Anda di halaman 1dari 10

Tugas Kimia Medisinal 1 Sks

Rabu 08.04.2020

Nama : khelvia kasisuci rilyant

Bp :1704060

Jelaskan tentang hubungan aktivitas struktur obat dengan obat cardiovascular

a. Obat kardiotonik
b. Obat aritmia
c. Obat antihipertensi
d. Vasodilator
e. Obat antilipidemik

Jawaban :
A. Obat kardiotonik
Kardiotonik adalah obat yang dapat meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan
menunjukkan efek penting pada eksibilitas, automatosis dan kecepatam konduksi jantung.
Glikosida kardiotonik dapat menghambat Na+, k+, -ATP yang bertanggung jawab untuk
memelihara ketidakseimbangan distribusi ion Na+ dan K+dalam melewati membrane
sel.Struktur glikosida jantung terdiri dari komponen karbohidrt (gula0 yang mengandung tiga
atau empat monosakarida steroid (genin atau glikon) yang mengandung cincin lakton dan
terikat pada C-17. Gula yang terdapat pada glukosida jantung antara lain β-D-digitoksosa, β-
D-glukosa,β-D-ramnosa dan β-D-simaroda.
Untuk aktivitas kadiotonik, bagian struktur glikosida jantung yang berperan adalah :
1. α-β- lakton tidakjenuh pada posisi 17β 2. Gugus 14 β-hidrolisis 3. Konfigurasi cis antara
cincin A dan B serta Cdan D. Gugus gula meskipun kurang penting tetapi berperan dalam
mengatur aktivitas glikosida jantung. Thomass (1981), membuat sesuatu model interaksi
glikosida jantung dan enzim Na+ , K+ , ATP-ase, cincin lakton, inti steroid, dan gugus gula
akan mengikat enzim sehingga mencegah terjadinya ikatan ATP-enzim. Sistem steroid
terinteraksi pada bentuk stereokimia optimalnya yaitu pada pengaturan cis-trans-cis.Interaksi
pada reseptor ini terutama melibatkan ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, dan daya tarik
elektrostatik.
Menurut Leclerc (1986), gambaran struktur dasar untuk menimbulkan inotropik
positif dari obat jantung non steroid adalah daerah hidrofob aromatik dan daerah
elektronegatif yang dihasilkan oleh gugus N-piridil atau sistem amida, membentuk tautomeri
dengan jarak 5Ӑ dari pusat aromatik dan pada ketinggan 0,5-0,9 L dari bidang datar.
Obat kardiotonik dibagi 3 kelompok yaitu :
1. Turunan kardeolida ( Butenolida ) Contoh : sebuk daun digitalis, digitoksin, digoksin,
lanatosid C, deslanatosid C dan ouabain.
2. Perangsang β-Adrenoreseptor Contoh : salbutamol, dobutamin HCL, dopamin HCL
(Oridop), oksifedrin dan terbutalin sulfat
3. Penghambatan Enzim Fosfodiesterse Contoh : amrinon laktat, sulmazol dan teofilin.
B. Antiaritmia
Struktur umum mirip dengan struktur obat anastesi setempat atau β-bloker.Ar adalah
cincin aromtik yang bersifat lipofil, dapat berinteraksi dengan rantai alkil fosfolipid
membran melalui ikatan hirofob dan van der Waals.Rantai alkil mengandung substituen
bersifat lipofil, dapat membentuk ikatan hidrogen dengan membentuk bagian polar
posfolipid membran.Gugus amino kationik yang terionisasi pada pH tubuh dapat brinteraksi
dengan gugus anion fosfolipid atau polipeptida membran.Interaksi obat yang berstruktur
tidak khas dengan bagian tertentu membran mikrokardial menyebabkan berkumpulnya obat
secara selektif pada membran, menyebabkan penekanan dan hambatan tidak khas beberapa
fungsi membran.

