Anda di halaman 1dari 17

1.

Sebutkan contoh-contoh eksipien yang digunakan untuk density modifier, suspending


agent, humektan, wetting agent, flocculating modifier

a) Density modifier
Density modifier adalah zat tambahan dalam sediaan yang berfungsi meningkatkan densitas
dari medium dispersi agar densitasnya mendekati densitas zat terdispersi. Perbedaan densitas antara
medium disperse dan zat terdispersi dapat mempengaruhi laju pengendapan suatu sediaan suspensi.
Berdasarkan Hukum Stokes sedimentasi bisa ditiadakan jika densitas medium dispersi dan zat
terdispersinya sama.
Densitas dari kebanyakan obat adalah 1,1 sampai 1,7 g/cm 3. Namun, sangat jarang untuk
meningkatkan kepadatan medium dispersi jauh diatas 1,3 g/cm 3. Oleh karena itu, perbedaan tidak
dapat sepenuhnya dihilangkan. Hal tersebut dapat disiasati dengan menggunakan beberapa density
modifier misalkan campuran antar sorbitol dan manitol., perbedaanya dapat dikurangi. Bahan yang
dapat meningkatkan densitas pada suspensi antara lain adalah sukrosa, dekstrosa, gliserol, dan
propilen glikol. Peningkatan densitas oleh bahan-bahan tersebut hanya dapat dimungkinkan pada
kisaran suhu rendah.
A. Sukrosa
Dalam sediaan suspense oral sukrosa dapat digunakan sebagai density modifier.
Larutan gula 25% memiliki densitas 1,1 g/cm3 pada suhu 25◦C. sedangkan larutan gula
65% memiliki densitas 1,3 g/cm3 pada suhu 25◦C. kelebihan dari penggunaan sukrosa
adalah sukrosa larut dalam air, memiliki rasa manis.
B. Dekstrosa
Dekstrosa berbentuk hablur, serbuk, serbuk granuk tidak berwarna. Mudah larut
dalam air. Pada formulasi suspense, dekstrosa dapat berfungsi sebagai density modifier.
Selain sebagai density modifier dekstorsa juga dapat berfungsi sebagai agen tonisitas dan
pemanis.
C. Gliserol
Gliserol berupa cairan jernih seperti sirup, memiliki rasa manis, dapat beracmpur
dengan air dan etanol, sifat tersebut menjadikan gliserol dapat digunakan sebagai density
modifier. Fungsi lain dari gliserol adalah sebagai kosolven pelarut, pengawet,
antimikroba, zat pemanis, dan humektan.
D. Propilen glikol
Propilne glikol merupakan cairan kental sifatnya yang satu ini dapat menjadikan
propilen glikol sebagai density modifier.Selain sebagai density modifier propilen glikol
juga dapat dijadikan sebagai pengawet, antimikroba, desinfektan, dan pelarut.
E. Sorbitol
Sorbitol merupakan serbuk, granul, atau lempengan, higroskopis, warna putih
dan rasa manis, sukar larut dalam etanol, methanol dan asam asetat. Karena
sifatnya sorbitol dapat digunakan sebagai peningkat densitas ari medium disperse.
Secara kimia sorbitol relative inert, kompatibel, stabil di udara dan larut dalam
asam dan basa.

F. Manitol
Malnitol juga dapat digunakan sebagai density modifier, malnitol memiliki kelarutan
yang lambat dan rasanya yang manis. Malnitol merupakan isomer dari sorbitol. Manitol
terasa dingin di mulut.

