Anda di halaman 1dari 2

Makmum

Di sebuah asrama terlihat seorang wanita tua ssedang menelpon seseorang. Ia adalah ibu kinanti
pemimpin asrama yang lama.
Kinanti: ibu, mohon sama kamu nak! Kamu bisa kan gantiin ibu jadi pemimpin asrama?
Rini : tapi bu…..
Kinanti : ibu mohon… hanya kamu yang bisa
Rini : baiklah..
Kinanti : terimakasih tuhan, terimakasih Rini. Besok pagi, kamu akan dijemput oleh pak selamet si penjaga
asrama, kamu masih ingat kan nak?
Sementara itu asrama dipimpin oleh bu rosa , sosok wanita yang amat kejam dan berhati dingin.
Setidaknya itulah julukan yang diberikan oleh nurul,nisa, dan putri. Tiga siswi yang tidak diijinkan pulang
untuk pulang oleh bu rosa dengan alasan nilai ujian mereka yang kecil, mereka harus menjalankan hukuman
yang berat darinya.
Nisa: Jahat banget sih bu rossa! , harusnya kita kan sekarang liburan!
Nurul: Iya bener tuh, emang ya bu rosa itu wanita batu
Matahari mulai tenggelam, bulan pun muncul diiringi suara hewan yang mebuatnya terkesan
menyeramkan. Malam telah tiba, jam menunjukan pukul tiga pagi. Alarm berbunyi membangunkan nurul dari
tidurnya.
Nurul: putri…nisa… bangun sudah jam tiga pagi, ayo kita shalat tahajud dulu!
Nisa: aku masih ngantuk, kamu duluan aja nur!
(Prayer Practice)
Keesokan harinya, ketiga siswi sedang menyapu halaman. Saat mereka sedang asik berbincang bincang,
tibalah rini di asrama. Pak selamet mengajak rini untuk berkeliling asrama. Dan akhirnya bertemulah rini
dengan ketiga siswi tersebut.
Rini: Boleh kakak bantu gak?
Putri: Boleh kak
Tiba tiba saat mereka sedang menyapu halaman, putri jatuh pingsan dan mulai berteriak sambil
bertingkah aneh. Rini sangat terkejut melihatnya, ia bertanya pada nurul tentang apa yang sedang terjadi.
Rini: ada apa ini? Ada apa dengan dia?
Nurul pun menceritakan semuanya, tentang putri yang sering kesurupan, ustad yang biasa
membantunya, hingga sosok gaib yang selalu mengikuti saat melaksanakan shalat. Mereka menyebutnya
MAKMUM
Rini terkejut mendegarnya, ia ingin bertanya lebih banyak pada nurul. Namun, pak selamet
memanggilnya dan memintanya untuk pergi ke kamar bu kinanti mengambil sebuah kotak hitam dibawah
ranjang ibu kinanti.

Story telling text by fadilatunnisa Page 1


Selamet: rini, cepat sudah tak ada waktu lgi kamu harus segera pergi ke kamar bu kinanti danambillah kotak
hitam dibawah ranjang nya!
Rini : tapi pak, bagaimana dengan siswi ini?
Selamet: tak apa, putri biar saya saja yang urus
Rini pun segera bergegas ke kamar bu kinanti, untuk mengambil kotak hitam itu. Betapa terkejutnya rini
saat ia buka, ternyata kotak itu berisikan potongan koran yang menceritakan kebakaran asrama 10 tahun yang
lalu.
Rini mulai mengingat potongan masa lalunya semasa ia masih tinggal di asrama. Malam itu ia dan
teman sekamarnya ningsih terbangun untuk melaksanakan shalat tahajud.
Ningsih: kamu mau kemana?
Rini: aku mau shalat tahajud
Ningsih: aku mau ikut yah rini, aku kan mau doain adiku putri dan mama di rumah supaya mereka selalu sehat
Rini: yaudah kalu gitu ayo kita berangkat!
Ningsih: rini… aku mau jadi makmum kamu aja yah shalat nya!
Rini: shalat tahajud kan gak berjamaah ningsih..
Ningsih: tapi kan rini… aku masih belum hapal bacaan shalatnya
Rini: yaudah kalau gitu
Selesai shalat
Rini: ningsih kamu duluan aja ke kamar nya, aku mau baca qur’an dulu
Ningsih: yaudah aku duluan ya!
Ningsih pun pergi tidur ke kamarnya, namun dengan kecerobohanya ia tak sengaja menyimpan lilin
tepat di depan tirai. Api pun mulai membakar segala yang ada di ruangan itu, termasuk ningsih.
Rini yang mencium ada bau kebakaran dari arah kamarnya segera berlari ingin menyelamatkan ningsih,
namun naas tepat di depan pintu bongkahan kayu yang terbakar menimpanya dan membuatnya pingsan.
Sekarang rini telah mengingat semuanya, ia juga mengetahui siapa sebenarnya sosok makmum yang
sering menghantui asrama ini. Segera rini berlari mengingat putri adalah adiknya ningsih, dan sekarang putri
sedang kesurupan.
Ustadz: (baca ayat quran)
Akhirnya sosok makmum menghilang, dan terbongkarlah kenyataan bahwa selama ini pak selamet dan
bu kinanti telah mengubur ningsih hidup-hidup karena tak ingin asrama mendapat reputasi buruk.
Jadi Teman-temanku, dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa
“Sepandai-Pandainya Kita Menyembunyikan Bangkai Pasti Akan Tercium Juga Baunya.”
Selain Itu, Setelah Menonton Video Ini, Tidak Membuat Kalian Takut Untuk Melaksanakan Shalat, tapi malah
merasa tertantang untuk bisa shalat lebih khusyuk.

Story telling text by fadilatunnisa Page 2

Anda mungkin juga menyukai