Anda di halaman 1dari 3

PERHITUNGAN TONISITAS

1. Metode Penurunan Titik Beku


Turunnya titik beku serum darah atau cairan lakrimal sebesar -0,52°C yang
setara dengan 0,9% NaCl. Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar
turunnya titik beku.

METODE I (BPC)
0,52  a
W
b
Keterangan:
W = Jumlah (g) bahan pembantu isotonik dalam 100 mL larutan
a = Turunnya titik beku air akibat zat terlarut, dihitung dengan

memperbanyak nilai u/ larutan 1% b/v
b = Turunnya titik beku air yang dihasilkan oleh 1% b/v bahan pembantu
isotoni
jika konsentrasi tidak dinyatakan, a = 0 ( tidak ditambahkan
pengisotonis)

METODE II
K.m.n.1000
Tb 
M.L.
Keterangan :
Tb = turunnya titik beku larutan terhadap pelarut murninya
K = turunnya titik beku pelarut dalam MOLAR (konstanta Kryoskopik air =
 turunnya titik beku 1 mol zat terlarut dalam
1,86 yang menunjukkan
1000 g cairan)
m = Zat yang ditimbang (g)
n = jumlah ion
M = berat molekul zat terlarut
L = massa pelarut (g)

2. Ekivalensi NaCl
Didefinisikan sebagai suatu faktor yang dikonversikan terhadap sejumlah
tertentu zat terlarut terhadap jumlah NaCl yang memberikan efek osmotik
yang sama. Misalnya ekivalensi NaCl asam borat 0,55 berarti 1 g asam
borat di dalam larutan memberikan jumlah partikel yang sama dengan 0,55
g NaCl.

METODE WELLS
I
L
C
Keterangan :
L = turunnya titik beku MOLAL
I = turunnya titik beku akibat zat terlarut (oC)
 terlarut
C = Konsentrasi molal zat

Oleh karena itu zat aktif dengan tipe ionik yang sama dapat menyebabkan
turunnya titik beku molal yang sama besar, maka Wells mengatasinya dengan
menggolongkan zat-zat tersebut menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah ion yang dihasilkan. Lihat tabel III di Repetitorium Teknologi
Sediaan Steril, hal. 15.

METODE LAIN
L
E 17
M


Keterangan :
E = ekivalensi NaCl
L = turunnya titik beku molal
M = berat molekul zat.

3. Metode Liso (Diktat Kuliah Steril, 166)


Berat  1000
Tf  Liso
BM  V
Keterangan :
Tf = penurunan titik beku
Liso = harga tetapan; non elektrolit =1,86 ; elektrolit lemah
=2 ; uni- univalen =3,4
BM = berat molekul
V = volume larutan dlm mL
Berat = dalam gram zat terlarut

4. Metode White – Vincent (Diktat kuliah steril, hal 167)


Tonisitas yang diinginkan ditentukan dengan penambahan air pada sediaan
parenteral agar isotonis. Rumus yang dipakai :
V = w x E x 111,1
Keterangan:
V = volume dalam mL
w = berat dalam gram
E = ekivalensi NaCl

Contoh :
R/ Phenacaine hidroklorida 0,06 gr
Asam borat 0,30 gr
Aqua bidestilata steril ad 100 mL

Maka : v = ( (0,06 x 0,20)+ (0,3 x 0,50)) x 111,1 mL


= 18 mL
Jadi obat dicampur dengan air sampai 18 mL. Lalu tambah pelarut isotonis
sampai 100 mL

5. Metode Sprowls (Diktat kuliah steril, hal 167 )


Merupakan modifikasi dari metode White dan Vincent, dimana w dibuat tetap
0,3 gram, jadi :
V = E x 33,33 mL

CONTOH PERHITUNGAN
TONISITAS :
a. Cara ekivalensi
R / Ranitidin HCl 27,9 mg
Na2HPO4 anhidrat 0,98 mg
KH2PO4 1,5 mg
Aqua pro injection ad 1 mL

Ranitidin HCl 27,9 mg/mL = 2,79 g/100 mL = 2,79 %


E 3% = 0,16 (FI Ed. IV Hal. 1255 )

Na2HPO4 anhidrat 0,98 mg/mL = (BM Na2HPO4 dihidrat / BM Na2HPO4


anhidrat) x 0,98
= ( 159,96 / 141,96 ) x 0,98
= 1,1 mg/mL
= 0,11 g/100 mL
= 0,11%
0,5%
E = 0,44 (FI Ed. IV)

KH2PO4 1,5 mg/mL = 0,15 g/100 mL


= 0,15 %
0,5%
E = 0,48 (FI Ed. IV)

Zat E Jumlah zat dalam 100 KesetaraanNa


mL (g) Cl
RanitidinHC 0,16 2,79 0,4464
l
Na2HPO4dihid 0,44 0,11 0,0484
rat
KH2PO4 0,48 0,15 0,0720

NaCl yang ditambahkan agar isotonis = 0,9 – ( 0,4464 + 0,0484 + 0,0720


)
= 0,3332 g/ 100 mL
NaCl yang ditambahkan dalam 1 mL = 3,3 mg/mL

b. Cara penurunan titik beku


Zat Tf 1% Konsentrasiz Kons. Zat X Tf1%
at (%)
Ranitidin HCl 0.1 2.79 0.279
Na2HPO4 0.24 0.11 0.0264
dihidrat
KH2PO4 0.25 0.15 0.0375
Jumlah 0.3429 ~ 0.34

Tf isotonis = 0,52


agar isotonis,  Tf yang ditambahkan = 0,52 – 0,34
= 0,18
Setara dengan NaCl = ( 0,18 / 0,52 x 0,9 g/100 mL )
= 0,31 g/100 mL
= 3,1 mg/mL
Jadi NaCl yang ditambahkan agar larutan isotonis sebanyak 3,1 mg/mL

Anda mungkin juga menyukai