PENGUSUNG LAKON
Adegan 1
Cerita bermula dari kehancuran yang muncul di Lubuk Buntak. Desa yang bersahaja ini
telah ternodai oleh tangan-tangan para Bajingan. Sebuah kerajaan yg dipimpin oleh
seorang Ratu yang tegas, bijak, dan adil sedang dilanda malapetaka yang bengis. Ratu
sedang kebinggung kepada sumbay-sumbay yang telah dikuasi oleh tangan kotor
Majapahit. Suasana Kerajaan bertambah gelisah, semuanya sedang berada dalam posisi
terdesak memikirkan langkah menuju kedamaian.
Prabu saka : “Gerusuk dari Majapahit telah didepan mata (berhembus nafas) kekacauan,
kegelapan, dan keserekahan telah merobek Kedamaian Tebing Tinggi” (dengan
menggeleng-gelengkan kepalanya dengan wajah kesal)
Ratu : “Apa yang sebenarnya kalian takutkan? Apa? Apa yang terjadi?,”
Prabu saka : “Ma..ma..japahit, mereka terlalu bengis membuat kerusakan dan serakah
merampas semua kedamaian desa kita,”
Dayang : “Perlahan-lahan dengan kelicikannya, mereka akan merampas wilayah kita
sepenuhnya ratu”
Ratu : “Apa?, betul dugaanku. Mulutku sudah berbuih mengatakan kepada mereka, bahwa
Aku tak akan memberikan wilayah ini kepada mereka. Oh dewata agung, inikah risau yang
kau kirimkan ke puncak Tebing Tinggi,”
Nirmala : “Mereka terlalu kuat, separuh wilayah telah berhasil mereka kuasai. Kita kalah
kekuatan ratu, pasukan kita sudah banyak yang terbunuh
Dayang : “Aku takut, jika esok nanti mereka datang dan menghabiskan seluruh tanah Lubuk
Buntak”
Ratu : “Tidak, takkan semudah itu mereka merebut tanah Lubuk Buntak. Nining-nining
Lubuk Buntak akan melindungi kita sepunuhnya,”
Prabu saka : “Ratu, bukankah nining- nining basemah itu hanyalah mitos belaka?
Ratu : “Tutup mulutmu Prabusaka. Mereka itu ada, mereka akan bangkit dan melindungi
kita”
Prabu saka : “Maaf ratu tapi bagaimana caranya membuat Nining-nining lubuk Buntak
bangkit agar membantu kita?”
Ratu : “Itu adalah jalan satu-satunya untuk mengubah semua Keserakahan yang terjadi.
Demi semua rakyat dan kerajaanku , Aku tak akan rela Majapahit menyentuh tanah Lubuk
Buntak dengan tangan kotornya”
Nirmala : “Hamba juga ratu. Hamba serahkan seluruh kekuatan hamba untuk kedamaian
Tebing Tinggi”
***
Disisi lain, Putri majapahit yg bertugas memimpin penaklukan di bumi basemah yang
bernama Srilaras sedang berbicara kepada adipatinya. Mereka terus menguasai bagian
demi bagian Tebing Tinggi.
Srilaras : “Ha..ha..haa Sebagian wilayah sudah kita kuasai. Sedikit lagi wilayah Tebing
Tinggi berada digenggamanku (tertawa).
Bajing : “Jalan sudah terbuka lapang menuju kemenangan tuan putriku(sambil tertawa).
Srilaras : “Dengan begitu kerajaan Tebing Tinggi telah didepan mata. Dan selangkah lagi,
kita akan bisa menikmati hasilnya,”
Patih : “Tapi putri, apakah putri tidak takut, jika mereka meminta bantuan kepada Nining-
nining Lubuk Buntak?”
Srilaras : Bodoh sekali kau patih! (membentak), Nining-nining itu hanyalah omong kosong
sebagai mitos belaka. Lagipula, kita masih mempunyai Pedang Naga Puspa. Tidak ada yg
mampu mengalahkan kekutan sakti naga puspa ini
***
Ratu , Prabu saka, Nirmala dan Dayang sedang berada di tengah desa Lubuk Buntak
untuk melihat kerusakan-kerusakan yg terjadi disana. Tanpa diduga seorang pemuda
terseok-seok meminta bantuan.
