FORMULASI VIAL
DISUSUN OLEH :
ARIMALADITA F.19.009
ISRAMAYANI F.19.027
KENDARI
2020
A. RESEARCH dan DEVELOPMENT
Sediaan farmasi tidak hanya sebatas sediaan padat, semi padat dan cair,
selain itu, terdapat juga sediaan gelenik dan sediaan steril. Sediaan sretil ini
terdiri dari obat tetes mata, obat tetes telinga, obat tetes hidung, tetes mulut,
salep mata, injeksi dan infus, ini semua merupakan sediaan-sediaan yang
termaksud dalam sediaan stril. Pada sediaan stril, sediaan yang agak rumit
pembuatannya adalah injeksi. Pembuatan sediaan harus dilakukan dengan hati-
hati untuk menghindari kontaminasi mikroba dan bahan asing.
Vial adalah wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan
pada posisi ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5-100 ml. Vial dapat
berupa takaran tunggal atau ganda. Digunakan untuk mewadahi serbuk bahan
obat, larutan atau suspense dengan volume sebanyak 5 ml atau lebih besar.
Botol ini ditutup dengan jenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh
jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi. (Voight, 1995)
Salah satu obat yang dibuat dalam bentuk sediaan ampul adalah omeprazol
sodium. Omeprazol sodium adalah obat untuk mengatasi gangguan lambung,
seperti penyakit asam lambung dan tukak lambung. Obat ini dapat mengurangi
produksi asam di dalam lambung. Omeprazole bermanfaat untuk meringankan gejala
sakit maag dan heartburn yang ditimbulkan oleh penyakit asam lambung atau tukak
lambung. Obat ini juga membantu penyembuhan kerusakan pada jaringan lambung
dan kerongkongan.
B. DESKRIPSI UMUM ZAT AKTIF (Bahas tentang bahan aktif mulai dari asal
mula, nama latin atau nama resminya, kandungannya.)
Omeprazole dipatenkan pada tahun 1978, dan disetujui untuk penggunaan
medis pada tahun 1988. Omeprazole termasuk dalam Daftar Obat Esensial
Organisasi Kesehatan Dunia .Ini tersedia sebagai obat generik. Pada 2017, ini
adalah obat ketujuh yang paling umum diresepkan di Amerika Serikat, dengan
lebih dari 58 juta resep. Ini juga tersedia tanpa resep di Amerika Serikat.
C. DEFINISI BENTUK SEDIAAN
Menurut Parrot hal 287 vial merupakan wadah dosis ganda, disegel
dengan karet atau penutup plastik yang memiliki sebuah area yang kecil dan
tipis (sebagai diafragma) ditengahnya.
Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya
digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5-100
ml. Vial dapat berupa takaran tunggal atau ganda. Digunakan untuk mewadahi
287lebih besar. Bila diperdagangan, botol ini ditutup dengan sejenis logam
yang dapat dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan
injeksi. (R. Voight, 1994;464).
E. PENGEMBANGAN FORMULA
1. MASTER FORMULA (boleh diambil dari jurnal penelitian terdahulu)
R/
Omeprazole sodium 100 mg
Piridoksin 100mg
Cianocobalamin 500 µg
Na. EDTA 0,05%
Metil Paraben 0,2%
A.P.I ad 3ml
b. Zat tambahan
1. Pirydoksin ( FI edisi III, Hal. 541)
Nama resmi : PIRIDOKSIN HYDROKHLORIDUM
Sinonim : PRIDOXIN HIDROKSIDA
Pemerian : Hablur putih/ tidak berbau rasa asin
Stabilitas : Stabilitas dalam bentuk larutan sensitive
cahaya
Kelarutan : mudah larut dalam air,sukar larut dalam
etanol (95%) p, praktis tidak larut dalam eter
p.
K/P : Komponen vit B kompleks.
100 mg×22,5 ml
=750 mg
3 ml
2. Pirydoksin
100 mg×22,5 ml
=750 mg
3 ml
3. Cyanocobalamin
1mg ×22,5 ml
=7,5 mg
3 ml
4. Na EDTA
0,05
×3 ml = 0,0015 mg
100
5. Metil Paraben
0,2
×3 ml=0,006 mg
100
6. A.P.I
= 22,5 – (1,5)
= 21 ml
6. PROSEDUR KERJA (proses ekstraksi, cara pembuatan sediaan dll)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
2. Disterilkan alat yang akan digunakan dengan autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 meenit.
3. Ditimbang bahan :
a. Omeprazole sodium sebanyak 750 mg
b. Pyridoksin sebanyak 750 mg
c. Cianocobalamin sebanyak 7,5 mg
d. Na.EDTA sebanyak 0,0015 mg
e. Metil paraben sebanyak 0,006 mg
f. A.P.I sebanyak ml 21 ml
4. Dilarutkan Omeprazole sodium dalam gelas kimia dengan sedikit
A.P.I aduk sampai homogen (lar. 1)
5. Dilarutkan Pyridoksindalam gelas kimia dengan sedikit A.P.I aduk
hingga larut (lar. 2)
6. Dilarutkan cyanocobalamin dengan sedikit A.P.I aduk hingga larut
(lar. 3)
7. Dilarutkan 3 larutan tersebut dalam kelas kimia
8. Ditambahkan metil paraben aduk hingga homogen, di tambahkan hasil
pengenceran Na.EDTA aduk hinga homogen
9. Setelah itu dicukupkan volumenya
10. Diambil masing-masing 5 ml ke dalam vial dengan menggunakan spoit
11. Ditutup dan di bungkus dengan aluminium foil, lalu ikat enggunkan
tali godam .
12. Disterilkan menggunakan autoklaf dengan posisi terbaik pada suhu
121oC selama 15 menit
13. Setelah disterilkan dikeluarkan kemudian diberikan etiket, brosur, dan
kemasan.
7. EVALUASI SEDIAAN
Evaluasi dilakukan setelah sediaan disterilkan sebelum wadah dipasang
etiket dan dikemas :
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV
a. Evaluasi Fisika
1. Penetapan Ph (halaman 1039-1040)
2. Bahan partikulat dalam injeksi (halaman 981-984)
3. Penetapan volume injeksi dalam wadah (halaman 10-44)
4. Uji keseragaman bobot dan keseragaman volume (FI Edisi III. hal
19)
5. Uji kejernihan larutan (FI IV halaman 998)
6. Uji kebocoran (Drug Bath Test dan Double Vacume Pull)
Dalam produksi kecil ini dapat dilakukan dengan mata, untuk
produksi skala besar tidak mungkin dilakukan karena dalam wadah
wadah takaran. Wadah-wadah takaran tunggal disterilkan terbalik,
jika ada kebocoran maka larutan akan keluar dari wadah.
7. Uji kejernihan dan warna
Umumnya setiap larutan suntik harus jernih dan bebas dari
kotoran-kotoran. Uji ini kriterianya cukup dilihat dengan mata
biasa saja yaitu menyinari wadah dari samping dengan
latarbelakang hitam dan putih.
b. Evaluasi Biologi
1. Uji efektivitas pengawet antimokroba (FI Edisi IV, halaman 854-
855)
2. Uji sterilitas (FI IV halaman 855-863))
3. Uji endotoksin bakteri (FI IV halaman 905-907)
4. Uji pirogen (FI Edisi IV, halaman 908-909)
5. Uji kandungan zat antimikroba (FI Edisi IV halaman 939-942)
c. Evaluasi kimia
1. Uji identifikasi
2. Uji penetapan kadar
8. KEMASAN
Brosur
9. ETIKET