b) Suspending agent

Suspending agent berfungsi untuk meningkatkan viskoistas air ketika dilarutkan atau
didispersikan. Secara reologi sifat dispersi sangat beragam dari cairan yang encer hingga gel yang
kental. Suspending agent memiliki peran yang luas di bidang farmasi manufaktur dan industri
makanan. Selain sebagai suspending agent, juga digunakan sebagai stabilisator dalam emulsi,
digunakan dalam pembuatan tablet, agen pengikat dan lapisan film atau enterik.
Contoh suspending agent:
1. Acacia (akasia)
 Akasia digunakan dalam formula sediaan farmasi oral dan topikal, akan tetapi dalam
penggunaan secara topikal jarang digunakan karena pengaruh aktivitas enzim yang
membuat akasia terlalu lengket sebagai sediaan topikal. Maka dari itu, seringkali
dikombinasikan dengan tragakan.
 Berfungsi : sebagai zat pensuspensi dan pengemulsi, dalam pembuatan pil manis dan
tablet hisap dan juga sebagai pengikat tablet.
 Memiliki berat molekul kompleks yaitu sekitar 240 000-580 000 terdiri dari nukleus
asam arabic yang menghubungkan kalsium, magnesium, dan kalium bersama dengan
gula arabinose, galactose, dan rhamnose.
 pH keasaman dari akasia berkisar 4,5-5,0 dengan nilai asamnya 2,5.
 Kadar untuk suspending agent adalah 5-10%.
2. Tragacanth (Tragakan)
 Agen penebalan yang lebih baik daripada akasia dan dapat digunakan baik untuk produk
internal dan eksternal baik dalam bentuk suspensi, gel, krim dan emulsi pada berbagai
konsentrasi.
 Berfungsi : sebagai Agen pensuspensi dan agen penambah viskositas
 Memiliki berat molekul sekitar 840 000 dan terdiri dari campuran polisakarida yang tidak
larut dalam air dan larut dalam air.
 Tragacanth stabil pada kisaran pH 4,0-7,5 tetapi membutuhkan beberapa hari untuk
terhidrasi sepenuhnya setelah terdispersi dalam air.
3. Asam Alginat
 Asam alginat digunakan dalam berbagai sediaan farmasi oral dan topikal. Biasa dibuat
dalam bentuk krim, pasta dan gel. memiliki sifat suspensi yang mirip dengan tragacanth
 Berfungsi : sebagai Agen modifikasi pelepas; zat penstabil untuk emulsi minyak dalam
air, agen suspensi, agen penyedap rasa; agen penambah viskositas. Dan dalam formulasi
tablet dan kapsul, asam alginat digunakan sebagai bahan pengikat dan disintegrasi pada
konsentrasi 1-5% b/b.
 Penambahan kalsium klorida menjadi natrium dispersi alginat akan menghasilkan
kalsium alginat, yang memiliki viskositas jauh lebih tinggi.
 Memiliki berat molekul berkisar 20 000-240 000
 Alginat menunjukkan viskositas maksimum pada rentang pH 5,0-9,0, dan pada pH
rendah asam dapat mengendap.
4. Starch (Amylum/Pati)
 Pati adalah eksipien serbaguna yang digunakan terutama dalam formulasi dosis padat
oral
 Pati jarang digunakan sebagai agen suspensi tetapi merupakan salah satu unsur Senyawa
tragacanth bubuk, dan itu juga dapat digunakan dengan natrium carmellose. Sodium
starch glycollate turunan dari tepung kentang, juga telah dievaluasi dapat digunakan
dalam persiapan suspensi.
 Berfungsi : sebagai pengikat, pengencer, dan disintegran.
 Konsentrasi dan pH macam-macam pati :

konsentrasi pH
JP XV PhEur 6.3 USP32–NF27
Pati jagung 24–28% 4.0–7.0 4.0–7.0 4.0–7.0
Pati kacang 35–39% - 5.0–8.0 -
polong
Pati kentang 20–23% - 5.0–8.0 -
Pati tapioka 17-20% - - 4.5–7.0
Pati gandum 24–28% 4.5–7.0 4.5–7.0 4.5–7.0

