KELOMPOK 8 BD
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap paroxetine atau komponen formulasi apa pun; gunakan dengan atau dalam 14 hari dari
inhibitor MAO; penggunaan bersamaan dengan thioridazine atau pimozide
Peringatan Antidepresan meningkatkan risiko pemikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda
(18-24 tahun) dengan gangguan depresi mayor (MDD) dan gangguan kejiwaan lainnya
Efek Samping Insomnia, sakit kepala, pusing, mual, konstipasi, diare, tremor, diaforesis
Dosis 20 mg sekali sehari, sebaiknya di pagi hari; tingkatkan jika diperlukan dengan peningkatan 10 mg/hari dengan
interval minimal 1 minggu; dosis maksimum: 50 mg/hari
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap pasien yang saat ini menerima inhibitor MAO, pimozide atau thioridazine
Peringatan Antidepresan meningkatkan risiko pemikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak, remaja dan dewasa muda
dengan gangguan depresi berat dan gangguan kejiwaan lainnya
Dosis 20 mg/hari
Kontraindikasi Hipersensitivitas, penggunaan bersama dengan penghambat MAO (nonselektif dan ireversibel), dan pimozid.
Peringatan Antidepresan meningkatkan risiko pikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda (18-24
tahun) dengan gangguan depresi mayor (MDD) dan gangguan kejiwaan lainnya, harus dipertimbangkan risikonya
sebelum meresepkan. Escitalopram tidak disetujui FDA untuk digunakan pada anak-anak.
Efek Samping Mual, penurunan dan peningkatan nafsu makan, peningkatan berat badan, insomnia, pusing, tremor, sinusitis, diare,
konstipasi, muntah, mulut kering, peningkatan keringat.
Dosis Satu kali sehari 10 mg, dengan atau tanpa makanan. Maksimal 20 mg satu kali sehari.
Kontraindikasi Hipersensitivitas komponen obat, penggunaan bersama dengan inhibitor monoamin oksidase (MAOIs) dan
penggunaan bersama dengan pimozide.
Peringatan Antidepresan meningkatkan risiko pikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda dengan
gangguan depresi mayor (MDD) dan gangguan kejiwaan lainnya, harus dipertimbangkan risikonya sebelum
meresepkan. Sertraline tidak disetujui FDA untuk digunakan pada anak-anak dengan gangguan depresi mayor
(MDD). Namun, disetujui untuk pengobatan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) pada anak 6 tahun.
Efek Samping Takikardia, hipotensi postural, amnesia, perilaku agresif, psikosis, pankreatitis, hepatitis, kegagalan hati..
Dosis Depresi dan OCD: dosis awal 50 mg per hari, naikkan dosis jika perlu sebesar 50 mg dalam beberapa minggu hingga
maksimum 200 mg per hari. Kelainan stres post-trauma (post traumatic stress disorder): dosis awal 25 mg per hari,
naikkan setelah satu minggu menjadi 50 mg per hari
Contoh Sediaan di Sernade, Zerlin, Fridep, Iglodep, Serlof, Zoloft, Fatral, Antipres.
Indonesia
Kontraindikasi SSRI tidak boleh digunakan jika pasien memasuki fase manik
Hindari penggunaan Citalopram secara bersamaan dengan salah satu dari berikut: Artemeter; Konivaptan; Dronedaron;
lobenguan.
Peringatan Antidepresan meningkatkan risiko pemikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda (berusia 8-
24 tahun) dengan gangguan depresi mayor (MOD) dan gangguan kejiwaan lainnya;
Efek Samping Palpitasi, takikardia, hipotensi postural, batuk, rasa bingung, gangguan konsentrasi, malaise, amnesia, migrain, paraestesia,
mimpi yang abnormal, gangguan pengecapan, peningkatan salivasi, rinitis, tinnitus, poliuria, gangguan mikturisi, euforia;
memberikan efek yang berlawanan berupa peningkatan depresi pada saat awal terapi pada gangguan panik (kurangi dosis).
