Anda di halaman 1dari 45

ANTIDEPRESAN

KELOMPOK 8 BD

Diya Restina 11181020000078


Arsha Waniza Rusdi 11181020000079
Intan Nur Fauziah 11181020000080
TOPIK PEMBAHASAN

PROFIL OBAT INTERAKSI GOL. SSRI


GOL. SSRI Dengan obat lain
0
1
PROFIL
OBAT
Golongan SSRI
PAROXETINE
Indikasi Indikasi berlabel Pengobatan gangguan depresi mayor (MDD); pengobatan gangguan panik dengan atau tanpa
agorafobia; gangguan obsesif-kompulsif (OCD); gangguan kecemasan sosial (fobia sosial); gangguan kecemasan
umum (GAD); gangguan stres pasca-trauma (PTSD); gangguan disforik pramenstruasi (PMDD)

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap paroxetine atau komponen formulasi apa pun; gunakan dengan atau dalam 14 hari dari
inhibitor MAO; penggunaan bersamaan dengan thioridazine atau pimozide

Peringatan Antidepresan meningkatkan risiko pemikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda
(18-24 tahun) dengan gangguan depresi mayor (MDD) dan gangguan kejiwaan lainnya

Efek Samping Insomnia, sakit kepala, pusing, mual, konstipasi, diare, tremor, diaforesis

Dosis 20 mg sekali sehari, sebaiknya di pagi hari; tingkatkan jika diperlukan dengan peningkatan 10 mg/hari dengan
interval minimal 1 minggu; dosis maksimum: 50 mg/hari

Contoh Sediaan Paxil, Paxeva


di Indonesia

Sumber: Lexicomp. (2009). Drug Information Handbook 17ed


Golongan SSRI
FLUOXETINE
Indikasi Pengobatan gangguan depresi mayor, pengobatan muntah pada pasien dengan bulimia nervosa sedang sampai
berat.

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap pasien yang saat ini menerima inhibitor MAO, pimozide atau thioridazine

Peringatan Antidepresan meningkatkan risiko pemikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak, remaja dan dewasa muda
dengan gangguan depresi berat dan gangguan kejiwaan lainnya

Efek Samping Insomnia, sakit kepala, ansietas, diare, anoreksia, hipertensi

Dosis 20 mg/hari

Contoh Sediaan Lodep


di Indonesia

Sumber: Lexicomp. (2009). Drug Information Handbook 17ed


Golongan SSRI
ESCITALOPRAM
Indikasi Depresi mayor, gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia, gangguan ansietas secara umum, gangguan ansietas
sosial (fobia sosial), gangguan obsesif konvulsif.

Kontraindikasi Hipersensitivitas, penggunaan bersama dengan penghambat MAO (nonselektif dan ireversibel), dan pimozid.

Peringatan Antidepresan meningkatkan risiko pikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda (18-24
tahun) dengan gangguan depresi mayor (MDD) dan gangguan kejiwaan lainnya, harus dipertimbangkan risikonya
sebelum meresepkan. Escitalopram tidak disetujui FDA untuk digunakan pada anak-anak.

Efek Samping Mual, penurunan dan peningkatan nafsu makan, peningkatan berat badan, insomnia, pusing, tremor, sinusitis, diare,
konstipasi, muntah, mulut kering, peningkatan keringat.

Dosis Satu kali sehari 10 mg, dengan atau tanpa makanan. Maksimal 20 mg satu kali sehari.

Contoh Sediaan di Cipralex


Indonesia

Sumber: Lexicomp. (2009). Drug Information Handbook 17ed


Golongan SSRI
SETRALINE
Indikasi Depresi, kelainan obsesif-kompulsif (OCD), kelainan stres post-trauma (post traumatic stress disorder).

Kontraindikasi Hipersensitivitas komponen obat, penggunaan bersama dengan inhibitor monoamin oksidase (MAOIs) dan
penggunaan bersama dengan pimozide.

Peringatan Antidepresan meningkatkan risiko pikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda dengan
gangguan depresi mayor (MDD) dan gangguan kejiwaan lainnya, harus dipertimbangkan risikonya sebelum
meresepkan. Sertraline tidak disetujui FDA untuk digunakan pada anak-anak dengan gangguan depresi mayor
(MDD). Namun, disetujui untuk pengobatan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) pada anak 6 tahun.

Efek Samping Takikardia, hipotensi postural, amnesia, perilaku agresif, psikosis, pankreatitis, hepatitis, kegagalan hati..

Dosis Depresi dan OCD: dosis awal 50 mg per hari, naikkan dosis jika perlu sebesar 50 mg dalam beberapa minggu hingga
maksimum 200 mg per hari. Kelainan stres post-trauma (post traumatic stress disorder): dosis awal 25 mg per hari,
naikkan setelah satu minggu menjadi 50 mg per hari

Contoh Sediaan di Sernade, Zerlin, Fridep, Iglodep, Serlof, Zoloft, Fatral, Antipres.
Indonesia

Sumber: Lexicomp. (2009). Drug Information Handbook 21ed


Golongan SSRI
SITALOPRAM
Indikasi Penyakit depresi, gangguan panik

Kontraindikasi SSRI tidak boleh digunakan jika pasien memasuki fase manik
Hindari penggunaan Citalopram secara bersamaan dengan salah satu dari berikut: Artemeter; Konivaptan; Dronedaron;
lobenguan.