5. Xanthan gum
 Digunakan sebagai formula sediaan oral dan topikal
 Berfungsi : sebagai Agen pembentuk gel, zat penstabil, agen suspensi, agen penambah
viskositas.
 Ketika getah xanthan dicampur dengan zat-zat suspensi anorganik tertentu, seperti
magnesium aluminium silikat, atau gum organik, efek rheologis terjadi dan menghasilkan
sifat optimal
 Memiliki rentang pH yang luas yaitu 3,0-12,0 tetapi menunjukkan pH stabilitas
maksimum pada pH 4,0-10,0 dan suhu 10-60 C.
6. Methylcellulose
 Digunakan sebagai formula sediaan oral suspensi
 Berfungsi : sebagai agen pelapis, agen pengemulsi, agen suspensi, pengikat tablet,dan
agen penambah viskositas.
 Methylcellulose bersama antasida dapat menunda terjadinya pengendapan dan
meningkatkan waktu kontak obat di dalam perut.
 Berat molekul dari Methylcellulose adalah 10 000–220 000 Da
 Larutan metilselulosa stabil untuk alkali dan asam encer pada pH 3,0–11,0, pada suhu
kamar. Saat pH kurang dari 3, viskositas akan menurun dan membentuk gel pada suhu
50C. Sedangkan pH stabilitas berkisar antara 5,0-8,0
 Kadar untuk suspending agent adalah 1-2%
7. Bentonite
 Bentonit adalah aluminium silikat terhidrasi yang terjadi secara alami yang digunakan
terutama dalam formulasi suspensi, gel, dan sol, untuk sediaan farmasi topikal.
 Berfungsi : sebagai Adsorben, zat penstabil, agen suspensi, agen peningkat viskositas
 Rentang pH keasaman antara 9,5-10,5 untuk kadar suspending agent 2%
8. Carbomer
 Digunakan dalam formula sediaan cair dan semi-padat untuk rectal, topikal, dan vaginal
 Berfungsi : sebagai Bahan bioadhesif; agen pengemulsi, penstabil emulsi, pengubah
reologi, zat penstabil, agen pensuspens, dan pengikat tablet.
 Bahan ini adalah kopolimer benar-benar sintetis asam akrilik dan alil sukrosa. Ini
digunakan pada konsentrasi hingga 0,5%, terutama untuk aplikasi eksternal
 Ketika didispersikan dalam air akan membentuk larutan asam, pada viskositas rendah
yang bila disesuaikan dengan pH antara 6 dan 11, menjadi sangat kental.
 Konsentrasi carbomer sebagai suspending agent adalah 0,5-1%
9. Carrageenan
 Karaginan digunakan dalam berbagai bentuk sediaan nonparenteral, termasuk suspensi,
emulsi, gel, krim, lotion, obat tetes mata, supositoria, tablet, dan kapsul.
 Di formulasi suspensi, biasanya hanya fraksi i-carrageenen dan l-carrageenan yang
digunakan.
 Berfungsi : sebagai agen pengemulsi, dasar gel, zat penstabil, agen suspensi, agen
pelepasan berkelanjutan dan agen penambah viskositas.
 kadar Karaginan yang biasa digunakan adalah 0,7% b / v atau kurang, dan memberikan
viskositas terhadap cairan.
 Karaginan dalam larutan memiliki stabilitas maksimum pada pH 9 dan tidak boleh
diproses panas pada nilai pH di bawah 3,5.

10. Magnesium Aluminum Silicate (Veegum)


 Digunakan untuk sediaan suspensi oral dan topikal
 Berfungsi : Adsorben, zat penstabil, agen suspensi, tablet dan kapsul disintegrant,
pengikat tablett dan agen penambah viskositas.
 Jika berkombinasi dengan xanthan gum, viskositas sediaan akan meningkat.
 Magnesium aluminium silikat stabil tanpa batas waktu ketika disimpan dalam kondisi
kering. Stabil pada kisaran pH yang luas, memiliki kapasitas pertukaran basa, menyerap
beberapa zat organik, dan kompatibel dengan pelarut organik.
 Magnesium aluminium silikat harus disimpan dengan baikm wadah, di tempat yang sejuk
dan kering.
 Kadar konsentrasi sebagai suspending agent adalah 1-2%

c) Humectant

Nama Bahan Klasifikasi Fungsi Kekuatan sediaan


Gliserin Untuk pemakaian Efektif dapat ≤30%
topical meningkatkan (HOPE ed 6th, p.283)
(HOPE ed 6th, p.283) kemampuan sediaan
untuk mengabsorpsi
air dari luar menuju
ke dalam kulit untuk
dapat
mempertahankan
kelembapannya.
Dalam bentuk sirup
sangat efektif untuk
Untuk pemakaian
mencegah terjadinya 3-15%
Sorbitol topical
kristalisasi sekitar (HOPE ed 6th, p.679)
(HOPE ed 6th, p.679)
tutup botol
(HOPE ed 6th, p.679)
Menjaga kestabilan
sediaan dengan
Untuk pemakaian mengurangi
≈15%
Propilen glikol topical penguapan air dari
th
(HOPE ed 6th, p.592)
(HOPE ed 6 , p.592) sediaan dan
mengabsorbsi lembab
dari lingkungan.

d) Wetting agent

Golongan Eksipien
Humektan Propilen glikol 15%
Mekanisme Kerja:
menurunkan tegangan
permukaan bahan dengan
air (sudut kontak) dan
meningkatkan dispersi
bahan yang tidak larut

Surfaktan Konsentrasi sampai 0,1% Kationik:


