Anda di halaman 1dari 7

TEATER NUSANTARA

PEMERAN:

1. MAISSY DEZA UTAMI : RATU

2. RAFDY : PRABU SAKA/PEMUDA

3. KHAIRANI : NIRMALA

4. RAHMI WAHYUNI : SRILARAS

5. ARIF NURLATIFAH : RAGIL


TANAH LUBUK BUNTAK
Cerita bermula dari kehancuran yang muncul di Lubuk Buntak. Desa yang bersahaja iniu telah
ternodai oleh tangan para bajingan. Sebuah kerajaan yang di pipimpin oleh seorang ratu yang
tegas, bijaksana, dan adil sedang di landa malapetaka bengis. Ratu sedang kebingungan dengan
sumbay-sumbay yang telah di kuasai oleh tangan kotor Majapahit. Suasana kerajaan bertambah
gelisah, semuanya sedang berada dalam posisi terdesak memikirkan langakah menuju
kedamaian.

Prabu saka : gerusuk dari majapahit telah di depan mata (berhembus nafas)
kekacauan, kegelapan, dan keserakahan telah merobek kedamaian tebing
tinggi.

Ratu : tidakkah kau menghembuskan nafasmu dulu prabusaka.

Nirmala : ratu hatus melakukan sesuatu! Kekacauan ada dimana-mana.

Ratu : apa yang sebenarnya kalian takutkan?

Prabusaka : Ma…ma…japahit ratu, mereka terlalu bengis membuat kerusakan dan


serakah merampas semua kedamaian desa kita

Nirmala : perlahan-lahan dengan kelicikannya, mereka akan merampas wilayah


kita sepenuhnya ratu.

Ratu : apa?, betul dugaanku. Mulutku sudah berbuih mengatakan kepada


mereka, bahwa aku tak akan memberikan wilayah ini kepada mereka. Oh
dewata agung, inikah risau yang kau kirimkan ke puncak tebing tinggi.

Nirmala : mereka terlalu kuat, separuh wilayah telah berhasil mereka kuasai. Kita
kalah kekuatan ratu, pasukan kita sudah banyak yang terbunuh. Aku
takut,jika esek nanti mereka datang dan menghabiskan seluruh tanah
lubuk buntak.
Ratu : tidak, tak kan semudah itu mereka merebut tanah lubuk buntak. Nining-
nining lubuk buntak akan melindungi kita sepenuhnya.

Prabusaka : ratu, bukankah nining-nining basemah itu hanyalah mitos belaka?

Ratu : tutup mulutmu prabusaka. Mereka itu ada,

Prabusaka : maaf ratu tapi bagaimana caranya membuat nining-nining lubuk buntak
bangkit agar membantu kita?

Nirmala : tidakkah itu terlalu bahaya ratu?

Ratu : itu adalah jalan satu-satunya untuk mengubah semua keserakahan yang
terjadi demi semua rakyat dan kerajaanku, aku tak akan rela Majapahit
menyentuh tanah lubuk buntak dengan tangan kotornya.

Prabusaka : izinkan hambamu ini membantu ratu (menundukkan kepala kepada ratu)

Nirmala : hamba juga ratu. Hamba serahkan seluruh kekuatan hamba untuk
kedamaian tebing tinggi ratu.

Ratu : baiklah, mari bersiap! Kita berangkat.

Disisilain, putri majapahit yang bertugas memimpin penaklukan di bumi basemah yang bernama
Srilaras sedang berbicara kepada adipatinya. Mereka terus menguasai bagian demi bagian tebing
tinggi.

Srilaras : hahahahahaha sebagian wilayah sudah kita kuasai. Sedikit lagi


wilayah tebing tinggi berada di genggamanku. (tertawa)

Ragil : jalan sudah terbuka lapang menuju kemenangan tuan putri ku (sambil
tertawa)
Srilaras : dengan begitu kerajaan tebing tinggi telah di depan mata. Dan
selangkah lagi, kita akan bisa menikmati hasilnya.

Ragil :tapi putri, apakah putri tidak takut, jika mereka meminta bantuan kepada
nining-nining lubuk buntak?

Srilaras : bodoh sekali kau ragil (membentak), nining-nining itu hanyalah omong
kosong sebagai mitos belaka. Lagi pula, kita masih mempunyai pedang
naga puspa. Tidak ada yang mampu mengalahkan naga puspa. Tidak ada
yang mampu mengalahkan kekuata sakti naga puspa ini.