Prokainamid. Prokainamida merupakan derivate prokain sebagai antiaritmika kelas


1A, memiliki pola kerja mirip kinidin. Efek antikolenergisnya lebih lemah daripada kinidin
dan disopiramida. Digunakan terutama untuk profilaksis dan terapi aritmia ventrikuler.
Dosis : oral 250-1000 mg setiap 3 jam (klorida), Intravena 0,5-1 g setiap 4-8 jam.
C2 H5
O H H2 H2
NH2 C N C C N

C2 H5

Gambar: struktur prokainamid


C. Antihipertensi
Propanolol. Propanolol termaksud beta-bloker yang mudah terlarut dalam lemak.
Propanolol diabsorpsi dengan baik dalam saluran cerna (>90%), tetapi memiliki
bioavaibilitas yang sangat rendaah, yaitu 30-40%. Hal ini dikarenakan propanolol
mengalami first past effect di hati sehingga dosis pemakain peroral lebih besar
dibandingkan pemakain iv. Propanolol memiliki waktu paruh eliminasi yang pendek yaitu 2-
6 jam.
Dosis: hipertensi, angina dan aritmia: oral 2-3 dd 40 mg d.c, bila perlu dinaikkan
dengan interval 1 minggu sampai 320 mg sehari.
CH3
H2 H H2 H H2
O C C C N C CH

OH CH3

Gambar: propanololBerdasarkan mekanisme kerjanya obat hipertensi dibagi menjadi tiga


kelompok yaitu obat hipertensi yang mekanisme kerjanya pada saraf, pada vaskural dan
humoral.
1. Antihipertensi yang Mekanisme Kerjanya pada Saraf
a. Senyawa dengan Efek Sentral
Contoh : klonidin HCL, guanfasin HCL dan 1-a-metildopa
b. Senyawa dengan efek sentral dan perifer
Senyawa dengan efek sentral dan perifer, terutama bekerja dengan mengosongkan
katekolamin, norefineprin, dan serotonin dari tempat penyimpanan pada saraf periferdan
pusat simpatetik. Contoh : reserpine, serbuk raulwolfiae serpentinae dan reskinamin.
c. Senyawa yang Memblok Transmisi Saraf Efektor
Senyawa pemblok transmisi saraf efektor bekerja dengan mengosongkan
norefineprin dari tempat penyimpanan perifer, terjadi pemblokan aktivitas adrenergic pada
adrenoreseptor buluh rendah, yang menghasilkan penurunan tekanan darah. Contoh :
bretillium tosilat, debrisokuin sulfat dan guanetidin monosulfat.
d. Senyawa Penghambat Monoamin Oksidase
Senyawa penghambat monoamine oksidase efektif untuk menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolic tanpa menimbulkan efek depresi.
2. Antihipertensi yang Mekanisme Kerjanya pada Veskuler
a. Senyawa Pemblok B-adrenergik
Mekanisme kerja antihipertensi dari senyawa pemblok B-adrenergik (B-bloker)
disebabkan oleh antagonis kompetitif dengan katekolamin pada B-adrenoreseptor khas,
terjadi pemblokan efek rangsangan B- reseptor sehingga mengurangi daya tahan vaskuler
perifer dan menyebabkan penurunan tekanan darah. Contoh : asebutolol, atenolol,
metoprolol, nadolol, oksprenolol, dan pindolol.
b. Senyawa Pemblok a-bloker
Mekanisme kerja antihipertensi a-bloker disebabkan oleh antagonis kompetitif
dengan katekolamin pada a-adrenoreseptor khas, terjadi pemblokan efek rangsangan a-
reseptor dan penurunan daya tahan (menimbulkan vasodilatasi) vascular perifer, sehingga
tekanan darah menurun. Struktur kimia golongan ini sangat bervariasi, salah satu banyak
digunakan sebagai antihipertensi adalah turunan kuinazolin.
Contoh : doksazosin mesilat, prazosin HCL, terazosin, dan bunazosin HCL.
c. Vasodilator Arteri
Mekanisme kerja vasodilator arteri adalah secara langsung mengadakan relaksasi
otot polos arteriola sehingga terjadi vasodilatasi buluh artreri perifer. Contoh : hidralazin
HCL, dihidralazin sulfat, dan minoksidil.
d. Vasodilator Vena dan Arteriola
Mekanisme kerja vasodilator vena dan arteriola adalah secara langsung mengadakan
relaksasi otot polos vena dan artreriola sehingga terjadi vasodilatasi buluh vena dan arteri
perifer yang menyebabkan penurunan tekanan darah.contoh : natrium nitroprusid.
e. Antagonis Kalsium Selektif
Antagonis kalsium bekerja secara selektif pada otot vascular, yaitu menurunkan
tonus otot polos arteriola sehingga terjadi vasodilatasi buluh arteri perifer yang
menyebabkan penurunan darah. Contoh : diltiazem, felodipin, nikardipin, nifedipin,
nimodipin, dan verapamil.