Peringatan Antidepresan meningkatkan risiko pemikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda (berusia 8-
24 tahun) dengan gangguan depresi mayor (MOD) dan gangguan kejiwaan lainnya;

Efek Samping Palpitasi, takikardia, hipotensi postural, batuk, rasa bingung, gangguan konsentrasi, malaise, amnesia, migrain, paraestesia,
mimpi yang abnormal, gangguan pengecapan, peningkatan salivasi, rinitis, tinnitus, poliuria, gangguan mikturisi, euforia;
memberikan efek yang berlawanan berupa peningkatan depresi pada saat awal terapi pada gangguan panik (kurangi dosis).

Dosis Penyakit depresi, 20 mg satu kali sehari pada pagi hari atau malam, ditingkatkan jika perlu hingga maksimal 60 mg sehari
(LANSIA, maksimal 40 mg per hari); ANAK dan REMAJA di bawah 18 tahun, tidak direkomendasikan. Gangguan panik,
dosis awal 10 mg sehari ditingkatkan hingga 20 mg setelah 7 hari, dosis lazim 20-30 mg sehari; maksimal 60 mg sehari
(LANSIA, maksimal 40 mg per hari); ANAK dan REMAJA di bawah 18 tahun, tidak direkomendasikan.

Contoh Sediaan di Cipram


Indonesia
Golongan SSRI
FLUVOXAMINE
Indikasi Depresi

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap fluvoxamine atau lainnya komponen formulasi; penggunaan bersamaan dengan
alosetron, pimozide, ramelieon, thioridazine, atau tizanidine; menggunakan dengan atau dalam 14 hari dari
inhibitor MAO

Peringatan Penyakit jantung, epilepsi (hindari bila sulit dikendalikan), bersama dengan terapi elektro syok, riwayat mania,
gangguan hati dan ginjal, hamil dan menyusui,hindari penghentian mendadak, dapat menyebabkan penurunan
denyut jantung.

Efek Samping Saluran cerna, reaksi hipersensitivitas, mulut kering, gugup, cemas, nyeri kepala, insomnia, palpitasi, tremor,
bingung, pusing, hipotensi, hipomania atau mania, mengantuk, astenia, kejang, demam, disfungsi seksual,
berkeringat, gangguan gerak dan diskinesia, sindrom neuroleptik maligna, hiponatremia, gangguan fungsi hati,
anemia aplastika, gangguan peredaran darah otak, ekomosis, pneumonia eusinofilik, hiperprolaktinemia, anemia
hemolitik, pankreatitis, pansi?openia, kecenderungan bunuh diri, trombositopenia, purpura trombositopenik,
perdarahan vagina pada pemutusan obat, perilaku kekerasan, rambut rontok

Dosis Dosis awal 100 mg/hari. Maksimal: 300 mg/hari, dosis terbagi. ANAK: tidak dianjurkan.

Contoh Sediaan di Luvox


Indonesia
02
INTERAKSI
ssri
Dengan obat
lain
Golongan NSAID
IBUPROFEN
Indikasi
Nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri pasca
bedah, sakit kepala, gejala artritis reumatoid, gejala osteoartritis, gejala juvenile artritis reumatoid,
menurunkan demam pada anak.

Kontraindikasi
Tidak dianjurkan pada lansia, kehamilan, persalinan, menyusui, pasien dengan perdarahan, ulkus,
perforasi pada lambung, gangguan pernafasan, gangguan fungsi jantung, gangguan fungsi ginjal,
gangguan fungsi hati, hipertensi tidak terkontrol, hiperlipidemia, diabetes melitus, gagal jantung
kongestif, penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskular, penyakit arteri periferal, dehidrasi,
meningitis aseptik.

Mekanisme Kerja
Menghambat siklooksigenase-1 dan siklooksigenase-2

Peringatan
Kehamilan trimester akhir, pasien dengan ulkus peptikum (ulkus duodenum dan lambung),
hipersensitivitas, polip pada hidung, angioedema, asma, rinitis, serta urtikaria ketika menggunakan
asam asetilsalisilat atau AINS lainnya.
Efek Samping Umum: pusing, sakit kepala, dispepsia, diare, mual, muntah, nyeri abdomen, konstipasi,
hematemesis
Tidak umum: rinitis, ansietas, insomnia, somnolen, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran,
tinnitus, vertigo, asma, dispnea, ulkus mulut, perforasi lambung, ulkus lambung, gastritis, hepatitis,
gangguan fungsi hati, urtikaria, purpura, angioedema, nefrotoksik, gagal ginjal.
Jarang: meningitis aseptik, gangguan hematologi, reaksi anafilaktik, depresi, kebingungan, neuritis
optik, neuropati optik, edema.
Sangat jarang: pankreatitis, gagal hati, reaksi kulit , gagal jantung, infark miokard, hipertensi.

