Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS


PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI RSUD EMBUNG FATIMAH
KOTA BATAM PADA TRIWULAN I TAHUN 2019

Oleh:

YUSDARTI
NIM: 1800191

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU PEKANBARU
2019
LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN


TUBERKULOSIS DI RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM
PADA TRIWULAN I TAHUN 2019

Oleh:

YUSDARTI
NIM: 1800191

Telah disetujui dan disahkan oleh Pembimbing:

Tiara Tri Agustini, M.Farm.,Apt


NIDN : 1020088901

Mengesahkan
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Ketua Program Studi Diploma III
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Dr. Bustari Hasan, M.Sc Septi Muharni, M. Farm., Apt


NIP:19591024 198603 1 004 NIDN: 1026098404
LAPORAN TUGAS AKHIR
GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN
TUBERKULOSIS DI RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM
PADA TRIWULAN I TAHUN 2019

Oleh:

YUSDARTI
NIM: 1800191

Telah Disetujui dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Pada Tanggal 91 Juli 2019 dan Dinyatakan
Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Susunan Tim Penguji

No. Nama Dosen Jabatan Tanda Tangan

1 Tiara Tri Agustini, M.Farm.,Apt Ketua

2 Mustika Furi, M.Si., Apt Anggota

3 Dra. Syilfia Hasti, M.Farm.,Apt Anggota


RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis lahir pada tanggal 8 Februari 1967 di Pesisir

Selatan. Provinsi Sumatera Barat dari pasangan

Bapak Yusman Taher dan Ibu Rosna. Selama

menjalani kehidupan, penulis menjadi alumni

Sekolah Dasar (SD) Negeri 02 Lubuk Begalung,

Bayang pada tahun 1982, kemudian menjadi alumni

Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri 01 Bayang pada tahun 1985, kemudian

menjadi alumni Sekolah Menengah farmasi ( SMF ) Prayoga Padang pada tahun

1990. Setelah lulus Sekolah Menengah Farmasi, penulis di angkat menjadi PNS Balai

POM Padang pada tahun 1994, kemudian pindah tugas di Puskesmas Belakang

Padang pada tahun 1998, penulis kemudian pindah tugas lagi di Rumah Sakit Umum

Daerah ( RSUD ) Embung Fatimah pada tahun 2005 sampai dengan sekarang.

Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sebagai Ahli Madya Farmasi di Sekolah

Tinggi Ilmu Farmasi Riau ( STIFAR ) Yayasan Univ Riau Pekanbaru pada tahun 2018

dan telah menyelesaikan tugas akhir pada tahun 2019.

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur yang sebesar-besarnya atas kehadirat Allah
Subhanahuwwata’ala Tuhan semesta alam yang telah mencitrahkan rahmat, nikmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu Menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
dengan judul “GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS
PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA
BATAM PADA TRIWULAN I TAHUN 2019” yang merupakan salah satu syarat
akhir untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi pada Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Riau ( STIFAR ) Yayasan Univ Riau.
Terselesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir ini tentunya tidak terlepas dari
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Bustami Hasan, M,Sc., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Riau ( STIFAR ) Yayasan Univ Riau beserta Pembantu Ketua
STIFAR Yayasan Univ Riau yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis dalam mengikuti perkuliahan di yayasan.
2. Ibu Septi Muharni, M.Farm., Apt., selaku Ketua Prodi DIII Farmasi Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi Riau ( STIFAR ) Yayasan Univ Riau.
3. Ibu Tiara Tri Agustini, M. Farm., Apt, selaku pembimbing yang telah ikhlas
meluangkan waktu, tenaga pikiran, memotivasi dan selalu mendengarkan
ketika penulis dalam keadaan kesulitan sehingga selesainya laporan tugas
akhir ini.
4. Ibu Mustika Furi, M.Si, Apt selaku dosen pembahas / penguji yang banyak
memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.
5. Ibu Dra. Syilfia Hasti, M.Farm, Apt selaku dosen pembahas / penguji yang
banyak memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen, staf labor, tata usaha serta karyawan Sekolah Tinggi
Ilmu Farmasi Riau yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta membagi
ilmu pengetahuan selama ini.
7. Ibu drg. Ani Dewiyana Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam yang
telah memberikan izin penulis mengambil data penelitian di RSUD Embung
Fatimah Kota Batam.
8. Terkhusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orangtua tercinta
yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan studi dengan baik.
9. Terkhusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada suami dan anak-
anak tercinta yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan studi
dengan baik.
10. Teman-teman seperjuangan Rekognisi Pembelajaran Lampau ( RPL )
angkatan 2018, rekan setim penelitian dan seluruh pihak yang belum penulis
cantumkan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan ketulusan semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya.Semoga karya penelitian yang telah saya susun ini dapat
memberikan manfaat dan kebaikan bagi semua pihak yang membaca dan
memahami karya ini dan dapat bernilai ibadah di hadapan Allah
Subhanahuwata’ala.Amin.

Pekanbaru, Juli 2019

Penulis
ABSTRAK

Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

M. tuberculosis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penggunaan obat

anti tuberkulosis di RSUD Embung Fatimah Kota Batam. Laporan ini bersifat

observasi dimana sampel adalah pasien dewasa, dengan analisis data menurut jenis

kelamin, umur, kategori TB , dan terapi pasien. Total dari jumlah pasien TB pada

triwulan 1 tahun 2019 ialah 129 pasien.Di dapatkan pasien TB baru sebanyak 115

pasien diberikan obat 2HRZE, TB pasien kambuh sebanyak 3 pasien dan TB pasien

dengan riwayat pengobatan TB selain kambuh sebanyak 11 pasien di beri obat

2HRZES.

Kata kunci : Temukan pasien TB , Obati sampai sembuh.


DAFTAR ISI

Halaman
RIWAYAT HIDUP PENULIS..................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
ABSTRAK................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ ix
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 3
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Tuberkulosis..............................................................................................4
2.2 Epidemiologi.............................................................................................4
2.3 Patogenesis................................................................................................5
2.4 Morfologi.................................................................................................. 6
2.4.1 Bentuk..............................................................................................6
2.4.2 Sifat dan Daya Tahan.......................................................................6
2.5 Obat-Obat Anti Tuberkulosis...................................................................7
2.6 Terapi Pedoman....................................................................................... 11
2.7 Uraian Tentang RSUD Embung Fatimah Kota Batam............................ 13
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 15
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian................................................................... 15
3.2 Metode Penelitian.................................................................................... 15
3.3 Populasi....................................................................................................15
3.4 Prosedur Penelitian.................................................................................. 15
3.4.1 Pengurusan Surat Izin..................................................................... 15
3.4.2 Pengumpulan Data..........................................................................16
3.4.3 Analisis Data...................................................................................16
3.5 Instrumen Penelitian................................................................................. 16
3.6 Etika Penelitian......................................................................................... 16
3.7 Definisi Operasional................................................................................ 17
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................18
4.1 Hasil......................................................................................................... 18
4.2 Pembahasan..............................................................................................20
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 23
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 23
5.2 Saran........................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 24
LAMPIRAN..............................................................................................................25
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Skema Kerja Penelitian.............................................................................25

