FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2019
i
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2019
ii Universitas Indonesia
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa
laporan ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai peraturan yang berlaku di
Universitas Indonesia.
Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan plagiarisme, saya akan bertanggung
jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Indonesia
kepada saya.
Penyusun,
NPM : 1406639610
Tanda Tangan :
iv Universitas Indonesia
v Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja ini. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan laporan ini, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) Linda Octaviani, S.Si., Apt. dan Baitha Palanggatan Maggadani, M. Farm., Apt.
selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan laporan ini;
(2) Dekan Fakultas Farmasi dan Ketua Program Studi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia atas kesempatan dan dukungan yang diberikan untuk
mengikuti program studi ini;
(3) Pimpinan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan praktik kerja;
(4) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
(5) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Depok, 2019
Penulis
vi Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan ................... 6
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Direktorat Penyidikan Obat dan Makanan ......... 21
ix Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Indonesia
2
1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker di Badan Pengawasan Obat dan
Makanan RI bagi mahasiswa program profesi apoteker diantaranya:
1. Meningkatkan pemahaman tentang peran, fungsi dan tanggung jawab
apoteker di dalam lembaga pemerintahan.
2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
di lembaga pemerintahan, khususnya Badan Pengawas Obat dan Makanan.
3. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di
lembaga pemerintahan, khususnya Badan Pengawas Obat dan Makanan.
4. Memahami dan dapat menjelaskan kegiatan, tugas dan fungsi Direktorat
Penyidikan Obat dan Makanan
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN UMUM
3 Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
6
1. Menerbitkan izin edar edar produk dan sertifikat sesuai dengan standar dan
persyaratan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu, serta pengujian obat dan
makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Melakukan intelijen dan penyidikan di bidang pengawasan Obat dan Makanan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Pemberian sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
13
beredar serta peringatan kepada publik yang didukung penegakan hukum. Untuk
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat konsumen terhadap mutu,
khasiat dan keamanan produk maka pemerintah juga melaksanakan kegiatan
komunikasi, informasi dan edukasi.
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS
3.2 Direktorat Penyidikan Obat dan Makanan (Kepala Badan POM, 2017a)
Direktorat Penyidikan Obat dan Makanan mempunyai tiga subdirektorat,
yaitu Sub-direktorat Penyidikan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat
Adiktif; Sub-direktorat Penyidikan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan,
Kosmetik, dan Pangan Olahan; dan Subdirektorat Barang Bukti.
3.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Penyidikan Obat dan Makanan
Direktorat Penyidikan Obat dan Makanan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
kriteria, serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyidikan Obat dan Makanan.
3.2.2 Struktur Organisasi Direktorat Penyidikan Obat dan Makanan
20 Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
BAB 4
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
4.2 Kegiatan
Seluruh kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Profesi di Direktorat
Penyidikan Obat dan Makanan BPOM RI, termasuk pelaksanaan tugas khusus dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kegiatan yang Dilakukan selama PKPA di BPOM
Hari Tanggal Uraian Kegiatan
Senin 11 Maret 2019 - Pretest
- Kuliah umum:
1. Kuliah Umum PKPA Maret 2019
2. Direktorat Standardisasi Obat
Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan
Kosmetik
3. Biro Hubungan Masyarakat dan
Dukungan Strategis Pimpinan
(HDSP)
4. Direktorat Intelijen Obat dan
Makanan
5. Direktorat Registrasi Obat
6. Direktorat Pengawasan Produksi
Obat, Narkotika, Psikotropika, dan
24 Universitas Indonesia
25
Prekursor
7. Direktorat Pengawasan Distribusi dan
Pelayanan Obat, Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor
8. Direktorat Pengawasan Pangan Risiko
Rendah dan Sedang
Selasa 12 Maret 2019 Kuliah umum:
1. Direktorat Pengawasan Keamanan,
Mutu dan Ekspor Impor Obat,
Narkotika, Psikotropika,
Prekursor,dan Zat Aktif
2. Direktorat Registrasi Obat
Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan
Kosmetik
3. Direktorat Pengawasan Obat
Tradisional dan Suplemen Kesehatan
4. Direktorat Pengawasan Kosmetik
5. Direktorat Standardisasi Obat,
Narkotika, Psikotropika, Prekursor,
dan Zat Adiktif (NAPZA)
6. Direktorat Standardisasi Pangan
Olahan
7. Pusat Pengembangan Pengujian Obat
dan Makanan Nasional (PPPOMN)
BPOM
8. Direktorat Pengawasan Pangan Risiko
Tinggi dan Teknologi Baru
Rabu 13 Maret 2019 Kuliah umum:
1. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
dan Pelaku Usaha (PMPU)
Universitas Indonesia
26
2. Direktorat Pengamanan
3. Direktorat Penyidikan
4. Direktorat Registrasi Pangan Olahan
5. Pusat Riset dan Kajian Obat dan
Makanan
Kamis 14 Maret 2019 1. Pelaksanaan kegiatan PKPA di
Direktorat Penyidikan BPOM
(Gedung I)
2. Studi pustaka undang-undang dan
peraturan yang digunakan pada
direktorat penyidikan
Jumat 15 Maret 2019 1. Presentasi Pengenalan Direktorat
Penyidikan
2. Pemberian tugas pembuatan infografis
Senin 18 Maret 2019 1. Pembuatan infografis
2. Pengerjaan laporan PKPA
Selasa 19 Maret 2019 1. Pembuatan dan pengumpulan desain
infografis
2. Pengerjaan laporan PKPA
Rabu 20 Maret 2019 1. Menyusun surat untuk Loka POM
2. Pengerjaan draft laporan tahunan
3. Pengerjaan laporan PKPA
Kamis 21 Maret 2019 1. Pengerjaan draft laporan tahunan
2. Pengerjaan laporan PKPA
Jumat 22 Maret 2019 1. Pengerjaan laporan dan Presentasi
PKPA
2. Rekap data barang bukti
Senin 25 Maret 2019 1. Pengerjaan laporan dan Presentasi
PKPA
2. Rekap data barang bukti
Universitas Indonesia
27
Universitas Indonesia
BAB 5
PEMBAHASAN
BPOM RI, yang jika terbukti memenuhi unsur pidana dapat diproses lebih lanjut oleh
penyidik. Kemampuan analisis seorang apoteker di bidang farmasi ini menjadi peran
penting untuk memulai suatu penyidikan obat dan makanan baik secara online
maupun offline dan juga dalam upaya melakukan perlindungan terhadap konsumen.
Direktorat Penyidikan Obat dan Makanan berperan dalam melaksanakan
perencanaan, pelaksanaan penyidikan hingga penyelesaian perkara hingga tahap
penyerahan tersangka dan barang bukti sampai proses pengadilan, pengelolaan
barang bukti, dan manajemen PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) (Kepala Badan
POM, 2017a). Biasanya tindak pidana tersebut bukan tindak pidana umum yang biasa
ditangani oleh penyidik Kepolisian. Tindak pidana dapat diketahui dari empat
kemungkinan, yaitu:
a. Kedapatan tertangkap tangan (Pasal 1 butir 19 Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana),
b. Karena laporan (Pasal 1 butir 24 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana),
c. Karena pengaduan (Pasal 1 butir 25 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana)
d. Diketahui sendiri atau pemberitahuan atau cara lain sehingga penyidik
mengetahui terjadinya delik, seperti baca surat kabar, dengar berita di radio,
dengar orang bercerita dan lain-lain (Makarao dan Suhasril, 2002)
Dalam pelaksanaannya, PPNS di Direktorat Penyidikan memperoleh
informasi dari Direktorat Pengawasan di Deputi 1, 2, dan 3, Direktorat Intelijen dari
investigasi di lapangan, serta jika terdapat laporan/pengaduan dari masyarakat. Dalam
melakukan tugasnya, PPNS menggunakan dasar hukum yang tertuang dalam UU
Nomor 5 Tahun 1997 tentang psikotropika, UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, UU Nomor 36
Tentang Kesehatan, dan UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
Setelah mendapat informasi yang cukup lengkap dan disertai dengan bukti
yang kuat tentang adanya pelanggaran hukum, Direktorat Penyidikan akan memulai
penyidikan berdasarkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP).
Universitas Indonesia
31
Penyidikan merupakan sebuah proses yang harus independen dan tidak boleh
ada intervensi. Kewenangan penyidik pegawai negeri sipil bidang kesehatan
khususnya penyidik Balai Besar Pengawas Obat dan Makan dalam melakukan
penyidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 189 ayat 2 Undang-Undang Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan terdiri dari:
1. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang
tindak pidana dibidang kesehatan;
3. Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak
pidana dibidang kesehatan.meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
atau badan hukum sehubungan dengan tindak pidana bidang kesehatan;
4. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan hukum
sehubungan dengan tindak pidana dibidang kesehatan;
5. Melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang tindak
pidana dibidang kesehatan;
6. Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam
perkara tindak pidana dibidang kesehatan;
7. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana dibidang kesehatan;
8. Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang
membuktikan adanya tindak pidana dibidang kesehatan.