Ratu : Oh, dewata Agung apakah yang terjadi dengan kalian (berlutut).
Ratu : Tenanglah, aku tak akan membiarkan kesengsaraan ini merajalela. Mereka harus
mendapatkan balasan yg setimpal
Tiba-tiba tanpa di duga Srilaras dan Bajing beserta Patih datang .
Srilaras : Wahh ternyata sedang ada tontonan bagus disini (nada mengejek)
Srilaras : Bahkan aku ingin menangis bajing, ini sangat menjijikan (sinis).
Srilaras : Dengar tuan ratu yang terhormat, aku datang kemari untuk mengajakmu bekerja
sama
Ratu : Tidak perlu basa basi. Sebenarnya apa yang kalian inginkan?
Srilaras : Tanah Lubuk Buntak menjadi milikku untuk mengakhiri kesengsaraan ini. Apa kau
tega melihat rakyatmu sengsara ?
Ratu : Kau sangat picik, biadab, licik. Kau akan mati dengan kesombangan mu itu.
Srilaras : Jaga mulutmu itu wanita jalang, kau yang akan mati duluan keparat. Bajing
bunuh wanita ini
Sang ratu mengandalkan kemampuan silatnya untuk melawan bajing. Ternyata hanya
dengan sekali sentakan jurus dalamnya membuat bajing terpental dan tak sadarkan diri.
Srilaras : Ternyata kau juga kuat rupanya, Rasakan ini (sambil mengeluarkan pedang dan
menghunus perut Ratu).
Nirmala : Kau memang bengis kau tak pantas hidup. Nining-nining akan marah dengan
sikapmu ini (dengan suara lantang). Nining-nining Lubuk Buntak bangkitlah…. Bangkitlah
Bantu cucumu ini … tolonglah cucumu ini (dengan seluruh kekuatan yg tersisa).
Srilaras : Rasakan ini. Matilah juga kau (sambil menodongkan pedang Naga puspa)
Nirmala : Aaaaagh..(menjerit)
Dayang dan Prabu Saka : Putri Nirmalaa!..
Prabu Saka : Dasar wanita kejam! Beraninya kau menyakiti Ratu dan Putriku. Rasakan ini!
(mengeluarkan pedang pusaka)
Perlawanan Prabu Saka tak ada artinya. Kekuatan Srilaras tidak bisa dikalahkan. Ia
mengeluarkan seluruh jurusnya bertubi-tubi hingga sang Prabu Saka tewas.
Tanpa diduga pedang naga puspa tiba-tiba tidak bergerak dan ratupun bangkit dengan
kematiannya.
Ratu : Kau telah menghancurkan tanah Lubuk Buntak. Aku tidak akan membiarkan
siapapun menghancurkan tanahku (suara lain) tidak akan ada kisah di peradabaan terakhir
kami yang terbunuh begitu saja. Cucu penerus kami menanti semua peradabaan baru yang
Damai, tenteram, dan Makmur.
Ratu : Aku lah sang Nining Lubuk Buntak, kau telah membunuh cucu-cucuku. Maka
sekarang aku yg akan membunuhmu (menggunakan kekutan dalam yg lgsg membuat
badan srilaras terpental dan pedang jatuh entah kemana)
Ratu : Tidak ada yang boleh menodai tanah Lubuk Buntak ini dengan kejahatan. Aku akan
selalu datang melindung cucu-cucuku yg membutuhkan Kedamaian. Tebing tinggi tidak
boleh dikuasai orang-orang kotor seperti mereka. Oleh karena itu tenggelamlah semuanya
kedalam Lubuk Buntak
Akhirnya, Srilaras dan pasukannya tewas. Nining Lubuk Bluntak pun kembali ke dunia gaibnya. Ratu dan
putri Nirwala akhirnya sadar dan mengahmpiri Prabu Saka yang sudah tak berdaya. Ratu, Nirwala dan
Dayang pun saling berpelukan. Mereka telah berhasil menyelamatkan desanya dari kehancuran. Semua
itu juga berkat Nining Lubuk Blantak yang telah melindungi desa ini.