Dosis Dewasa, dosis yang dianjurkan 200-250 mg 3-4 kali sehari. Anak 1-2 tahun, 50 mg 3-4 kali sehari.
3-7 tahun, 100-125 mg 3-4 kali sehari. 8-12 tahun, 200-250 mg 3-4 kali sehari. Tidak boleh
dipergunakan pada anak dengan berat badan kurang dari 7 kg. Sebaiknya diminum setelah makan.
Osteoartritis, artritis reumatoid. 1200 mg – 1800 mg 3 kali sehari. Eksaserbasi akut. Dosis
maksimum 2400 mg/hari, jika kondisi sudah stabil selanjutnya dosis dikurangi hingga maksimum
1800 mg/hari.

Contoh Sediaan di Axofen, Bigestan,Novaxifen


Indonesia
Golongan NSAID
NATRIUM DIKLOFENAK
Indikasi
sebagai terapi awal dan akut untuk rematik yang disertai inflamasi dan degeneratif (artritis
rematoid, ankylosing spondylitis, osteoartritis dan spondilartritis), sindroma nyeri dan kolumna
vertebralis, rematik non-artikular, serangan akut dari gout; nyeri pascabedah

Kontraindikasi
Hipersensitivitas pada diklofenak atau zat pengisi lain, ulkus, pendarahan, atau perforasi usus atau
lambung, trimester terakhir kehamilan, gangguan fungsi hepar, ginjal, jantung (lihat Peringatan di
atas); Kontraindikasi pada penggunaan secara intravena antara lain penggunaan bersama dengan
AINS atau antikoagulan (termasuk heparin dosis rendah), riwayat hemorragic diathesis, riwayat
perdarahan serebrovaskular yang sudah maupun belum dipastikan, pembedahan yang berisiko
tinggi menyebabkan pendarahan, riwayat asma, hipovolemi, dehidrasi. Diklofenak kontraindikasi
untuk pengobatan nyeri peri-operatif pada operasi CABG (coronary artery bypass graft).

Mekanisme Kerja
Menghambat siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat
Peringatan AINS dapat meningkatkan risiko kejadian trombotik kardiovaskuler serius, infark miokard, dan stroke, yang
dapat fatal. Kejadian ini meningkat dengan lama penggunaan. Pasien dengan penyakit kardiovaskuler atau
faktor risiko penyakit kardiovaskuler mempunyai risiko lebih besar. AINS dapat meningkatkan ririko
kejadian efek samping gastrointestinal serius seperti pendarahan lambung, ulserasi, dan perforasi usus dan
lambung, yang dapat fatal. Kejadian ini tidak dapat diduga sebelumnya dan tidak pasti kapan terjadinya.
Pasien usia lanjut mempunyai risiko lebih besar untuk efek samping gastrointestinal ini. Penggunaan topikal
mungkin memberikan efek samping sistemik lebih kecil daripada penggunaan oral, namun demikian
penggunaan gel jangka lama pada daerah kulit yang luas dapat menimbulkan efek samping sistemik.
Sediaan topikal sebaiknya hanya diusapkan pada kulit yang sehat dan utuh.

Efek Samping supositoria bisa mengakibatkan iritasi rektum; reaksi pada tempat penyuntikan.

Dosis oral, 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis, sebaiknya setelah makan. Injeksi intramuskular dalam ke dalam otot
panggul, untuk nyeri pascabedah dan kambuhan akutnya, 75 mg sekali sehari (pada kasus berat dua kali
sehari) untuk pemakaian maksimum 2 hari.Kolik ureter, 75 mg kemudian untuk 75 mg lagi 30 menit
berikutnya bila perlu.Infus intravena, lihat 15.1.4.2 Rektal dengan supositoria, 75-150 mg per hari dalam
dosis terbagiDosis maksimum sehari untuk setiap cara pemberian 150 mg.ANAK 1-12 tahun, juvenil
artritis, oral atau rektal, 1-3 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi (25 mg tablet salut enterik, hanya supositoria
12,5 mg dan 25 mg).

Contoh Sediaan di Abdiflam,Araclof,Diklovit


Indonesia
Golongan NSAID
INDOMETASIN

Indikasi
nyeri dan peradangan sedang sampai berat pada kasus reumatik dan gangguan muskuloskeletal akut
lainnya; gout akut; dismenorea, penutupan duktus arteriosus

Kontraindikasi
Gangguan psikiatris dan penderita penyakit lambung

Mekanisme Kerja
Menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin

Peringatan
hati-hati juga pada kasus epilepsi, parkinsonismus, gangguan kejiwaan; pada terapi yang lama
pemeriksaan mata dan darah sangat dianjurkan; hindari pemberian rektal pada proktitis dan
hemoroid; menyusui
Efek Samping
sering terjadi gangguan cerna (termasuk diare), sakit kepala, pusing dan kepala terasa ringan; tukak
dan pendarahan pada lambung dan usus; mengantuk (jarang), bingung, insomnia, kejang,
goncangan kejiwaan, depresi, gangguan darah sinkop (terutama trombositopenia), hipertensi,
hiperglikemia, pandangan kabur, deposit kornea, neuropati periferal, dan penyempitan usus;
supositoria bisa menyebabkan iritasi rektum dan kadang terjadi perdarahan.

