Oleh:
YUSDARTI
NIM: 1800191
Oleh:
YUSDARTI
NIM: 1800191
Mengesahkan
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Ketua Program Studi Diploma III
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau
Oleh:
YUSDARTI
NIM: 1800191
Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri 01 Bayang pada tahun 1985, kemudian
menjadi alumni Sekolah Menengah farmasi ( SMF ) Prayoga Padang pada tahun
1990. Setelah lulus Sekolah Menengah Farmasi, penulis di angkat menjadi PNS Balai
POM Padang pada tahun 1994, kemudian pindah tugas di Puskesmas Belakang
Padang pada tahun 1998, penulis kemudian pindah tugas lagi di Rumah Sakit Umum
Daerah ( RSUD ) Embung Fatimah pada tahun 2005 sampai dengan sekarang.
Tinggi Ilmu Farmasi Riau ( STIFAR ) Yayasan Univ Riau Pekanbaru pada tahun 2018
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur yang sebesar-besarnya atas kehadirat Allah
Subhanahuwwata’ala Tuhan semesta alam yang telah mencitrahkan rahmat, nikmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu Menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
dengan judul “GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS
PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA
BATAM PADA TRIWULAN I TAHUN 2019” yang merupakan salah satu syarat
akhir untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi pada Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Riau ( STIFAR ) Yayasan Univ Riau.
Terselesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir ini tentunya tidak terlepas dari
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Bustami Hasan, M,Sc., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Riau ( STIFAR ) Yayasan Univ Riau beserta Pembantu Ketua
STIFAR Yayasan Univ Riau yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis dalam mengikuti perkuliahan di yayasan.
2. Ibu Septi Muharni, M.Farm., Apt., selaku Ketua Prodi DIII Farmasi Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi Riau ( STIFAR ) Yayasan Univ Riau.
3. Ibu Tiara Tri Agustini, M. Farm., Apt, selaku pembimbing yang telah ikhlas
meluangkan waktu, tenaga pikiran, memotivasi dan selalu mendengarkan
ketika penulis dalam keadaan kesulitan sehingga selesainya laporan tugas
akhir ini.
4. Ibu Mustika Furi, M.Si, Apt selaku dosen pembahas / penguji yang banyak
memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.
5. Ibu Dra. Syilfia Hasti, M.Farm, Apt selaku dosen pembahas / penguji yang
banyak memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen, staf labor, tata usaha serta karyawan Sekolah Tinggi
Ilmu Farmasi Riau yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta membagi
ilmu pengetahuan selama ini.
7. Ibu drg. Ani Dewiyana Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam yang
telah memberikan izin penulis mengambil data penelitian di RSUD Embung
Fatimah Kota Batam.
8. Terkhusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orangtua tercinta
yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan studi dengan baik.
9. Terkhusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada suami dan anak-
anak tercinta yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan studi
dengan baik.
10. Teman-teman seperjuangan Rekognisi Pembelajaran Lampau ( RPL )
angkatan 2018, rekan setim penelitian dan seluruh pihak yang belum penulis
cantumkan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan ketulusan semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya.Semoga karya penelitian yang telah saya susun ini dapat
memberikan manfaat dan kebaikan bagi semua pihak yang membaca dan
memahami karya ini dan dapat bernilai ibadah di hadapan Allah
Subhanahuwata’ala.Amin.
Penulis
ABSTRAK
anti tuberkulosis di RSUD Embung Fatimah Kota Batam. Laporan ini bersifat
observasi dimana sampel adalah pasien dewasa, dengan analisis data menurut jenis
kelamin, umur, kategori TB , dan terapi pasien. Total dari jumlah pasien TB pada
triwulan 1 tahun 2019 ialah 129 pasien.Di dapatkan pasien TB baru sebanyak 115
pasien diberikan obat 2HRZE, TB pasien kambuh sebanyak 3 pasien dan TB pasien
2HRZES.
