Anda di halaman 1dari 33

TUGAS PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI III

JURNAL SEDIAAN TETES MATA ATROPIN SULFAT

Disusun Oleh :

Mariya Ulfah

(11171020000053)

FARMASI 2017

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

MEI 2020
1. Preformulasi Zat Aktif

Rumus Kimia (C17 HNO3)2.H2SO4.H2O

Struktur kimia

Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih,


mengembang di udara kering, perlahan-lahan
terpengaruh oleh cahaya. (Farmakope Indonesia Edisi IV
hlm.115)

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol,
terlebih dalam etanol mendidih, mudah larut dalam
gliserin. (Farmakope Indonesia Edisi IV hlm.115)

Cara analisis kualitatif Menggunakan spektrum Inframerah, zat didispersikan


dalam Kalium bromida P menunjukkan maksimum
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Atropin Sulfat

Cara analisis kuantitatif Titrasi larutan zat dalam asam asetat dititrasi dengan
0,05N asam perklorat (1/20 mmol)

Indikator : ungu kristal

Stabilitas

 Panas Meleleh pada suhu 190˚C dengan dekomposisi setelah

pengeringan suhu 135˚C selama 13 menit

(The Parmaceutical Codex twelve edition hlm.748)

 Hidrolisis/Oksidasi Dalam bentuk larutan, atropin terhidrolisis menjadi


tropin dan asam tropic, dekomposisi pada suhu ruangan
terjadi sangat lambat. (The Parmaceutical Codex twelve
edition hlm.749)

 Cahaya Perlahan-lahan terpengaruh cahaya dan harus terlindung


cahaya (Farmakope Indonesia Edisi IV hlm.115)

3,5-6,0 (USP30-NF25)
 pH sediaan ophtalmik

pH identifikasi zat aktif 4,5-6,2 (Atropin sulfat 2% w/v dalam larutan) (The
Parmaceutical Codex twelve edition hlm.749)

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat (Farmakope Indonesia Edisi


IV hlm.116)

2. Profil Sediaan Tetes Mata Atropin Sulfat yang Beredar


Merk dagang : Minims Atropin Sulfat 1%
Pabrik pembuat : Laboratoire Chauvin, Z.I.Ripotier, 07200 Aubenas, France
Spesifikasi sediaan :
Minims® Atropine Sulphate mengandung agen mydriatic dan cycloplegic. Ini
digunakan untuk memperbesar pupil mata Anda. Obat ini diindikasikan untuk anak-
anak, orang dewasa dan orang tua.
Efek samping :
 kulit di sekitar mata bisa terasa sakit. Mata bisa bengkak, merah, dan gatal. Ini lebih
mungkin terjadi jika tetes digunakan lebih dari satu kali.
 mulut kering,
 pembilasan kulit,
 peningkatan suhu tubuh,
 sembelit,
 kesulitan buang air kecil,
 detak jantung cepat.

3. Desain Formula dan Sediaan


Bentuk sediaan : tetes mata
Kekuatan sediaan : atropin 24 mg/mL
Dosis : 1-2 tetes (dosis ganda)
Volume : 10 mL
Alasan dibuat 10 mL : dilihat dari bentuk sediaan yang beredar

Formula
No. Nama Bahan Jumlah Fungsi

1. Atropin sulfat 2,568% b/v Zat aktif

2. NaCl 0,4604% b/v Pengisotonis

3. Benzalkonium klorida 0,01% b/v Pengawet

4. Dinatrium klorida 0,02% b/v Pengkelat

5. Na-metabisulfit 0,05% b/v Antioksidan

6. Polivinil alkohol 0,25% b/v Peningkat


viskositas

7. CH3COOH 0,04% b/v Buffer

8. CH3COOHNa 0,1% b/v Buffer

9. Larutan HCl 0,1 N qs v/v Adjust pH

10. Larutan NaOH 0,1 N qs v/v Adjust pH

11. Aqua pro injeksi Ad 100% v/v Pembawa/pelarut

4. Data Farmakologi

Komposisi:
Atropine Sulfate 2,4%

Pengawet:
Benzalkonium Chloride 0,01%

Indikasi:
Memberikan efek midriatik (pelebaran pupil mata) dan sikloplegikum (melumpuhkan iris),
radang iris, radang uvea, prosedur pemeriksaan refraksi
Kontraindikasi:
- Hipersensitif terhadap kandungan obat ini
- Pasien dengan glaukoma sudut tertutup

Peringatan dan Perhatian:


- Hanya untuk pemakaian luar.
- Hindari aktivitas yang memerlukan keterampilan seperti menyetir atau mengoperasikan
mesin tertentu sampai penglihatan jelas kembali.
- Untuk mencegah kontaminasi, hindarkan kontak langsung antara ujung wadah dengan
mata.
- Untuk menghindari pencemaran, botol harus ditutup kembali setelah pemakaian.
- Jangan digunakan jika larutan berubah warna atau keruh.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
- Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui harus dalam pengawasan dokter.
- Tidak untuk disuntikkan.

Efek Samping:
Peningkatan tekanan dalam bola mata, iritasi lokal, mata memerah, sembab, konjungtivitis
(untuk pemakaian lama), dermatitis kontak, keracunan sistemik (pada lansia dan usia sangat
muda).