2. Antihipertensi yang Mekanisme Kerjanya pada Humoral


Mekanisme antihipertensi pada humoral berhubungan dengan kerja obat sebagai
antagonis angiotensin. Renin bekerja pada globulin darah yaitu pada angiotensinogen,
menghasilkan angiotensin I, yang oleh angiotensin converting enzim (ACE) dibah menjadi
angiotensin II. Peredaran angiotensin II menyebabkan secara langsung kons triksi arteriola,
menghasilkan secara cepat kenaikan tekanan darah. Angiotensin II dapat merangsang
pengeluaran aldosterone, suatu hormone yang menimbulkan retensi Na, sehingga terjadi
peningkatan volume cairan ekstra sel dan menyebabkan tekanan darah naik.
Senyawa antihipertensi yang bekerja pada humoral berdasarkan mekanisme kerjanya
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu senyawa penghambat ACE dan antagonis reseptor
angiotensin I.
a. Senyawa Penghambat ACE
Senyawa penghambat ACE seperti kaptopril, enalapril, lisinopril, perindopril,
ramipril, kuinapril, benazepril, fosinopril, silazepril, dandelapril merupakan antihipertensi
yang kuat dengan efek samping yang relatif ringan seperti : kelesuan, sakit kepala, diare,
batuk, dan mual.

Hubungan struktur-aktivitas senyawa penghambat ACE


Model tempat aktif pada ACE ditunjukkan oleh adanya :

a) lon Zn", yang dapat membentuk kompleks dengan ligas dengan gugus sulhidril(SH) dari
kaptopril, gugus karbonil dari enalapril, lisinopril, perindopril, ramipril, deapril, kuinapril,
benazepril, imidapril, dan silsazapril serta gugus fosforus dan fosinopril.
b) Gugus yang dapat membentuk ikata hydrogen dengan gugus karbonil.
c) Gugus yang bermuatan positif yang terikat melalui ikatan ion dengan gugus karboksilat
yang bermuatan negative.
d) Gugus karboksil yang membentuk kompleks dengan Zn* dapat berupa karboksilat bebas
(lisinopril), tetapi dalam bentuk ester etil (enalapril, perindopril, ramipril, delapril, kuinapril,
benazepril, imidapril dan silsazapril), untuk memperpanjang masa kerja obat. Bentuk ester
dalam pra-obat, dalam tubuh akan terhidroliis menjadi bentuk asam yang aktif. Gugus lain
pada umumnya untuk meningkatkan lipofiflitas senyawa, sehingga distribusi obat dalam
tubuh menjadi lebih baik.
e) Contoh senyawa penghambat ACE : kaptopril, enalapril, lisinopril, perindopril, ramipril,
deapril, kuinapril, benazepril, imidapril, dan silazapril.

Gambar : hubungan struktur dan aktivitas fosinopril

b. antagonis reseptor angiotensin II

Senyawa antagonis reseptor angiotensin II seperti: losartan, irbesartan, kandesartan,


valsartan. Merupakan antihipertensi yang menghambat angiotensin II menuju reseptor.
Gambar obat angiotensin II reseptor blocker

D. Vasodialator
Vasodilator adalah zat-zat yang berkhasiat vasodilatasi langsung terhadap arteriole
dan dengan demikian menurunkan tekanan darah yang tinggi. vasodilator dibagi menjadi 3
kelompok berdasarkan penggunaannya yaitu:
1) Obat-obat hipertensi : (di) hidralazin dan minoksidil
2) Vasodilator koroner (obat angina pectoris): nitrat dan nitrit
3) Vasodilatasi perifer (obat gangguan sirukulasi): buflomedil, pentoxifilin, ekstrak
Ginko biloba, siklandelat, isoksuprin dan turunan nikotinat.
Nitrogliserin. Trinitrat dari gliserol ini sebagai mana juga nitrat lainnya berkhasiat

relaksasi otot pembuluh, brohchia, saluran empedu, lambung usus dan kemih. Berkhasiat

vasodilator berdasarkan terbentuknya nitrogenoksida (NO) dari nitrat di sel-sel dinding

pembuluh. NO ini bekerja merelaksasi sel-sel ototnya, sehingga pembuluh, terutama vena

mendilatasi dengan langsung.