Halaman
RIWAYAT HIDUP PENULIS..................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
ABSTRAK................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ ix
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 3
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Tuberkulosis..............................................................................................4
2.2 Epidemiologi.............................................................................................4
2.3 Patogenesis................................................................................................5
2.4 Morfologi.................................................................................................. 6
2.4.1 Bentuk..............................................................................................6
2.4.2 Sifat dan Daya Tahan.......................................................................6
2.5 Obat-Obat Anti Tuberkulosis...................................................................7
2.6 Terapi Pedoman....................................................................................... 11
2.7 Uraian Tentang RSUD Embung Fatimah Kota Batam............................ 13
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 15
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian................................................................... 15
3.2 Metode Penelitian.................................................................................... 15
3.3 Populasi....................................................................................................15
3.4 Prosedur Penelitian.................................................................................. 15
3.4.1 Pengurusan Surat Izin..................................................................... 15
3.4.2 Pengumpulan Data..........................................................................16
3.4.3 Analisis Data...................................................................................16
3.5 Instrumen Penelitian................................................................................. 16
3.6 Etika Penelitian......................................................................................... 16
3.7 Definisi Operasional................................................................................ 17
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................18
4.1 Hasil......................................................................................................... 18
4.2 Pembahasan..............................................................................................20
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 23
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 23
5.2 Saran........................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 24
LAMPIRAN..............................................................................................................25
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
penularannya yang cukup cepat dan masih menjadi masalah global yang sulit untuk
dipecahkan sehingga penyakit ini muncul sebagai penyebab kematian ketiga terbesar
sangat mudah menyebar di udara melalui sputum yang dibuang sembarang di jalan
oleh penderita TB. Oleh sebab itu TB harus ditangani dengan segera dan hati-hati
apabila di temukan kasus tersebut di suatu wilayah. TB sampai saat ini masih menjadi
toraks.(Anonim, 2016).
1
Menurut Rahmawati (2017), penggunaan obat tuberkulosis sangat harus di
perhatikan, dikarenakan penggunaan obat yang tepat, tepat pasien, dan tepat dosis
sangat mempengaruhi kesembuhan pasien. Penggunaan obat yang tidak tepat dapat
pasien.
Penderita penyakit TB dan Extra pada tahun 2017 sebanyak 734 kasus dan
penderita penyakit TB pasien baru di RSUD Embung Fatimah Kota Batam pada
triwulan 1 tahun 2018 sebanyak 36 pasien laki-laki dewasa dan 21 pasein perempuan
dewasa dengan total penyakit TB pasein baru dewasa sebanyak 57 pasien dewasa.
satunya yaitu pemberian pendidikan kesehatan mengenai penyakit yang mampu untuk
kambuh kembali jika pola hidup yang tidak sehat, pemberian pendidikan kesehatan
ini bertujuan supaya keluarga mampu memahami masalah kesehatan yang dialami
pasca menderita TB, dan mampu mengatasi penyakit. Selain perannya sebagai
narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada pasca
sembuh dari post TB seperti misalnya keluhan batuk-batuk, peran farmasi di sini
sangat dibutuhkan dan pemberian informasi mengenai obat yang tepat untuk penyakit
pasien, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
1. Bagaimana gambaran penggunaan obat pada pasien baru dewasa TB pada periode
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penggunaan obat pada pasien
baru dewasa TB pada periode triwulan Itahun 2019 di RSUD Embung Fatimah
Kota Batam.
1. Bagi Peneliti
TB.
3. Bagi Akademik
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat gambaran penggunaan obat
pada pasien baru dewasa TB pada periode 2019 triwulan I di RSUD Embung
Fatimah Kota Batam yang meliputi golongan obat, dosis, dan jenis terapi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tuberkulosis
dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2008). Tuberkulosis (TB) adalah
umumnya menyerang, tetapi bisa juga menyerang bagian tubuh lainnya seperti
kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan persendian, usus, ginjal dan
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Sub Ordo :
Corynebacterineae Family :
Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
2.2 Epidemiologi
2.3 Patogenesis
merupakan immunoresponse cell. Inhalasi partikel besar yang berisi lebih dari tiga
basil tuberkulosis tidak akan sampai ke alveoli, partikel akan melekat di dinding
bronkus dan akan dikeluarkan oleh sistem mukosiliari, tetapi inhalasi partikel kecil
factor) oleh limfosit T dan makrofag dimana TNF berperan dalam aktifasi makrofag
minggu atau lebih, nyeri dada, batuk dengan darah/sputum, badan lemas dan mudah
kelelahan, berat badan menurun, nafsu makan menurun, menggigil, demam dan
berkeringat pada malam hari. Tidak semua orang yang terinfeksi bakteri TB akan
TB aktif, bakteri yang semula tidak aktif di dalam tubuh akhirnya menjadi
aktif dikarenakan sistem imun yang tidak dapat mencegah bakteri tumbuh.