Cara Pemakaian:
1. Prosedur Refraksi:
Dewasa : Teteskan 1-2 tetes pada kantung konjungtiva, 40 menit-1 jam sebelum prosedur
refraksi.
Anak-anak : Teteskan 1 tetes pada kantung konjungtiva, 1-3 hari sebelum prosedur refraksi
2. Radang Iris dan Uvea :
Dewasa : Teteskan 1-2 tetes pada mata, 4 kali sehari
Anak-anak : Teteskan 1 tetes pada mata, 3 kali sehari

Cara Penyimpanan :
Simpan pada suhu 2-25oC, tutuo wadah rapat-rapat, hindarkan kontaminasi dan cahaya
matahari langsung. Jangan dipergunakan 30 hari setelah dibuka.
5. Sifat Fisika Kimia Eksipien
Natrium Klorida (NaCl)

Data Preformulasi Keterangan Sumber

Nama Kimia Sodium Chloride, NaCl BM: 58,44 FI V hlm. 917

Pemerian Serbuk kristal putih; tidak berwarna; rasa HOPE 6 hlm.637


asin; hablur berbentuk kubus.
Kelarutan Sedikit larut dalam etanol, larut dalam HOPE 6 hlm.639
gliserin 1:10, larut dalam etanol (95%)
1:250, larut dalam air 1:2,8 dan 1:2,6 pada
suhu 100˚C
pH Sediaan Injeksi 4,5-7,0 USP30-NF25

Stabilitas Panas: Stabil terhadap panas dimana HOPE 6 hlm.639


Natrium Klorida dapat disterilisasi dengan FI IV hlm.584
Autoklaf. HOPE 6 hlm.639
Oksidasi: Stabil di udara
Cahaya: Stabil terhadap cahaya
Inkompatibilitas Natrium Klorida bersifat korosif. Dapat HOPE 6 hlm.639
bereaksi membentuk endapan dengan
garam perak, timbal dan merkuri. Agen
oksidator kuat yang membebaskan klorin.
Kelarutan Metil paraben menurun dalam
larutan Natrium Klorida dan viskositas gel
karbomer dan larutan dari hodroksietil
selulosa dan hidroksipropil selulosa
berkurang dengan penambahan Natrium
Klorida.
Cara Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik FI V hlm.918

Kegunaan HOPE 6 hlm.637


Agen tonisitas

Benzalkonium Klorida
Data Preformulasi Keterangan Sumber

Nama Kimia Alkilbenzildimetilamonium klorida FI V hlm.219

Pemerian Serbuk amorf warna putih atau putih HOPE 6 hlm.56


kekuningan, gel atau serpihan agar-agar,
higroskopis, memiliki bau aromatik yang
ringan dan rasa sangat pahit.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam eter, sangat larut HOPE 6 hlm.57
dalam aseton, etanol (95%), metanol,
propanol dan air.
pH Identifikasi 5,0-8,0 untuk 10% larutan HOPE 6 hlm.57

Stabilitas Panas: Stabil pada rentang suhu yang HOPE 6 hlm.57


dapat disterilkan dengan autoklaf tanpa
kehilangan efektivitas.
Oksidasi: Dipengaruhi oleh logam dan
udara.
Cahaya: Dapat dipengaruhi oleh cahaya,
harus terlindung dari cahaya.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan aluminium, surfaktan HOPE 6 hlm.57
anionik, sitrat, fluorescein, hidrogen
peroksida, hypromellose, iodida, kaolin,
lanolin, nitrat, surfaktan nonionik dalam
konsentrasi tinggi, permanganat, protein,
salisilat, garam perak, sulfonamida, seng
oksida, seng sulfat, beberapa campuran
karet, dan beberapa campuran plastik.
Benzalkonium klorida telah terbukti
teradsorpsi pada berbagai membran
penyaringan, terutama yang hidrofobik atau
anionik.
Cara Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat FI V hlm.220
Kegunaan HOPE 6 hlm.56
Pengawet/antimikroba

Na2EDTA

Data Preformulasi Keterangan Sumber

Dinatrium (etilenadinitrilo) tetraasetat


Nama Kimia dihidrat FI V hlm.343

C10H14N2Na2O8.2H2O ; BM 372,24
Pemerian Kristal putih, tidak berbau, rasa sedikit HOPE 6 hlm.243
asam.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam kloroform dan HOPE 6 hlm.243
eter, sedikit larut dalam etanol 95%, larut
dalam air 1:11.
pH Identifikasi 4,0 - 6,0 FI V hlm.343

Stabilitas Garam edetat lebih stabil daripada asam HOPE 6 hlm.243


etilenadiaminatetraasetat. Namun,
disodium dihidrat edetat kehilangan air
ketika dipanaskan sampai 120˚C. Larutan
disodium edetat dapat disterilisasi dengan
autoklaf, dan harus disimpan dalam wadah
alkali bebas. Dinatrium edetat bersifat
higroskopis dan tidak stabil bila terkena
kelembaban.
Inkompatibilitas Dinatrium edetat sebagai asam lemah, HOPE 6 hlm.243
menghilangkan karbon dioksida dari
karbonat dan bereaksi dengan logam untuk
membentuk hidrogen. Kompatibel dengan
oksidator kuat, basa kuat, ion logam dan
paduan logam.
Cara Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik FI V hlm.344