Operasi penindakan yang dilakukan adalah melakukan penggeledahan,
penyitaan serta penangkapan dan penahanan dengan bantuan Koordinator Pengawas
(Korwas) PPNS Bareskrim Polri. Hasil pengamatan selama PKPA di Direktorat
Penyidikan, terdapat operasi penindakan yang dilakukan oleh PPNS di beberapa
daerah Jabodetabek terhadap produk makanan impor ilegal yang masih menggunakan
kemasan asli dan tidak teregistrasi secara resmi di Indonesia. Barang bukti tersebut
disita dan disimpan di ruang pemeriksaan oleh penyidik. Untuk keperluan pembuatan
berkas perkara, selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap tersangka dan saksi serta
permintaan penjelasan kepada ahli. Seluruh berkas yang meliputi resume Berkas
Perkara, Laporan Kejadian, Surat Perintah Tugas, Surat Perintah Penyidikan, Surat
Universitas Indonesia
32
menurunkan demand dari konsumen dan juga supply obat dan makanan dapat
terkendali sehingga mengurangi produk ilegal yang beredar di pasar.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Penyidikan Obat dan
Makanan nantinya akan dibuat laporan setiap tahunnya yang disebut sebagai laporan
tahunan. Laporan tahunan ini berisi highlight kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat
Penyidikan Obat dan Makanan pada tahun tersebut. Kegiatan yang dilakukan meliputi
pelatihan, koordinasi lintas sektor, operasi gabungan, operasi internasional (OPSON,
PANGEA, dan STORM) beserta hasilnya dan kegiatan lainnya.
Universitas Indonesia
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
Direktorat Penyidikan Obat dan Makanan, dapat ditarik kesimpulan antara
lain:
34 Universitas Indonesia
35
6.2 Saran
Saran perbaikan yang dapat diberikan Badan POM RI adalah sebagai berikut:
a. Program PKPA untuk Badan POM sebaiknya sesuai dengan waktunya
agar mahasiswa juga mendapatkan lebih banyak waktu untuk
mengeksplorasi BPOM untuk memahami pelaksanaan kegiatan di
setiap Direktorat secara aktual.
b. Untuk Direktorat Penyidikan sebaiknya disiapkan format untuk
pencatatan barang bukti hal ini untuk mengefisienkan waktu
perekapan data barang bukti.
c. Untuk kedepannya mungkin Badan POM bisa membuat kebijakan
untuk kemasan untuk masyarakat dengan kebutuhan khusus, atau
membuat aplikasi yang bisa mempermudah masyarakat kebutuhan
khusus mengetahui obat atau makanan yang mereka gunakan.
Universitas Indonesia
DAFTAR ACUAN
BPOM RI. (2014). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Di Lingkungan Badan Pengawas Obat Dan Makanan. Jakarta:
BPOM RI.
BPOM RI. (2017a). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun
2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Jakarta: BPOM RI.
BPOM RI. (2017b). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 28 tahun 2017
tentang Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2015-2019.
Jakarta: BPOM RI.
BPOM RI. (2019). Profil Badan POM. Diakses dari http://pom.go.id pada 13 Mei 2019.
Kepala Kepolisian RI. (2010). Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Manajemen Penyidikan Oleh Penyidik Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Kepolisian Negara Republik Indonesia.
M. Taufik Makarao dan Suhasril. (2004). Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek.
Jakarta. Ghalia Indonesia.
Presiden RI. (1981). Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Jakarta: Sekretariat
Negara
Presiden RI. (1997). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Jakarta:
Sekretaris Kabinet.
Presiden RI. (1999). Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen. Jakarta: Sekretaris Negara.
Presiden RI. (2009a). Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jakarta:
Sekretariat Negara.
Presiden RI. (2009b). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta:
Sekretariat Negara.
36 Universitas Indonesia
37
Presiden RI. (2012). Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan. Jakarta:
Sekretariat Negara.
Presiden RI. (2017). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2017 tentang
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
66
Lampiran 1. Tugas Khusus
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2019
i Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
ii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
1 Universitas Indonesia
2
kumpulan data dengan konsep visual yang terdiri dari teks dengan tambahan gambar
dan grafik sehingga informasi menjadi singkat dan jelas.