Dosis Penyakit depresi, 20 mg satu kali sehari pada pagi hari atau malam, ditingkatkan jika perlu hingga maksimal 60 mg sehari
(LANSIA, maksimal 40 mg per hari); ANAK dan REMAJA di bawah 18 tahun, tidak direkomendasikan. Gangguan panik,
dosis awal 10 mg sehari ditingkatkan hingga 20 mg setelah 7 hari, dosis lazim 20-30 mg sehari; maksimal 60 mg sehari
(LANSIA, maksimal 40 mg per hari); ANAK dan REMAJA di bawah 18 tahun, tidak direkomendasikan.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap fluvoxamine atau lainnya komponen formulasi; penggunaan bersamaan dengan
alosetron, pimozide, ramelieon, thioridazine, atau tizanidine; menggunakan dengan atau dalam 14 hari dari
inhibitor MAO
Peringatan Penyakit jantung, epilepsi (hindari bila sulit dikendalikan), bersama dengan terapi elektro syok, riwayat mania,
gangguan hati dan ginjal, hamil dan menyusui,hindari penghentian mendadak, dapat menyebabkan penurunan
denyut jantung.
Efek Samping Saluran cerna, reaksi hipersensitivitas, mulut kering, gugup, cemas, nyeri kepala, insomnia, palpitasi, tremor,
bingung, pusing, hipotensi, hipomania atau mania, mengantuk, astenia, kejang, demam, disfungsi seksual,
berkeringat, gangguan gerak dan diskinesia, sindrom neuroleptik maligna, hiponatremia, gangguan fungsi hati,
anemia aplastika, gangguan peredaran darah otak, ekomosis, pneumonia eusinofilik, hiperprolaktinemia, anemia
hemolitik, pankreatitis, pansi?openia, kecenderungan bunuh diri, trombositopenia, purpura trombositopenik,
perdarahan vagina pada pemutusan obat, perilaku kekerasan, rambut rontok
Dosis Dosis awal 100 mg/hari. Maksimal: 300 mg/hari, dosis terbagi. ANAK: tidak dianjurkan.
Kontraindikasi
Tidak dianjurkan pada lansia, kehamilan, persalinan, menyusui, pasien dengan perdarahan, ulkus,
perforasi pada lambung, gangguan pernafasan, gangguan fungsi jantung, gangguan fungsi ginjal,
gangguan fungsi hati, hipertensi tidak terkontrol, hiperlipidemia, diabetes melitus, gagal jantung
kongestif, penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskular, penyakit arteri periferal, dehidrasi,
meningitis aseptik.
Mekanisme Kerja
Menghambat siklooksigenase-1 dan siklooksigenase-2
Peringatan
Kehamilan trimester akhir, pasien dengan ulkus peptikum (ulkus duodenum dan lambung),
hipersensitivitas, polip pada hidung, angioedema, asma, rinitis, serta urtikaria ketika menggunakan
asam asetilsalisilat atau AINS lainnya.
Efek Samping Umum: pusing, sakit kepala, dispepsia, diare, mual, muntah, nyeri abdomen, konstipasi,
hematemesis
Tidak umum: rinitis, ansietas, insomnia, somnolen, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran,
tinnitus, vertigo, asma, dispnea, ulkus mulut, perforasi lambung, ulkus lambung, gastritis, hepatitis,
gangguan fungsi hati, urtikaria, purpura, angioedema, nefrotoksik, gagal ginjal.
Jarang: meningitis aseptik, gangguan hematologi, reaksi anafilaktik, depresi, kebingungan, neuritis
optik, neuropati optik, edema.
Sangat jarang: pankreatitis, gagal hati, reaksi kulit , gagal jantung, infark miokard, hipertensi.
Dosis Dewasa, dosis yang dianjurkan 200-250 mg 3-4 kali sehari. Anak 1-2 tahun, 50 mg 3-4 kali sehari.
3-7 tahun, 100-125 mg 3-4 kali sehari. 8-12 tahun, 200-250 mg 3-4 kali sehari. Tidak boleh
dipergunakan pada anak dengan berat badan kurang dari 7 kg. Sebaiknya diminum setelah makan.