Mekanisme kerja: Oral: Lesitin 0,25-10%
Mengurangi tegangan Polisorbat(Tween), Ester Anion:
antar muka yang sorbitan(Span) Sodium lauryl sulfat, Dioctyl
memiliki bagian Topikal: sodium sulphosuccinate
hidrofilik dan hidrofobik Sodium lauryl sulfat, Sodium Amfoterik:
dioctysulphosuccinate, Quillaia Cocamidopropyl amino betaine
extract, Cocamidopropyl Non ionic:
amino betaine Poloxamer, Polisorbat(Tween),
Parental: Ester sorbitan(Span), Macrogol
Polisorbat, Poloxamers, hydroxystearat
(Copolymer Polyethylene /
Polyoxypropylene), Lecitin
Koloid hidrofilik Akasia, Bentonit, Tragacant, Alginat, Xanthan gum, Derivat
Mekanisme Kerja: selulosa
Melapisi partikel
hidrofobik dengan
multimolekul layer.
Pelarut Alkohol, Gliserol, Propilen glikol, Propil etilen glikol
Mekanisme Kerja:
Mengurangi cairan udara
pada tegangan
permukaan dengan cara
pelarut menembus
aglomerat serbuk longgar
yang menggantikan pori-
pori udara masing-masig
partikel.

e) Flocculating modifier

a. Elektrolit
Penambahan elektrolit anorganik pada suspensi dapat menurunkan potensial zeta partikel
yang terdispersi dan menyebabkan flokulasi. Pernyataan Schulzhardy menunjukkan bahwa
kemampuan elektrolit untuk memflokulasi partikel hidrofobik tergantung dari valensi counter ionnya.
Meskipun lebih efektif elektrolit dengan valensi tiga lebih jarang digunakan dari mono. Di-valensi
disebabkan adanya masalah toksisitas. Penambahan elektrolit berlebihan atau muatan yang
berlawanan dapat menimbulkan partikel memisah masing-masing dan terbentuk sistem flokulasi dan
menurunkan kebutuhan konsentrasi surfaktan. Penambahan NaCl dapat meningkatkan flokulasi.
Misalnya suspense sulfamerazin diflokulasi dengan natrium dodesil polioksi etilen sulfat, suspensi
sulfaguanidin dibasahi oleh surfaktan dan dibentuk sistem flokulasi oleh AlCl3. Elektrolit sebagai
flokulating agent jarangdigunakan di indusri.

b. Surfaktan
Surfaktan ionik dan nonionik dapat digunakan sebagai floculating agent. Konsentrasi yang
digunakan berkisar 0.001 sampai 1%b/v. Surfaktan nonionik lebih disukai karena secara kimia lebih
kompatibel dengan bahan-bahan dalam formula yang lain. Konsentrasi yang tinggi dan surfaktan
dapat menghasilkan rasa yang buruk, busa dan caking. Mekanisme kerja surfaktan adalah dengan
menurunkan tegangan antarmuka. Cara kerja dari surfaktan sangatlah unik karena bagian yang
hidrofilik akan masuk kedalam larutan yang polar dan bagian yang hidrofilik akan masuk kedalam
bagian yang non polar sehingga surfaktan dapat menggabungkan (walaupun sebenarnya tidak
bergabung) kedua senyawa yang seharusnya tidak dapat bergabung tersebut. Contoh surfaktan
diantaranya Tween, span, sodium lauril sufat.