Gambar 2. Kartu Identitas Pasien TB........................................................................27

Gambar 3. Obat TB Kategori 1..................................................................................32

Gambar 4. Obat TB Kategori 2.................................................................................33

Gambar 5. Grafik Perbandingan Pasien TBBerdasarkan Jenis Kelamin...................34

Gambar 6. Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Umur...............................35

Gambar 7. Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Kategori TB.....................36

Gambar 8. Grafik Perbandingan Pasien TBBerdasarkan Terapi Pasien....................37

Gambar 9. Grafik Penggunaan Paket Obat Tuberkulosis.........................................38


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Dosis untuk panduan OAT untuk Kategori I.................................................11

Tabel 2. Dosis untuk panduan OAT untuk Kategori II...............................................12

Tabel 3.Penggunaan obat TB berdasarkan terapi pasien.............................................18


Tabel 4. Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Jenis Kelamin..................................19
Tabel 5. Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Umur................................................19
Tabel 6. Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Kategori TB.....................................19
Tabel 7. Perbandingan Pasien TB Berdasarkan terapi pasien.....................................20
Tabel 8. Penggunaan Paket Obat Tuberkulosis...........................................................20
Tabel 9. Data Pasien TB Triwulan 1 Tahun 2019 di RSUD Embung Fatimah Kota
Batam............................................................................................................26
Tabel 10. Rekam Medis Pasien TB RSUD Embung Fatimah Kota Batam................28
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian.......................................................................25


Lampiran 2. Data Pasien TB Triwulan 1 Tahun 2019 di RSUD EMBUNG
FATIMAH Kota Batam.......................................................................26
Lampiran 3. Kartu Identitas Pasien TB....................................................................27
Lampiran 4. Rekam Medis Pasien TB RSUD Embung Fatimah Kota Batam.........28
Lampiran 5. Obat TB Kategori 1.............................................................................32
Lampiran 6. Obat TB Kategori 2.............................................................................33
Lampiran 7. Grafik Perbandingan Pasien TBBerdasarkan Jenis Kelamin...............34

Lampiran 8. Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Umur...........................35

Lampiran 9.Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Kategori TB.................36

Lampiran 10.Grafik Perbandingan Pasien TBBerdasarkan Terapi Pasien...............37

Lampiran 11.Grafik Penggunaan Paket Obat Tuberkulosis.....................................38

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

M. tuberculosis.Penyakit ini berbeda dengan penyakit menular lainnya karena

penularannya yang cukup cepat dan masih menjadi masalah global yang sulit untuk

dipecahkan sehingga penyakit ini muncul sebagai penyebab kematian ketiga terbesar

setelah penyakit kardiovaskular dan saluran pernapasan (Syamsudin, 2013).

TB merupakan penyakit dengan tingkat morbilitas yang sangat tinggi dan

sangat mudah menyebar di udara melalui sputum yang dibuang sembarang di jalan

oleh penderita TB. Oleh sebab itu TB harus ditangani dengan segera dan hati-hati

apabila di temukan kasus tersebut di suatu wilayah. TB sampai saat ini masih menjadi

salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walupun upaya pengendalian

dengan strategi DOTS ( Direct Observed Treatment, Shorcourse chemotheraphy )

telah diterapkan di banyak negara sejak tahun 1995 (Anonim, 2014).

Secara nasional angka keberhasilan pengobatan TB di Indonesia sebesar 85%.

Angka keberhasilan penggobatan adalah angka yang menunjukan persentase pasien

baru TB terkonfirmasi bakteriologis yang menyelasaikan pengobatan ( baik yang

sembuh maupun pengobatan lengkap). Pasien sembuh pasca menderita TB tetap di

evaluasi minimal dalam 2 tahun pertama masa kesembuhan, guna mengetahui

kekambuhan. Dievaluasi melalui pemeriksaan mikroskopis BTA dahak dan foto

toraks.(Anonim, 2016).

1
Menurut Rahmawati (2017), penggunaan obat tuberkulosis sangat harus di

perhatikan, dikarenakan penggunaan obat yang tepat, tepat pasien, dan tepat dosis

sangat mempengaruhi kesembuhan pasien. Penggunaan obat yang tidak tepat dapat

membuat M.tuberculosis resistensi terhadap obat dan dapat memperparah penyakit

pasien.

Penderita penyakit TB dan Extra pada tahun 2017 sebanyak 734 kasus dan

penderita penyakit TB pasien baru di RSUD Embung Fatimah Kota Batam pada

triwulan 1 tahun 2018 sebanyak 36 pasien laki-laki dewasa dan 21 pasein perempuan

dewasa dengan total penyakit TB pasein baru dewasa sebanyak 57 pasien dewasa.

Peran farmasi dalam pemberian informasi terhadap keluarga dari TB salah

satunya yaitu pemberian pendidikan kesehatan mengenai penyakit yang mampu untuk

kambuh kembali jika pola hidup yang tidak sehat, pemberian pendidikan kesehatan

ini bertujuan supaya keluarga mampu memahami masalah kesehatan yang dialami

pasca menderita TB, dan mampu mengatasi penyakit. Selain perannya sebagai

pemberi pendidikan, farmasi juga berperan sebagai konsultan. Farmasi sebagai

narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada pasca

sembuh dari post TB seperti misalnya keluhan batuk-batuk, peran farmasi di sini

sangat dibutuhkan dan pemberian informasi mengenai obat yang tepat untuk penyakit

pasien, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Gambaran Penggunaan Obat Pasien Dewasa Tuberkulosis Di RSUD Embung

Fatimah Kota Batam Pada Triwulan I Tahun 2019”.


1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran penggunaan obat pada pasien baru dewasa TB pada periode

2019 triwulan I di RSUD Embung Fatimah Kota Batam.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penggunaan obat pada pasien

baru dewasa TB pada periode triwulan Itahun 2019 di RSUD Embung Fatimah

Kota Batam.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memperluas wawasan pengetahuan dan pemahaman tentang

TB.

2. Bagi RSUD Embung Fatimah Kota Batam

Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi tentang pengobatan tuberkolosis

dan menjadi bahan evaluasi untuk penanganan tuberkulosis kedepannya .

3. Bagi Akademik

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai penyakit TB untuk di

jadikan sumber pengetahuan dan pembahasan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat gambaran penggunaan obat

pada pasien baru dewasa TB pada periode 2019 triwulan I di RSUD Embung

Fatimah Kota Batam yang meliputi golongan obat, dosis, dan jenis terapi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman M. Tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberculosis menyerang tetapi juga

dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2008). Tuberkulosis (TB) adalah

penyakit menular disebabkan oleh kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberkulosis)

umumnya menyerang, tetapi bisa juga menyerang bagian tubuh lainnya seperti

kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan persendian, usus, ginjal dan

organ tubuh lainnya (Anonimb. 2012).