Dosis
oral, penyakit reumatik, 50-200 mg sehari dalam dosis terbagi, bersama makanan; ANAK: tidak
dianjurkanGout akut, 150-200 mg sehari dalam dosis terbagiDismenorea, hingga 75 mg sehari.
Rektal dalam bentuk supositoria, 100 mg pada malam hari dan pagi hari jika diperlukan; ANAK:
tidak dianjurkan. Menggabungkan pengobatan oral dan rektal, maksimum dosis total sehari 150-
200 mg.

Contoh Sediaan di
Dialon
Indonesia
INTERAKSI NSAID DENGAN SSRI

Penggunaan kombinasi SSRI dan NSAID sangat meningkatkan risiko efek samping gastrointestinal (peptic ulcer)
dan harus dihindari. Kombinasi antidepresan non selektif dan NSAID tidak memiliki efek ini

SSRI saja meningkatkan risiko efek samping gastrointestinal. SSRI memblokir reuptake serotonin oleh trombosit,
mengakibatkan gangguan fungsi hemostatik.

Penggunaan bersama antagonis reseptor H2 dalam dosis tinggi, penghambat pompa proton, dan analog
prostaglandin dapat dipertimbangkan.
WARFARIN
Indikasi
profilaksis embolisasi pada penyakit jantung rematik dan fibrilasi atrium; profilaksis setelah
pemasangan katup jantung prostetik; profilaksis dan pengobatan trombosis vena dan embolisme
paru; serangan iskemik serebral yang transien.

Kontraindikasi
kehamilan, tukak peptik, hipertensi berat, endokarditis bakterial

Mekanisme Kerja
Menghambat memproduksi vit.K oleh vit.K epoksida reduktase

Peringatan
gangguan hati dan ginjal, baru saja mengalami pembedahan, menyusui, hindari sari buah cranberi.

Efek Samping
perdarahan; hipersensitivitas, ruam kulit, alopesia, diare, hematokrit turun, nekrosis kulit, purple
toes, sakit kuning, disfungsi hati; mual, muntah, pankreatitis.
Dosis
Pemberian warfarin harus diukur berdasarkan penetapan "quick onestage prothrombin time" atau
thrombotest. Tingkat lazim untuk terapi antikougulan penunjang adalah 2 kali lebih besar atau lebih
kecil dari "normal quick one-stage prothrombin time" atau 15-30% nilai normal pada "converted
cougulation activity" atau kurang lebih 10% dari normal pada thrombotest.

Dosis yang lazim pada orang dewasa adalah 10 mg sehari selama 2 sampai 4 hari dengan
penyesuaian setiap hari berdasarkan hasil penetapan waktu protombin, terapi lanjutan dengan dosis
penunjang 2-10 mg sekali sehari.

Contoh Sediaan di Simarc


Indonesia
INTERAKSI WARFARIN DENGAN SSRI
SSRI akan meningkatkan efek antikoagulan dari warfarin

penggunaan bersamaan SSRI dengan warfarin atau heparin perlu penyesuaian dosis dengan menurunkan dosis
warfarin
ASPIRIN
Indikasi Nyeri ringan sampai sedang, demam, Stroke iskemik akut, Angina pektoris, Infark miokard.

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap aspirin atau NSAID lainnya. Ulkus peptikum, penyakit hemoragik, gangguan
koagulasi (misalnya hemofilia, trombositopenia), asam urat. Gangguan hati dan ginjal yang parah.

Mekanisme Kerja Aspirin adalah salisilat yang menunjukkan aktivitas analgesik, anti-inflamasi, dan antipiretik. Ini adalah
inhibitor selektif dan ireversibel enzim siklooksigenase-1 (COX-1) yang mengakibatkan penghambatan
langsung biosintesis prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. Selain itu, juga menghambat
agregasi trombosit.

Peringatan Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan trombosit dan perdarahan, disfungsi ginjal, dehidrasi,
gastritis erosif, atau penyakit tukak lambung. Penggunaan etanol berat dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Hindari penggunaan pada gagal ginjal berat atau pada gagal hati berat.

Efek Samping Anemia, trombositopenia, dispepsia, mual, muntah, pusing, kebingungan, ruam, urtikaria.

Dosis Stroke iskemik akut, Angina pektoris, Infark miokard: 150-300 mg.
Demam, Nyeri ringan sampai sedang:
Awalnya, 300-900 mg, diulang 4-6 jam sesuai kebutuhan klinis. Maks: 4 gr setiap hari.

Contoh Sediaan di Aspilets, Contrexyn, Minigrip, Remasal, Miniaspi 80, Farmasal, Bodrexin, Inzana.
Indonesia
INTERAKSI ASPIRIN DENGAN SSRI
Gunakan SSRI dengan hati-hati – jika tidak ada alternatif yang cocok dapat diidentifikasi, tawarkan obat
gastroprotektif bersama dengan SSRI

Penggunaan SSRI dengan aspirin dapat meningkatkan resiko perdarahan saluran cerna.