Kegunaan HOPE 6 hlm.242


Chelating agent
Na Metabisulfit

Data Preformulasi Keterangan Sumber

Nama Kimia Dinatrium pirosulfit, Na2S2O5 ; BM 190,10 FI V hlm. 921

Pemerian Hablur putih atau serbuk hablur putih FI IV hlm.596


kekuningan, berbau belerang dioksida.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam gliserin, FI IV hlm.596
sukar larut dalam etanol.
pH Identifikasi 3,5 -5,0 untuk larutan berair 5% w/v pada HOPE 6 hlm. 654
20oC
Stabilitas Pada paparan udara dan kelembaban, HOPE 6 hlm.654
natrium metabisulfit secara perlahan
teroksidasi menjadi natrium sulfat dengan
disintegrasi kristal. Penambahan asam kuat
padat membebaskan sulfur dioksida.
Dalam air, natrium metabisulfit segera
dikonversi ke sodium (Na+) dan bisulfit
(HSO3-) Ion. Larutan natrium metabisulfit
juga terurai di udara, terutama pada
pemanasan. Larutan yang akan disterilkan
dengan autoklaf harus diisi ke dalam
wadah di mana udara telah digantikan
dengan gas inert, seperti nitrogen.
Penambahan dextrose berpengaruh dalam
penurunan stabilitas metabisulfit. Natrium
metabisulfit harus terlindung dari cahaya.
Inkompatibilitas Natrium metabisulfit bereaksi dengan HOPE 6 hlm.654-
simpatomimetik dan obat lain turunan 655
alkohol ortho- atau para- hydroxybenzyl
untuk membentuk turunan asam sulfonat
memiliki sedikit atau tidak ada aktivitas
farmakologis. Obat-obatan yang paling
penting tunduk pada inaktivasi ini adalah
epinefrin (adrenalin) dan turunannya.
Selain itu, natrium metabisulfit tidak
kompatibel dengan kloramfenikol. Natrium
metabisulfit dapat bereaksi dengan karet
botol multidose.
Cara Penyimpanan Dalam wadah terisi penuh, tertutup rapat FI V hlm.922
dan hindarkan dari panas yang berlebihan.

Kegunaan HOPE 6 hlm.654


Antioksidan

Polivinil Alkohol

Data Preformulasi Keterangan Sumber

Nama Kimia Ethenol, homopolymer; (C2H4O)n HOPE 6 hlm.564

Pemerian Serbuk granul, warna putih atau krem, HOPE 6 hlm.564


tidak berbau.
Kelarutan Larut dalam air, sangat sedikit larut dalam HOPE 6 hlm.564
etanol 95%, tidak larut dalam pelarut
organic.
pH Identifikasi 5,0 – 8,0 FI V hlm.1735

Stabilitas Polivinil alkohol stabil jika disimpan dalam HOPE 6 hlm.565


wadah kedap udara, ditempat sejuk dan
kering. Polivinil alkohol terdegradasi
secara lambat pada suhu 100˚C dan
terdegradasi secara cepat pada suhu 200˚C.
Polivinil alkohol akan stabil jika terpapar
cahaya.
Inkompatibilitas Polivinil alkohol mengalami reaksi khas HOPE 6 hlm.565
dengan gugus hidroksi sekunder, seperti
esterifikasi. Terurai dengan asam kuat,
larut dalam asam lemah dan basa.
Inkompatibel pada konsentrasi tinggi
dengan garam anorganik, terutama sulfat
dan fosfat, Gelling polivinil alkohol dapat
terjadi jika adanya borak.
Cara Penyimpanan Wadah tertutup rapat ditempat sejuk dan HOPE 6 hlm.565
kering

Kegunaan HOPE 6 hlm.565


Peningkat viskositas

Asam Asetat / CH3COOH

Data Preformulasi Keterangan Sumber

Nama Kimia Ethanolic acid, C2H4O2 ; BM 60,05 FI V hlm.143

Pemerian Cairan jernih; tidak berwarna; berbau khas; FI IV hlm.46


menusuk; rasa asam yang tajam.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, etanol, dan FI IV hlm.46
gliserol.
pH Identifikasi 2,4 (1 M larutan air) HOPE 6 hlm.5

Stabilitas Asam asetat harus disimpan dalam wadah HOPE 6 hlm.5


kedap udara, ditempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas Asam asetat beraksi dengan zat alkaline. HOPE 6 hlm.5

Cara Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat FI V hlm.144

Kegunaan HOPE 6 hlm.5


Acidifying agent.

Natrium Asetat / CH3COONa

Data Preformulasi Keterangan Sumber

Nama Kimia Sodium acetate anhydrous, C2H3NaO2 HOPE 6 hlm.620

Pemerian Kristal transparan atau kristal bergranul HOPE 6 hlm.621


dengan sedikit bau asam asetat.
Kelarutan Larut dalam 1:0,8 air, 1:20 dalam etanol FI IV hlm.621
95%
pH Identifikasi 7,5 – 9,0 (5% w/v larutan berair) HOPE 6 hlm.621

Stabilitas Natrium asetat disimpan dalam wadah HOPE 6 hlm.621


kedap udara.
Inkompatibilitas Natrium asetat bereaksi dengan komponen HOPE 6 hlm.621
asam dan basa dan bereaksi dengan fluorin,
potasium nitrat, dan diketene.
Cara Penyimpanan Dalam wadah kedap udara HOPE 6 hlm.621

Kegunaan HOPE 6 hlm.621


Buffering agent

Asam Klorida

Data Preformulasi Keterangan Sumber

Nama Kimia Hydrochloric acid, HCl ; BM 36,46 FI V hlm.156

Pemerian Cairan tidak berwarna; berasap; bau FI IV hlm.49


merangsang.
Kelarutan Bercampur dengan air, larut dalam HOPE 6 hlm.308
dietileter, etanol (95%) dan metanol.
pH Identifikasi 0,1 (10% v/v larutan berair) HOPE 6 hlm.308

Stabilitas Asam klorida harus disimpan dalam wadah HOPE 6 hlm.308


tertutup baik dari gelas atau wadah inert
lainnya pada suhu 30˚C. Penyimpanan
yang berdekatan dengan alkalis logam dan
sianida

Inkompatibilitas Asam klorida bereaksi hebat dengan alkali. HOPE 6 hlm.308


Bereaksi dengan logam dan membebaskan
hidrogen.
Cara Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat FI V hlm.156

Kegunaan HOPE 6 hlm.308


Acidifying agent
Natrium Hidroksida

Data Preformulasi Keterangan Sumber

Nama Kimia Sodium hydroxide, NaOH ; BM 40,00 FI V hlm.911

Pemerian Putih atau praktis putih, massa melebur, FI IV hlm.589


berbentuk pellet, serpihan atau batang atau
bentuk lain, keras, rapuh dan menunjukkan
pecahan hablur.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol. FI IV hlm.589

pH Identifikasi 14 (5% w/w larutan air) HOPE 6 hlm.648

Stabilitas Natrium Hidroksida disimpan dalam wadah HOPE 6 hlm.649


kedap udara non metalik, ditempat sejuk
dan kering. Ketika terpapar udara, Natrium
Hidroksida menyerap uap dan cairan
dengan cepat, tetapi menjadi padat kembali
karena absorpsi Karbondioksida dan
pembentukan Sodium Karbonat.