c. Polimer Hidrofilik
Senyawa-senyawa ini memiliki bobot molekul tinggi dengan rantai karbon panjang termasuk
beberapa bahan yang pada konsentrasi besar berperan sebagai suspending agent. Hal ini disebabkan
adanya percabangan rantai polimer yang membentuk struktur seperti gel dalam sistem dan dapat
teradsorpsi pada permukaan partikel padat serta mempertahankan kedudukan mereka dalam bentuk
sistem flokulasi. Polimer baru seperti xantin gum digunakan sebagai flokulating agent dalam
pembuatan sulfaguanidin, bismut karbonat, serta obat lain. Polimer hidrofilik yang berperan sebagai
koloid hidrofil yang mencegah caking dapat juga berfungsi untuk membentuk flokul longgar
(floculating agent). Penggunaan tunggal surfaktan atau bersama koloid protektif dapat membentuk
suatu sistem flokulasi yang baik. Pada proses pembuatan perlu diperhatikan bahwa pencampuran
tidak boleh terlalu berlebihan karena dapat menghambat pengikatan silang antara partikel dan
menyebabkan adsoprsi polimer pada permukaan satu partikel saja kemudian akan terbentuk sistem
deflokulasi.
Agen flokulasi polimer, seperti Pati, alginat, turunan selulosa, tragacanth, karbomer dan
silikat adalah contoh polimer yang dapat digunakan untuk itu kontrol flokulasi. Rantai bercabang
linier molekul mereka membentuk jaringan seperti gel di dalam sistem dan menjadi teradsorpsi ke
permukaan partikel yang terdispersi, sehingga menahan terjadi deflokulasi. Meskipun beberapa
pengendapan dapat terjadi, volume sedimentasi besar, dan biasanya untuk periode yang cukup lama.
Ketelitian harus diambil untuk memastikan bahwa, selama pembuatan, pencampuran tidak
berlebihan karena dapat menghambat ikatan silang antara partikel yang berdekatan dan menghasilkan
adsorpsi setiap molekul polimer ke satu partikel saja. Jika ini terjadi maka Sistem deflokulasi dapat
terjadi, karena pembentukan penghalang hidrofilik di sekitar partikel akan menghambat agregasi.
Konsentrasi tinggi polimer mungkin memiliki efek yang sama jika keseluruhan permukaan setiap
partikel dilapisi.

2. Pilih 1 formula sediaan oral suspension yang ada di buku HOMP, kemudian formula
tersebut meliputi preformulasi zat aktif, kekuatan sediaan, fungsi bahan, konsentrasi, cara
pembuatan!

Nama Zat Aktif Nystatin


SIFAT KIMIA

Struktur molekul

(European Pharm )
Bobot molekul 926,1 g/mol (Pubchem)
Sangat sukar larut dalam air;sukar hingga agak sukar larut dalam etanol,
Kelarutan
dalam methanol, dalam n-propanol (FI V)
Sifat keasaman Asam lemah (FI V)
Bentuk kimia ester
pH larutan  Antara 6,0 dan 8,0 lakukan penetapan menggunakan suspense 3% (FI V)
pKa  
pH stabilitas   5,7 (Pubchem)
pH sediaan 4,5 - 6,0 atau jika mengandung gliserin 5,3 - 7,5 (FI V)
Kp / log P  
 Mulai kehilangan aktivitas segera setelah persiapan. Suspensi stabil
selama 10 menit pada pemanasan sampai 100 ˚C pada pH 7; juga stabil
Stabilitas
dalam media alkali sedang,tetapi labil pada pH 9 dan pH 2. Panas, cahaya
dan oksigen mempercepat dekomposisi. (Pubchem)
   
METODE ANALITIK
Spektrum Ultraviolet (FI V) Masukkan lebih kurang 50 mg zat ke dalam
labu tentukur 100-ml bersumbat kaca, tambahkan 25 ml metanol P dan 5
ml asam asetat glasial P untuk melarutkan, encerkan dengan metanol P
sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
Identifikasi
dengan metanol P sampai tanda: spektrum serapan ultraviolet yang
ditetapkan segera, menunjukkan maksimum dan minimum pada pânjang
gelombang yang sarna seperti pada'Nistatin BPFI, menggunakan blangko
larutan asam asetat glasial P dalam metanol P (1 dalam 1000).
Penetapan kadar Kromatografi cair kinerja tinggi / KCKT (FI V)
 
SIFAT FISIKA
Serbuk; kuning hingga cokelat muda; berbau biji-bijian; higroskopik, dan
Pemerian
dapat terpengaruh oleh cahaya, panas dan udara dalam waktu lama. (FI V)
Sifat kristal/
 -
polimorfisme
Ukuran partikel  
Titik leleh  160 ˚C - 250 ˚C (Pubchem)
   
SIFAT TERAPEUTIK
- Kandidiasis

- Pengobatan usus dan esophageal kandidiasis

Indikasi - Pengobatan luka pada mulut

- Pengobatan infeksi vagina

( Martindale 36th ed, P. 543)


Dosis dan aturan - 500 000 UI / 1000 000 UI, 3 atau 4 kali sehari untuk orang dewasa.
pakai Untuk ana-anak 100 000 UI 4 kali sehari.

- Untuk luka pada mulut berikan dosis 100 000 UI 4 kali sehari.

- Untuk infeksi vagina berikan dosis 100 000-200 000 UI selama 14 hari
- Untuk profilaksis berikan dosis 1000 000 UI.

