IMIDAZOL
Pilocarpus microphyllus
SIMPLISIA & KHASIAT
Simplisia: Jaborandi Folium
oftalmik obat tetes mata (agen miotik)
dan untuk pengobatan glaukoma.
Agen kolinergik merangsang reseptor
muskarinik pd mata, menyebabkan
penyempitan pupil dan peningkatan arus
keluar aqueous humor
KANDUNGAN KIMIA
1. Pilocarpin 0,5% paling
utama
2. Isopilocarpine
3. Pilosine
4. Pilocarpidine
Referensi
Kumari Shalini et al. (2010). Imidazole and
its biological activities: A review. Pelagia
Research Library : India. 36-45
Safari, J., Ravandi, S. G., & Akbari, Z.
(2012). Sonochemical synthesis of 1,2,4,5-
tetrasubstituted imidazoles using
nanocrystalline MgAl2O4 as an effective
catalyst. Journal of advanced research.
4, 509-514.
Identifikasi
Alkaloid
Imidazol
Daun P.
Ekstraksi dengan Filtrat ektrasi
mycriphyllus di
pelarut toluena kembali dengan
basa kan dengan
dan metilen asam sulfat
larutan kalium
klorida filtrasi filtrasi
karbonat
Diberi perlakuan
Filtrat didinginkan, Larutkan dengan
dengan karbon
di basakan asam klorida
aktif dan tanah
dengan NH4OH filtrasi
diatom
Filtrat di basakan
kembali dengan Filtrasi pada
NH4OH larutan keadaan
yang tekanan yang
mengandung EPI rendah
murni
Di isolasi
dengan HPLC
Referensi
Vras, L., Cunha, V., Lima, F., Guimares,
M., Vieira, M., & Campelo, Y. et al. (2013).
Industrial Scale Isolation, Structural and
Spectroscopic Characterization of
Epiisopiloturine from Pilocarpus
microphyllus Stapf Leaves: A Promising
Alkaloid against Schistosomiasis. Plos ONE,
8(6), e66702.
http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.00
66702
Penetapan
Kadar Alkaloid
Imidazol
BP, 2013
Penetapan
Kadar dengan
HPLC
Farrah Fedrecia S
1406639610
Sampel Pilocarpus microphyllus
Lima belas tanaman dewasa dengan tinggi Antara 0,5
dan 2,0 m dipilih dan diidentifikasi sesuai dengan warna
daun mereka dan morfologinya secara umum.
Tanaman dikelompokkan menjadi tiga kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari lima spesimen
morfologis yang mirip: S01 (tanaman 1-5), S02 (6-10),
dan S03 (11-15).
Ekstraksi Alkaloid dari Daun P.
microphyllus
Serbuk kering daun P.microphyllus (5 g)
diekstraksi dengan kloroform dalam larutan
alkali 10% NH4OH pada pH 12.
Campuran ini diaduk selama 30 menit,
disaring dengan kapas, dan dipartisi dengan
larutan asam sulfat 5%.
Larutan asam dipisahkan dan daun kembali
diekstraksi dan dipartisi lagi. larutan kaya
asam alkaloid dihomogenisasi dan dianalisis
dengan HPLC.
High performance liquid
chromatography (HPLC)
analysis
Larutan asam kaya alkaloid diencerkan (1:10)
dengan fase gerak (kalium fosfat, 5% KH2PO4,
pH 2,5)
kemudian disaring dengan membran pori
0.45m, dan dianalisa menggunakan HPLC
(LaChron Elite1, L-2000 sistem; Merck-Hitachi,
Tokyo, Jepang).
Kolom dengan laju alir 1 mL / menit dan
volume injeksi 20L. Suhu pada oven
ditetapkan 50oC dan detector UV digunakan
pada panjang gelombang 216 nm.
Referensi:
Lima, David Fernandes et al. "Seasonal
Change In Main Alkaloids Of Jaborandi
(Pilocarpus Microphyllus Stapf Ex
Wardleworth), An Economically Important
Species From The Brazilian Flora". N.p.,
2017. Print.
Pertanyaan
Jeje : contoh lain senyawa imidazole,
bagaimana cara isolasi dan ekstrasi?
Marina dan fitri: identifikasi pilocarpin, warna
merah nya apa bukan? Bau amin kyk
gimana?
Zahra : ada 2 pH, maksudnya gimana?
Muthia : identifikasi IR, beda pilokarpin
dengan pilokarpin hidroklorida
Astrid : di basa in dua kali buat apa?
Dini : isolasi, karbon aktif tanah atom buat
apa?
Kartika: pilokarpin hidroklorida, knp titrasi
bebas air?
Bu berna tambahan
Penetapan kadar, HPLC pelarut asam,
sampel basa, kolom nya yang dipakai
apa?
Apakah ada penetapan kadar lain
Kromatografi fase terikat
Kebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silika yang
dimodifikasi secara kimiawi atau fase terikat. Sejauh ini yang
digunakan untuk memodifikasi silika adalah hidrokarbon-
hidrokarbon non-polar seperti dengan oktadesilsilana, oktasilana,
atau dengan fenil. Fase diam yang paling populer digunakan
adalah oktadesilsilan (ODS atau C18) dan kebanyakan
pemisahannya adalah fase terbalik. Sebagai fase gerak adalah
campuran metanol atau asetonitril dengan air atau dengan
larutan bufer. Untuk solut yang bersifat asam lemah atau basa
lemah, peranan pH sangat krusial karena kalau pH fase gerak tidak
diatur maka solut akan mengalami ionisasi atau protonasi.
Terbentuknya spesies yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya
dengan fase diam menjadi lebih lemah dibanding jika solut dalam
bentuk spesies yang tidak terionisasi karenanya spesies yang
mengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat.
Fase diam
Kebanyakan fase diam pada KCKT berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika
yang tidak dimodifikasi atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen.Permukaan silika
adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH).
Silika yang dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-reagen yang akan
bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya dengan gugus-gugus fungsional yang
lain. Hasil reaksi yang diperoleh disebut dengan silika fase terikat yang stabil terhadap
hidrolisis karena terbentuk ikatan-ikatan siloksan (Si-O-O-Si). Silika yang dimodifikasi ini
mempu karekateristik kromatografi dan selektifitas yang berbeda jika dibandingkan dengan
silika yang tidak dimodifikasi.
Oktadesil silika (ODS atau C18 )merupakan fase diam paling sering digunakan karena
mampu memisahkan senyawa-senyawa denngan kepolaran yang rendah, sedang
maupun tinggi.
Solut-solut yang polar, terutama yang bersofat basa akan mengekor (tailing peak) pada
penggunaan fase diam silika fase terikat. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi adsorbsi
antara solut-solut ini dengan residu silanol dan pengotor logam pada silika.Masalah ini
dapat diatasi dengan end-chapping yakni proses menutupi residu silanol ini dengan gugus-
gugus trimetilsilil dan menggunakan silika dengan menggunakan silika dengan kemurnian
yang tinggi (kandungan logam <1ppm)