PEWARNAAN BAKTERI
I. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami cara macam-macam pewarnaan bakteri
2. Mengetahui dan dapat melakukan pewarnaan sederhana/positif
3. Mengetahui dan dapat melakukan pewarnaan gram
4. Mengetahui dan dapat melakukan pewarnaan negatif
5. Mengetahui dan dapat melakukan preparat tetesan bergantung
II. LANDASAN TEORI
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu
metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok
besar, gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan
fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,
ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan
teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan
bakteri Klebsiella pneumoniae (Anonim, 2008).
Pada tahun 1883, Christian Gram, seorang ahli bakteriologi dari
Denmark menemukan metode pewarnaan bakteri secara tidak sengaja.
Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan deferensial yang sangat berguna dan
paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan ini
merupakan tahap penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri.
Pewarnaan gram memilahkan bakteri menjadi kelompok gram-positif
dan kelompok gram-negatif. Bakteri gram-positif berwarna ungu disebabkan
kompleks zat warna kristal violet yodium tetap dipertahankan meskipun diberi
larutan pemucat, sedangkan bakteri gram-negatif berwarna karena kompleks
tersebut larut sewaktu pemberian larutan pemucat dan kemudian mengambil
zat warna merah. Perbedaan hasil dalam pewarnaan ini disebabkan perbedaan
struktur kedua kelompok bakteri tersebut.
Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan
segar yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat
kemungkinan penympangan hasil pewarnaan gram. Karena pada biakan tua
banyak sel mengalami kerusakan pada dinding selnya. Kerusakan pada
dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan
larutan pemucat. Ini berarti bahwa bakteri gram-positif dengan dinding yang
rusak tidak lagi dapat mempertahankan kompleks warna kristal violet yodium
sehingga terlihat sebagai bakteri gram-negatif.
Macam-Macam Pewarnaan
A. Pewarnaan sederhana
Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya
untuk melihat bentuk sel. Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang
paling umum digunakan. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus,
basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan
pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu
macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-
pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa)
sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana
umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan
dalam bahan pelarut. Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang cepat
untuk melihat morfologi bakteri secara umum. Beberapa contoh zat warna
yang banyak digunakan adalah biru metilen (30-60 detik), ungu kristal (10
detik) dan fukhsin-karbol (5 detik).
B. Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-
negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini
diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
(1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk
membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
C. Pewarnaan negative
Pewarnaan gram yaitu salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling dan
paling banyak digunakan untuk bakteri. Prinsip pewarnaan ini yaitu kemampuan
dinding sel terhadap zat warna dasar setelah dilakukan pemucatan. Dinding sel
gram positif mengandung peptidoglikon sehingga terlihat warna ungu setelah
pemucatan, dikarenakan dinding sel bakteri mengikat Kristal violet dengan kuat.
Dinding sel bakteri gram negatif lebih banyak mengandung lipid, menyebabkan
pori-pori mudah membesar sehingga bakteri tidak berwarna setelah dilakukan
pemucatan karena Kristal violet melarut.
Perbedaan gram positif & negative yaitu : bakteri gram negatif tidak
mempertahankan zat warna Kristal violet pada proses pewarnaan gram sehingga
akan berwarna merah bila diamati mikroskop. Sedangkan gram positif memiliki
beberapa lapisan peptidoglikon yang tebal pada dinding selnya, mengandung
teihoic acid. Bakteri gram negative memiliki lapisan peptidoglikon lebih tipis,
namun memiliki membrane luar yang terdiri dari (Lps) Lipopolisakarida,
lipoprotein, dan fosfolipid serta tidak mengandung teihioc acid.
6.2.Saran
1. Upayakan kebersihan dan sterilisasi sabelum melakukan praktikum agar
terjadi kontaminasi
2. Dalam pembuatan preparat jangan terlalu tebal atau tipis dalam
pengolesan bakteri.
DAFTAR PUSTAKA