(Martindale 36th ed, p. 543)


Target pasien  Dewasa dan anak-anak
   
PRODUK ORIGINATOR
 Nystan 100,000 units/ml Oral Suspension (Ready-Mixed)

Merek

(Nystanoral.co.uk )
 100,000 units/ml
Kekuatan sediaan
(Medicines.urg.uk)
Formula  Ready mixed oral suspension mengandung 100,000 units
nystatin/ml

 Zat tambahan :

- Etanol

- Gliserin

- Metal parahidroksibenzoat

- Pengatur pH : HCl, NaOH

- Propel parahidroksibenzoat

- Na CMC

- Natrium fosfat
- Sukrosa

- Air (Medicines.urg.uk)

 Obat ini mengandung 100,000 unit nystatin/ml. Digunakan untuk


Pencegahan dan pengobatan infeksi candidal pada rongga mulut,
kerongkongan dan saluran usus. Suspensi ini memberikan
profilaksis yang efektif terhadap kandidosis oral pada mereka yang
lahir dari ibu dengan kandidosis vagina.

 Efek samping : Diare, gangguan pencernaan,mual dan muntah.


Ruam termasuk urtikaria (jarang). Hipersensitivitas, angiodema,
termasuk edema wajah.
Profil produk
 Kontraindikasi : Hipersensitivitas

 Penyimpanan : simpan pada suhu tidak lebih dari 25°C.

 Waktu simpan : 2 tahun

(Medicines.org.uk)
 Nadostine, Mycostatin, Candistin, Kandistatin, Constantia, Enystin,
Produk Fungatin.
competitor yang
lain (BPOM RI dan
DrugBank)

Nama Bahan Fungsi Organoleptis Kelarutan


Nystatin Bahan aktif Serbuk; kuning Sangat sukar larut
hingga cokelat muda; dalam air; sukar
berbau biji-bijian; hingga agak sukar larut
higroskopik, dan dapat dalam etanol, dalam
terpengaruh oleh metanol,
cahaya, panas dan dalam
udara dalam waktu n-propanol, dan
lama. dalam n-butanol; tidak
(FI V) lanit dalam kioroform,
dalam eter dan dalam
benzen.

(FI V)
Sukrosa Sweetening agent Hablur putih atau tidak Sangat mudah larut
(HOPE ed 6th, p. 703) berwarna; dalam air; lebih
massa hablur atau mudah larut dalam air
berbentuk kubus, atau mendidih; sukar larut
serbuk hablur putih; dalam etanol; tidak
tidak berbau; rasa larut dalam
manis, stabil di udara. kioroform dan dalam
Larutannya eter.
netral terhadap (FI V)
lakmus
(FI V)

Larut dalam 500


bagian air, dalam 20
bagian air mendidih,
dalam 3.5 bagian
Serbuk hablur halus,
etanol (95%) dan
Antimicrobial putih, hampir tidak
dalam 3 bagian aseton
preservative berbau, tidak
P, mdah larut dalam
Methyl paraben (pengawet mempunyai rasa agak
eter P dan dalam
antimikroba) membakar diikuti rasa
larutan alkali
(HOPE ed 6th, p.441) tebal.
hidroksida, larut dalam
(FI V)
60 bagian gliserol P
panas dan dalam 40
bagian
minyak lemak nabati
panas. Jika
didinginkan larutan
tetap jernih (FI V).
Antimicrobial
Kristal tak berwarna
preservative Larut dalam aseton,
atau bubuk putih, tak
Propyl paraben (pengawet eter, dan alcohol
berasa
antimikroba) (FI V)
(FI V)
(HOPE p.596)
Kristal, serbuk Larut dalam air
higroskopis, tidak dengan ion logam
Stabilizing agent;
berbau, berwarna divalent dan trivalent
Sorbitol pemanis
putih atau hampir dalam kondisi asam
(HOPE ed 6th, p.679)
tidak berwarna. dan basa kuat.
(FI V) (FI V)
Selulosa mikrokristalin Suspending agent α-selulosa yang Bersifat higroskopis,
th
(MCC) (HOPE ed 6 , p.129) terdepolimerisasi tidak larut dalam air,
sebagian namun mengembang
dan dimurnikan ketika kontak dengan
sampai berwarna air.
putih,
tidak berbau, tidak
berasa, memiliki
derajat
polimerisasi ≤ 350,
dan berbentuk serbuk
kristalin yang terdiri
atas partikel berpori
Gliserin Kosolven dan Cairan; jernih seperti Dapat bercampur
pengawet sirup; tidak berwarna; dengan air dan dengan
th
(HOPE ed 6 , p.283) rasa manis; hanya etanol; tidak larut
boleh berbau khas dalam
lemah (tajam atau kloroform, dalam eter,
tidak enak). dalam minyak lemak
Higroskopik; netral dan dalam minyak
terhadap lakmus. menguap.
(FI V) (FI V)
Karboksimetil selulosa Suspending agent Serbuk atau granul; Mudah terdispersi
th
sodium (HOPE ed 6 , p. 118) putih sampai krem; dalam air membentuk
higroskopik. larutan koloidal;
tidak larut dalam
etanol, eter dan
pelarut organik lain.
Polysorbat 80 Suspending agent dan Cairan seperti Sangat mudah larut
dispersing agent minyak, jernih, dalam air, larutan tidak
(HOPE ed 6 , p. 550) berwarna kuning muda
th
berbau dan praktis
hingga cokelat muda; tidak
bau khas lemah; rasa berwarna; larut dalam
pahit dan hangat. (FI etanol, dalam etil
V) asetat; tidak larut
dalam minyak
mineral. (FI V)
Hablur atau serbuk
hablur, putih, tidak
berbau atau agak
Sweetening agent.
aromatik; rasa sangat
Konsentrasi pada oral
manis walau dalam
syrup : 0.04–0.25%
larutan encer.
(HOPE p.608)
Larutan encernya lebih
Mudah larut dalam air;
kurang 300 kali
Saccharin sodium Dalam formula ini, agak sukar larut dalam
semanis sukrosa.
kosentrasi saccharin etanol. (FI V)
Bentuk serbuk
sodium adalah 0.25%
biasanya mengandung
(memenuhi syarat
sepertiga jumlah
untuk menjadi
teoritis air hidrat
sweetening agent)
akibat perekahan. (FI
V)