Kebanyakan orang yang menderita penyakit ini akan mudah untuk menyebarkan
bakteri TB kepada orang lain. Infeksi TB terjadi ketika seseorang menghirup droplet
nuklei yang mengandung M. tuberculosis. Bakteri ini akan dimakan oleh makrofag
alveolus sehingga sebagian besar dari bakteri ini akan rusak atau terhambat. Sejumlah
kecil bakteri ini dapat memperbanyak diri secara intraseluler dan akan terlepas bebas
ketika makrofag mati. Jika bertahan hidup, maka bakteri ini akan tersebar melalui
kanal limfatik atau aliran darah menuju jaringan dan organ yang letaknya lebih jauh.
Proses diseminasi ini akan menyebabkan sistem imun untuk memberikan respon.
menjadi bentuk aktif dalam waktu 2 tahun setelah infeksi (Syamsudin, 2013).
2.4Morfologi
2.4.1 Bentuk
batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya
sekitar 2-4 mm dan lebar 0,2 – 0,5 mm yang bergabung membentuk rantai (Jawetz,
2010).
M. tuberculosis ini merupakan bakteri aerob obligat, dan memiliki ciri khusus
Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada
6°C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari
langsung selama 2 jam. Dalam dahak, bakteri Mycobacterium dapat bertahan selama
20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari
(Brooks, 2011).
dingin atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini dapat terjadi apabila
kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant ini apabila suatu saat
a. Obat-obat primer
menimbulkan resistensi dengan cepat bila di gunakan sebagai obat tunggal. Oleh
karena itu, terapi selalu di lakukan dengan kombinasi dari 2-4 macam obat, untuk
kuman tuberkulosis yang sensitif. Obat anti tuberkulosi yang termasuk obat-obat
primer adalah:
1) Isoniazid
tuberkulosis yang paling kuat terhadap M. tuberculosis (dalam fase istirahat) dan
bersifat bakterisid terhadap basil yang tumbuh pesat. Obat ini masih tetap merupakan
obat kemoterapi terpenting terhadap berbagai tipe tuberkulosis dan selalu dalam
bentuk kombinasi dengan rifampisin dan pirazinamid (Tjay dan Rahardja, 2007).
Indikasi dari isoniazid adalah tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain,
terhadap isoniazid. Efek samping dari isoniazid adalah mual, muntah, neuritis perifer,
Dosis isoniazid yang diberikan umumnya per oral, tapi dapat diberikan secara
intramuscular atau intravena. Dewasa dan anak-anak: 5mg/kg (4-6mg/kg) per hari,
maksimum 300mg/hari;10mg/kg tiga kali seminggu atau 15mg/kg dua kali seminggu.
Pada terapi pencegahan buat orang-orang yang ada kontak dengan penderita atau
2) Rifampisin
pecandu alkohol dan pada kehamilan muda. Efek samping pada rifampisin adalah
kelemahan otot, gangguan menstruasi, warna kemerahan pada urin (Anonim, 2012).
3) Pirazinamid
Pirazinamid ini bekerja sebagai bakterisida (pada suasana asam ph 5-6) atau
pengubahnya menjadi asam pirazinat oleh enzim pyrazinamidase yang berasal dari
basil TB. Begitu PH dalam makrograf diturunkan, maka kuman yang berada di sarang
infeksi yang menjadi asam akan mati (Tjay dan Rahardja, 2007).
lain sedangkan kontraindikasi gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, diabetes.
Dosis pirazinamid diberikan dua atau tiga bulan pertama yaitu 25mg/kg/hari (20-
anoreksia, hepatomegali, ikterus, gagal hati, mual, muntah, artlagia, anemia, urtikaria.
Pirazinamid resistensi terhadap M. tuberculosis terhadap obat ini dapat cepat timbul
(Permatasari. 2012).