Inkompatibilitas Natrium Hidroksida merupakan basa kuat HOPE 6 hlm.649


dan tidak kompatibel dengan senyawa yang
mudah mengalami hidrolisis atau oksidasi.
Akan bereaksi dengan asam, ester dan eter
terutama larutan yang mengandung air.
Cara Penyimpanan Dalam wadah terutup rapat FI V hlm.912

Kegunaan HOPE 6 hlm.648


Alkalizing agent

Aqua For Injection

Data Preformulasi Keterangan Sumber

Pemerian Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau. FI IV hlm.112

Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar HOPE 6 hlm.766


lainnya.
Stabilitas Stabil di semua keadaan fisik (padat, cair HOPE 6 hlm.766
maupun gas).

Inkompatibilitas Air dapat bereaksi dengan obat dan HOPE 6 hlm.768


berbagai eksipien yang rentan akan
hidrolisis (terjadi penguraian jika dalam
keadaan yang terdapat air dan kelembapan)
pada peningkatan temperatur. Air bereaksi
secara kuat dengan logam alkali dan
bereaksi cepat dengan logam alkali tanah
dan oksidanya seperti Kalsium oksida dan
Magnesium oksida. Air juga bereaksi
dengan garam anidrat menjadi bentuk
hidrat.

Kegunaan HOPE 6 hlm.766


Pelarut

6. Perhitungan Tonisitas dan Osmolalitas

Tonisitas
1) Atropin sulfat = =

Tonisitas atropin = m x E
= 2,568% x 0,12
= 0,308 %

2) Benzalkonium klorida 0,01%


Tonisitas Benzalkonium klorida = m x E
= 0,01 % x 0,18
= 0,0018%
3) Dinatrium EDTA 0,02 %
Tonisitas Dinatrium EDTA = m x E
= 0,02 % x 0,24
= 0,0048%
4) Natrium metabisulfit 0,05 %
Tonisitas Natrium metabisulfit = m x E
= 0,01 % x 0,7
= 0,035%
5) CH3COOH 0,04%

E=

E= = 0,963

Tonisitas CH3COOH = m x E
= 0,04% x 0,96
= 0,038%
6) CH3COONa 0,1%
Tonisitas CH3COOHNa = m x E
= 0,1 % x 0,47
= 0,047%
7) Polivinil alkohol 0,25%
Tonisitas polivinil alkohol = m x E
= 0,25 % x 0,02
= 0,005%

Tonisitas seluruh = 0,308 + 0,0018 + 0,0048 + 0,035 + 0,038 + 0,047+0,005


= 0,4396 %

(Bersifat Hipotonis)
8) NaCl = 0,9% - 0,4396% = 0,4604%

Osmolaritas
Dalam 1 L mengandung :
No. Nama Bahan Jumlah (%) Jumlah (gram)
1. Atropin sulfat 2,568 % b/v 2,568 % x 1000 = 25,68 gram
2. NaCl 0,4604% b/v 0,4604% x 1000 = 4,604 gram
3. Benzalkonium klorida 0,01% b/v 0,01% x 1000 = 0,1 gram
4. Dinatrium EDTA 0,02% b/v 0,02% x 1000 = 0,2 gram
5. Na-metabisulfit 0,05% b/v 0,05% x 1000 = 0,5 gram
6. Polivinil alkohol 0,25% b/v 0,25% x 1000 = 2,5 gram
7. CH3COOH 0,04% b/v 0,04% x 1000 = 0,4 gram
8. CH3COONa 0,1% b/v 0,1% x 1000 = 1 gram

1. Atropin sulfat = x 1000 x Jumlah ion

= x 1000 x 3

= 110,87 M osmole/L

2. Benzalkonium klorida = x 1000 x Jumlah ion

= x 1000 x 2

= 0,70 M osmole/L

3. Dinatrium EDTA = x 1000 x Jumlah ion

= x 1000 x 4

= 2,38 M osmole/L

4. Na-metabisulfit = x 1000 x Jumlah ion

= x 1000 x 2

= 5,26 M osmole/L

5. Polivinil alkohol = x 1000 x Jumlah ion

= x 1000 x 1

= 0,93 M osmole/L

6. CH3COOH = x 1000 x Jumlah ion

= x 1000 x 2

= 13,32 M osmole/L
7. CH3COONa = x 1000 x Jumlah ion

= x 1000 x 2

= 24,38 M osmole/L
Jumlah total = (110,87 + 0,70 + 2,38 + 5,26 + 0,93 + 13,32 + 24,38)
= 157,84 M osmole/L

(Bersifat Hipotonis)
Maka ditambahkan dengan NaCl 0,4604% = 4,604 gram

8. NaCl = x 1000 x Jumlah ion

= x 1000 x 2

= 157,56 M osmole/L
Maka didapatkan jumlah total = (110,87 + 0,70 + 2,38 + 5,26 + 0,93 + 13,32 + 24,38)
+ 157,56 M osmole/L = 315,4 M osmole/L (Bersifat Isotonis)
Isotonis dilihat dari tabel kaitan antara osmolaritas dan tonisitas : Iotonis
Osmolaritas ( M Osmole/L) Tonisitas

>350 Hipertonis

329-350 SedikitHipertonis

270-328 Isotonis

250-269 SedikitHipotonis

0-249 Hipotonis

7. Perhitungan Bahan dan Volume Batch


Dibuat 100 botol tetes mata (@ 10ml)
Sediaan larutan kental yang volumenya 10 ml, volume terpindahkan untuk masing-
masing wadah sebesar 0,7 ml (Farmakope Indonesia Edisi IV hal.1044) sehingga untuk
sediaan 10 ml ketika dimasukkan ke dalam kemasan harus dilebihkan sampai 10,7 ml.
= 100 x 10,7 mL + 6
= 1070 mL + 6
= 1076 mL, dilebihkan 10%
Jadi, 1076 mL + ) = 1076 mL + 107,6 mL = 1183mL = 1200 mL

Total volume/berat sediaan yang dibuat per batch = 1200 mL


Alasan : Penimbangan dibuat sebanyak 1200 mL berdasarkan pertimbangan volume
terpindahkan dan untuk mencegah kehilangan selama proses produksi.