1.2 Tujuan
Tugas khusus yang diberikan pada saat Praktik Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di Direktorat Penyidikan BPOM RI memiliki tujuan untuk mengetahui dan
memahami penyiapan desain infografis peredaran kosmetik ilegal secara online di
Direktorat Penyidikan untuk keperluan koordinasi lintas sektor dalam rangka
persamaan persepsi terhadap kejahatan obat dan makanan.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3 Universitas Indonesia
4
2.3 Infografis
Penyampaian informasi yang berkembang melalui sebuah gambar maka
jangkauan pesan bisa lebih lama ketika disampaikan kepada orang lain. Salah satu
bentuk visualisasi adalah adanya sebuah Infografis. Grafis informasi atau infografis
adalah representasi visual data atau pengetahuan yang dimaksudkan untuk
menyajikan informasi yang kompleks dengan cepat dan jelas (Newsom dan Haynes,
2004). Infografis sebagai ilmu tidak terlepas dari hubungan dengan ilmu desain
komunikasi visual, ilmu komputer grafis, interaksi hubungan dengan manusia serta
ilmu pengetahuan lainnya yang erat sebagai sumber permasalahannya. Perkembangan
infografis sebagai teknik visual dapat membantu sajian informasi dalam bentuk
pemberitaan atau penyampaian pesan dalam bidang komunikasi visual. Gambar
dalam desain grafis dapat memperjelas masalah, memberi pengertian,
Universitas Indonesia
6
merepresentasikan apa yang kita gagas, lihat dan bayangkan. Terdapat beberapa
karakteristik dalam infografis yang berhubungan dengan pemberitaan, karakteristik
tersebut menjadi pemahaman dasar dalam merumuskan sumber berita yang ada
hubungannya dengan perencanaan visual, yaitu meliputi (Mohamad Taufik, 2012):
1. Sumber informasi yang objektif dapat memberikan pengertian yang
tepat dalam bentuk infomasi yang terbuka dan bebas.
2. Mudah untuk dimengerti tentang runtut suatu peristiwa.
3. Isi informasi disajikan kedalam bentuk seni visual yang baik.
4. Mencari atau menciptakan element grafis yang tepat..
5. Menseleksi data yang perlu disampaikan.
Penggunaan infografis dapat diaplikasikan dalam presentasi, laporan tahunan,
konten penelitian, blog, dan newsletter. Tidak hanya grafik, beberapa infografis yang
menarik juga menggunakan diagram, simbol, dan ilustrasi. Penting untuk dipahami
bahwa (Smicklas 2012). Infografis adalah media yang baik untuk menyampaikan
pesan atau wawasan dan dapat digunakan untuk meningkatkan komunikasi internal.
Pesan yang disampaikan melalui teks dan diolah secara visual memiliki kekuatan
pesan. Desain infografis saat proses produksinya dilakukan dengan cara manual,
karena fokus pada presentasi maka tidak perlu menggunakan software khusus untuk
proses pembuatan elemen di dalamnya (Febrianto Saptodewo, 2014).
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
7 Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN
8 Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
11
5.1 Kesimpulan
Koordinasi lintas sektor dalam penegakan hukum tindak pidana obat dan
makanan dilakukan dalam upaya menyamakan persepsi terhadap kejahatan obat dan
makanan secara online. Salah satu bentuk koordinasi lintas sektor yang dapat
dilakukan adalah pembuatan infografis peredaran kosmetik ilegal online, yang
memuat data verbal dan visual dengan grafik, diagram, dan ilustrasi. Infografis ini
dibuat berdasarkan data-data dan informasi yang diperoleh dari setiap deputi di
BPOM. Infografis yang baik memuat judul, kata pengantar, informasi verbal,
informasi visual, dan juga sumber atau kredit. Kemudian, infografis didesain dengan
menarik secara manual menggunakan aplikasi atau dapat menggunakan desain yang
telah tersedia secara online.
5.2.1 Saran
BPOM dapat memberikan tambahan waktu bagi peserta PKPA yang
ditempatkan di setiap unit teknis, sehingga materi yang diberikan terkait tugas dan
peran Apoteker di Badan POM khususnya di Direktorat Penyidikan menjadi lebih
dalam.
12 Universitas Indonesia
DAFTAR ACUAN
BPOM RI. (2016). Laporan Tahunan 2016 Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Jakarta: BPOM RI.
BPOM RI. (2017). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun
2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Jakarta: BPOM RI.
BPOM RI. (2019a). Profil Badan POM. Diakses dari http://pom.go.id pada 13 Mei
2019.
BPOM RI. (2019b). Berita Badan POM. Diakses dari http://pom.go.id pada 13 Mei
2019.
Newsom, Doug and Haynes, Jim. (2004). Public Relations Writing: Form and Style.
Kanada: Nelson Education.
Presiden RI. (2017). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2017
tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Presiden RI. (2009). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Jakarta: Sekretariat Negara.
Saptodewo, Febrianto. (2014). Desain Infografis Sebagai Penyajian Data Menarik.
Jakarta: Jurnal Desain.
Taufik, Muhamad. (2012). Infografis Sebagai Bahasa Visual Pada Surat Kabar
Tempo. Semarang: Techno.COM.
13 Universitas Indonesia