4) Etambutol
atipis, tetapi pada dosis terapi kurang efektif dibanding obat-obat primer. Dengan
mekanisme kerjanya adalah penghambatan sintesa RNA pada kuman yang sedang
membelah, juga menghindarkan terbentuknya mycolic acid pada dinding sel (Tjay
visual. Efek samping dari etambutanol adalah neuritis optik, buta warna merah/hijau,
neuritis primer (Anonim, 2012). Dosis yang diberikan untuk etambutol adalah oral
sehari pakai 20- 25mg/kg/hari selalu dalam kombinasi dengan INH, intravena 1 dd
5) Setreptomisin
Saat ini sudah jarang digunakan kecuali untuk kasus resistensi, kadar obatnya
dalam plasma harus diukur terutama pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
Aminoglikosida ini bersifat bakteriosida dan tidak diserap melalui saluran cerna
karena dapat merusak saraf otak yang melalui organ keseimbangan dan pendengaran
b. Obat-obat sekunder
yang resisten atau bila obat primer menimbulkan efek samping yang tidak dapat
2012).
a. Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
- Pasien TB ektra
Lanjutan 4 bulan 2 1 - -
(Anonimb, 2014)
b. Kategori-2 (2HRZES/HRZE/ 5H3R3E3)
Panduan ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati
sebelumnya:
- Pasien kambuh
- Pasien gagal
2 bulan 1 1 1 1 0,75 g
Intensif
1 bulan 1 1 1 0,75 g
Lanjutan 4 bulan 2 1 - 1 -
(Anonimb, 2014)
Catatan :
Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan paket untuk tahap intesif
Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah adalah Rumah Sakit milik
Pemerintah Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau, Berada di lokasi strategis Kota
RSUD Embung Fatimah berangkat dari sebuah Puskesmas Rawat Jalan yang
Kemudian pada tahun 1988 statusnya berubah menjadi Puskesmas Rawat Inap
dengan 6 (enam) tempat tidur. Puskesmas Batu Aji setahap demi setahap berkembang
seiring dengan makin beragamnya jenis pelayanan yang ditawarkan dan sesuai
dengan disiplin ilmu tenaga medis yang dimiliki Puskesmas Batu Aji, sehingga
Puskesmas batu Aji berubah statusnya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji
Nomor 799/Menkes/SK/VII/2004 dan disahkan oleh Wali Kota Batam pada tanggal
11 Oktober 2004.
Status Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam Pada tahun 2006 merupakan
Lembaga Teknis Daerah dalam Bidang Pelayanan Kesehatan, hal ini berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Batam No.1 Tahun 2006 tanggal 20 Januari 2006 tentang
pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah. Status
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam pada tahun 2010 berubah menjadi Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Batam.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam pada awal berdiri memiliki 30
tempat tidur dan saat ini mempunyai 56 tempat tidur yang terdapat di beberapa ruang
rujukan dan semakin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
baik dan memuaskan, maka Pemerintah Daerah Kota Batam terus mengembangkan
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam. Pada Tahun 2010 Pemerintah Kota Batam
telah menyelesaikan pembangunan gedung Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam
Trauma Centre. RSUD Kepunyaan Pemerintah Kota Batam ini Memiliki Luas Tanah
38.000 dengan Luas Bangunan 11.087 Jumlah Kamar Menurut Tipe, VVIP : 2 kamar,
VIP : 12 kamar, kelas I : 17 kamar, kelas II : 57 kamar, kelas III : 151 kamar, ICU :
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret hingga Juli 2019 di RSUD Embung
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua resep pasien TB rawat jalan di
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini mencakupi kriteria inklusi adalah pasien dewasa.
Kriteria ekslusi adalah data yang tidak lengkap sejumlah 129 pasien.
dengan penyerahan surat pengantar tersebut bagian umum RSUD Embung Fatimah
penelitian ke bagian instalasi farmasi untuk dapat mengambil data di Poli pasien
Data yang diambil adalah data sekunder, yaitu dari pasien Poli DOTS di
RSUD Embung Fatimah Kota Batam. Data yang didapat kemudian dikumpulkan dan
data ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel
(Notoatmodjo, 2012).
Adapun data yang di analisis adalah jenis kelamin, umur, kategori TB dan
Instrumen dalam penelitian ini yaitu resep Poli DOTS yang menderita TB di
RSUD Embung Fatima Kota Batam dan lembar pengumpulan data pasien Poli DOTS
Etika dalam penelitian diawali dengan meminta persetujuan dari rumah sakit
untuk melakukan pengambilan data dengan melewati uji kode etik penelitian.
memasukkan data.
a. 15 – 24 tahun
b. 25 – 34 tahun
c. 35 – 44 tahun
d. 45 – 54 tahun
e. 55 – 64 tahun
f. ≥ 65 tahun
3. Berdasarkan kategori TB
a. TB Terkonfirmasi Bakteriologis
b. TB Terdiagnosis Klinis
c. Ekstra Paru
4.1 Hasil
dari kondisi pasien seperti pasien baru, pasien kambuh, pasien dengan riwayat
sebelumnya. Yang kemudian digunakan untuk pemilihan paket obat sesuai kondisi
pasien.