Perhitungan Bahan

Nama Jumlah Bahan yang


No. Perhitungan
Bahan (g/ 100 mL) Ditimbang
Atropin
sulfat

( )
1 2,4 30,816 gram

=
30,816 gram / 1200 mL

2 NaCl 0,4604 5,5248 gram

Benzalkoni
3 0,01 0,12 gram
um klorida

Dinatrium
4 0,02 0,24 gram
EDTA

Na-
5 0,05 0,6 gram
metabisulfit
Polivinil
6 0,25 3 gram
alcohol

7 CH3COOH 0,04 0,48 gram

CH3COON
8 0,1 1,2 gram
a

Larutan
9 NaOH 0,1 Qs qs
N
Larutan
10 Qs qs
HCl 0,1 N
1200 mL – (30,816 + 5,5248 +
Aqua pro
11 0,12 + 0,24 + 0,6 + 3 + 0,48 + 1.158,0912 mL
injeksi
1,2) = 1.158,0192 mL

8. Alat dan Sterilisasi


No. Nama alat Ukuran Jumlah Cara sterilisasi

1. Reaktor (tangki) 1200 mL 1 Dapat disterilisasikan dengan


menggunakan sterilisasi panas
kering suhu 300 C.

2. Tanki stainless 1L 1 Sterilisasi uap panas (165 0C /


300 0C), Sterilization-in-Place
(SIP), Sistem pembersihan
yang dikendalikan komputer
(biasanya otomatis), disebut
sistem Clean-in-Place (CIP)
3. Pipa stainless 1 Sterilisasi uap panas,
rangkaian Sterilization-in-Place (SIP),
Sistem pembersihan yang
dikendalikan komputer
(biasanya otomatis), disebut
sistem Clean-in-Place (CIP)
4. Filtration machine 1200 mL 1 Dapat disterilisasikan dengan
menggunakan sterilisasi panas
kering suhu 300 C.

5. Filling machine ( Besar 1 Dapat disterilisasikan dengan


menggunakan sterilisasi panas
Rotary piston
) kering suhu 300 C.

6. Sealing machine Besar 1 Dapat disterilisasikan dengan


menggunakan sterilisasi panas
kering suhu 300 C.

7. Timbangan analitik Besar 1 Dapat disterilkan dengan


menggunakan alkohol.

8. Wadah OTM 10 ml 1 Autoklaf

9. Tutup wadah OTM 1 Autoklaf

9. Prosedur Pembuatan dan Sterilisasi Sediaan

1. Grey area (ruang Persiapan - Semua alat dan wadah disterilisasi


sterilisasi) dengan cara masing-masing. Setelah
disterilisasi, semua alat dan wadah
dimasukkan ke dalam white area
melalui transfer box.
- Pembuatan Water For Injection
(WFI), lalu ditampung dalam
reaktor/tanki pada suhu 70 dengan
sirkulasi yang konstan.
2. Grey area (ruang Penimbangan - Dilakukan penimbangan untuk
penimbangan) masing-masing bahan. Setelah
ditimbang, bahan-bahan dimasukkan
ke dalam white area melalui transfer
box.

3. White area (ruang Compounding - Penyiapan Water For Injection (WFI).


pencampuran di and Filtration - Larutkan Polivinil alkohol, Atropin
grade C) sulfat, NaCl, Benzalkonium klorida,
Dinatrium EDTA, Na-metabisulfit,
Asam asetat, Natrium asetat ke dalam
Water For Injection (WFI).
- Setelah zat aktif dan semua zat
tambahan terlarut, campurkan bahan-
bahan tersebut.
- Tambahkan larutan CH3COOH dan
CH3COONa untuk mempertahankan
pH target sediaan.
- Larutan kemudian digenapkan sekitar
80% dengan Water For Injection
(WFI).
- Dilakukan pengecekan pH, apabila
nilai pH belum mencapai pH target
sediaan, lakukan adjust pH (bila
perlu) dengan menambahkan larutan
NaOH 0,1 N dan larutan HCl 0,1 N.
- Penuhkan volume larutan dengan
Water For Injection (WFI) hingga
100%.
- Larutan disaring menggunakan
membran filter 0,45 m, yang
dilanjutkan dengan membran filter
0,22 m (duplo).
- Larutan dimasukkan dalam wadah,
pasangkan tutup karet dan ikat dengan
simpul champagne kemudian
ditransfer ke ruang sterilisasi
menggunakan transfer box.
4. Grey area (ruang Sterilisasi - Larutan disterilisasi menggunakan
sterilisasi) autoklaf dengan suhu 121 selama
15 menit.
- Larutan yang telah disterilisasi
ditransfer ke ruang pengisian dibawah
Laminar Air Flow (LAF) melalui
transfer box.
5. White area (ruang Filling and - Larutan dimasukkan dalam botol tetes
pengisian grade A Sealing mata sebanyak 10,7 ml.
background B) - Pasang tutup botol tetes mata.
- Botol yang telah tertutup, dibawa ke
ruang evaluasi melalui transfer box.
6. Grey area (ruang Evaluasi - Dilakukan evaluasi sediaan.
evaluasi) - Sediaan diberikan etiket yang sesuai.
7. Grey area (ruang Pengemasan/ - Sediaan diberikan brosur dan dikemas
pengemasan) Finishing dalam kemasan sekunder.