Klasifikasi Mycobacterium tuberculosis (Jawetz, 2010).

Kingdom : Bacteria

Phylum : Actinobacteria

Ordo : Actinomycetales

Sub Ordo :

Corynebacterineae Family :

Mycobacteriaceae

Genus : Mycobacterium

Spesies : Mycobacterium tuberculosis.

2.2 Epidemiologi

Epidemiologi adalah merupakan salah satu bagian dari pengetahuan Ilmu

kesehatan masyarakat (public health) yang menekankan terhadap keberadaan

penyakit dan masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat.Ilmu yang mempelajari


distribusi/penyebaran penyakit pada sekelompok manusia dan faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya penyakit tersebut.

2.3 Patogenesis

Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh cell mediated immune

response. Sel efektornya adalah makrofag, sedang limfosit (biasanya sel T)

merupakan immunoresponse cell. Inhalasi partikel besar yang berisi lebih dari tiga

basil tuberkulosis tidak akan sampai ke alveoli, partikel akan melekat di dinding

bronkus dan akan dikeluarkan oleh sistem mukosiliari, tetapi inhalasi partikel kecil

yang berisi 1-3 basil dapat sampai ke alveoli (Misnadiarly. 2011).

Basil tuberkulosis yang menginfeksi dalam 6 – 8 minggu akan menimbulkan

gejala karena telah mengaktifasi limfosit T helper CD 4 (cluster diffrentiated) agar

memproduksi interferon gamma guna aktifasi makrofag sehingga meningkatkan

kemampuan fagositosisnya. Disamping itu juga diproduksi TNF (tumor necrotizing

factor) oleh limfosit T dan makrofag dimana TNF berperan dalam aktifasi makrofag

dan inflamasi lokal (Misnadiarly, 2011).

Tuberkulosis ditandai dengan berbagai gejala seperti batuk keras selama 3

minggu atau lebih, nyeri dada, batuk dengan darah/sputum, badan lemas dan mudah

kelelahan, berat badan menurun, nafsu makan menurun, menggigil, demam dan

berkeringat pada malam hari. Tidak semua orang yang terinfeksi bakteri TB akan

menjadi sakit. Tuberkulosis dapat diklasifikasikan menjadi TB laten dan TB aktif.

TB aktif, bakteri yang semula tidak aktif di dalam tubuh akhirnya menjadi

aktif dikarenakan sistem imun yang tidak dapat mencegah bakteri tumbuh.

Kebanyakan orang yang menderita penyakit ini akan mudah untuk menyebarkan
bakteri TB kepada orang lain. Infeksi TB terjadi ketika seseorang menghirup droplet

nuklei yang mengandung M. tuberculosis. Bakteri ini akan dimakan oleh makrofag

alveolus sehingga sebagian besar dari bakteri ini akan rusak atau terhambat. Sejumlah

kecil bakteri ini dapat memperbanyak diri secara intraseluler dan akan terlepas bebas

ketika makrofag mati. Jika bertahan hidup, maka bakteri ini akan tersebar melalui

kanal limfatik atau aliran darah menuju jaringan dan organ yang letaknya lebih jauh.

Proses diseminasi ini akan menyebabkan sistem imun untuk memberikan respon.

Sekitar 5 % dari ruang yang telah terinfeksi M. tuberculosis akan berkembang

menjadi bentuk aktif dalam waktu 2 tahun setelah infeksi (Syamsudin, 2013).

2.4Morfologi

2.4.1 Bentuk

Bentuk bakteri M. tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang merupakan

batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya

sekitar 2-4 mm dan lebar 0,2 – 0,5 mm yang bergabung membentuk rantai (Jawetz,

2010).

M. tuberculosis ini merupakan bakteri aerob obligat, dan memiliki ciri khusus

yakni adanya lapisan lilin di dinding selnya.Sebagai bakteri aerob yang

membutuhkan oksigen, M. tuberculosis tersimpan di mamalia karena kandungan

oksigennya sangat tinggi. Pembelahan diri bakteri M. tuberculosis terjadi sangat

lambat, yaitu sekitar 15 jam setelah infeksi terjadi (Jawetz, 2010).

2.4.2 Sifat dan daya tahan

Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada

6°C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari
langsung selama 2 jam. Dalam dahak, bakteri Mycobacterium dapat bertahan selama

20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari

(Brooks, 2011).

M. tuberkulosis dapat tahan hidup diudara kering maupun dalam keadaan

dingin atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini dapat terjadi apabila

kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant ini apabila suatu saat

terdapat keadaan dimana memungkinkan untuk berkembang, kuman tuberkulosis ini

dapat bangkit kembali (Brooks, 2011).

2.5 Obat-obat Anti Tuberkulosis

Penyakit TB dapat di atasi dengan penggunaan obat antituberkulosis secara

teratur. Adapun obat yang digunakan antara lain:

a. Obat-obat primer

Obat-obat ini paling efektif dan paling rendah toksisitasnya, tetapi

menimbulkan resistensi dengan cepat bila di gunakan sebagai obat tunggal. Oleh

karena itu, terapi selalu di lakukan dengan kombinasi dari 2-4 macam obat, untuk

kuman tuberkulosis yang sensitif. Obat anti tuberkulosi yang termasuk obat-obat

primer adalah:

1) Isoniazid

Isoniazid merupakan derivat asam isonikotinat yang berkhasiat untuk obat

tuberkulosis yang paling kuat terhadap M. tuberculosis (dalam fase istirahat) dan

bersifat bakterisid terhadap basil yang tumbuh pesat. Obat ini masih tetap merupakan

obat kemoterapi terpenting terhadap berbagai tipe tuberkulosis dan selalu dalam

bentuk kombinasi dengan rifampisin dan pirazinamid (Tjay dan Rahardja, 2007).
Indikasi dari isoniazid adalah tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain,

sedangkan kontraindikasinya adalah penyakit hati yang aktif hipersensitifitas

terhadap isoniazid. Efek samping dari isoniazid adalah mual, muntah, neuritis perifer,

neuritis optic, kejang, demam, purpura, hiperglikemia, dan ginekomastia.

Dosis isoniazid yang diberikan umumnya per oral, tapi dapat diberikan secara

intramuscular atau intravena. Dewasa dan anak-anak: 5mg/kg (4-6mg/kg) per hari,

maksimum 300mg/hari;10mg/kg tiga kali seminggu atau 15mg/kg dua kali seminggu.

Pada terapi pencegahan buat orang-orang yang ada kontak dengan penderita atau

yang berada di daerah endemik penyakit tuberkulosis maka diberikan dosis

300mg/hari selama 6 bulan atau lebih, untuk anak : 5mg/kg/hari (maksimum

300mg/kg/hari) selama 6 bulan atau lebih (Anonim, 2012).

2) Rifampisin

Rifampisin menghambat mekanisme kerja RNA-polimerase yang tergantung

pada DNA dari mikrobakteri dan beberapa mikroorganisme. Penggunaan pada

konsentrasi tinggi untuk menginsibisi enzim bakteri dapat pula sekaligus

menghinsibisi sintesis RNA dalam mitokondria mamalia (Permatasari. 2012).