Pengobatan TB
2HRZE/4H3R3 (Selama 2 bulan di
berikan isoniazid, rifampisin,
Pasien Baru pirazinamid, dan etambutol setiap hari. 115 pasien
Di lanjutkan 4 bulan penggunaan isoniazi
dan rifampisin seminggu 3 kali)
2HRZES/5H3R3E3 (Selama 2 bulan di
berikan isoniazid, rifampisin,
Pasien Kambuh pirazinamid, etambutol, dan streptomisin
3 pasien
setiap hari. Di lanjutkan 5 bulan
penggunaan isoniazi, rifampisin dan
streptomisin seminggu 3 kali)
Pasien Dengan 2HRZES/5H3R3E3 (Selama 2 bulan di
Riwayat Pengobatan berikan isoniazid, rifampisin,
pirazinamid, etambutol, dan streptomisin 11 pasien
TB Selain Kambuh setiap hari. Di lanjutkan 5 bulan
( pasien putus obat ) penggunaan isoniazi, rifampisin dan
streptomisin seminggu 3 kali)
Pasien Tidak 2HRZES/5H3R3E3 (Selama 2 bulan di
berikan isoniazid, rifampisin,
Diketahui Riwayat
pirazinamid, etambutol, dan streptomisin Tidak terdapat
Pengobatan TB setiap hari. Di lanjutkan 5 bulan pasien
penggunaan isoniazi, rifampisin dan
Sebelumnya
streptomisin seminggu 3 kali)
Adapun pengelompokan yang di lakukan penelitian ini yaitu bedasarakan
jenis kelamin:
hasil yaitu:
hasil yaitu:
Ada pun penggunaan obat yang diberikan pada pasien TB pada RSUD
4.2 Pembahasan
terdapat jumlah penderita TB dari tahun 2016 s/d tahun 2017 pada dewasa, pada
penderita total semua pasien laki-laki yang menderita TB positif sebanyak 75 pasien.
pasien baik laki-laki maupun perempuan total semua pasien sebanyak 119 pasien.
Penderita penyakit TB dan Extra pada tahun 2017 sebanyak 734 kasus dan
penderita penyakit TB pasien baru di RSUD Embung Fatimah Kota Batam pada
tahun 2018 sebanyak 314 pasien laki-laki dewasa dan 257 pasein perempuan dewasa
dengan total penyakit TB pasein baru dewasa sebanyak 561 pasien dewasa.
pasien. Dan jumlah pasien perempuan sebanyak 52. Total dari jumlah pasien TB pada
Pada laki-laki lebih tinggi dapat dikarnakan lebih banyaknya laki-laki yang
melakukan perkerjaan dliuar seperti halnya kontraktor dan yang lain. Sehingga
memudahkan terpaparnya bakteri dan hal lain sebagainya dari pada perempuan.
Berdasarkan pada umur, pada umur 15-24 sebanyak 24 pasien, pada umur 25-
34 sebanyak 33 pasien, pada umur 35-44 sebanyak 36 pasien, pada umur 45-54
sebanyak 17 pasien, pada umur 55-65 sebanyak 15 pasien. Dan jumlah pasien pada
umur lebih dari 65 sebanyak 4 pasien. Total dari jumlah pasien TB pada triwulan 1
Tingginya jumlah pasien pada umur 25-34 dan umur 35-44 terjadi karena pada
umur tersebut merupakan umur prokdutif, dimana orang mulai berkerja di dunia luar
dari jumlah pasien TB pada triwulan 1 tahun 2019 ialah 129 pasien.