Pertimbangkan penggunaan trazodone, mianserin atau reboxetine ketika aspirin digunakan sebagai agen
tunggal
TRIPTAN drugs for migrain
ELETRIPTAN
Indikasi Pengobatan migrain akut, dengan atau tanpa aura

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap eletriptan atau komponen formulasi apa pun; adalah penyakit jantung kimia atau
tanda atau gejala penyakit jantung kimia; sindrom serebrovaskular; sindrom pembuluh darah perifer;
hipertensi yang tidak terkontrol

Mekanisme Kerja Agonis selektif untuk serotonin (5-HT1B, 5-HT1D, 5-HT1F reseptor) di arteri kranial; menyebabkan
vasokonstriksi dan mengurangi peradangan steril yang terkait dengan transmisi saraf antidromik yang
berkorelasi dengan menghilangkan migrain

Peringatan Hanya diindikasikan untuk pengobatan migrain akut; jika pasien tidak menanggapi dosis pertama,
diagnosis migrain harus dipertimbangkan kembali.

Efek Samping Reaksi alergi, angina, aritmia, ataksia, kebingungan, konstipasi, depersonalisasi, diare

Dosis Oral: 20-40 mg; jika sakit kepala membaik tetapi kembali, dosis dapat diulang setelah 2 jam berlalu sejak
dosis pertama; maksimum 80 mg/hari

Contoh Sediaan di
Indonesia

Sumber: Lexicomp. (2009). Drug Information Handbook 17ed; Medscape


TRIPTAN drugs for migrain
ALMOTRIPTAN
Indikasi Pengobatan migrain akut, dengan atau tanpa aura

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap almotriptan atau komponen formulasi apa pun; digunakan sebagai terapi
profilaksis untuk migrain; migrain hemiplegia atau basilar; sakit kepala cluster

Mekanisme Kerja Mekanisme Aksi Agonis selektif untuk serotonin (5-HT1B, 5-HT1D, 5-HT1F reseptor) di arteri kranial;
menyebabkan vasokonstriksi dan mengurangi peradangan steril yang terkait dengan transmisi saraf
antidromik yang berkorelasi dengan menghilangkan migrain

Peringatan Hanya diindikasikan untuk pengobatan migrain akut; jika pasien tidak menanggapi dosis pertama,
diagnosis migrain harus dipertimbangkan kembali.

Efek Samping Koordinasi abnormal, kecemasan, artralgia, radang sendi, sakit punggung, bronkitis, nyeri dada, menggigil,
diare

Dosis Dewasa: Oral: Awal: 6,25-12,5 mg dalam dosis tunggal; jika sakit kepala kembali, ulangi dosis setelah 2
jam; tidak lebih dari 2 dosis dalam periode 24 jam

Contoh Sediaan di Almotriptan


Indonesia

Sumber: Lexicomp. (2009). Drug Information Handbook 17ed; Medscape


TRIPTAN drugs for migrain
SUMATRIPTAN
Indikasi Pengobatan migrain akut, dengan atau tanpa aura

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap naproxen, aspirin, NSAID lainnya, atau komponen formulasi apa pun; pasien
dengan riwayat penyakit jantung kimia atau tanda atau gejala penyakit jantung kimia

Mekanisme Kerja Agonis selektif untuk serotonin (5-HT1D reseptor) di arteri kranial menyebabkan vasokonstriksi dan
mengurangi peradangan yang terkait dengan transmisi saraf antidromik yang berkorelasi dengan
menghilangkan migrai

Peringatan Hanya diindikasikan untuk pengobatan migrain akut; jika pasien tidak menanggapi dosis pertama,
diagnosis migrain harus dipertimbangkan kembali

Efek Samping Anemia, kecemasan, asma, gangguan perhatian, sakit punggung, memar, rasa terbakar, jantung berdebar

Dosis Dewasa: Oral: 1 tablet (sumatriptan 85 mg dan naproxen 500 mg). Jika respon yang memuaskan belum
diperoleh pada 2 jam, dosis kedua dapat diberikan (maksimum: 2 tablet/24 jam).

Contoh Sediaan di Tryptamin


Indonesia

Sumber: Lexicomp. (2009). Drug Information Handbook 17ed; Medscape


INTERAKSI TRIPTAN DRUGS DENGAN SSRI
Obat golongan triptan dapat beresiko tinggi meningkatkan efek serotonergik

Kadar serotonin yang lebih tinggi daripada kadar serotonin yang diamati dengan penggunaan SSRI atau
triptan saja, yang berpotensi menyebabkan sindrom serotonin.
GOL. MonOamin Oxidase B
inhibitor SELEGLINE
Indikasi Pengobatan gangguan depresi mayor (produk trans dermal)

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap selegiline atau komponen formulasi apa pun; penggunaan meperidin secara
bersamaan; Feokromositoma ; penggunaan bersama bupropion, SSRI dan SNRI, antidepresan trisiklik,
buspiron, tramadol, propoksifen

Mekanisme Kerja Penghambatan selektif MAO tipe B, yang memainkan peran utama dalam metabolisme dopamin;dapat
meningkatkan aktivitas dopaminergik dengan mengganggu reuptake dopamin di sinaps.