Osteoartritis, artritis reumatoid. 1200 mg – 1800 mg 3 kali sehari. Eksaserbasi akut. Dosis
maksimum 2400 mg/hari, jika kondisi sudah stabil selanjutnya dosis dikurangi hingga maksimum
1800 mg/hari.
Kontraindikasi
Hipersensitivitas pada diklofenak atau zat pengisi lain, ulkus, pendarahan, atau perforasi usus atau
lambung, trimester terakhir kehamilan, gangguan fungsi hepar, ginjal, jantung (lihat Peringatan di
atas); Kontraindikasi pada penggunaan secara intravena antara lain penggunaan bersama dengan
AINS atau antikoagulan (termasuk heparin dosis rendah), riwayat hemorragic diathesis, riwayat
perdarahan serebrovaskular yang sudah maupun belum dipastikan, pembedahan yang berisiko
tinggi menyebabkan pendarahan, riwayat asma, hipovolemi, dehidrasi. Diklofenak kontraindikasi
untuk pengobatan nyeri peri-operatif pada operasi CABG (coronary artery bypass graft).
Mekanisme Kerja
Menghambat siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat
Peringatan AINS dapat meningkatkan risiko kejadian trombotik kardiovaskuler serius, infark miokard, dan stroke, yang
dapat fatal. Kejadian ini meningkat dengan lama penggunaan. Pasien dengan penyakit kardiovaskuler atau
faktor risiko penyakit kardiovaskuler mempunyai risiko lebih besar. AINS dapat meningkatkan ririko
kejadian efek samping gastrointestinal serius seperti pendarahan lambung, ulserasi, dan perforasi usus dan
lambung, yang dapat fatal. Kejadian ini tidak dapat diduga sebelumnya dan tidak pasti kapan terjadinya.
Pasien usia lanjut mempunyai risiko lebih besar untuk efek samping gastrointestinal ini. Penggunaan topikal
mungkin memberikan efek samping sistemik lebih kecil daripada penggunaan oral, namun demikian
penggunaan gel jangka lama pada daerah kulit yang luas dapat menimbulkan efek samping sistemik.
Sediaan topikal sebaiknya hanya diusapkan pada kulit yang sehat dan utuh.
Efek Samping supositoria bisa mengakibatkan iritasi rektum; reaksi pada tempat penyuntikan.
Dosis oral, 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis, sebaiknya setelah makan. Injeksi intramuskular dalam ke dalam otot
panggul, untuk nyeri pascabedah dan kambuhan akutnya, 75 mg sekali sehari (pada kasus berat dua kali
sehari) untuk pemakaian maksimum 2 hari.Kolik ureter, 75 mg kemudian untuk 75 mg lagi 30 menit
berikutnya bila perlu.Infus intravena, lihat 15.1.4.2 Rektal dengan supositoria, 75-150 mg per hari dalam
dosis terbagiDosis maksimum sehari untuk setiap cara pemberian 150 mg.ANAK 1-12 tahun, juvenil
artritis, oral atau rektal, 1-3 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi (25 mg tablet salut enterik, hanya supositoria
12,5 mg dan 25 mg).
Indikasi
nyeri dan peradangan sedang sampai berat pada kasus reumatik dan gangguan muskuloskeletal akut
lainnya; gout akut; dismenorea, penutupan duktus arteriosus
Kontraindikasi
Gangguan psikiatris dan penderita penyakit lambung
Mekanisme Kerja
Menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin
Peringatan
hati-hati juga pada kasus epilepsi, parkinsonismus, gangguan kejiwaan; pada terapi yang lama
pemeriksaan mata dan darah sangat dianjurkan; hindari pemberian rektal pada proktitis dan
hemoroid; menyusui
Efek Samping
sering terjadi gangguan cerna (termasuk diare), sakit kepala, pusing dan kepala terasa ringan; tukak
dan pendarahan pada lambung dan usus; mengantuk (jarang), bingung, insomnia, kejang,
goncangan kejiwaan, depresi, gangguan darah sinkop (terutama trombositopenia), hipertensi,
hiperglikemia, pandangan kabur, deposit kornea, neuropati periferal, dan penyempitan usus;
supositoria bisa menyebabkan iritasi rektum dan kadang terjadi perdarahan.