Flavor Perasa
Cair hingga kental; Mudah larut dalam air
Dalam formula ini,
rasa manis (FI V) (FI V)
konsentrasi flavour
adalah 0.2%
Alkohol (ethanol Solvent atau pelarut.Cairan mudah Bercampur dengan air
95%) menguap, jernih, tidak
Konsentrasi bervariasi dan praktis bercampur
(HOPE p. 17) benwarna; bau khas dengan semua pelarut
dan organic (FI V)
Dalam formula ini, menyebabkan rasa
kosentrasi Alkohol terbakar pada lidah.
adalah 0.2% Mudah menguap
walaupun pada suhu
(memenuhi syaratrendah dan mendidih
untuk menjadipada suhu 78°,mudah
pelarut) terbakar (FI V)
Sodium hidroksida Alkalizing agent;Putih atau praktis Mudah larut dalam air
(HOPE p. 648) putih, keras, rapuh dan dan dalam etanol. (FI
menunjukkan pecahan V)
hablur. Jika terpapar di
udara, akan cepat
menyerap karbon
dioksida dan lembab.
Massa
melebur, berbentuk
pelet kecil, serpihan
atau batang atau
bentuk lain. (FI V)
Asam hidroklorit Acidifying agent. Cairan tidak Jika diencerkan
(HOPE p. 308) berwarna; berasap;; dengan 2 bagian
bau merangsang. (FI volume air, asap
V) hilang. (FI V)
pH : Antara 5,0
Cairan jernih;
sampai 7,0; lakukan
tidak berwarna; tidak
penetapan secara
berbau. (FI V)
Pelarut dan potensiometrik pada
Water, purified pendispersi larutan yang
(HOPE p.766) ditambahkan 0,30 ml
larutan kalium klorida
P jenuh pada 100 ml
zat
(FI V)
Konsentrasi Eksipien

600
2. x 100 %=60 %
1000
1.8
3. x 100 %=0,18 %
1000
0,2
4. x 100 %=0,02 %
1000
150
5. x 100 %=15 %
1000
5
6. x 100 %=0,5 %
1000
10
7. x 100 %=1 %
1000
2
8. x 100 %=0,2 %
1000
2
9. x 100 %=0,2 %
1000
50
10. x 100 %=5 %
1000
2,5
11. x 100 %=0,25 %
1000
2
12. x 100 %=0,2 %
1000
30
13. x 100 %=3 %
1000
0,174
14. x 100 %=0,0174 %
1000
0,296
15. x 100 %=0,0296 %
1000