Indikasi dari rifampisin adalah tuberkulosis dan lepra sedangkan

kontraindikasinya tidak boleh digunakan pada keadaan sirosis, insufisiensi hati,

pecandu alkohol dan pada kehamilan muda. Efek samping pada rifampisin adalah

gangguan saluran cerna, terjadi sindrom influenza, gangguan respirasi, udem,

kelemahan otot, gangguan menstruasi, warna kemerahan pada urin (Anonim, 2012).

Dosis rifampisin yang diberikan umumnya pada oral 450-600 mg sekaligus

pagi sebelum makan. Rifampisin resistensi terhadap M. fortuitum Secara in vitro


mikroorganisme termasuk mikro bakteri dapat menjadi resisten terhadap obat ini.

Rifampisin berinteraksi dengan antiepileptik yaitu metabolisme fenitoin dipercepat.

Klarittomisin dan penghambat protease: rifampisin menginduksi enzim.

Antikoagulansia yaitu obat ini dipercepat metabolismenya (nikumakon dan warfarin).

Kontrasepsi oral yaitu rifampisin mempercepat katabolisme obat.

3) Pirazinamid

Pirazinamid ini bekerja sebagai bakterisida (pada suasana asam ph 5-6) atau

bakteriostatis, tergantung pada PH dan kadarnya di dalam darah. Pirazinamid dengan

spektrum kerjanya sangat sempit dan hanya meliputi M. tuberculosis, berdasarkan

pengubahnya menjadi asam pirazinat oleh enzim pyrazinamidase yang berasal dari

basil TB. Begitu PH dalam makrograf diturunkan, maka kuman yang berada di sarang

infeksi yang menjadi asam akan mati (Tjay dan Rahardja, 2007).

Indikasi dari pirazinamid adalah tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat

lain sedangkan kontraindikasi gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, diabetes.

Dosis pirazinamid diberikan dua atau tiga bulan pertama yaitu 25mg/kg/hari (20-

30mg/kg/hari), 35mg/kg (30- 40mg/kg/hari), 35mg/kg (30-40mg/kg) 3 x seminggu,

50mg/kg (40- 60mg/kg) dua kali seminggu (Anonim, 2012).

Efek samping dari pirazinamid adalah hepatotoksisitas, temasuk demam

anoreksia, hepatomegali, ikterus, gagal hati, mual, muntah, artlagia, anemia, urtikaria.

Pirazinamid resistensi terhadap M. tuberculosis terhadap obat ini dapat cepat timbul

selama pemberian, oleh sebab itu sebaiknya pemakaiannya dalam kombinasi.

Pirazinamid berinteraksi dengan antagonis efek probenesid dan sulfinpirazan

(Permatasari. 2012).
4) Etambutol

Derivat etilendiamin berkhasiat spesifik terhadap M. tuberculosis dan M.

atipis, tetapi pada dosis terapi kurang efektif dibanding obat-obat primer. Dengan

mekanisme kerjanya adalah penghambatan sintesa RNA pada kuman yang sedang

membelah, juga menghindarkan terbentuknya mycolic acid pada dinding sel (Tjay

dan Rahardja, 2007).

Indikasi dari etambutanol adalah tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat

lain, sedangkan kontraindikasinya anak di bawah 6 tahun, neuritis optic, gangguan

visual. Efek samping dari etambutanol adalah neuritis optik, buta warna merah/hijau,

neuritis primer (Anonim, 2012). Dosis yang diberikan untuk etambutol adalah oral

sehari pakai 20- 25mg/kg/hari selalu dalam kombinasi dengan INH, intravena 1 dd

15mg/kg dalam 2 jam (Anonim, 2012).

5) Setreptomisin

Saat ini sudah jarang digunakan kecuali untuk kasus resistensi, kadar obatnya

dalam plasma harus diukur terutama pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

Aminoglikosida ini bersifat bakteriosida dan tidak diserap melalui saluran cerna

sehingga harus diberikan secara parentral. Toksisitasnya merupakan keberatan besar

karena dapat merusak saraf otak yang melalui organ keseimbangan dan pendengaran

(Tjay dan Raharja, 2007).

b. Obat-obat sekunder

Obat-obat sekunder diberikan untuk tuberkulosis yang disebabkan oleh kuman

yang resisten atau bila obat primer menimbulkan efek samping yang tidak dapat

ditoleransi. Termasuk obat sekunder adalah kapreomisin, sikloserin, 11 makrolide


generasi baru (asotromisin dan klaritromisin), quinolon dan protionamid (Anonim,

2012).

2.6 Terapi Pedoman

Pengobatan atau medicine guideline dari tuberkulosis untuk pengobatan

tuberkulosis (Chatu, 2010) :

- Tahap I : rifampicin + isoniazid + pyrazinamide selama 2 bulan

- Tahap II : rifampicin + isoniazid selama 4 bulan

- Dalam kasus dengan resistensi Isoniazid, etambutol bisa diberikan

- Berikan Pyridoxine (vitamin B6) sepanjang pengobatan dengan isoniazid,

bisa mengakibatkan defisiensi vitamin B6.

Terapi OAT lini pertama diperuntukkan (Anonimb, 2014):

a. Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)

Panduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:

- Pasien baru TB BTA positif

- Pasien TB BTA negatif foto toraks positif

- Pasien TB ektra

Tabel 1. Dosis untuk panduan OAT untuk Kategori I

Dosis per hari / kali

Tahap Lama Tablet Kaplet Tablet Tablet

pengobatan pengobatan Isoniazid Rifampisin Pirazinamid etambutol

300 mg 450 mg 1500 mg 750mg


Intensif 2 bulan 1 1 1 1

Lanjutan 4 bulan 2 1 - -

(Anonimb, 2014)
b. Kategori-2 (2HRZES/HRZE/ 5H3R3E3)

Panduan ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati

sebelumnya:

- Pasien kambuh

- Pasien gagal

- Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat

Tabel 2. Dosis untuk panduan OAT untuk Kategori II

Dosis per hari / kali

Tahap Lama Tablet Kaplet Tablet


Tablet
pengobatan pengobatan Isoniazid Rifampisin Pirazinamid Streptomycin
etambutol
300mg 450 500 Inj.
750 mg
mg mg

2 bulan 1 1 1 1 0,75 g
Intensif
1 bulan 1 1 1 0,75 g

Lanjutan 4 bulan 2 1 - 1 -

(Anonimb, 2014)

Catatan :

- Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal streptomycin

adalah 500 mg tanpa memperhatikan berat badan.

- Untuk perempuan hamil lihat pengobatan TB dalam keadaan khusus


- Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan

menambahkan aquabidest sebanyak 3,7 ml sehingga menjadi 4 ml.

(1ml = 250 mg) (Anonimb, 2014).

c. OAT sisipan (HRZE)

Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan paket untuk tahap intesif

kategori 1 yang diberikan selama sebulan (28 hari).