Dosis
oral, penyakit reumatik, 50-200 mg sehari dalam dosis terbagi, bersama makanan; ANAK: tidak
dianjurkanGout akut, 150-200 mg sehari dalam dosis terbagiDismenorea, hingga 75 mg sehari.
Rektal dalam bentuk supositoria, 100 mg pada malam hari dan pagi hari jika diperlukan; ANAK:
tidak dianjurkan. Menggabungkan pengobatan oral dan rektal, maksimum dosis total sehari 150-
200 mg.
Contoh Sediaan di
Dialon
Indonesia
INTERAKSI NSAID DENGAN SSRI
Penggunaan kombinasi SSRI dan NSAID sangat meningkatkan risiko efek samping gastrointestinal (peptic ulcer)
dan harus dihindari. Kombinasi antidepresan non selektif dan NSAID tidak memiliki efek ini
SSRI saja meningkatkan risiko efek samping gastrointestinal. SSRI memblokir reuptake serotonin oleh trombosit,
mengakibatkan gangguan fungsi hemostatik.
Penggunaan bersama antagonis reseptor H2 dalam dosis tinggi, penghambat pompa proton, dan analog
prostaglandin dapat dipertimbangkan.
WARFARIN
Indikasi
profilaksis embolisasi pada penyakit jantung rematik dan fibrilasi atrium; profilaksis setelah
pemasangan katup jantung prostetik; profilaksis dan pengobatan trombosis vena dan embolisme
paru; serangan iskemik serebral yang transien.
Kontraindikasi
kehamilan, tukak peptik, hipertensi berat, endokarditis bakterial
Mekanisme Kerja
Menghambat memproduksi vit.K oleh vit.K epoksida reduktase
Peringatan
gangguan hati dan ginjal, baru saja mengalami pembedahan, menyusui, hindari sari buah cranberi.
Efek Samping
perdarahan; hipersensitivitas, ruam kulit, alopesia, diare, hematokrit turun, nekrosis kulit, purple
toes, sakit kuning, disfungsi hati; mual, muntah, pankreatitis.
Dosis
Pemberian warfarin harus diukur berdasarkan penetapan "quick onestage prothrombin time" atau
thrombotest. Tingkat lazim untuk terapi antikougulan penunjang adalah 2 kali lebih besar atau lebih
kecil dari "normal quick one-stage prothrombin time" atau 15-30% nilai normal pada "converted
cougulation activity" atau kurang lebih 10% dari normal pada thrombotest.
Dosis yang lazim pada orang dewasa adalah 10 mg sehari selama 2 sampai 4 hari dengan
penyesuaian setiap hari berdasarkan hasil penetapan waktu protombin, terapi lanjutan dengan dosis
penunjang 2-10 mg sekali sehari.
penggunaan bersamaan SSRI dengan warfarin atau heparin perlu penyesuaian dosis dengan menurunkan dosis
warfarin
ASPIRIN
Indikasi Nyeri ringan sampai sedang, demam, Stroke iskemik akut, Angina pektoris, Infark miokard.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap aspirin atau NSAID lainnya. Ulkus peptikum, penyakit hemoragik, gangguan
koagulasi (misalnya hemofilia, trombositopenia), asam urat. Gangguan hati dan ginjal yang parah.
Mekanisme Kerja Aspirin adalah salisilat yang menunjukkan aktivitas analgesik, anti-inflamasi, dan antipiretik. Ini adalah
inhibitor selektif dan ireversibel enzim siklooksigenase-1 (COX-1) yang mengakibatkan penghambatan
langsung biosintesis prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. Selain itu, juga menghambat
agregasi trombosit.