Peringatan Gangguan Ginjal, Gangguan Hati

Efek Samping Pusing, Insomnia, Mual, Hipotensi

Dosis Depresi: Transdermal: Awal : 6 mg/24 jam sekali sehari; dapat dititrasi berdasarkan respons klinis dengan
peningkatan 3 mg/hari setiap 2 minggu hingga maksimum 12 mg/24 jam

Contoh Sediaan di
Indonesia

Sumber: Lexicomp. (2009). Drug Information Handbook 17ed; Medscape


GOL. MonOamin Oxidase B inhibitor
RASAGILINE
Indikasi Monoterapi awal atau sebagai tambahan untuk levodopa dalam pengobatan penyakit Parkinson idiopatik

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap rasagiline atau komponen formulasi apa pun; penggunaan bersamaan amfetamin, tramadol ,
propoksifen, metadon, dekstrometorfan, St John's wort, mirtazapine, cyclobenzaprine, atau amina simpatomimetik;
penggunaan meperidine atau inhibitor MAO lainnya dalam 14 hari rasagiline

Mekanisme Kerja Inhibitor ireversibel dan selektif dari otak monoamine oksidase (MAO) tipe B, yang memainkan peran utama dalam
katabolisme dopamin. Penghambatan penipisan dopamin di daerah striatal otak mengurangi defisit motorik gejala
penyakit Parkinson.

Peringatan Menyebabkan halusinasi; Risiko melanoma dapat ditingkatkan dengan rasagiline; Dapat menyebabkan hipotensi
ortostatik

Efek Samping Mual, Depresi, Halusinasi, Dyskinesia

Dosis Monoterapi: 1 mg sekali sehari


Terapi tambahan dengan levodopa : Awal : 0,5 mg sekali sehari; dapat meningkat menjadi 1 mg sekali sehari
berdasarkan respons dan tolerabilitas

Contoh Sediaan di -
Indonesia

Sumber: Lexicomp. (2009). Drug Information Handbook 17ed; Medscape


GOL. MonOamin Oxidase B
inhibitor MOCLOBEMIDE
Indikasi Meredakan gejala penyakit depresi

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap moclobemide atau komponen formulasi apa pun; hipertensi yang tidak
terkontrol; penyakit hati; keadaan bingung; penggunaan bersamaan simpatomimetik. inhibitor MAO,
meperidine, anti depresan trisiklik, SSRI

Mekanisme Kerja Meningkatkan aktivitas dopaminergik dengan mengganggu reuptake dopamin di sinaps

Peringatan Gangguan Ginjal, Gangguan Hati

Efek Samping Pusing, Kesulitan untuk tidur, Anxiety, Takikardia, Mual, Hipotensi

Dosis Oral : Awal : 300 mg/hari dalam 2 dosis terbagi ; ditingkatkan secara bertahap hingga maksimum 600
mg/hari. Catatan: respon individu pasien memungkinkan pengurangan dosis harian dalam terapi jangka
panjang.

Contoh Sediaan di Aurorix


Indonesia

Sumber: Lexicomp. (2009). Drug Information Handbook 17ed; Medscape


INTERAKSI MONOAMIN OXIDASE B
DENGAN SSRI
Penggunaan dengan SSRI dihindari karena dapat menyebabkan gejala sindrom serotonin, dimana kondisi
ketika kadar serotonin dalam tubuh terlalu banyak.
TEOFILIN
Indikasi Obstruksi saluran napas reversibel, asma akut berat.

Kontraindikasi Porfiria, infark miokard baru-baru ini, takiaritmia akut. Penggunaan bersamaan dengan efedrin (pada
anak <6 tahun atau dengan berat badan <22 kg).

Mekanisme Teofilin adalah xanthine yang merangsang pernapasan, melemaskan otot polos bronkus dan menekan
Kerja respons saluran udara terhadap rangsangan (aktivitas profilaksis non-bronkodilator). Meskipun
mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, diharapkan untuk memberikan efeknya melalui
penghambatan fosfodiesterase dan peningkatan adenosin monofosfat siklik intraseluler (cAMP).

Peringatan Kurangi dosis pada penderita penyakit jantung, hipertensi, hipertiroidisme, tukak lambung, gangguan
fungsi hati

Efek Samping Takikardia, palpitasi, mual dan gangguan saluran cerna yang lain, sakit kepala, stimulasi sistem saraf
pusat, insomnia, aritmia, dan konvulsi terutama bila diberikan melalui injeksi intravena cepat.

Dosis Dewasa: 130-150 mg, jika diperlukan dapat dinaikkan menjadi 2 kalinya.
Anak: 6-12 tahun: 65-150 mg, kurang dari 1 tahun: 65-75 mg, 3-4 kali sehari sesudah makan.

Contoh Sediaan Asmadex, Asmano, Neo napacin, Teosal, Theobron.


di Indonesia
INTERAKSI TEOFILIN DENGAN SSRI
Fluvoxamine Fluvoxamine dapat secara signifikan meningkatkan kadar teofilin dalam
darah, yang dapat menyebabkan efek samping yang berpotensi serius
dan mengancam jiwa.
CLOZAPINE
Indikasi Skizofrenia (termasuk psikosis pada penyakit Parkinson) pada pasien yang tidak respon atau
intoleran dengan obat antipsikotik konvensional dan perilaku bunuh diri pada skizofrenia.

Kontraindikasi Kelainan jantung berat, kerusakan ginjal berat, kelainan sumsum tulang, keracunan obat, koma atau
depresi SSP berat, epilepsi tidak terkontrol, kehamilan dan menyusui.