2.7 Uraian Tentang RSUD Embung Fatimah Kota Batam

Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah adalah Rumah Sakit milik

Pemerintah Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau, Berada di lokasi strategis Kota

Batam, tepatnya di Jalan R. Soeprapto Blok D No 1-9 Batu Aji Batam.

RSUD Embung Fatimah berangkat dari sebuah Puskesmas Rawat Jalan yang

dioperasionalkan pada tanggal 8 Oktober 1986 bernama Puskesmas Batu Aji.

Kemudian pada tahun 1988 statusnya berubah menjadi Puskesmas Rawat Inap

dengan 6 (enam) tempat tidur. Puskesmas Batu Aji setahap demi setahap berkembang

seiring dengan makin beragamnya jenis pelayanan yang ditawarkan dan sesuai

dengan disiplin ilmu tenaga medis yang dimiliki Puskesmas Batu Aji, sehingga

Puskesmas batu Aji berubah statusnya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji

kelas D milik Pemerintah Kota Batam berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor 799/Menkes/SK/VII/2004 dan disahkan oleh Wali Kota Batam pada tanggal

11 Oktober 2004.

Status Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam Pada tahun 2006 merupakan

Lembaga Teknis Daerah dalam Bidang Pelayanan Kesehatan, hal ini berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Batam No.1 Tahun 2006 tanggal 20 Januari 2006 tentang

pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah. Status

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam pada tahun 2010 berubah menjadi Badan

Layanan Umum Daerah berdasarkan Surat Keputusan Walikota Nomor KPTS

351/HK/XII/2009 tentang Penetapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Batam.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam pada awal berdiri memiliki 30

tempat tidur dan saat ini mempunyai 56 tempat tidur yang terdapat di beberapa ruang

perawatan. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan

rujukan dan semakin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang

baik dan memuaskan, maka Pemerintah Daerah Kota Batam terus mengembangkan

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam. Pada Tahun 2010 Pemerintah Kota Batam

telah menyelesaikan pembangunan gedung Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam

dengan kapasitas 240 tempat tidur.

RSUD Embung Fatimah Kota Batam Memiliki Layanan Unggulan di Bidang

Trauma Centre. RSUD Kepunyaan Pemerintah Kota Batam ini Memiliki Luas Tanah

38.000 dengan Luas Bangunan 11.087 Jumlah Kamar Menurut Tipe, VVIP : 2 kamar,

VIP : 12 kamar, kelas I : 17 kamar, kelas II : 57 kamar, kelas III : 151 kamar, ICU :

6 kamar, PICU : 3 kamar, NICU : 3 kamar, HCU : 4 kamar, ICCU : 3 kamar, TT di

IGD : 6 , TT Bayi Baru Lahir : 13.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret hingga Juli 2019 di RSUD Embung

Fatimah Kota Batam.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional/survei yang bersifat

deskriptif untuk mengetahui penggunaan obat pasien Tuberkulosis Di RSUD Embung

Fatimah Kota Batam Pada Tahun 2019 Triwulan I.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua resep pasien TB rawat jalan di

RSUD Embung Fatimah Kota Batam pada triwulan 1 tahun 2019.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini mencakupi kriteria inklusi adalah pasien dewasa.

Kriteria ekslusi adalah data yang tidak lengkap sejumlah 129 pasien.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Pengurusan Surat Izin

Pengurusan izin penelitian dimulai dengan mengurus surat pengantar izin

penelitian di bagian administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau dilanjutkan

dengan penyerahan surat pengantar tersebut bagian umum RSUD Embung Fatimah

dan dilanjutkan ke bagian pendidikan dan penelitian RSUD Embung Fatimah.


Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau dan didapatkan surat pengantar permohonon izin

penelitian ke bagian instalasi farmasi untuk dapat mengambil data di Poli pasien

penyakit TB rawat jalan RSUD Embung Fatimah Kota Batam.

3.4.2 Pengumpulan Data

Data yang diambil adalah data sekunder, yaitu dari pasien Poli DOTS di

RSUD Embung Fatimah Kota Batam. Data yang didapat kemudian dikumpulkan dan

dipindahkan ke dalam lembar pengumpul data.

3.4.3 Analisis Data

Analisa data menggunakan analisis grafik analisis yang bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis

data ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel

(Notoatmodjo, 2012).

Adapun data yang di analisis adalah jenis kelamin, umur, kategori TB dan

terapi pasien TB.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini yaitu resep Poli DOTS yang menderita TB di

RSUD Embung Fatima Kota Batam dan lembar pengumpulan data pasien Poli DOTS

di RSUD Embung Fatima Kota Batam.

3.6 Etika Penelitian

Etika dalam penelitian diawali dengan meminta persetujuan dari rumah sakit

untuk melakukan pengambilan data dengan melewati uji kode etik penelitian.

Pengambilan data mengikuti etika confidentiality untuk menjaga


kerahasiaan data dari pasien dengan cara coding atau pemberian kode dalam

memasukkan data.

3.7 Definisi Operasional

1. Berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan

2. Berdasarkan umur yaitu:

a. 15 – 24 tahun

b. 25 – 34 tahun

c. 35 – 44 tahun

d. 45 – 54 tahun

e. 55 – 64 tahun

f. ≥ 65 tahun

3. Berdasarkan kategori TB

a. TB Terkonfirmasi Bakteriologis

b. TB Terdiagnosis Klinis

c. Ekstra Paru

4. Berdasarkan terapi pasien TB

a. Pasien baru, yaitu pasien yang pertama kali terdiagnosis TB

b. Pasien kambuh, yaitu pasien yang terdiagnosis TB lebih dari 1 kali

c. Pasien dengan riwayat pengobatan TB selain kambuh (diobati setelah

lost to follow up, diobati setelah gagal, lain-lain )

d. Pasien tidak diketahui riwayat pengobatan TB sebelumnya


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Penggolongan pengobatan TB di RSUD Embung Fatimah Batam ditentukan

dari kondisi pasien seperti pasien baru, pasien kambuh, pasien dengan riwayat

pengobatan TB selain kambuh, dan pasien tidak diketahui riwayat pengobatan TB

sebelumnya. Yang kemudian digunakan untuk pemilihan paket obat sesuai kondisi

pasien.

