Anda di halaman 1dari 24

TONISITAS DAN ISOHIDRIS

• Kondisi sediaan farmasi steril harus dalam keadaan steril dan ditambah dengan
persyaratan lain seperti isotonik, isohidris, dan sebagainya.
TONISITAS
• Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui selaput semipermeabel dari bagian yang lebih
encer ke bagian yang lebih pekat (larutan konsentrasi rendah ke tinggi) sampai mencapai
kesetimbangan

• Tekanan osmosis adalah kekuatan yang menyebabkan terjadinya perpindahan pelarut


• Tonisitas adalah perbandingan tekanan osmosis antara dua cairan yang dipisahkan oleh membran
semipermeabel atau kemampuan suatu larutan untuk menyamakan konsentrasi cairan yang ada di
dalam dan di luar sel
• Jika suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam sel darah merah sehingga
tidak terjadi pertukaran cairan diantara keduanya maka larutan dikatakan ISOTONIS (ekuivalen
dengan larutan 0,9% NaCl)
• Jika suatu larutan memiliki tekanan osmosis sama dengan tekanan osmosis serum darah maka larutan
dikatakan isoosmotik (0,9% NaCl, 154 mmol Na+ dan 154 mmol Cl- per liter =308 mmol per liter,
tekanan osmosis 6,86)
• Hipotonis; yaitu tekanan osmosisnya lebih rendah dari serum darah sehingga menyebabkan air akan
melintasi membran sel darah merah yang semipermeabel, memperbesar volume sel darah merah dan
menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel. Tekanan yang lebih besar menyebabkan pecahnya sel-
sel darah merah (Hemolisa).
• Hipertonis; yaitu tekanan osmosisnya lebih tinggi dari serum darah sehingga menyebabkan air keluar
dari sel darah merah melintasi membran semipermeabel dan mengakibatkan penciutan sel-sel darah
merah (Plasmolisa).
Konsentrasi
larutan dalam sel
Konsentrasi sama dengan luar Konsentrasi
larutan dalam sel sel larutan dalam sel
lebih tinggi lebih rendah
daripada luar sel daripada luar sel
• Sel merupakan unit tertutup, oleh sebab itu setiap cairan yang masuk ke
dalamnya akan menghasilkan ketidakseimbangan tekanan, dan hal ini dapat
meningkatkan perasaan nyeri
• Apabila hal itu berlangsung terus dapat berakibat pembengkakan dan
pecahnya sel; hal ini mengakibatkan kerusakan yang permanen
• Sebaliknya, bila suatu larutan hipertonis, air akan keluar dari sel dan
menyebabkan mengkerutnya sel.
• Hal ini juga akan mengakibatkan rasa nyeri, namun ‘kerusakan’ ini tidak
permanen. Sel-sel akan kembali ke keadaan normal setelah diseimbangkan
dengan cairan tubuh.

TUBUH LEBIH MUDAH MENERIMA


LARUTAN HIPERTONIS DARIPADA
YANG HIPOTONIS
TUJUAN PENGGUNAAN LARUTAN ISOTONIS
ada beberapa zat yang dalam keadaa isoosmosis menyebabkan hemolisis sel darah merah:
• NH4CL
• Asam borat
• Etanol
• Gliserin
• Beberapa gliserol
• Metilamin
• Ureum
• Urethan
Zat-zat ini sangat mudah larut atau cepat menembus dinding sel darah, maka dianjurkan untuk
melakukan tes hemolisis larutan-larutan yang dimasukkan ke dalam tubuh
ISOTONISITAS DAN RUTE PEMBERIAN/ PERUNTUKAN
SEDIAAN
• Subcutaneous injection:
 not necessarily “small dose” but isotonicity reduce pain.
• Hypodermoclysis
 should be isotonic “Large volume”
• Intramuscular injection
 should be isotonic or slightly hypertonic to increase penetration
• Intravenous injection
 should be isotonic “Large volume ”
 Hypotonic cause haemolysis
 Hypertonic solution may be administered slowly into a vein
 Hypertonic large volume administered through a cannula into large vessels.
PERHITUNGAN ISOTONIS

• Beberapa cara perhitungan isotonis suatu larutan:


1. Penurunan Titik Beku (PTB)
2. Faktor Disosiasi
3. Ekivalen NaCl
PENURUNAN TITIK BEKU

0,52−𝑎.𝑐
W =
𝑏
• Dimana, W = bobot (g) bahan tambahan untuk tiap 100 ml larutan
• a = penurunan titik beku air yang dihasilkan oleh bahan aktif 1%
• b = penurunan titik beku air yang dihasilkan oleh bahan pengisotonis 1%
• c = konsentrasi bahan aktif dalam %b/v
CONTOH

• asam borat 1% untuk tetes mata, berapakah NaCl yang diperlukan untuk pengisotonis larutan
asam borat tersebut?
• Dari tabel diketahui:
• Penurunan titik beku asam borat 1% = 0,28
• Penurunan titik beku NaCl 1% = 0,576
0,52−0,28𝑥1 0,24
• W= = = 0,4 g/100 ml
0,576 0,576
FAKTOR DISOSIASI
𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 (𝑔) %𝑏/𝑣 𝑀′
= [F-( 𝑥 𝐾)]X
100 𝑚𝑙 𝑀 𝐾′
• Dimana, %b/v = presentase larutan bahan aktif
• K = faktor disosiasi bahan aktif
• M = BM bahan aktif
• K’ = faktor disosiasi bahan pengisotonis
• M’ = BM bahan pengisotonis
• F = faktor isotonis (0,031)
• Dekstrosa dan asam borat yang tidak terdisosiasi dalam larutan konstanta faktor disosiasinya =1
• Garam-garam, seperti NaCl yang terionkan menjadi 2 ion, faktor disosiasinya =2
• Garam yang terdisosiasi menjadi 3 ion (Na2SO4), faktor disosiasinya =3
• Yang menjadi 4 ion (AlCl3 ), faktor disosiasinya =4
EKIVALEN NaCl

• NaCl equivalent “E”


Jumlah NaCl yang ekivalen (memiliki efek osmosis yang sama) dengan 1 gram obat
1. Tentukan/ hitung E NaCl
2. Tambahkan NaCl untuk mencapai konsentrasi 0.9%
CARA MENGHITUNG EKIVALEN (E) NaCl
CONTOH
CONTOH
ISOHIDRIS

• Isohidris; kondisi suatu larutan zat yang pH-nya sesuai dengan pH fisiologis tubuh sekitar 7,4
• pengontrolan konsentrasi ion hidrogen atau pH, berperan penting dalam pembuatan obat agar
dapat: menjaga stabilitas obat, mengurangi rasa nyeri dan iritasi, mningkatkan aktivitas fisiologis
obat, dan dapat mengontrol reaksi kimia selama pembuatan sediaan.
• pengaturan pH dilakukan dengan penambahan asam, basa, dan dapar.
• penambahan larutan dapar hanya dilakukan untuk larutan obat suntik dengan ph 5,5-9.
• pada pH di atas 9, jaringan mengalami nekrosis. sebaliknya, bila pH di bawah 3, jaringan akan
mengalami rasa sakit, phlebitis, dan dapat menghancurkan jaringan.

Anda mungkin juga menyukai