10. Rancangan Label, Brosur dan Kemasan


1. Spesifikasi & Kualifikasi Wadah
Wadah bentuk botol khusus sediaan tetes mata
Kapasitas penuh : 10,2 ml
Kapasitas nominal : 10 ml
Bahan : Low Density Polyethylene (LDPE)
Warna : putih tidak transparan

2. Uji Integritas Wadah


- Pengujian Integritas kemasan dalam siklus hidup produk – pemilihan dan validasi
metode uji (USP 1207.1)
- Teknologi uji integritas kebocoran wadah (USP 1207.2)
- Teknologi uji kualitas segel wadah (USP 1207.3)
3. Uji Integritas Penutupan Wadah (Vacuum Decay Test)
Verifikasi integritas ini terjadi selama 3 fase siklus hidup produk, yaitu pengembangan
dan validasi sistem wadah produk, lokasi pembuatan produk dan penilaian stabilitas
umur simpan produk komersial. Setiap tes kebocoran memerlukan optimasi untuk
setiap wadah produk (USP <1207.1>).

Dibuat control positif dan control negative dengan mempertimbangkan desain


penutupan wadah, bahan, karakteristik kebocoran wadah yang diantisipasi dan dampak
konten produk pada hasil pengujian. Control positif untuk mensimulasikan kerusakan
pada penutupan wadah (USP <1207.1>). Control diuji bersama sampel.

Dibuat daftar kriteria penerimaan:


- Semua control negative harus lulus
- Semua control positif dengan kebocoran pada atau diatas batas deteksi yang diklaim >
gagal
- Batas deteksi bawah harud ditetapkan
- Batas deteksi atas harus ditetapkan
- Presentase control positif yang terdeteksi harus ditentukan dalam protocol studi validasi
akhir oleh pengguna

Menentukan batas deteksi menggunakan LOD (Limit of Detection) (USP <1207.1>) dan
ICH Q2 (R1)). Metode yang digunakan perlu divalidasi untuk menunjukkan ketepatan,
akurasi, ketahanan dan batas deteksi metode uji. Salah satu metode yang digunakan
adalah Non-Destructive Detection (Vacuum Decay Test)

Prosedur: Sampel ditempatkan diruangan yang dilengkapi dengan sumber vakum


eksternal, dilakukan pada periode waktu tertentu. Vakum telah ditentukan sebelumnya
berdasarkan jenis sampel uji yang sedang dievaluasi. Setiap kenaikan peluruhan vakum
kemudian dipantau untuk jangka waktu yang telah ditentukan menggunakan transduser
tekanan absolut dan / atau diferensial.

Hasil: Peningkatan tekanan absolut yang melebihi batas deteksi yang ditentukan
menggunakan control negative, maka menunjukkan kebocoran wadah.
Label/etiket Sediaan

Brosur Sediaan
11. Pengujian mutu dan Evaluasi Sediaan
1. Uji Organoleptik

Tujuan Memeriksa kesesuaian warna, bau, tekstur di mana sedapat mungkin


sesuai dengan spesifikasi sediaan yang telah ditentukan selama
formulasi.

Prinsip pemeriksaan bau, warna, dan tekstur menggunakan panca indera

Penafsiran warna, bau dan tekstur memenuhi spesifikasi formulasi yaitu larutan
hasil homogen, tidak berwarna, transparan, jernih, tidak berbau (sesuaikan
dengan spesifikasi sediaan yang dibuat)

2. Uji Kejernihan (Goeswin Agoes, Larutan Parenteral, 201-203)


Tujuan memastikan bahwa setiap larutan obat jernih dan bebas pengotor

Prinsip wadah-wadah kemasan akhir diperiksa satu persatu dengan menyinari


wadah dari samping dengan latar belakang hitam untuk menyelidiki
pengotor berwarna putih dan latar belakang putih untuk menyelidiki
pengotor berwarna

Hasil memenuhi syarat bila tidak ditemukan pengotor dalam larutan

3. Penetapan pH (FI IV, 1572-1573)

Tujuan Mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

Prinsip Pengukuran pH cairan uji menggunakan potensiometri (pH meter) yang


telah dibakukan sebagaimana mestinya yang mampu mengukur harga pH
sampai 0,02 unit pH menggunakan elektrode indikator yang peka, elektrode
kaca, dan elektrode pembanding yang sesuai

Hasil pH sesuai dengan spesifikasi formulasi sediaan yang ditargetkan yaitu


dengan pH 5,4.
4. Uji Volume Terpindahkan (Farmakope Indonesia V, 1641)

Tujuan menjamin bahwa cairan yang dikemas dengan volume yang tertera pada
etiket, jika dipindahkan dari wadah asli, akan memberikan volume
terpindahkan sediaan seperti tertera pada etiket

Prinsip Sediaan dipindahkan dari botol ke dalam gelas ukur dan dilakukan
pengamatan volume yang terpindahkan. Diuji tidak kurang dari 30 wadah.

hasil Volume rata-rata cairan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dan
100%, dan volume dari masing-masing wadah dan 10 wadah terletak dalam
rentang 95% - 110% dan volume yang tertera pacla etiket

5. Uji Viskositas (Moechtar, 1990)

Tujuan Menjamin viskositas ruahan sesuai dengan spesifikasi dari produk


yang telah ditentukan.

Alat Viskometer Hoppler

Prinsip Mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada
suhu tetap

Penafsiran hasil Viskositas cairan dapat dihitung dengan rumus :

η = B (ρ1 – ρ2 ) t

ket : η = viskositas cairan

B = konstanta bola

ρ1= bobot jenis bola

ρ2= bobot jenis cairan

t = waktu yang dibutuhkan bola untuk menempuh jarak


tertentu

viskositas sediaan berkisar antara 25-50 cps.