Peringatan Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan trombosit dan perdarahan, disfungsi ginjal, dehidrasi,
gastritis erosif, atau penyakit tukak lambung. Penggunaan etanol berat dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Hindari penggunaan pada gagal ginjal berat atau pada gagal hati berat.
Efek Samping Anemia, trombositopenia, dispepsia, mual, muntah, pusing, kebingungan, ruam, urtikaria.
Dosis Stroke iskemik akut, Angina pektoris, Infark miokard: 150-300 mg.
Demam, Nyeri ringan sampai sedang:
Awalnya, 300-900 mg, diulang 4-6 jam sesuai kebutuhan klinis. Maks: 4 gr setiap hari.
Contoh Sediaan di Aspilets, Contrexyn, Minigrip, Remasal, Miniaspi 80, Farmasal, Bodrexin, Inzana.
Indonesia
INTERAKSI ASPIRIN DENGAN SSRI
Gunakan SSRI dengan hati-hati – jika tidak ada alternatif yang cocok dapat diidentifikasi, tawarkan obat
gastroprotektif bersama dengan SSRI
Penggunaan SSRI dengan aspirin dapat meningkatkan resiko perdarahan saluran cerna.
Pertimbangkan penggunaan trazodone, mianserin atau reboxetine ketika aspirin digunakan sebagai agen
tunggal
TRIPTAN drugs for migrain
ELETRIPTAN
Indikasi Pengobatan migrain akut, dengan atau tanpa aura
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap eletriptan atau komponen formulasi apa pun; adalah penyakit jantung kimia atau
tanda atau gejala penyakit jantung kimia; sindrom serebrovaskular; sindrom pembuluh darah perifer;
hipertensi yang tidak terkontrol
Mekanisme Kerja Agonis selektif untuk serotonin (5-HT1B, 5-HT1D, 5-HT1F reseptor) di arteri kranial; menyebabkan
vasokonstriksi dan mengurangi peradangan steril yang terkait dengan transmisi saraf antidromik yang
berkorelasi dengan menghilangkan migrain
Peringatan Hanya diindikasikan untuk pengobatan migrain akut; jika pasien tidak menanggapi dosis pertama,
diagnosis migrain harus dipertimbangkan kembali.
Efek Samping Reaksi alergi, angina, aritmia, ataksia, kebingungan, konstipasi, depersonalisasi, diare
Dosis Oral: 20-40 mg; jika sakit kepala membaik tetapi kembali, dosis dapat diulang setelah 2 jam berlalu sejak
dosis pertama; maksimum 80 mg/hari
Contoh Sediaan di
Indonesia
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap almotriptan atau komponen formulasi apa pun; digunakan sebagai terapi
profilaksis untuk migrain; migrain hemiplegia atau basilar; sakit kepala cluster
Mekanisme Kerja Mekanisme Aksi Agonis selektif untuk serotonin (5-HT1B, 5-HT1D, 5-HT1F reseptor) di arteri kranial;
menyebabkan vasokonstriksi dan mengurangi peradangan steril yang terkait dengan transmisi saraf
antidromik yang berkorelasi dengan menghilangkan migrain
Peringatan Hanya diindikasikan untuk pengobatan migrain akut; jika pasien tidak menanggapi dosis pertama,
diagnosis migrain harus dipertimbangkan kembali.
Efek Samping Koordinasi abnormal, kecemasan, artralgia, radang sendi, sakit punggung, bronkitis, nyeri dada, menggigil,
diare
Dosis Dewasa: Oral: Awal: 6,25-12,5 mg dalam dosis tunggal; jika sakit kepala kembali, ulangi dosis setelah 2
jam; tidak lebih dari 2 dosis dalam periode 24 jam
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap naproxen, aspirin, NSAID lainnya, atau komponen formulasi apa pun; pasien
dengan riwayat penyakit jantung kimia atau tanda atau gejala penyakit jantung kimia
Mekanisme Kerja Agonis selektif untuk serotonin (5-HT1D reseptor) di arteri kranial menyebabkan vasokonstriksi dan
mengurangi peradangan yang terkait dengan transmisi saraf antidromik yang berkorelasi dengan
menghilangkan migrai
Peringatan Hanya diindikasikan untuk pengobatan migrain akut; jika pasien tidak menanggapi dosis pertama,
diagnosis migrain harus dipertimbangkan kembali
Efek Samping Anemia, kecemasan, asma, gangguan perhatian, sakit punggung, memar, rasa terbakar, jantung berdebar
Dosis Dewasa: Oral: 1 tablet (sumatriptan 85 mg dan naproxen 500 mg). Jika respon yang memuaskan belum
diperoleh pada 2 jam, dosis kedua dapat diberikan (maksimum: 2 tablet/24 jam).