Tabel 3. Penggunaan obat TB berdasarkan terapi pasien

Pengobatan TB
2HRZE/4H3R3 (Selama 2 bulan di
berikan isoniazid, rifampisin,
Pasien Baru pirazinamid, dan etambutol setiap hari. 115 pasien
Di lanjutkan 4 bulan penggunaan isoniazi
dan rifampisin seminggu 3 kali)
2HRZES/5H3R3E3 (Selama 2 bulan di
berikan isoniazid, rifampisin,
Pasien Kambuh pirazinamid, etambutol, dan streptomisin
3 pasien
setiap hari. Di lanjutkan 5 bulan
penggunaan isoniazi, rifampisin dan
streptomisin seminggu 3 kali)
Pasien Dengan 2HRZES/5H3R3E3 (Selama 2 bulan di
Riwayat Pengobatan berikan isoniazid, rifampisin,
pirazinamid, etambutol, dan streptomisin 11 pasien
TB Selain Kambuh setiap hari. Di lanjutkan 5 bulan
( pasien putus obat ) penggunaan isoniazi, rifampisin dan
streptomisin seminggu 3 kali)
Pasien Tidak 2HRZES/5H3R3E3 (Selama 2 bulan di
berikan isoniazid, rifampisin,
Diketahui Riwayat
pirazinamid, etambutol, dan streptomisin Tidak terdapat
Pengobatan TB setiap hari. Di lanjutkan 5 bulan pasien
penggunaan isoniazi, rifampisin dan
Sebelumnya
streptomisin seminggu 3 kali)
Adapun pengelompokan yang di lakukan penelitian ini yaitu bedasarakan

jenis kelamin:

Tabel 4. Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Jenis Kelamin

Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis kelamin Jumlah Persentase
Perempuan 52 59,7%
Laki-laki 77 40,3%

Berdasarkan umur pasein TB di RS Embung Fatimah kota Batam di dapatkan

hasil yaitu:

Tabel 5. Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Umur

Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Umur


Umur Jumlah Persentase
15-24 24 18,6%
25-34 33 25,5%
35-44 36 27,9%
45-54 17 13,2%
55-65 15 11,7%
>65 4 3,1%

Berdasarkan kategori TB pasien di RS Embung Fatimah kota Batam di

dapatkan hasil yaitu:

Tabel 6. Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Kategori TB

Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Kategori TB


Kategori TB Jumlah Persentase
TB terkonfirmsi bakteriologis
57 44,3%
TB terdiagnosis klinis
38 29,4%
TB ekstra paru 34 26,3%
Berdasarkan terapi pasien di RS Embung Fatimah kota Batam di dapatkan

hasil yaitu:

Tabel 7. Perbandingan Pasien TB Berdasarkan terapi pasien

Perbandingan Pasien TB Berdasarkan terapi pasien


Pasien TB Jumlah Persentase
115 89,1%
Pasien Baru
3 2,3%
Pasien Kambuh
11 8,6%
Pasien dengan riwayat pengobatan TB selain kambuh
Pasien TB dengan pasien yang tidak di ketahui 0 0
riwayat pengobatan TB sebelumnya

Ada pun penggunaan obat yang diberikan pada pasien TB pada RSUD

Embung Fatimah adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Penggunaan Paket Obat Tuberkulosis

Penggunaan Paket Obat Tuberkulosis


Paket Obat Jumlah Persentase
Kategori 1 (2HRZE) 115 89,15%
Kategori 2 (2HRZES) 14 10,85%

4.2 Pembahasan

Bedasarkan data penemuan di lapangan RSUD Embung Fatimah Kota Batam

terdapat jumlah penderita TB dari tahun 2016 s/d tahun 2017 pada dewasa, pada

penderita total semua pasien laki-laki yang menderita TB positif sebanyak 75 pasien.

Pasien perempuan yang menderita penyakit TB sebanyak 44 pasien, dari semua

pasien baik laki-laki maupun perempuan total semua pasien sebanyak 119 pasien.

Penderita penyakit TB dan Extra pada tahun 2017 sebanyak 734 kasus dan

penderita penyakit TB pasien baru di RSUD Embung Fatimah Kota Batam pada
tahun 2018 sebanyak 314 pasien laki-laki dewasa dan 257 pasein perempuan dewasa

dengan total penyakit TB pasein baru dewasa sebanyak 561 pasien dewasa.

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapatkan bahwa pada triwulan 1 tahun

2019 di RS Embung Fatimah kota Batam jumlah pasien TB laki-laki sebanyak 77

pasien. Dan jumlah pasien perempuan sebanyak 52. Total dari jumlah pasien TB pada

triwulan 1 tahun 2019 ialah 129 pasien.

Pada laki-laki lebih tinggi dapat dikarnakan lebih banyaknya laki-laki yang

melakukan perkerjaan dliuar seperti halnya kontraktor dan yang lain. Sehingga

memudahkan terpaparnya bakteri dan hal lain sebagainya dari pada perempuan.

Berdasarkan pada umur, pada umur 15-24 sebanyak 24 pasien, pada umur 25-

34 sebanyak 33 pasien, pada umur 35-44 sebanyak 36 pasien, pada umur 45-54

sebanyak 17 pasien, pada umur 55-65 sebanyak 15 pasien. Dan jumlah pasien pada

umur lebih dari 65 sebanyak 4 pasien. Total dari jumlah pasien TB pada triwulan 1

tahun 2019 ialah 129 pasien.

Tingginya jumlah pasien pada umur 25-34 dan umur 35-44 terjadi karena pada

umur tersebut merupakan umur prokdutif, dimana orang mulai berkerja di dunia luar

dan berinteraksi dengan masyarakat. Terpaparnya dengan lingkungan merupakan

faktor terbesar terserangnya TB.

Berdasarkan jumlah pasien TB terkonfirmsi bakteriologis sebanyak 57 pasien,

TB terdiagnosis klinis sebanyak 38 pasien, TB ekstra paru sebanyak 34 pasien. Total

dari jumlah pasien TB pada triwulan 1 tahun 2019 ialah 129 pasien.
Berdasarkan jumlah pasien TB baru sebanyak 115 pasien, TB pasien kambuh

sebanyak 3 pasien, TB pasien dengan riwayat pengobatan TB selain kambuh

sebanyak 11 pasien. Dan tidak terdapat pasien TB dengan pasien yang tidak di

ketahui riwayat pengobatan TB sebelumnya. Total dari jumlah pasien TB pada

triwulan 1 tahun 2019 ialah 129 pasien.

Yang dimaksud dengan pasien selain kambuh ,yaitu pasien yang pengobatan

TBnya terhenti atau tidak selesai. Sehingga pasien tersebut harus melakukan

pengobatan TB di ulang ke awal.

Dan penggunaan obat TB disesuaikan terapi pasien yaitu pasien baru di

berikan obat 2HRZE dimana selama 2 bulan di beri obat isoniazid 1 kali sehari 300

mg, rifampisin 1 kali sehari 450 mg, pirazinamid 1 kali sehari 1500 mg dan

etambutol 1 kali sehari 750 mg. Dan pada pasien kambuh atau pasien dengan riwayat

pengobatan TB selain kambuh di berikan 2HRZES dimana selama 2 bulan di beri

obat isoniazid 1 kali sehari 300 mg, rifampisin 1 kali sehari 450 mg, pirazinamid 1

kali sehari 1500 mg, etambutol 1 kali sehari 750 mg, dan streptomisin 0,75 inj setiap

hari tanpa terputus. Dan di lanjutkan pengobatannya 4 bulan kedepannya.