6. Keseragaman Volume (USP)

Tujuan Melihat keseragaman jumlah volume sediaan

Prinsip Diuji sebanyak 10 wadah

Hasil Untuk sediaan ≤ 50 mL presen deviasinya sebesar 9% untuk setiap


wadah.

7. Uji Keragaman Sediaan (Farmakope Indonesia V, hal 1527)

Tujuan Untuk menjamin konsistensi satuan sediaan, masing-masing satuan


dalam bets harus mempunyai kandungan zat aktif dalam rentang
sempit yang mendekati kadar yang tertera pada etiket.

Prinsip Timbang saksama sejumlah cairan yang dikeluarkan dari 10 wadah


satu per satu seperti penggunaan normal. Jika perlu lakukan
perhitungan kesetaraan volume setelah penetapan bobot jenis. Ambil
tidak kurang dari 30 satuan sediaan

Hasil Keseragaman sediaan memenuhi syanat jika nilai penerimaan 10 unit


sediaan pertama tidak kunang atau sama dengan L1%. Jika nilai
penenimaan lebih besar dan L1%, lakukan pengujian pada 20 unit
sediaan tambahan, dan hitung nilai penenimaan. Memenuhi syarat jika
nilai penerimaan akhir dari 30 unit sediaan lebih kecil atau sama
dengan L1% dan tidak ada satu unitpun kurang dan [1 - (0,01)(L2)]M
atau tidak satu unitpun lebih dan [1 + (0,01) (L2)]M

8. Uji Tonisitas

Penentuan tonisitas dengan menggunakan pipa U (bersifat kualitatif)

Tujuan Untuk mengetahui sediaan apakah isotonis atau tidak isotonis.

Mekanisme kerja melihat perpindahan konsentrasi zat yang hipotonis, isotonis,


dan hipertonis melalui membran semipermeabel. Sebagai
parameter standar digunakan larutan NaCl 0,9% fisiologis.
Sebelum menggunakan pipa U hendaknya divalidasi terlebih
dahulu agar pipa U dapat bekerja sesuai prinsip tonisitas.
Validasi dilakukan dengan menggunakan ketiga larutan yaitu
hipotonis, isotonis dan hipertonis yang diuji tekanan osmosisnya
terhadap larutan NaCl 0,9% fisiologis pada saat melewati
membran semipermeabel

Penentuan Tonisitas dengan Menggunakan Osmometer (bersifat kuantitatif)

Tujuan Untuk mengetahui rentang nilai tonisitas sediaan

Mekanisme kerja menentukan konsentrasi partikel yang aktif secara osmotik


dengan mengurangi tekanan uap suatu larutan. Sehingga dapat
ditentukan nilai tonisitasnya. Karena alat ini menghasilkan
rentang nilai tonisitas yaitu sekitar 270-328 mOsm/L (American
Pharmaceutical Association, 1994).

9. Uji Kebocoran (Goeswin Agoes, Larutan Parenteral, 191-192)

Tujuan Memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas dan volume


serta kestabilan sediaan.

Prinsip Untuk cairan bening tidak berwarna (a) wadah takaran tunggal yang
masih panas setelah selesai disterilkan dimasukkan ke dalam larutan
metilen biru 0,1%. Jika ada wadah yang bocor maka larutan metilen
biru akan masuk ke dalam karena perubahan tekanan di luar dan di
dalam wadah tersebut sehingga larutan dalam wadah akan berwarna
biru.
Untuk cairan yang berwarna (b) lakukan dengan posisi terbalik, wadah
takaran tunggal ditempatkan diatas kertas saring atau kapas. Jika terjadi
kebocoran maka kertas saring atau kapas akan basah

hasil Sediaan memenuhi syarat jika larutan dalam wadah tidak menjadi biru
(prosedur a) dan kertas saring atau kapas tidak basah (prosedur b)
10. Pemeriksaan Bahan Partikuat (USP)

Tujuan Menghitung partikel asing subvisibel dalam rentang ukuran tertentu.

Prinsip Prosedurnya dengan cara memanfaatkan sensor penghamburan cahaya,


jika tidak memenuhi batas yang ditetapkan maka dilakukan pengujian
mikroskopik. Pengujian mikroskopik ini menghitung bahan partikulat
subvisibel setelah dikumpulkan pada penyaring membran mikropori.

hasil Penghamburan cahaya:


Nominal Volume Diameter
≥ 10µm ≥ 25µm
Number of particles 50 per mL 5 per mL

Mikroskopik:
Nominal Volume Diameter
≥ 10µm ≥ 25µm ≥ 50µm
Number of particles 50 per mL 5 per mL 2 per mL

11. Identifikasi (FI V)

Tujuan Memastikan Zat aktif terkandung dalam sediaan

Prinsip Alat : Spektroskopi infra merah

Larutan uji: uapkan sejumlah volume larutan tetes mata setara


dengan lebih kurang 36 mg atropin sulfat hingga kering. Masukkan
residu dalam corong pisah, larutkan dengan 5 ml air.

Larutan baku: Timbang saksama 36 mg Atropin Sulfat BPFI,


masukkan dalam corong pisah, larutkan dengan 5 ml air.
Perlakukan Larutan uji dan Larutan baku dengan cara yang sama
sebagai berikut: Tambahkan 1,5 ml natrium hidroksida I N dan 10
ml kioroform P Kocok selama 1 menit, diamkan sampai terpisah,
saring ekstrak kloroform melalui natrium sulfat anhidrat P yang
diletakkan pada wol kaca. Ekstraksi lapisan air dua kali, tiap kali
dengan 10 ml kioroform P, saring dan kumpulkan ekstrak
kloroform. Uapkan ekstrak kioroform dengan pengurangan tekanan
hingga kering. Larutkan masing-masing residu dengan 10 ml
karbon disulfida P.

hasil Spektrum serapan inframerah larutan dalam sel 1 mm menunjukkan


maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Atropin Sulfat BPFI

12. Uji Impurities (FI V)

Tujuan Memastikan tidak adanya zat lain atau pengotor selain zat aktif
(murni).