Resorpsinya di usus baik, tetapi mengalaim first past effect amat tinggi hingga hanya

sedikit obat yang mencapai sirkulasi besar. Sebaliknya abosorpsinya sublingual dan

oromukosal cepat sekali karena menghindari firs past effect.


Efek sampingnya berupa nyeri kepala akibat dilatasi arterial yang sering kali

membatasi dosisnya, yang lebih serius adalah hipotensi ortostasis dan semaput. Efek

samping lainnya terdiri dari pusing-pusing, nauseae, flushing, disusul dengan muka pucat.

Dosis: pada serangan akut di bawah lidah (sublingual) 0,4-1 mg sebagai tablet, spray

atau kapsul (harus digigit), jika perlu dapat diulang sedudah 3-5 menit.

H2C ONO2

HC ONO2

H2C ONO2

Gambar: nitrogliserin

E. Antialipidemik

Kolesteramin. Kolesteramin berkhasiat menurunkan LDL dan kolesterol total,


berdasarkan pengikatan asam empedu dalam usus halus menjadi kompleks yang dikeluarkan
melalui tinja. Tanpa asam empedu maka kolesterol tidak diserap lagi.
Efek sampingnya berupa gangguan lambung usus, terutama obtipasi. Rasanya tidak
enak. Resorpsi dari vitamin A, D, E dan K dapat berkurang begitu pula obat-obat lain yang
diminum pada waktu bersamaan, maka sebaiknya obat-obat ini diminum 1 jam sebelum
kolestiramin.
Dosis: permulaan 4 g setengah jam a.c. dicampur dengan kurang lebih 150 ml air,
berangsur-angsur dinaikkan sampai 1-2 dd 8 g.
H H2 H H2
C C C C

CH3

H3C C H2C N+ CH3


H
CH3
Gambar: kolesteramin
Obat antilipemik digunakan untuk pengobatan aterosklerosis, suatu penyakit yang
disebabkan oleh endapan plasma lipid, terutama ester kolesterol, yang terlokalisasi pada
dinding arteri membentuk plaque ateromateus atau ateroma, suatu karakteristik luka pada
aterosklerosis.
Berdasarkan perbedaan struktur kimia obat antilipemik dibagi menjadi lima kelompok
yaitu turunan asam klofibrat, turunan asam nikotinat, kopolimer, serat dan golongan lain-lain.
1. Turunan Asam Klofibrat
Turunan asam klofibrat terutama menimbulkan efek hipotrigliseridemia.
2. Asam Nikotinat dan Turunannya
Turunan asam nikotinat dapat menghambat lipolisis jaringan adiposa sehingga
menurunkan aliran asam lemak bebas kehati, kecepatan biosintesis trigliserida dan
menurunkan sintesis serta sekresi VLDL.
3. Kopolimer
Kopolimer tidak diabsorbsi dalam saluran cerna, dapat mengikat asam empedu
dalam usus kecil dan mencegah absorbsi kembali asam tersebut dari perdaran
enterohepatik.
4. Serat
Serat adalah senyawa dengan berat molekul tinggi, digunakan sebagai
antihiperlipidemia karena mempunyai sifat melarutkan asam empedu dan sterol netral
pada saluran usus.
5. Penghambat HMG-CoA Reduktase
Lovastatin (Lipovas, Lovatrol, Lipostat, Mevacor) dan senyawa-senyawa
analognya seperti simastatin(Zocor) dan mevastatin adalah praobat dalam tubuh segera
terhidrolisis menghasilkan senyawa aktif yang dapat menghambat secara bersaing HMG-
CoA (hidroksimetilglutaril-CoA) reduktase, enzim yang mengkatalisis perubahan HMG-
CoA menjadi asam mevalonat, salah satu tahap penting dalam jalur sintesis kolesterol.

Anda mungkin juga menyukai