Kadar serotonin yang lebih tinggi daripada kadar serotonin yang diamati dengan penggunaan SSRI atau
triptan saja, yang berpotensi menyebabkan sindrom serotonin.
GOL. MonOamin Oxidase B
inhibitor SELEGLINE
Indikasi Pengobatan gangguan depresi mayor (produk trans dermal)
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap selegiline atau komponen formulasi apa pun; penggunaan meperidin secara
bersamaan; Feokromositoma ; penggunaan bersama bupropion, SSRI dan SNRI, antidepresan trisiklik,
buspiron, tramadol, propoksifen
Mekanisme Kerja Penghambatan selektif MAO tipe B, yang memainkan peran utama dalam metabolisme dopamin;dapat
meningkatkan aktivitas dopaminergik dengan mengganggu reuptake dopamin di sinaps.
Dosis Depresi: Transdermal: Awal : 6 mg/24 jam sekali sehari; dapat dititrasi berdasarkan respons klinis dengan
peningkatan 3 mg/hari setiap 2 minggu hingga maksimum 12 mg/24 jam
Contoh Sediaan di
Indonesia
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap rasagiline atau komponen formulasi apa pun; penggunaan bersamaan amfetamin, tramadol ,
propoksifen, metadon, dekstrometorfan, St John's wort, mirtazapine, cyclobenzaprine, atau amina simpatomimetik;
penggunaan meperidine atau inhibitor MAO lainnya dalam 14 hari rasagiline
Mekanisme Kerja Inhibitor ireversibel dan selektif dari otak monoamine oksidase (MAO) tipe B, yang memainkan peran utama dalam
katabolisme dopamin. Penghambatan penipisan dopamin di daerah striatal otak mengurangi defisit motorik gejala
penyakit Parkinson.
Peringatan Menyebabkan halusinasi; Risiko melanoma dapat ditingkatkan dengan rasagiline; Dapat menyebabkan hipotensi
ortostatik
Contoh Sediaan di -
Indonesia
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap moclobemide atau komponen formulasi apa pun; hipertensi yang tidak
terkontrol; penyakit hati; keadaan bingung; penggunaan bersamaan simpatomimetik. inhibitor MAO,
meperidine, anti depresan trisiklik, SSRI
Mekanisme Kerja Meningkatkan aktivitas dopaminergik dengan mengganggu reuptake dopamin di sinaps
Efek Samping Pusing, Kesulitan untuk tidur, Anxiety, Takikardia, Mual, Hipotensi
Dosis Oral : Awal : 300 mg/hari dalam 2 dosis terbagi ; ditingkatkan secara bertahap hingga maksimum 600
mg/hari. Catatan: respon individu pasien memungkinkan pengurangan dosis harian dalam terapi jangka
panjang.
Kontraindikasi Porfiria, infark miokard baru-baru ini, takiaritmia akut. Penggunaan bersamaan dengan efedrin (pada
anak <6 tahun atau dengan berat badan <22 kg).
Mekanisme Teofilin adalah xanthine yang merangsang pernapasan, melemaskan otot polos bronkus dan menekan
Kerja respons saluran udara terhadap rangsangan (aktivitas profilaksis non-bronkodilator). Meskipun
mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, diharapkan untuk memberikan efeknya melalui
penghambatan fosfodiesterase dan peningkatan adenosin monofosfat siklik intraseluler (cAMP).
