Disusun oleh :
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Apoteker (Apt.)
Disusun oleh :
Dwi Aji Maulana, S. Farm., Apt Dr. M. Yanis Musja, M.Sc, Apt
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma No. 447 yang berjudul Laporan
Akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker Apotek Kimia Farma No.447
Cirendeu, Jl. Cirendeu Raya No. 27C, Ciputat Timur, Tangerang Selatan,
Banten Periode 2 Desember – 31 Desember 2019. Shalawat serta salam tidak
lupa selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya hingga akhir zaman.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir profesi
Apoteker untuk memperoleh gelar Apoteker di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan
laporan akhir ini penulis semaksimal mungkin berupaya dapat memenuhi harapan
semua pihak, namun penulis sadari tentunya masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam penulisan laporan akhir ini yang dikarenakan keterbatasan
kemampuan dari penulis.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada:
1. Ibu Dr. Zilhadia, M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Yardi, PhD., Apt selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Hendri Aldrat, Ph.D., Apt.
selaku Sekretaris Program Studi Profesi Apoteker UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Dwi Aji Maulana, S. Farm., Apt selaku pembimbing lapangan di
Apotek sekaligus Apoteker Penanggungjawab Apotek yang telah
memberikan waktu, tenaga, pikiran dan bimbingan selama penulis
menyusun laporan dan praktik kerja.
4. Bapak Dr. M. Yanis, M.Sc, Apt selaku pembimbing dari kampus UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan motivasi dan
bimbingan selama praktek kerja profesi dan penyusunan laporan.
5. Seluruh Karyawan Apotek Kimia Farma No. 447 yang telah memberikan
ilmu serta bimbingan selama praktek kerja profesi.
Penulis
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
2.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai .................................................................................................................... 5
2.1.3 Penerimaan.............................................................................................. 5
3.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai .................................................................................................................. 24
3.2.3 Penerimaan............................................................................................ 26
Lampiran 23. Loket Penerimaan Resep, Penyerahan Obat dan Konsultasi ........ 71
Lampiran 24. Tampak Depan Apotek Kimia Farma No. 447 ............................. 72
2.2.1 Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola
penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
2.2.2 Pengadaan
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka
pengadaan Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2.2.3 Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian
jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang
tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
2.2.6 Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan
jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan
sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian
pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok
baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-
kurangnya memuat nama obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah
pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
2.3.2 Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian
informasi obat.
A. Penyiapan
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep
a. Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep
b. Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa
dan keadaan fisik obat
2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi :
a. Warna putih untuk obat dalam/oral
b. Warna biru untuk obat luar dan suntik
c. Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk
suspensi atau emulsi
4. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah
untuk obat yang berbeda untuk menaga mutu obat dan
menghindari penggunaan yang salah.
2.3.4 Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam
penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Untuk mengawali konseling, Apoteker menggunakan three prime
questions. Apabila tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu
dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker harus
melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah
memahami obat yang digunakan.
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
1. Pasien kondisi khusus (pediatrik, geriatrik, gangguan fungsi hati
dan/atau ginjal, ibu hamil dan menyusui).
2. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya:
TB, DM, AIDS, epilepsi).
3. Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus
(penggunaan kortikosterois dengan tapering down/off).
4. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit
(digoksin, fenitoin, teofilin).
5. Pasien dengan polifarmasi, yaitu pasien yang menerima beberapa
obat untuk indikasi penyakit yang sama. Dalam kelompok ini
juga termasuk pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit
yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat.
6. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
4. Ruang konseling
3.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
3.2.1 Perencanaan
Perencanaan menjadi salah satu proses penting di Apotek karena
menjadi kegiatan untuk merencanakan penggunaan obat dan alat
kesehatan untuk satu periode tertentu demi menghindari kekosongan
obat serta menghindari jenis dan jumlah yang tidak sesuai dengan
kebutuhan ataupun anggaran. PT. Kimia Farma Apotek melakukan
perencanaan menggunakan metode konsumsi. Penggunaan metode
konsumsi berlaku di seluruh Apotek Kimia Farma di Indonesia
termasuk Apotek Kimia Farma No. 447, dimana analisis datanya
menggunakan konsumsi obat tiap tahunnya. Setiap proses transaksi
keluar masuk obat di Apotek Kimia Farma saat ini telah terproses
melalui sistem dalam jaringan internet. Dengan demikian, setiap
Apotek Kimia Farma dapat mengetahui stok obat di Apotek Kimia
Farma lainnya.
Sistem online ini terpantau di kantor pusat PT. Kimia Farma
Apotek. Pelaporan secara online ini menjadikan APA disetiap Apotek
tidak perlu menganalisis metode konsumsi untuk perencanaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan serta BMHP. Karena secara otomatis PT.