Ragil : baiklah tuan putri aku akan membantumu sekuat tenagaku.

Srilaras : bagus ragil. Mari kita mulai rencana kita ragil.

Ratu, prabusaka, dan nirmala sedang berada di tengah desa lubuk buntak untuk melihat
kerusakan-kerusakan yang terjadi disana. Tanpa diduga seorang pemuda terseok-seok meminta
bantuan.

Pemuda : ratu… tolong kami ratu… tolong kami (sambil merangkak)

Ratu : oh, dewata agung apakah yang terjadi dengan kalian (berlutut)

Pemuda : mereka… mereka mengahancurkan semuanya ratu…mereka membunuh


keluarga ku dan sebagaian rakyat ratu (sembari memegangi perutnya yang
berdarah)

Ratu : ini sudah keterlaluan. Prabusaka, nirmala cepat urus semuanya.

Prabusaka & nirmala : baik ratu!


Pemuda : mereka… sangat sakti ratu… ratu harus berhati-hati

Ratu : tenanglah, aku tak akan membiarkan kesengsaraan ini meraja rela
Mereka harus mendapatkan balasan setimpal

Tiba-tiba tanpa diduga srilaras dan ragil datang

Srilaras : wahh ternyata sdang ada tontonan bagus disini (nada menegejek)

Ragil : ini sangat mengharukan.

Srilaras : bahkan aku ingin menangis ragil, ini sangat menjijikkan (sinis)

Ratu : (menatap tajam)

Srilaras : dengar tuan ratu yang terhormat, aku datang kemari untuk mengajakmu
bekerjasama

Ratu : tidak perlu basa-basi. Sebenarnya apa yang kalian inginkan?

Srilaras : tanah lubuk buntak menjadi milikku untuk mengakhiri kesengsaraan ini.
Apa kau tega melihat rakyatmu sengsara?

Ratu : kau sangat picik, biadab, licik. Kau akan mati dengan kesombonganmu
itu.

Srilaras : jaga mulutmu itu wanita jalang, kau yang akan mati duluan keparat.
Ragil bunuh wanita ini.
Sang ratu mengandalakan kemampuan silatnya untuk melawan ragil. Ternyata hanya dengan
sekali sentakan jurus dalamnya membuat ragil terpental dan tak sadarkan diri.

Srilaras : ternyata kau juga kuat rupanya, rasakan ini (sambil mengeluarkan
pedang dan menghunus perut ratu)

Nirmala : ratuuuu… bangkitlah ratu. Kau memang bengis kau tak pantas hidup.
Nining-nining akan marah dengan sikap mu ini ( dengan suara lantang).
Nining-nining lubuk buntak bangkitlah…… bangkitlah bantu cucumu
ini… tolonglah cucumu ini (dengan seluruh kekuatan yang tersisa)

Srilaras : rasakan ini. Matilah juga kau (sambil menodongkan pedang naga puspa)

Nirmala : Aaaaaaggghhhhh. (menjerit)

Tanpa diduga pedang naga puspa tiba-tiba tidak bergerak dan ratu pun bangkit dengan
kematiannya.

Srilaras : apa yang terjadi? Kenapa keu bisa hidup kembali?

Ratu : kau telah mengancurkan tanah lubuk buntak. Aku tidak akan
membiarkan siapa pun menghancurkan tanah ku (suara lain) tidak akan
ada kisah peradaban terakhir kami yang terbunuh begitu saja. Cucu
penerus kami menanti semua peradaban baru yang damai, tantram, dan
makmur.

Srilaras : si…siapa kau? (takut)


Ratu : akulah sang nining lubuk buntak, kau telah membunuh cucu-cucuku.
Maka sekarang aku yang akan membunuhmu (menggunakan kekuatan
dalam yang langsung membuat badan srilaras terpental dan pedang jatuh
entah kemana)

Srilaras : ti…ti…daaaaaaakkk. (merintis ketakutan)

Ratu : tidak ada yang boleh menodai tanah lubuk buntak ini dengan kejahatan.
Aku akan selalu dtang melindungi cucu-cucuku yang membutuhkan
kedamaian. Tebing tinngi tidak boleh dikuasai orang-orang kotor seperti
mereka. Oleh karena itu tenggelamlah semuanya kedalam lubuk buntak.

Anda mungkin juga menyukai