Cara pembuatan Nystatin oral suspension


1. Tambahkan 200 gr (200 ml) air ke dalam mixer dan panaskan pada suhu 90 ̊C- 95 ̊C.
Larutkan metil paraben dan propil paraben saat pencampuran. Tambahkan dan larutkan
sukrosa saat pencampuran pada kecepatan 18 rpm.
2. Dinginkan hingga suhunya sekitar 50 -̊ 55 ̊C.
3. Saring sirup. Kumpulkan sirup dalam di dalam stainless steel tangki, pastikan tidak ada sirup
yang tersisa. Lalu bersihkan mixer
4. Pindahkan sirup gula dari stainless steel tangki ke dalam mixer.
5. Tambahkan 100,0 g sorbitol dengan kelarutan 70% ke dalam mixer saat pencampuran.
6. Dispersikan mycrocristallin cellulosa dalam campuran 50 gr (50 ml) air pada suhu 25 ̊-30 ̊C
dan 50 gr sorbitol dalam stainless steel tangki saat proses pengadukan berlangsung.
7. Dispersikan carboxymetilcellulosa sodium dalam gliserin dalam stainless steel tangki sambil
diaduk dengan pengaduk. Tambahkan 30 gr air (30 ml) pada suhu 90 ̊C. Aduk sampai
bercampur rata. Dinginkan hingga 30 ̊C.
8. Pindahkan hasil dispersi dari langkah 3 dan 4 ke mixer. Campur dan homogenkan di bawah
vakum 0,4 hingga 0,6 bar selama 10 menit. Hentikan homogenizer dan lakukan pengadukan
terus menerus.
9. Larutkan polysorabte 80 dalam 50 gr (50 ml) air (50 ̊C) dalam wadah stainless steel sambil
mencampur dengan pengaduk. Tambahkan item 10 ke dalamnya. Bubarkan item 1 sambil
diaduk dengan pengaduk. Dinginkan hingga 30 ̊C. Tambahkan obat dispersi ke dalam mixer
sambil diaduk.
10. Larutkan saccharin sodium dalam 15 gr (15ml) antara suhu 25 ̊-30 ̊C dalam wadah stainless
steel sambil diaduk dengan batang pengaduk. Tambahkan ke mixer saat pencampuran.
11. Tambahkan etanol 95% dan perasa ke dalam mixer saat pencampuran.
12. Homogenkan pada kecepatan tinggi, dan vakum 0,4 hingga 0,6 bar. Campur dan
dihomogenisasi selama 10 menit.
13. Larutkan sodium hydrxide dalam 7 gr (7 ml) air dalam wadah stainless steel. Tambahkan
perlahan ke dalam mixer sambil mencampur.
14. Larutkan asam hidroklorik dengan hati-hati dalam 7 gr (7 ml) air dalam wadah stainless steel.
Perlahan tambahkan jumlah yang diperlukan ke dalam mixer untuk menyesuaikan pH antara
6,8 dan 7,1.
15. Buat volume air, hingga 1 L. Campur selama 5 menit.
Daftar Pustaka
Anonim, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Allen, L. V. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition. Rowe R. C.,
Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Assosiation,
Edison,dkk. 2018. Karakteristik Selulosa Mikrokristalin Dari Rumput Laut Merah Eucheuma
cottonii. Diakses melalui : journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi [5 April 2020/pukul
15:49]
Widia, Ina, dkk. Riview Artikel Selulosa Mikrokristal : Isolasi, Karakterisasi, Dan Aplikasi
Dalam Bidang Farmasetik. Diakses melalui :
http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/13068/pdf [5 April 2020/pukul
15:45]
Al-Achi, Gupta, A. M. R., and Stagner, W. C.. 2013, Integrated Pharmaceutics: Applied
Preformulation, Product Design, and Regulatory Science, John Willey and Sons, New
Jersey.
Alok K, et.al, 2010. Pharmaceutical Suspensions : From Formulating Development to
Manufacturing. AAPS Press. Springer New York.
Aulton M.E., 2002, Pharmaceutics : the science of dosage form design, 2nd ed., Churchill
Livingstone, Edinburgh ;;New York
Budiyanto, Verysa. 2010. Optimasi Formula Sabun Transparan Dengan Humectant Gliserin
Dan Surfaktan Betaine. Diakses melalui :
http://repository.usd.ac.id/17363/2/068114179_Full.pdf [5 April 2020/pukul 20:36]
Martin, A., Swarbick, J., dan A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisik 2. Edisi III. Jakarta: UI
Press.

Anda mungkin juga menyukai