Berdasarkan jumlah pasien TB baru sebanyak 115 pasien, TB pasien kambuh
sebanyak 11 pasien. Dan tidak terdapat pasien TB dengan pasien yang tidak di
Yang dimaksud dengan pasien selain kambuh ,yaitu pasien yang pengobatan
TBnya terhenti atau tidak selesai. Sehingga pasien tersebut harus melakukan
berikan obat 2HRZE dimana selama 2 bulan di beri obat isoniazid 1 kali sehari 300
mg, rifampisin 1 kali sehari 450 mg, pirazinamid 1 kali sehari 1500 mg dan
etambutol 1 kali sehari 750 mg. Dan pada pasien kambuh atau pasien dengan riwayat
obat isoniazid 1 kali sehari 300 mg, rifampisin 1 kali sehari 450 mg, pirazinamid 1
kali sehari 1500 mg, etambutol 1 kali sehari 750 mg, dan streptomisin 0,75 inj setiap
terdiri dari pasien baru dan pengguna paket obat TB kategori 2 sebanyak 14 pasien
yang terdiri dari pasien kambuh dan pasien dengan riwayat pengobatan TB selain
kambuh.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pasien TB
pada triwulan 1 tahun 2019 berjumlah 129 pasien. Dengan pasien laki-laki sebanyak
77 pasien dan perempuan sebanyak 52 pasien. Dimana pada umur 15-24 sebanyak 24
pasien, umur 25-34 sebanyak 33 pasien, umur 35-44 sebanyak 36 pasien, umur 45-54
sebanyak 17 pasien, pada umur 55-65 sebanyak 15 pasien ,dan jumlah pasien pada
sebanyak 34 pasien. Yang terdapat pada pasien TB baru 115, TB pasien kambuh
pasien baru di berikan obat 2HRZE dimana selama 2 bulan di beri obat isoniazid 1
kali sehari 300 mg, rifampisin 1 kali sehari 450 mg, pirazinamid 1 kali sehari 1500
mg dan etambutol 1 kali sehari 750 mg. Dan pada pasien kambuh atau pasien dengan
5.2 Saran
pengobatan pasien TB untuk periode kedepan dan evaluasi pasien sembuh TB.
DAFTAR PUSTAKA
Pengurusan kode etik penelitian di prodi D3 Farmasi STIFAR Riau untuk dapat
Pengambilan data di Poli pasien penyakit TB rawat jalan RSUD Embung Fatimah Kota Batam
Analisa data
TOTAL
14-
TIPE PASIEN
0-4 May 15-24 25-34 35-44 45-54 55-65 >65
L P L P L P L P L P L P L P L P L P T
PASIEN BARU
* TB terkonfirmasi
bakteriologis 0 0 0 1 4 5 5 6 10 3 4 2 5 2 3 0 31 19 50
* TB terdiagnosis klinis 6 3 5 5 3 3 5 3 8 4 2 1 2 2 0 0 31 21 52
* Ekstra Paru 0 0 1 0 2 6 5 7 5 2 1 2 2 0 0 1 16 18 34
Sub Total 6 3 6 6 9 14 15 16 23 9 7 5 9 4 3 1 78 58 136
PASIEN KAMBUH
* TB terkonfirmasi
bakteriologis 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
* TB terdiagnosis klinis 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 2
* Ekstra 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 3
PASIEN DENGAN RIWAYAT PENGOBATAN TB SELAIN KAMBUH (DIOBATI SETELAH LOST TO FOLLOW UP, DIOBATI
SETELAH
GAGAL, LAIN-LAIN
* TB terkonfirmasi
bakteriologis 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 2 1 1 0 0 0 6 1 7
* TB terdiagnosis klinis 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 3 0 3
* Ekstra Paru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
Sub Total 0 0 0 0 1 0 0 0 4 0 2 2 2 0 0 0 9 2 11
PASIEN TIDAK DIKETAHUI RIWAYAT PENGOBATAN TB SEBELUMNYA
* TB terkonfirmasi
bakteriologis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
* TB terdiagnosis klinis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
* Ekstra Paru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 6 3 6 6 10 14 16 17 27 9 10 7 11 4 3 1 89 61 150
Tabel 9.Data Pasien TB Triwulan 1 Tahun 2019 di RSUD EMBUNG FATIMAH
Kota Batam
Lampiran 3. Kartu Identitas Pasien TB
Jenis Kelamin
100
77
80
60 52 Perempuan
Laki-laki
40
20
Umur
40 36
35 33
30
24
25
20 17
15 15
10
5 4
0
15-2425-3435-4445-5455-65>65
Gambar 6. Grafik Perbandingan Pasien TB Berdasarkan Umur
Kategori TB
60 57
50
38
40 34
30
20
10
Terapi Pasien
140
120 115
100
80
60
40
20
0 11
3 0
80
60
40
14
20
0
Kategori 1 (2HRZE) Kategori 2 (2HRZES)
Gambar 9. Grafik Penggunaan Paket Obat Tuberkulos