Disusun oleh :
Muhammad Chaliqga Saputra 41191097000042
Suhelmi 41191097000035
M.Sunnihaq Al Faaz 41191097000047
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Apoteker (Apt.)
Disusun oleh :
Muhammad Chaliqga Saputra 41191097000042
Suhelmi 41191097000035
M.Sunnihaq Al Faaz 41191097000047
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma No. 447 yang berjudul Laporan
Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker Apotek Kimia Farma No.447
Cirendeu, Jl. Cirendeu Raya No. 27C, Ciputat Timur, Tangerang Selatan,
Banten Periode 3 Februari - 29 Februari 2020. Shalawat serta salam tidak lupa
selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya hingga akhir zaman.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir profesi
Apoteker untuk memperoleh gelar Apoteker di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan
laporan akhir ini penulis semaksimal mungkin berupaya dapat memenuhi harapan
semua pihak, namun penulis sadari tentunya masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam penulisan laporan akhir ini yang dikarenakan keterbatasan
kemampuan dari penulis.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada:
1. Ibu Dr. Zilhadia, M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Yardi, PhD., Apt selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Hendri Aldrat, Ph.D., Apt. selaku
Sekretaris Program Studi Profesi Apoteker UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dwi Aji Maulana, S. Farm., Apt selaku pembimbing lapangan di
Apotek sekaligus Apoteker Penanggungjawab Apotek yang telah memberikan
waktu, tenaga, pikiran dan bimbingan selama penulis menyusun laporan dan
praktik kerja.
4. Bapak Sabrina,Ph.D, Apt selaku pembimbing dari kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan motivasi dan bimbingan selama
praktek kerja profesi dan penyusunan laporan.
5. Seluruh Karyawan Apotek Kimia Farma No. 447 yang telah memberikan ilmu
serta bimbingan selama praktek kerja profesi.
Penulis
Halaman
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2. Tempat peracikan
Tempat peracikan terletak dibelakang tempat penerimaan resep.
Tempat peracikan untuk meracik puyer dan kapsul yang dilengkapi dengan
lumpang mortir, kertas perkamen, timbangan.
3. Tempat konseling antara Apoteker dengan pasien
Tempat ini dilengkapi meja dan kursi yang cukup nyaman agar pasien
dapat mendengarkan informasi yang diberikan oleh apoteker mengenai cara
pemakaian obat.
4. Tempat penyimpanan obat
Obat disimpan diseluruh apotek, dimana obat yang disimpan berupa
rak-rak yang penyusunannya berdasarkan farmakologi, bentuk sediaan dan
sifat stabilitas obat, setelah disusun berdasarkan farmakologi dan bentuk
sediaan, obat yang tergolong dalam kelompok yang sama disusun
berdasarkan alfabetis.
5. Tempat bagian administrasi
Ruangan ini dilengkapi dengan komputer yang digunakan untuk
membuat Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA), surat pesanan khusus
narkotika dan psikotropika dan rekapitulasi resep.
b. Area Swalayan Farmasi
Ruangan ini berada di sebelah kiri dan kanan dari pintu masuk Apotek
dan mudah terlihat dari ruang tunggu pasien. Barang-barang yang dijual di
swalayan farmasi adalah obat-obat bebas, alat kesehatan, produk- produk
susu, minyak angin, bedak tabur, vitamin, lemari pendingin yang berisi
minuman ringan dan susu serta disusun berdasarkan departemen antara lain
medicine care, personal care, baby care, dan health care.
c. Ruang Tunggu
Pada ruang tunggu memiliki fasilitas pendingin ruangan untuk
memberikan kenyamanan bagi pasien yang menunggu. Apotek Kimia
Farma memiliki kursi di ruang tunggu.
d. Tempat Parkir
Tempat parkir terletak dibagian depan area apotek, tempat yang
2.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP)
Pengelolaan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2016, pengelolaan perbekalan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, pencatatan dan
pelaporan.
2.2.1 Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit,
pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
2.2.2 Pengadaan
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan
Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Pemimpin
Apoteker diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.
Kepemimpinan yang diharapkan meliputi keberanian mengambil
keputusan yang empati dan efektif, serta kemampuan
mengkomunikasikan dan mengelola hasil keputusan.
5. Pengelola
Apoteker harus mampu mengelola sumber daya manusia, fisik, anggaran
dan informasi secara efektif. Apoteker harus mengikuti kemajuan
teknologi informasi dan bersedia berbagi informasi tentang obat dan hal-
hal lain yang berhubungan dengan obat.
6. Pembelajar seumur hidup
Apoteker harus terus meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
profesi melalui pendidikan berkelanjutan (Continuing Professional
Development/CPD)
7. Peneliti
Apoteker harus selalu menerapkan prinsip/kaidah ilmiah dalam
mengumpulkan informasi sediaan farmasi dan pelayanan kefarmasian
dan memanfaatkannya dalam pengembangan dan pelaksanaan pelayanan
kefarmasian.