Peringatan Kurangi dosis pada penderita penyakit jantung, hipertensi, hipertiroidisme, tukak lambung, gangguan
fungsi hati
Efek Samping Takikardia, palpitasi, mual dan gangguan saluran cerna yang lain, sakit kepala, stimulasi sistem saraf
pusat, insomnia, aritmia, dan konvulsi terutama bila diberikan melalui injeksi intravena cepat.
Dosis Dewasa: 130-150 mg, jika diperlukan dapat dinaikkan menjadi 2 kalinya.
Anak: 6-12 tahun: 65-150 mg, kurang dari 1 tahun: 65-75 mg, 3-4 kali sehari sesudah makan.
Kontraindikasi Kelainan jantung berat, kerusakan ginjal berat, kelainan sumsum tulang, keracunan obat, koma atau
depresi SSP berat, epilepsi tidak terkontrol, kehamilan dan menyusui.
Mekanisme Kerja Clozapine adalah turunan dibenzodiazepine. Ia memiliki aktivitas penghambat reseptor dopamin
yang lemah pada D1 , D2 , D3 dan D5 tetapi memiliki afinitas tinggi terhadap D4. Ia juga memiliki
sifat penghambat -adrenergik, antimuskarinik, antihistamin, antiserotonergik dan sedatif.
Peringatan Monitor jumlah leukosit dan hitung jenis, hentikan bertahap neuroleptik konvensional sebelum
memulai terapi. Lansia (tidak diindikasikan untuk digunakan pada psikosis terkait demensia).
Efek Samping Konstipasi, hipersalivasi, mual, muntah; takikardia, perubahan pada EKG, hipertensi; mengantuk,
pandangan kabur, sakit kepala, tremor, gangguan pengaturan suhu, demam
Dosis Dewasa >16 tahun: 12,5 mg 1 atau 2 kali pada hari pertama lalu 25-50 mg pada hari ke 2 dan
dinaikkan bertahap (jika ditoleransi dengan baik).
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap metadon atau komponen formulasi apa pun; depresi pernapasan (dengan tidak adanya
peralatan resusitasi atau dalam pengaturan yang tidak terpantau); asma bronkial akut atau hiperkarbia; ileus
paralitik; penggunaan selegiline secara bersamaan.
Mekanisme Kerja Mengikat reseptor opiat di SSP, menyebabkan penghambatan jalur nyeri menaik, mengubah persepsi dan respons
terhadap nyeri; menghasilkan depresi SSP umum
Peringatan Memperpanjang interval QTc dan meningkatkan risiko torsade de pointes (TdP) atau suatu gangguan irama
jantung, hipotensi, dan depresi SSP
Dosis Oral: Awal: 2,5-10 mg setiap 8-12 jam; administrasi yang lebih sering mungkin diperlukan selama inisiasi untuk
mempertahankan analgesia yang memadai. Interval dosis dapat berkisar dari 4-12 jam, karena durasi analgesia
relatif singkat selama hari-hari pertama terapi, tetapi meningkat secara substansial dengan pemberian lanjutan.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap tizanidine atau komponen formulasi apa pun; terapi bersamaan dengan
ciprofloxacin atau fluvoxamine (inhibitor CYP1A2 kuat)
Peringatan Efek hati, Hipotensi, Sedasi, Halusinasi visual, Gangguan hati, Gangguan ginjal
Dosis Dosis awal biasa: 4 mg, dapat ditingkatkan 2-4 mg sesuai kebutuhan untuk pengurangan tonus otot
yang memuaskan setiap 6-8 jam hingga maksimum 3 dosis dalam periode 24 jam
Kisaran: 2-4 mg 3 kali / hari
Maksimum: 36 mg/hari
Kontraindikasi Gagal jantung kongestif yang tidak terkontrol, syok kardiogenik (kecuali jika terinduksi karena
aritmia), bradikardia berat, gangguan keseimbangan elektrolit, penyakit obstruksi paru berat,
hipotensi berat, miastenia gravis, gangguan konduksi atrium, disfungsi nodus sinus (kecuali yang
dapat dihindari dengan pacu jantung), AV block derajat dua atau yang lebih berat, bundle branch
block or distal block.
