Dihydroartemisinin
1. Ascaris = mebendazol + Piperakuin
2. Kremi = pirantel pamoat - Falciparum = ACT + Primakuin
3. Pita/sapi/babi = praziquantel / niklosamid - Vivax dan ovale = ACT + Klorokuin
4. Filariasis = DEC (dietilkarbamazin) / Albendazol - Malariae = klorokuin
5. Tambang = mebendazol - Kina/doksisiklin bila resisten ACT
- Kambuhan = primakuin

INTERAKSI OBAT 2. Pada fase ABSORPSI terdiri dari obat yang


1. Mekanisme IO fokuskan pada metabolism ABSORPSI dan bekerja secara LOKAL seperti antacid dan
METABOLISME – EKSRESI obat-obat lambung lainnya.
- Antasid (akan membuat kompleksasi obat lain) = absorpsi
obat KEMOTERAPI 22
lain terhambat 1. Terapi endokrin adjuvant =
tamoxifen (kanker
- PPI / H2 (akan membuat pH berubah, ionisasi berubah) =
payudara/prostat)
absorpsi obat lain terhambat 2. Antimetabolite = MTX + Flouroasil, sitarabin
- Kolestiramin (melarutkan obat lain yang larut lemak) = 3. Alkilator = siklofosfamid
absorpsi terhambat 4. Mikrotubul = paclitaxel dan vinkristin
3. Pada fase METABOLISME – EKSRESI ada 2 kategori INHIBITOR 5. MTX + Siklofosfamid = KI GINJAL
dan INDUCER 6. Sitarabin = KI HEPAR
- INHIBITOR = menghambat metabolism  menurunkan
eksresi  KULIT
1. AB = P. Acnes = benzoil peroksida,
kadar plasma meningkat  efek toksik meningkat
klindamisin dan tetrasiklin (topical)
Cth : Statin, CCB, anti jamur gol Azole, SSRI, 2. Agen peeling / keratolitik = resorsinol, asam salisilat
makrolida 3. Antisebum = isoretinon
- INDUCER = mempercepat metabolism  meningkatkan 4. Antiinflamasi = kortikosteroid
eksresi ANTIDOTUM
 kadar plasma menurun  efek terapi tidak tercapai
Cth : Rifampisin, Fenitoin, Barbital, Nevirapin, obat2
antiepilepsi, dexametason
21
22
Apa yang menjadi prioritas dan fokus?
No Farmakoterapi Persentase
1 Sistem kardiovaskuler 10-12 %
2 Infeksi 20-25 %
3 Sistem endokrin dan metabolik 5-10 %
4 Sistem pernafasan 5-10 %
5 Sistem gastrointestinal 10-15 %

NICAL KEY POINTS


6
7
Sistem renal, saluran kemih
Sistem syaraf dan kesehatan jiwa
5-8 %
8-10 %
8 Tulang dan persendian 8-10 %
9 Kulit 3-5 %
10 Mata, hidung, telinga, dan tenggorokan 3-5 %
11 Onkologi, imunologi, nutrisi, gawat darurat, vaksin, 8-10 %
dan produk biologi

Aspek terkait pada :


Mekanisme kerja obat
Patofisiologi dasar pemilihan obat
Pertimbangan bentuk dan rute sediaan
Kondisi spesifik (bumil – anak, ginjal, hati, lansia)
Komunikasi informasi obat
23

PEKERJAAN KEFARMASIAN MANAJEMEN FARMASI

Sarana Industri dan Distribusi Pengadaan

CHAPTER
Sarana Pelayanan Analisis Farmakoekonomi
RS dan Apotek
Cost pengobatan
Administrasi Apoteker