2.4.2 Sarana dan Prasarana
Apotek harus mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan prasarana
Apotek dapat menjamin mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai serta kelancaran praktik pelayanan kefarmasian. Sarana
dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di
Apotek meliputi sarana yang memiliki fungsi:
4. Ruang konseling
PEMBAHASAN
3.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
3.2.1 Perencanaan
Perencanaan menjadi salah satu proses penting di Apotek karena
menjadi kegiatan untuk merencanakan penggunaan obat dan alat kesehatan
untuk satu periode tertentu demi menghindari kekosongan obat serta
menghindari jenis dan jumlah yang tidak sesuai dengan kebutuhan ataupun
anggaran. PT. Kimia Farma Apotek melakukan perencanaan menggunakan
metode konsumsi. Penggunaan metode konsumsi berlaku di seluruh Apotek
Kimia Farma di Indonesia termasuk Apotek Kimia Farma No. 447, dimana
analisis datanya menggunakan konsumsi obat tiap tahunnya. Setiap proses
transaksi keluar masuk obat di Apotek Kimia Farma saat ini telah terproses
melalui sistem dalam jaringan internet. Dengan demikian, setiap Apotek
Kimia Farma dapat mengetahui stok obat di Apotek Kimia Farma lainnya.
Sistem online ini terpantau di kantor pusat PT. Kimia Farma Apotek.
Pelaporan secara online ini menjadikan APA disetiap Apotek tidak perlu
menganalisis metode konsumsi untuk perencanaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan serta BMHP. Karena secara otomatis PT. Kimia Farma Apotek
telah mengetahui kebutuhan sediaan farmasi di setiap Apotek Kimia Farma.
Perencanaan metode konsumsi menggunakan analisis pareto ABC.
Kelompok A merupakan obat dengan jumlah item total sekitar 20% tapi
mempunyai 80% dari nilai omset total Apotek. Kelompok B merupakan
obat dengan jumlah item total sekitar 30% tapi mempunyai nilai 15% dari
nilai omset total Apotek. Sedangkan kelompok C merupakan obat dengan
jumlah item total sekitar 50% tapi mempunyai 5% dari nilia omset total obat
di apotek.
3.2.2 Pengadaan
Dalam proses pengadaan barang sediaan farmasi, alat kesehatan
maupun barang habis pakai, apotek Kimia Farma No. 447 menggunakan
Obat yang disusun di etalase luar adalah obat golongan obat bebas
(dengan logo bulat berwarna hijau), obat bebas terbatas (dengan logo bulat
berwarna biru), sabun, bedak tabur, madu, tisu, kasa, betadine, obat kumur,
hand sanitizer, minyak telon, minyak kampak dan jenis obat generik yang
dijual bebas (golongan obat bebas dan bebas terbatas). Sedangkan obat
disusun di ruang bagian dalam (tidak tampak oleh pengunjung) adalah obat
golongan obat keras, narkotika, psikotropika, suplemen kesehatan yang
berbentuk kapsul, salep, dan sirup.
Apotek Kimia Farma mengikuti sistem penempatan seperti di
swalayan dimana Apoteker juga melakukan seni penataan barang atau
disebut merchandising yang dibedakan menjadi kategori dan sub kategori
tertentu. Misalnya medicine tablet (tablet untuk demam, tablet diare, tablet
maag, tablet flu dan batuk, suplemen tablet dll), medicine syrup (syrup flu
dan batuk, syrup anak–anak, syrup orang dewasa, suplemen syrup, syrup
batuk kering dan syrup batuk berdahak), traditional medicine (jamu,
herbal, obat herbal terstandar, madu, sari kurma), food supplement (asifit,
fituno, herbal, suplemen makanan anak dan dewasa), first aid (betadine,
larutan alcohol 70%, hansaplast, kapas luka, kasa steril), topical (tetes mata,
antiseptik, koyo, tetes telinga, krim otot, balsam, obat bisul/gigitan serangga
A. Kajian Administrasi
Skrining 1
Asal Usul Resep Ada Tidak Ada
Dokter penulis resep √
Alamat dokter √ √
Nomor telepon dokter √
SIP dokter √
Tanda tangan / paraf dokter √
Tanggal penulisan resep √
Skrining 2
Asal Usul Pasien Ada Tidak Ada
Nama pasien √
Umur pasien √
Jenis kelamin √
Berat badan √
Alamat √
Lokasi Apotek Kimia Farma No. 447 cukup strategis yakni terletak di
pinggir jalan yang ramai dan banyak dilalui oleh kendaraan pribadi serta
kendaraan umum. Di sekitar apotek terdapat mini market, perkantoran, pusat
perbelanjaan, di seberang Apotek terdapat sekolah dan pertokoan. Pada
lantai pertama Apotek terdapat ruang pelayanan apotek dan gudang
penyimpanan obat. Bagian apotek terdiri dari swalayan farmasi, ruang
tunggu pasien, ruang periksa pasien, toilet, dan tempat penyerahan resep.
Lantai dua dari bangunan merupakan tempat yang difungsikan sebagai
klinik dokter umum dan dokter gigi.
(BM)
Bussiness Manager
Pharmacy Manager/APA
Asisten Apoteker