Mekanisme Kerja Efek elektrofisiologis propafenon memanifestasikan dirinya dalam pengurangan kecepatan
upstroke (Fase 0) dari potensial aksi monophasic.
Peringatan Gagal jantung, lansia, pasien yang menggunakan pacu jantung, sangat hati-hati pada pasien
obstruksi pernafasan akibat penggunaan beta bloker (dikontraindikasikan jika berat), gangguan
fungsi hati
Efek Samping
Efek antimuskarinik termasuk konstipasi, pandangan kabur, dan mulut kering; telah dilaporkan
pusing, mual dan muntah, letih, mulut terasa pahit, diare, sakit kepala, dan reaksi alergi kulit;
hipotensi postural, terutama pada lansia; bradikardi, sino-atrial, penghambatan atrioventrikel atau
intraventrikel, efek aritmogenik (pro-aritmia), jarang terjadi: reaksi hipersensitivitas (kolestasis,
gangguan darah, sindrom lupus), kejang; juga dilaporkan mioklonik.
Dosis
Berat badan lebih dari atau sama dengan 70 kg, dosis awal 150 mg 3 kali sehari sesudah makan, di
rumah sakit, yang langsung diikuti dengan monitoring EKG dan tekanan darah (jika perpanjangan
interval QRS lebih dari 20%, dosis dikurangi atau dihentikan hingga EKG kembali ke normal);
dosis dapat ditingkatkan menjadi 300 mg 2 kali sehari, dengan interval waktu sekurangnya 3 hari
dan jika diperlukan, ditingkatkan menjadi maksimal 300 mg 3 kali sehari; Berat badan di bawah 70
kg, dosis dikurangi; Lansia, dapat merespons dosis yang lebih rendah.
Contoh Sediaan di
Indonesia
INTERAKSI PROPAFENONE DENGAN SSRI
Interaksi moderat flecainide atau propafenone dengan citalopram, doxepin, atau escitalopram dimana kombinasi
Antiaritmia Kelas IC yang memperpanjang QT (Risiko Sedang) dapat meningkatkan efek perpanjangan QT dari
Antidepresan yang memperpanjang QT (Risiko Sedang).
Monitor pemanjangan interval QTc dan aritmia ventrikel (termasuk torsades de pointes) bila obat ini digabungkan.
Pasien dengan faktor risiko lain (misalnya, usia yang lebih tua, jenis kelamin perempuan, bradikardia,
hipokalemia, hipomagnesemia, penyakit jantung, dan konsentrasi obat yang lebih tinggi) cenderung berisiko lebih
besar untuk toksisitas yang berpotensi mengancam jiwa.
ATOMOXETINE
Indikasi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Kontraindikasi Hipersensitif, glaukoma sudut sempit; pemberian bersama dengan penghambat MAO.
Mekanisme Kerja Atomoxetine adalah penghambat yang sangat selektif dan kuat dari transporter noradrenalin pra-
sinaptik dengan sedikit atau tanpa aktivitas di pompa reuptake neuron atau situs reseptor lainnya.
Peringatan Gunakan dengan hati-hati pada pasien penderita hipertensi, takikardia, penyakit jantung, riwayat
kejang dan anak di bawah 6 tahun.
Efek Samping Rasa tidak nyaman di perut, nafsu makan berkurang, mual, muntah, pusing, kelelahan, suasana hati
mudah berubah, konstipasi, mulut kering, gangguan tidur.
Dosis Dewasa dan anak/remaja dengan berat badan >70 kg: dosis harian total 40 mg dan ditingkatkan
setelah minimum 3 hari. Dosis maksimum 100 mg.
Anak/remaja dengan berat badan hingga 70 kg: dosis harian total 0,5 mg/kgBB dan ditingkatkan
setelah minimum 3 hari.