Berdasarkan pengguaan paket obat TB kategori 1 sebanyak 115 paket yang

terdiri dari pasien baru dan pengguna paket obat TB kategori 2 sebanyak 14 pasien

yang terdiri dari pasien kambuh dan pasien dengan riwayat pengobatan TB selain

kambuh.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pasien TB

pada triwulan 1 tahun 2019 berjumlah 129 pasien. Dengan pasien laki-laki sebanyak

77 pasien dan perempuan sebanyak 52 pasien. Dimana pada umur 15-24 sebanyak 24

pasien, umur 25-34 sebanyak 33 pasien, umur 35-44 sebanyak 36 pasien, umur 45-54

sebanyak 17 pasien, pada umur 55-65 sebanyak 15 pasien ,dan jumlah pasien pada

umur lebih dari 65 sebanyak 4 pasien.Dengan kasus TB terkonfirmsi bakteriologis

sebanyak 57 pasien, TB terdiagnosis klinis sebanyak 38 pasien, dan TB ekstra

sebanyak 34 pasien. Yang terdapat pada pasien TB baru 115, TB pasien kambuh

sebanyak 3 pasien, TB pasien dengan riwayat pengobatan TB selain kambuh

sebanyak 11 pasien. Dimana penggunaan obat TB disesuaikan terapi pasien yaitu

pasien baru di berikan obat 2HRZE dimana selama 2 bulan di beri obat isoniazid 1

kali sehari 300 mg, rifampisin 1 kali sehari 450 mg, pirazinamid 1 kali sehari 1500

mg dan etambutol 1 kali sehari 750 mg. Dan pada pasien kambuh atau pasien dengan

riwayat pengobatan TB selain kambuh di berikan 2HRZES dimana hanya berbeda

pada penambahan streptomisin 0,75 inj setiap hari tanpa terputus.

5.2 Saran

Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang gambaran

pengobatan pasien TB untuk periode kedepan dan evaluasi pasien sembuh TB.
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T, Y.2013.Tuberkulosis Paru : Masalah dan Penanggulangannya. Penerbit


Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Anonim.2012. Tuberkulosis, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Citra Grafika, Jakarta.

Anonim.2013. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan.Makassar. Dinas Kesehatan.

Anonim. 2014. Permenkes tentang Kesehatan Masyarakat RI NO. 75.Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Anonimb. 2014.Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis : Indonesia Bebas


Tuberkulosis. Kementrian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta

Anonim. 2016. Infodatin: Tuberkulosis Temukan Obat Sampai Sembuh. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Brooks, GF Butel SJ, Morse AS. 2011. Medical Microbiology.International


Edition.22nd ed. McGraw-Hill, New York.

Chatu, Sukhdev. 2010.The Hands-on Guide to Clinical Pharmacology. UK,


WileyBlackwell.

Jawetz, ed al. 2010. Mikrobiologi Kedokteran. Ed. 23. EGC, Jakarta.

Misnadiarly. 2011.Penyakit Infeksi TB Paru dan Ekstra Paru : Mengenal, Mencegah,


Menanggulangi TBC Paru, Ekstra Paru, Anak, Pada Kehamilan, Edisi Ke 1.
Penerbit Pustaka Populer Obor, Bogor.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Permatasari. 2012.Pemberantasan Penyakit TB Paru dan Strategi DOTS. Bagian
Paru, Fakultas Kedokteran USU. Medan.
Rahmawati, Y. 2017. Kajian Penggunaan Obat Antituberkulosis Pada Pasien
Tuberkulosis Paru Dewasa Di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang
Boyolali Tahun 2016. UMS. Surakarta.

Syamsudin. 2013. Buku Ajar Farmakoterapi Gangguan Saluran Pernapasan.Satelit


Merdeka, Jakarta.
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Skema Kerja Penelitian

Pengurusan kode etik penelitian di prodi D3 Farmasi STIFAR Riau untuk dapat

Pengantaran surat permohonon izin penelitian ke bagian instalasi farmasi

Pengambilan data di Poli pasien penyakit TB rawat jalan RSUD Embung Fatimah Kota Batam

Analisa data

Gambar 1. Skema Kerja Penelitian


Lampiran 2. Data Pasien TB Triwulan 1 Tahun 2019 di RSUD EMBUNG
FATIMAH Kota Batam

LAPORAN TRIWULAN PENEMUAN DAN PENGOBATAN PASIEN TB


UNTUK PASIEN TERDAFTAR DALAM TRIWULAN 1 TAHUN 2019 s/d TRIWULAN 1 TAHUN 2019
Status Diagnosis :
Sesuai
Standar
ANAK DEWASA

TOTAL
14-
TIPE PASIEN
0-4 May 15-24 25-34 35-44 45-54 55-65 >65
L P L P L P L P L P L P L P L P L P T
PASIEN BARU
* TB terkonfirmasi
bakteriologis 0 0 0 1 4 5 5 6 10 3 4 2 5 2 3 0 31 19 50
* TB terdiagnosis klinis 6 3 5 5 3 3 5 3 8 4 2 1 2 2 0 0 31 21 52
* Ekstra Paru 0 0 1 0 2 6 5 7 5 2 1 2 2 0 0 1 16 18 34
Sub Total 6 3 6 6 9 14 15 16 23 9 7 5 9 4 3 1 78 58 136
PASIEN KAMBUH
* TB terkonfirmasi
bakteriologis 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
* TB terdiagnosis klinis 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 2
* Ekstra 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 3
PASIEN DENGAN RIWAYAT PENGOBATAN TB SELAIN KAMBUH (DIOBATI SETELAH LOST TO FOLLOW UP, DIOBATI
SETELAH
GAGAL, LAIN-LAIN
* TB terkonfirmasi
bakteriologis 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 2 1 1 0 0 0 6 1 7
* TB terdiagnosis klinis 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 3 0 3
* Ekstra Paru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
Sub Total 0 0 0 0 1 0 0 0 4 0 2 2 2 0 0 0 9 2 11
PASIEN TIDAK DIKETAHUI RIWAYAT PENGOBATAN TB SEBELUMNYA
* TB terkonfirmasi
bakteriologis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
* TB terdiagnosis klinis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
* Ekstra Paru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 6 3 6 6 10 14 16 17 27 9 10 7 11 4 3 1 89 61 150
Tabel 9.Data Pasien TB Triwulan 1 Tahun 2019 di RSUD EMBUNG FATIMAH
Kota Batam
Lampiran 3. Kartu Identitas Pasien TB