3 Konseling
PEKERJAAN KEFARMASIAN 25
Industri
- Industry farmasi wajib memiliki 3 apoteker : QA, QC, Produksi
- Industry obat tradisional dan kosmetik serta PBF
minimal 1 apoteker : QA
- Izin produksi dan sarana - Registrasi obat (nomer izin edar) dikeluarkan oleh BPOM. Inspeksi
industry : sarana bangunan dan pendaftaran dilakukan oleh Balai Besar
a. Farmasi = binfar POM di tiap provinsi.
b. OT/IEBA = binfar - CPOB, CPKB, CPOTB, CDOB, CDAKB dikeluarkan oleh KEMENKES RI
c. Kosmetika = binfar atas rekomendasi dari BPOM.
d. UKOT = Dinkes provinsi - Alat kesehatan, P-IRT (produk industry rumah tangga) nomer izinnya
e. IMOT = Dinkes kota/kab dikeluarkan oleh KEMENKES RI.
f. PBF cabang = Dinkes - Izin edar (obat, kosmetik, mak-min, alkes dan PIRT) selama 5 tahun
provinsi
g. PBF pusat = binfar
- Jenis dispensing/distribusi desentralisasi obat :

RS
- Rasio 1 : 30 untuk apoteker vs jumlah pasien rawat
a. IUD ; individual unit dose = resep pada rawat jalan
inap b. ODD/UDD ; once/unit dose dispensing =
- Rasio 1 : 50 untuk apoteker vs jumlah pasien rawat resep per satuan minum/dosis pada rawat inap
jalan (termasuk untuk Puskemas ranap dan rajal) c. Total floor stock = sediaan lengkap di ruang pada
- RS kelas A > 500 bed = 15 apt ; kelas B 200 – 500 bed = UGD
13 apt ;
kelas C 100 – 200 bed = 8 apt ; kelas D 50 – 100 bed = 3 apt
- Apoteker menjadi ketua dalam Tim Farmasi dan - High alert = sitostatika, insulin, elektrolit
Terapi, koordinir pelaporan MESO ke BPOM. pekat, life-saving (epinefrin, digoxin),
- Sistem distribusi obat : Sentralisasi dan narkotika,
Desentralisasi obat sedasi dalam bentuk IV.
- LASA = berikan jeda, label warna dan tall-man letter
PEKERJAAN KEFARMASIAN Apa manfaat/efek obat?
- Open ended question = pertanyaan
Apotek dengan jawaban deskripsi
- SP narkotik, psikotropik dan precursor min 3 rangkap - Close ended question = pertanyaan
dengan jawaban ya/tidak
- SP narkotik/psikotropik hanya berisi 1 jenis zat, 1 jenis sediaan, 1
- Show and tell = mendemonstrasikan
jenis dosis secara langsung
- SP precursor/OOT boleh campur lebih dr 1 jenis/sediaan/dosis - Verifikasi = meminta pasien
- OOT = tramadol, triheksifenidil, klorpromazin, amitriptilin, haloperidol mengulang utk
- Laporan SIPNAP Kemenkes tanggal 10 memastikan pemahaman
- Pemusnahan narkotik dan psikotropik dihadiri saksi dair dinkes
kota/kab
- Berita acara pemusnahan dibuat 4 rangkap (binfar, bpom, dinkes
prov dan arsip)
- Arsip copy resep disimpan 5 th
- Ukuran lemari narkotika : 80 x 60 x 100 double lock
- Copy resep untuk pemberian kekurangan narkotik hanya dapat
dilakukan di apotek yang menyimpang resep asli

Konseling
- 3 prime question = apa obat nya? Bagaimana cara pakai?
26 inti resep, nama/jumlah/bentuk sediaan
dan perintah pembuatan obat
d. Signatura =
- Bagian pada resep = keterangan pemakaian obat
a. Inscriptio = e. Subscriptio =
identitas dokter, SIP, kota, tanggal, alamat praktek, no resep paraf dokter, nama/umur/jenis kelamin
b. Invocatio = tanda R/ pasien
c. Prescriptio =