Kimia Farma Apotek telah mengetahui kebutuhan sediaan farmasi di
setiap Apotek Kimia Farma. Perencanaan metode konsumsi
menggunakan analisis pareto ABC. Kelompok A merupakan obat
dengan jumlah item total sekitar 20% tapi mempunyai 80% dari nilai
omset total Apotek. Kelompok B merupakan obat dengan jumlah item
total sekitar 30% tapi mempunyai nilai 15% dari nilai omset total
Apotek. Sedangkan kelompok C merupakan obat dengan jumlah item
total sekitar 50% tapi mempunyai 5% dari nilia omset total obat di
apotek.
3.2.3 Penerimaan
Penerimaan barang farmasi di Apotek Kimia Farma dilakukan
dengan cara mencocokkan fisik dengan surat faktur atau surat
dropping, selain itu dicek dan dicocokkan juga tanggal masa
kadaluwarsa obat. Setelah dicek semua maka obat bisa diterima dan
disimpan. Setiap barang datang dilakukan pemeriksaan kondisi barang.
Barang dicocokan antara nama, kemasan, jumlah, masa kadaluwarsa,
dan nomor batch. Selain itu dilakukan pencocokan antara faktur dan
salinan faktur dengan surat pesanan yang meliputi nama, kemasan,
3.2.4 Penyimpanan
Sistem penyimpanan dan pengeluaran barang yang digunakan
dalam Apotek Kimia Farma ialah FIFO (First In First Out), namun
barang-barang yang diterima dari dropping umumnya barang-barang
yang mendekati tanggal expired karena lebih cepat terjual sehingga
diperlukan juga penerapan sistem FEFO (First Expired First Out).
Untuk melakukan pengawasan dan kontrol terhadap persediaan barang,
dilakukan stok opname setiap 3 bulan sekali untuk mencocokkan
jumlah barang yang ada dengan catatan pada kartu stok baik tertulis
maupun dalam sistem komputer.
Penyimpanan di Apotek Kimia Farma No. 447 dibedakan
berdasarkan beberapa sistem, antara lain:
1. Penggolongan berdasarkan Bentuk Sediaan
Obat disimpan berdasarkan perbedaan jenis sediaan seperti
cair (sirup, eliksir, emulsi, suspensi), semi solid (salep, krim, gel)
dan solid (tablet, kapsul, pil), tetes mata, tetes hidung, aerosol,
inhaler, supositoria, dan injeksi. Untuk sediaan yang stabil pada
suhu rendah disimpan dalam lemari pendingin.
3.2.6 Pengendalian
Pengendalian dilakukan secara manual dan terkomputerisasi
melalui mekanisme kartu stok. Secara manual yaitu disediakan lembar
kartu stok yang harus selalu diisi baik pada saat penerimaan barang
maupun pengeluaran barang. Pengendalian persediaan barang
menggunakan sistem komputerisasi yaitu setiap barang yang masuk di-
entry ke komputer dan setiap barang yang terjual juga tercatat di
komputer, sehingga dapat diketahui persediaan barang.
Untuk memastikan tidak adanya selisih jumlah antara data di
kartu stok manual dan kartu stok komputer, maupun selisih jumlah
antara kartu stok dengan barang fisik sesungguhnya maka dilakukan
stok opnam selama 3 bulan sekali. Hal ini bertujuan agar kesalahan,
kehilangan, kerusakan serta kadaluwarsa sediaan dapat diketahui dan
ditelusuri sedini mungkin.
Pemantauan tanggal kadaluarsa obat dilakukan sekaligus pada
saat stock opname dilakukan, obat yang mempunyai tanggal kadaluarsa
3 bulan ke depan dicatat, didata dan dipisahkan, untuk kemudian
disesuaikan dengan faktur pembeliannya dan dikembalikan ke PBF
(Pedagang Besar Farmasi). Pengembalian ke PBF harus memenuhi
syarat-syarat yang telah ditetapkan dari masing-masing principle, baik
A. Kajian Administrasi
Skrining 1
Asal Usul Resep Ada Tidak Ada
Dokter penulis resep √
Alamat dokter √ √
Nomor telepon dokter √
SIP dokter √
Tanda tangan / paraf dokter √
Tanggal penulisan resep √
Skrining 2
Asal Usul Pasien Ada Tidak Ada
Nama pasien √
Umur pasien √
Jenis kelamin √
Berat badan √
Alamat √
Skrining 3
Keterangan Ada Tidak ada
Tanda R/pada bagian kiri √
Nama setiap obat √
4.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) selama sebulan yang
telah dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 447, dapat disimpulkan bahwa :
a. Apotek Kimia Farma No. 447 telah menjalankan praktek kefarmasian
sesuai peraturan perundang- undanganyang berlaku terkait apotek.
(BM)
Bussiness Manager
Pharmacy Manager/APA
Asisten Apoteker