Gambar 2. Kartu Identitas Pasien TB


Lampiran 4. Rekam Medis Pasien TB RSUD Embung Fatimah Kota Batam

Diaknosis Pasien TB RSUD Jenis Obat yang


No Embung Fatimah Kota Batam Umur Kelamin digunakan
No
Rekamedik Extra Selain Tahun Kategori Kategori
Paru Baru Kambuh L P
Paru Kambuh I II
1 57268 √ √ 40 √ √
2 30390 √ √ 36 √ √
3 215437 √ √ 56 √ √
4 218226 √ √ 38 √ √
5 214421 √ √ 58 √ √
6 192108 √ √ 36 √ √
7 217487 √ √ 45 √ √
8 200938 √ √ 40 √ √
9 2139351 √ √ 26 √ √
10 202960 √ √ 57 √ √
11 203159 √ √ 42 √ √
12 213703 √ √ 35 √ √
13 218115 √ √ 36 √ √
14 199032 √ √ 37 √ √
15 217651 √ √ 40 √ √
16 211371 √ √ 67 √ √
17 212870 √ √ 36 √ √
18 198003 √ √ 60 √ √
19 191344 √ √ 30 √ √
20 8966 √ √ 40 √ √
21 196179 √ √ 29 √ √
22 39796 √ √ 41 √ √
23 209580 √ √ 62 √ √
24 136644 √ √ 32 √ √
25 109895 √ √ 63 √ √
26 25739 √ √ 17 √ √
27 215811 √ √ 42 √ √
28 214075 √ √ 58 √ √
29 217206 √ √ 42 √ √
30 157233 √ √ 44 √ √
31 209797 √ √ 19 √ √
32 204266 √ √ 55 √ √
33 149286 √ √ 52 √ √
34 195882 √ √ 41 √ √
35 210664 √ √ 51 √
36 32509 √ √ 50 √ √
37 616221 √ √ 43 √ √
38 67818 √ √ 20 √ √
39 211640 √ √ 30 √ √
40 208851 √ √ 62 √ √
41 204625 √ √ 40 √ √
42 215172 √ √ 23 √ √
43 183339 √ √ 20 √ √
44 32252 √ √ 48 √ √
45 210514 √ √ 31 √ √
46 21800 √ √ 70 √ √
47 212508 √ √ 19 √ √
48 192108 √ √ 46 √ √
49 212477 √ √ 35 √ √
50 217789 √ √ 34 √ √
51 214118 √ √ 26 √ √
52 217904 √ √ 20 √ √
53 185270 √ √ 60 √ √
54 217426 √ √ 43 √ √
55 209015 √ √ 28 √ √
56 201548 √ √ 20 √ √
57 212508 √ √ 41 √ √
58 77465 √ √ 45 √ √
59 216921 √ √ 34 √ √
60 118776 √ √ 24 √ √
61 126331 √ √ 36 √ √
62 83349 √ √ 27 √ √
63 209672 √ √ 23 √ √
64 214118 √ √ 68 √ √
65 15462 √ √ 51 √ √
66 74178 √ √ 25 √ √
67 214392 √ √ 29 √ √
68 210441 √ √ 40 √ √
69 217600 √ √ 53 √ √
70 217426 √ √ 17 √ √
71 201426 √ √ 37 √ √
72 209015 √ √ 30 √ √
73 212508 √ √ 28 √ √
74 217612 √ √ 1 54 √ √
75 21703 √ √ 55 √ √
76 178949 √ √ 21 √ √
77 49666 √ √ 26 √ √
78 216780 √ √ 37 √ √
79 203903 √ √ 24 √ √
80 211819 √ √ 41 √ √
81 8966 √ √ 34 √ √
82 41859 √ √ 50 √ √
83 22559 √ √ 25 √ √
84 3435 √ √ 27 √ √
85 217981 √ √ 64 √ √
86 212870 √ √ 23 √ √
87 213296 √ √ 40 √ √
88 217651 √ √ 31 √ √
89 215468 √ √ 45 √ √
90 182089 √ √ 20 √ √
91 199201 √ √ 21 √ √
92 212870 √ √ 36 √ √
93 214670 √ √ 26 √ √
94 208004 √ √ 24 √ √
95 203506 √ √ 34 √ √
96 208238 √ √ 31 √ √
97 216388 √ √ 33 √ √
98 217580 √ √ 69 √ √
99 215437 √ √ 20 √ √
100 20729 √ √ 27 √ √
101 211371 √ √ 64 √ √
102 217479 √ √ 19 √ √
103 217270 √ √ 30 √ √
104 211819 √ √ 46 √ √
105 217601 √ √ 32 √ √
106 111539 √ √ 21 √ √
107 211794 √ √ 38 √ √
108 217302 √ √ 23 √ √
109 148937 √ √ 16 √ √
110 43510 √ √ 33 √ √
111 210894 √ √ 32 √ √
112 178139 √ √ 17 √ √
113 214148 √ √ 35 √ √
114 213775 √ √ 34 √ √
115 619108 √ √ 34 √ √
116 109727 √ √ 50 √ √
117 215552 √ √ 62 √ √
118 127340 √ √ 20 √ √
119 213741 √ √ 27 √ √
120 218807 √ √ 31 √ √
121 61670 √ √ 51 √ √
122 201552 √ √ 34 √ √
123 213653 √ √ 60 √ √
124 88530 √ √ 40 √ √
125 216904 √ √ 24 √ √
126 218846 √ √ 41 √ √
127 217600 √ √ 33 √ √
128 211713 √ √ 48 √ √
129 76478 √ √ 43 √ √
Jumlah 95 34 115 3 11 77 52 115 14

Tabel 6. Rekam Medis Pasien TB RSUD Embung Fatimah Kota Batam


Lampiran 5. Obat TB Kategori 1

Gambar 3. Obat TB Kategori 1


Lampiran 6. Obat TB Kategori 2

Gambar 4. Obat TB Kategori 2


Lampiran 7. Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
100
77
80

60 52 Perempuan
Laki-laki
40

20

Gambar 5. Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Jenis Kelamin

Keterangan : Sumbu X : Jenis Kelamin

Sumbu Y : Jumlah Pasien


Lampiran 8.Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Umur

Umur
40 36

35 33
30
24
25
20 17
15 15

10
5 4
0

15-2425-3435-4445-5455-65>65
Gambar 6. Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Umur

Keterangan : Sumbu X : Umur Pasien

Sumbu Y : Jumlah Pasien


Lampiran 9.Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Kategori TB

Kategori TB
60 57

50
38
40 34
30

20

10

0 * TB Paru terkonfirmasi * TB Paru terdiagnosis * Ekstra Paru


bakteriologis klinis
Gambar 7. Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Kategori TB

Keterangan : Sumbu X : Jenis Kelamin

Sumbu Y : Jumlah Pasien


Lampiran 10.Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan terapi pasien

Terapi Pasien
140
120 115
100
80
60
40
20
0 11
3 0

PASIEN BARUPASIEN KAMBUH PASIEN DENGANPASIEN TIDAK


RIWAYATDIKETAHUI PENGOBATAN TBRIWAYAT SELAIN KAMBUHPENGOBATAN TB
SEBELUMNYA

Gambar 8. Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan terapi pasien

Keterangan : Sumbu X : Pasien TB

Sumbu Y : Jumlah Pasien


Lampiran 11.Grafik Penggunaan Paket Obat Tuberkulosis

Paket Obat Tuberkulosis


140
115
120
100

80

60

40
14
20
0
Kategori 1 (2HRZE) Kategori 2 (2HRZES)
Gambar 9. Grafik Penggunaan Paket Obat Tuberkulos

Keterangan : Sumbu X : Jenis Kelamin

Sumbu Y : Jumlah Pasien

Anda mungkin juga menyukai