REGULASI FARMASI - P4 = hanya utk dibakar


- P5 = tidak boleh ditelan
DOWA - P6 = obat wasir jangan ditelan
- 20 tab = metoklorpramid dan
asmef
- 7 tab = omeprazole
- 10 tab = sisanya semua tablet
- 1 tube = semua jenis krim/salep
- 3 biji = semua jenis suppo
- 1 siklus = pil kb dan OAT

Peringatan obat bebas terbatas


- P1 = baca aturan pakai
- P2 = kumur, jangan ditelan
- P3 = hanya utk bagian luar
26 kefarmasian (APJ Industri, APJ PBF) untuk 1
tempat
- SIPA di fasilitas pelayanan kefarmasian (APA,
Administrasi Apoteker Aping) untuk 3 tempat
- STRA dikeluarkan oleh KFN - Mutasi apoteker dokumen utamanya adalah
- Serkom dikeluarkan oleh IAI lolos butuh sebagai surat pengantar mutasi
- SIPA dikeluarkan oleh Dinkes - Mutasi antar provinsi diajukan kepada PD
kota/kab IAI melalui PC
- SIPA di fasilitas - Mutasi antar kota/kab dalam 1 provinsi
diajukan kepada PC
MANAJEMEN FARMASI 27

Metode Pengadaan
- Epidemiologi = berdasarkan pola penyakit / prevalensi penyakit
- Konsumtif = berdasarkan demand / jumlah kebutuhan dari
total pembelian obat
- Pareto = berdasarkan kontribusi omset (A 80% = Always, B
20% = Better ; C 10% = Control)
- Just in time = pembelian langsung untuk obat-obat jarang/mahal
- VEN = berdasarkan urgensi terhadap kesehatan/keselamatan
a. Vital = life-saving medication
b. Essensial = bekerja secara kuratif Jenis Biaya Pengobatan
c. Non-essensial = preventif, obat penunjang - Direct medical cost = biaya langsung untuk berobat = rawat
inap, resep obat, tindakan medis
Analisis Farmakoekonomi - Direct non medical cost = biaya langsung yang tidak
berhub
- CMA = cost minimation analysis = berdasarkan unit dengan proses pengobatan = transportasi
moneter (biaya), mencari biaya pengobatan paling ekonomis - Indirect medical cost = biaya yang hilang karena sakit =
= Panadol vs PCT generik tidak bekerja, unpaid leave
- CBA = cost benefit analysis = berdasarkan efisiensi manfaat - Intangible cost = biaya yang tidak diukur dengan unit moneter
kesehatan terhadap unit moneter (biaya) = program vaksin TB = rasa sakit
vs vaksin HBV - Opportunity cost = biaya kesempatan untuk melakukan suatu
- CEA = cost effective analysis = berdasarkan efisiensi hal
manfaat kesehatan dalam mencapai efek terapi terbaik = = kehilangan kesempatan kerja
atorvastatin vs gemfibrozil
- CUA = cost utility analysis = berdasarkan nilai angka QALY
(quality adjustment life years)
29
1 menit untuk BERHITUNG?
Komposisi pharmaceutical calculation hanya 20-30%.
Perhitungan yang dibutuhkan pada pembuatan, penyiapan, peracikan, penyerahan,
penggunaan, dan pengelolaan obat. Apa yang menjadi fokus perhitungan ?

FORMULASI – Resolusi – – FARMASETIKA


KLINIS
KIMIA ANALISIS
HLB Dosis Max

ULASAN Tonisitas
Kompresibilitas
Jumlah Obat dalam Resep
Ukuran Kapsul

PERHITUNGAN Friabilitas
Kesetaraan BM
Laju Infus
Klirens Kreatinin (Cockroft)
Pengenceran Farmakokinetik Orde
Faktor 0 t 1/2
Pengenceran
Bioavabilitas
%b/b – %b/v
Css
ppm Cl – Vd
Lambert – Beer
Regresi Linier
Rasio Kadar – Standar
MANAJEMEN FARMASI

Harga Jual - % Margin HPP


PP ROI ROE ROP SS

Anda mungkin juga menyukai