Mekanisme Kerja Clozapine adalah turunan dibenzodiazepine. Ia memiliki aktivitas penghambat reseptor dopamin
yang lemah pada D1 , D2 , D3 dan D5 tetapi memiliki afinitas tinggi terhadap D4. Ia juga memiliki
sifat penghambat -adrenergik, antimuskarinik, antihistamin, antiserotonergik dan sedatif.

Peringatan Monitor jumlah leukosit dan hitung jenis, hentikan bertahap neuroleptik konvensional sebelum
memulai terapi. Lansia (tidak diindikasikan untuk digunakan pada psikosis terkait demensia).

Efek Samping Konstipasi, hipersalivasi, mual, muntah; takikardia, perubahan pada EKG, hipertensi; mengantuk,
pandangan kabur, sakit kepala, tremor, gangguan pengaturan suhu, demam

Dosis Dewasa >16 tahun: 12,5 mg 1 atau 2 kali pada hari pertama lalu 25-50 mg pada hari ke 2 dan
dinaikkan bertahap (jika ditoleransi dengan baik).

Contoh Sediaan di Clorilex, Clozapine, Clozaril, Clozer, Cycozam, Nuzip, Sizoril


Indonesia
INTERAKSI CLOZAPIN DENGAN SSRI
Citalopram, Escitalopram, Dapat meningkatkan risiko irama jantung tidak teratur yang
Sertraline mungkin serius dan mengancam jiwa, meskipun efek
sampingnya relatif jarang.

Fluoxetine, Paroxetine Fluoxetine dapat meningkatkan efek clozapine.


METADHONE
Indikasi Indikasi berlabel Penatalaksanaan nyeri sedang hingga berat; detoksifikasi dan perawatan perawatan kecanduan
opioid (jika digunakan untuk detoksifikasi dan perawatan perawatan kecanduan narkotika, itu harus menjadi
bagian dari program yang disetujui FDA).

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap metadon atau komponen formulasi apa pun; depresi pernapasan (dengan tidak adanya
peralatan resusitasi atau dalam pengaturan yang tidak terpantau); asma bronkial akut atau hiperkarbia; ileus
paralitik; penggunaan selegiline secara bersamaan.

Mekanisme Kerja Mengikat reseptor opiat di SSP, menyebabkan penghambatan jalur nyeri menaik, mengubah persepsi dan respons
terhadap nyeri; menghasilkan depresi SSP umum

Peringatan Memperpanjang interval QTc dan meningkatkan risiko torsade de pointes (TdP) atau suatu gangguan irama
jantung, hipotensi, dan depresi SSP

Efek Samping Konstipasi dan berkeringat

Dosis Oral: Awal: 2,5-10 mg setiap 8-12 jam; administrasi yang lebih sering mungkin diperlukan selama inisiasi untuk
mempertahankan analgesia yang memadai. Interval dosis dapat berkisar dari 4-12 jam, karena durasi analgesia
relatif singkat selama hari-hari pertama terapi, tetapi meningkat secara substansial dengan pemberian lanjutan.

Contoh Sediaan di Metadon DnE


Indonesia
INTERAKSI METADHONE DENGAN SSRI
Analgesik (Opioid) dapat meningkatkan efek serotonergik dari SSRI. Ini dapat menyebabkan
sindrom serotonin
TIZAMIDIN
Indikasi Relaksan otot rangka digunakan untuk pengobatan kelenturan otot

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap tizanidine atau komponen formulasi apa pun; terapi bersamaan dengan
ciprofloxacin atau fluvoxamine (inhibitor CYP1A2 kuat)

Mekanisme Kerja Meningkatkan penghambatan presinaptik neuron motorik

Peringatan Efek hati, Hipotensi, Sedasi, Halusinasi visual, Gangguan hati, Gangguan ginjal

Efek Samping Hipotensi, Somnolen, Pusing, Xerostomia, Kelemahan

Dosis Dosis awal biasa: 4 mg, dapat ditingkatkan 2-4 mg sesuai kebutuhan untuk pengurangan tonus otot
yang memuaskan setiap 6-8 jam hingga maksimum 3 dosis dalam periode 24 jam
Kisaran: 2-4 mg 3 kali / hari
Maksimum: 36 mg/hari

Contoh Sediaan di Tizacom, Tizanidin


Indonesia
INTERAKSI TIZAMIDIN DENGAN SSRI
Tidak digunakan bersama fluvoxamine, karena fluvoxamine menginhibisi dengan kuat CYP1A2
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi obat dalam serum yang dapat meningkatkan toksisitas obat
PROPAFENONE
Indikasi Digunakan untuk memperpanjang waktu kekambuhan paroxysmal atrial fibrillation/flutter (PAF)
yang terkait dengan gejala penonaktifan pada pasien tanpa penyakit jantung struktural. Juga
digunakan untuk pengobatan aritmia ventrikel terdokumentasi yang mengancam jiwa, seperti
takikardia ventrikel berkelanjutan.

Kontraindikasi Gagal jantung kongestif yang tidak terkontrol, syok kardiogenik (kecuali jika terinduksi karena
aritmia), bradikardia berat, gangguan keseimbangan elektrolit, penyakit obstruksi paru berat,
hipotensi berat, miastenia gravis, gangguan konduksi atrium, disfungsi nodus sinus (kecuali yang
dapat dihindari dengan pacu jantung), AV block derajat dua atau yang lebih berat, bundle branch
block or distal block.