Prinsip Uji kemurnian Prosedur harus menjamin dalam penetapan akurat


kandungan cemaran dalam analit (seperti senyawa sejenis, batas logam
berat, cemaran

organik mudah menguap). Menggunakan kromatografi.

hasil Tidak mengandung zat alain atau cematan dalam analit.

13. Penetapan Kadar (FI V)

Tujuan Menentukan kadar zat aktifdalam sediaan

Prinsip Alat : GCMS

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi ga. Dapar pH 9,0


Larutkan 34,8 g kalium fosfat dibana P dalam 900 ml air, atir pH
hingga 9,0 dengan penambahan asainklorida 3 N atau natrium
hidroksida 1 N. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi
nyala, kolom kaca 1,8 m x 2 mm berisi bahan pengisi 3% fase diam G3
pada partikel penyangga SlAB. Pertahankan suhu kolom pada 225°,
suhu injektor dan detektor pada 250°, gunakan nitrogen P sebagai gas
pembawa dengan laju alir lebih kurang 25 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam knomatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, tidak kurang
dari 4,0; faktor ikutan puncak tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

hasil Mengandung Atropin Sulfat (C17H23NO3)2.H2SO4.H20, tidak


kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera
pada etiket.

14. Uji Sterilisasi (FI V)

Tujuan Memastikan bahwa setiap larutan obat steril atau memenuhi syarat

Prinsip Menguji sterilitas suatu bahan dengan melihat ada tidaknya


pertumbuhan mikroba pada inkubasi bahan uji menggunakan cara
inokulasi langsung atau filtrasi secara aseptik. Media yang digunakan
adalah Tioglikonat cair untuk bakteri anaerobik dan Soybean Casein
Digest untuk bakteri aerobik. Membran filtrasi dengan ukuran pori
tidak lebih dari 0,45µm.
Jumlah minimum bahan yang diuji: Larutan 1-40 mL, jumlah
minimum yang digunkan yaitu setengah dari isi setiap wadah, tetapi
tidak kurang dari 1 mL. Maka untuk sediaan ini digunakan sebanyak 5
mL.

Jumlah minumum bahan yang diuji sesuai degan jumlah bahan dalam
bets: Tidak lebih dari 200 wadah, maka digunakan 5% atau 2 wadah,
diambil yang lebih besar, 5% dari 100 adalah 5 wadah. Jadi yang
digunakan sebanyak 5 wadah.

Hasil Memenuhi syarat jika tidak terjadi pertumbuhan mikroba setelah


inkubasi selama 14 hari. Jika dapat dipertimbangkan tidak absah maka
dapat dilakukan uji ulang dengan jumlah bahan yang sama dengan uji
aslinya.
15. Uji Efektivitas Pengawet (FI V)

Tujuan Memastikan bahwa pengawet dapat menghambat pertumbuhan


mikroba dengan baik.

Prinsip Menggunakan metode inokulasi. Seluruh media yang digunakan untuk


pengujian harus diuji fertilitas. Pengujian dapat dilakukan dalam tiap
lima wadah asli bila volume sediaan tiap wadahnya mencukupi dan
wadah sediaan dapat ditusuk secara aseptik (dengan jarum dan alat
suntik melalui tutup karet elastomerik), atau dalam lima wadah
bakteriologi bertutup steril, berukuran mencukupi untuk volume
sediaan yang dipindahkan. Inokulasi tiap wadah dengan satu inokula
baku yang telah disiapkan dan diaduk. Volume suspensi inokula yang
digunakan antara 0,5% dan 1,0% dan volume sediaan. Kadar mikroba
uji yang ditambahkan pada sediaan (Kategori 1, 2, dan 3) seperti
halnya kadar akhir sediaan uji setelah diinokulasi antara 1 x 10 5 dan 1
x 106 koloni/mL.

Hasil Sediaan tetes mata masuk dalam kategori satu, sehingga hasil yang
harus terpenuhi:
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goeswin. 1967. Larutan Parenteral. ITB Press: Bandung

Akers, Michael J. 2010. Sterile Drug Products Formulation, Packaging, Manufacturing, and
Quality. Informa Healthcare: New York

Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C.,
Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Assosiation

American Pharmaceutical Association. 1994. Handbook of Pharmaceutical Experients.


Second Edition. London. The Pharmaceutical Press.

Auterhoff, Harry. 1987. Identifikasi Obat. Bandung: Penerbit ITB

Ayuhastuti, Anggreni. 2016. Praktikum Teknologi Sediaan Steril. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2012. Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB, Hal.
28-36; 95-99. Jakarta: BPOM RI.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2013. Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik Aneks 1 Pembuatan Produk Steril, Hal. 83; 95-99. Jakarta:
BPOM RI.

Ditjen POM ( 1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.

Ditjen POM ( 2014). Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.

Dolih Gozali, Dkk. 2018. Formulasi Larutan Isotonis Alami dari Air Kelapa. Prosiding
Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan Stikes Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya,

Moechtar. 1990. farmasi fisik. Yogyakarta : UGM-press.

Patel, Jayshree., et. al. Vacuum Decay Container Closure Integrity Leak Test Method
Development and Validation for Lyophilized Product-Package System. 2011. PDA J
Pharm Sci Technol.

U.S. Pharmacopeia. The United States Pharmacopeia, USP 30/The National Formulary, NF
25. 2007 Rockville, MD: U.S. Pharmacopeial Convention, Inc.

USP. USP 36-NF 31. Sterile Product Packaging-integrity Evaluation <1207>. Rockville.
MD: USP. 2013: 963-964.

World Hearth Organization. 2006. Basic Principle of GMP: Sterile Pharmaceutical Product

Anda mungkin juga menyukai