Mekanisme Kerja Efek elektrofisiologis propafenon memanifestasikan dirinya dalam pengurangan kecepatan
upstroke (Fase 0) dari potensial aksi monophasic.

Peringatan Gagal jantung, lansia, pasien yang menggunakan pacu jantung, sangat hati-hati pada pasien
obstruksi pernafasan akibat penggunaan beta bloker (dikontraindikasikan jika berat), gangguan
fungsi hati
Efek Samping
Efek antimuskarinik termasuk konstipasi, pandangan kabur, dan mulut kering; telah dilaporkan
pusing, mual dan muntah, letih, mulut terasa pahit, diare, sakit kepala, dan reaksi alergi kulit;
hipotensi postural, terutama pada lansia; bradikardi, sino-atrial, penghambatan atrioventrikel atau
intraventrikel, efek aritmogenik (pro-aritmia), jarang terjadi: reaksi hipersensitivitas (kolestasis,
gangguan darah, sindrom lupus), kejang; juga dilaporkan mioklonik.

Dosis
Berat badan lebih dari atau sama dengan 70 kg, dosis awal 150 mg 3 kali sehari sesudah makan, di
rumah sakit, yang langsung diikuti dengan monitoring EKG dan tekanan darah (jika perpanjangan
interval QRS lebih dari 20%, dosis dikurangi atau dihentikan hingga EKG kembali ke normal);
dosis dapat ditingkatkan menjadi 300 mg 2 kali sehari, dengan interval waktu sekurangnya 3 hari
dan jika diperlukan, ditingkatkan menjadi maksimal 300 mg 3 kali sehari; Berat badan di bawah 70
kg, dosis dikurangi; Lansia, dapat merespons dosis yang lebih rendah.

Contoh Sediaan di
Indonesia
INTERAKSI PROPAFENONE DENGAN SSRI
Interaksi moderat flecainide atau propafenone dengan citalopram, doxepin, atau escitalopram dimana kombinasi
Antiaritmia Kelas IC yang memperpanjang QT (Risiko Sedang) dapat meningkatkan efek perpanjangan QT dari
Antidepresan yang memperpanjang QT (Risiko Sedang).

Monitor pemanjangan interval QTc dan aritmia ventrikel (termasuk torsades de pointes) bila obat ini digabungkan.
Pasien dengan faktor risiko lain (misalnya, usia yang lebih tua, jenis kelamin perempuan, bradikardia,
hipokalemia, hipomagnesemia, penyakit jantung, dan konsentrasi obat yang lebih tinggi) cenderung berisiko lebih
besar untuk toksisitas yang berpotensi mengancam jiwa.
ATOMOXETINE
Indikasi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Kontraindikasi Hipersensitif, glaukoma sudut sempit; pemberian bersama dengan penghambat MAO.

Mekanisme Kerja Atomoxetine adalah penghambat yang sangat selektif dan kuat dari transporter noradrenalin pra-
sinaptik dengan sedikit atau tanpa aktivitas di pompa reuptake neuron atau situs reseptor lainnya.

Peringatan Gunakan dengan hati-hati pada pasien penderita hipertensi, takikardia, penyakit jantung, riwayat
kejang dan anak di bawah 6 tahun.

Efek Samping Rasa tidak nyaman di perut, nafsu makan berkurang, mual, muntah, pusing, kelelahan, suasana hati
mudah berubah, konstipasi, mulut kering, gangguan tidur.

Dosis Dewasa dan anak/remaja dengan berat badan >70 kg: dosis harian total 40 mg dan ditingkatkan
setelah minimum 3 hari. Dosis maksimum 100 mg.
Anak/remaja dengan berat badan hingga 70 kg: dosis harian total 0,5 mg/kgBB dan ditingkatkan
setelah minimum 3 hari.

Contoh Sediaan di Xenocy


Indonesia
INTERAKSI ATOMOXETINE DENGAN SSRI
Fluoxetine, paroxetine Meningkatkan konsentrasi atomoxetine dalam darah dan meningkatkan
efek samping seperti halusinasi, peningkatan agitasi, ide bunuh diri,
psikosis, takikardia, kegelisahan, dan status mental yang memburuk.
Peningkatan konsentrasi plasma atomoxetine diduga karena interaksi
farmakokinetik melalui jalur sitokrom P450 antara atomoxetine dan
fluoxetine, yang kemudian mengakibatkan reaksi yang merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2009, Drug
Information Handbook, 17 edition, Lexi-Comp for the American Pharmacists Association
Anonim,2000,Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan Indonesia,Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta
Anonim. (2021). Drug Interaction checker. Diakses dari:
https://www.drugs.com/interaction/list/?drug_list=
Anonim. 2021. MIMS Database. Diakses dari: https://www.mims.com/indonesia
BPOM RI. 2021. Pusat Informasi Obat Nasional (Pionas). Informatorium Obat
Nasional Indonesia (IONI). Diakses dari: http://pionas.pom.go.id/
Hogan, M. K., & Rao, N. P. (2017). Case report: Cytochrome P450 implications for
comorbid ADHD and OCD pharmacotherapy. Journal of Child and Adolescent Psychiatric Nursing,
30(3), 126–132. doi:10.1111/jcap.12184
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai