Anda di halaman 1dari 10

SINOPSIS

DAE MINGA
Menurut sejarah dae minga adalah putrid raja yag sangar yang cantik jelita. Tutur katanya
lembut , budi pekertinya halus. Sehingga menjadi bahan pembicaraan Raja dan Putra Mahkota
Kerajaan tetangga.
Kecantikan sang Putri dijuluki “Waja Oha Ra Ngaha NInu Oi Nono” telah menjadi para
Raja dan Pangeran itu ingin mempersuntingnya, sehingga lamaranpun dari hari kehari datang ke
kekerajaan sangagar. Datangnya lamaran ini membuat Raja Sanggar dan Putrinya gelisah.
Mereka sulit menentukan pilihan, sebab salah memilih berarti masalah bagi masrakat dan
negri Sanggar, oleh karena itu, setelah diadakan perenungan , Musyaawarah pun dilaksanakan .
musyawarah menghasilkan satu keputusan yang sangat besar ,yaitu dae Minga harus dibuang ke
danau bekas letusan gunung Tambora. Danau tersebut sampai sekarang oleh Masyrakat di
Kecamatan Sanggara Kabupaten Bima menamakan “MOTI LA HALO”.
Tokoh:
1. Narator : Andini Asri
2. Dae Minga : Laura Anisadila
3. Raja : Aulia Fiqri
4. Permaisuri : Fajria Risha M.
5. Selir : Cantika Melati
6. Putra Pekat : M. Wahyu Alrasyid
7. Putra Aga : Rizky Efandra
8. Hulubalang : M, Rafky Rahdian
9. Pemangku : Taufik Hidaya
10. Dayang 1 : Salsa Nur Fadila
11. Dayang 2 : Afra Fairuz
12. Dayang 3 : Diana Handayani
13. Dayang 4 : Saswita
14. Ruma Bicara : Haifa Khairunnisa A.
15. Putri Kenanga: Utari Rahmi M.
16. Rakyat 1 : Shelviona
17. Rakyat 2 : Dini Maisyi K.S.
ADEGAN I
Di serambi istana . kicauan burung sesekali terdengar , suasana tampak cerah. Diantara
suasana itu masuk dari kiri , Dae Minga bersama dayang. Sampai di tengah pentas. Dayang I
mempersilakan Dae Minga duduk, sedangkan dayang II mengatur tempat duduknya.
Dayang I : Silahkan duduk tuan putri
Putri : Alangkah cerahnya pagi ini . suasananya sejuk, nyaman dan indah.
Dayang I: Ini merupakan anugrah Tuhan yang patut kita syukuri Tuan Putri
Dayang III: benar tuan putri ! diluar sana terhampar gunung Tambora,menghijau bagaikan
permadani. Sedangkan di sebelah utaranya,terbentang lautan yang sangat luasnya
Putri: Tetapi keindahan itu , tak mampu menentramkan hati saat ini dayang dayangku. Aku
selalu gelisah (wajah sedih)
Dayang II :Apa gerangn yang menimpa Tuan Putri
Dayang IV :Ia tuan putri apa sebabnya
Putri : ( Beranjak berdiri ) dayang – dayangku. Tidakkah kalian merasa,bahwa sudah beberapa
hari ini kita tidak di perkenankan oleh baginda untuk keluar istana.
Dayang III: Benar Tuan Putri
Putri : Baginda melarang kita , karena dari hari kehari , lamaran dari Raja dan Pangeran
Kerajaan tetangga selalu berdatangan di kerajaan ini . mereka ingin mempersuntingku. Jika aku
menerima salah satu lamaran,maka akan terjadi pertumpahan darah di negri ini.
Dayang I :Kami pun sangat menghawatirkannya Tuan Putri.
Dayang IV : Sudahkah Tuan putri memusyawarahkan hal itu kepada tuan permaisuri dan
baginda.
Putri :belum dayangku masalah inilah yang sedang aku pikirkan kebaikan dan
keburukanya.namun,lama-lama aku berada di istana ini dengan kegelisahanku,membuat aku
merasa jenuh. Bagaimana kalau kalian mengantarkan aku,untuk melihat keadaan diluar istana,
Dayang I: (kaget) ampun hamba tuanku!bukannya kami hendak melarang tuan putri.tetapi
tuanku maha raja melarang tuan putri keluar pagar istana
Dayang II: Ya tuanku ! kami takut,tuanku maharaja murka karenanya
Putri : Aku mengerti dayangku! Tetapi kali ini kita keluar sebentar saja.kita pasti kembali
secepatnya.
Dayang II : Jika demikian tuanku,hendaklah tuanku minta di kawal oleh pasukan istana .
Putri : Tidak perlu dayangku! Ayolah mari ikut aku.(mereka beranjak keluar.dayang I,dayang
II,dayang III,dan IV menunjukkan kehawatiran)

ADEGAN II
Suasana alam di tempat Pemandian luar istana , udara segar terdengar burung
berkicau(music biola).
(putri dan para dayang memasuki pentas dari kiri)
Putri :Sungguh indah alam disini dayangku,udaranya sejuk.keindahan yang penuh dengan
kedamaian,keindahan
Dayang I : Memang benar tuan putri panorama alam pagi ini sungguh indah.
Putri : Kepada tuhanlah aku menyerahkan kegelisahanku ini,agar aku mendapatkan
petunjuk,hingga masalah ini dapat diselesaikan dengan kedamaian.
Dayang II : Syukurlah tuan putri dapat memikirkan segala kemungkinannya.
Putri : Sekarang ,kita pulang dayangku
ADEGAN III
Disisi lain,putra pekat,selir, dan putri kenanga berkumpul dikamar selir tanpa
sepengetahuan siapapun.
Putra Pekat : Wahai Ibu Selir, apakah yang harus aku lakukan sekarang untuk mendapatkan hati
sang putri?
Selir : Salah satu cara yang harus kau lakukan yaitu dengan mengambil hati sang baginda raja!
Putri Kenanga : Apa maksudnya ibu selir?
Selir : Maksudku adalah, buat saja sebuah penawaran yang dirasa menguntungkan bagi baginda
raja
Putri Kenanga : Penawaran apa yang ibu selir maksud?
Selir : Mmm begini, kau berikan saja penawaran setengah pasukan kerajaanmu kepada sang
baginda raja,dan aku akan membantu mu membujuk raja untuk menerima tawaran itu.
Putra Pekat : Kurasa itu ide yang bagus
Putri Kenanga : Ya kurasa juga begitu
Selir : (berdiri di jendela sambil melihat ke arah pemandian) Sepertinya ini waktu yang tepat
untuk kau berbicara kepada tuan putri. Cepat kau cegat dia sekarang!
Putra Pekat : Baiklah, aku akan segera ke sana.
(dibalik pintu kamar selir,ternyata ada ruma bicara yang kebetulan lewat dan mendengar
pembicaran mereka)

ADEGAN IV
Ketika tuan putri dan dayang dayang,di cegat oleh putra mahkota kerajaan peka (music
genda mbojo).
(ketika putri dan dayang dayang hendak keluar,tiba tiba muncul putra mahkota kerajaan peakat
yang menegurnya)
Putra Pekat : Berhentilah sebentar,wahai tuan putri yang cantik jelita.(sambil mendekati tuan
putri)
Dayang IV : Tuan putri,seseorang memanggilmu.
(putri dan dayang dayang berhenti dan membalikkan badannya kearah para pangeran.dayang
dayang agak takut
Putri :Siapakah gerangan tuanku ? dan adakah yang dapat kami bantu ?
Putra Pekat : Wahai dae minga .pantas kau di juluki “Waja Oha Ngaha ninu Oi Nono”.kau
berbudi pekerti lembut, kta katamu santun,parasmu cantik dan jelita.beberapa hari lagi putra
mahkota kerajaan pekat,akan mempersuntingmu.Ha … ha …. Ha….
Putri : Ampuni hamba tuanku ! hamba harus pulang ke istana
Putri Kenanga : Wahai putri kenapa engkau terburu-buru? (wajah heran)
Putri : Aku harus balik ke istana karena aku takut terlalu lama berada diluar istana
Putra pekat : Tunggu wahai tuan putri ! kau tidak usah takut. Aku sudah melamarmu pada raja
sanggar. Itu berarti, kau sekarang adalah milik ku. Kau akan ku boyong ke istanaku untuk ku
jadikan pendamping hidup. Ha ….. ha ….ha
(putra kerajaan agak masuk)
Putri dan dayang-dayang pun terkejut
Tuan Putri : Apa yang telah kau bicarakan wahai Putra Pekat
Dayang III : Iya,apa maksudmu tuan putra pekat
Putri Kenanga : Apa yang dibicarakan putra pekat memang benar putri. Putra pekat telah
mempersunting mu pada raja sanggar,mungkin baginda raja belum memberitahumu
Putra Aga : Hai jangan dulu berbangga hati,wahai putra mahkota kerajaan pekat akulah yang
lebih berhak mempersunting dae minga dari padamu.
(suasana semakin tegang,putri dan dayang dayang semakin takut)
Putra Pekat : (kaget menghadap kearah putra aga dengan geram.) siapa kau, beraninya
mencampuri urusanku. Dae minga adalah milikku. Aku sudah melamarnya pada raja sanggar.
Dayang I : Sudahlah wahai para pangeran . janganlah tuan tuan bertengkar karna masalah ini.
Dayang III : Biarlah tuan putri saja yang akan menentukan pilihannya tuan pangeran.
Putra Pekat : Aaaaaah ….,aku tidak akan membiarkan dae minga menjadi milik orng lain
sekarang kalian minggir lah. Aku akan membunuh pangeran yang kesiangan ini.
Putra Aga : Kau tidak pantas mempersunting dae minga wahai putra mahkota kerajaan pekat.
Karena itu kau angkat kaki dari tempat ini.(suasana semakain tegang)
Putra Pekat : Lancang benar ! kalau kamu “ DOU RANGGA” mari kita “ncao”
Putra Aga : “mai” aku terima tantanganmu. Mari kita selesaikan masalah ini secara
jantan.(music gantau)
putra pekat dan putra aga bertarung. Sedangkan putri keliatan takut dayang dayang agak
gemetar Sesaat kemudian , putri dan dayang dayang keluar.
Pertarungan kembali berlanjut hingga putra pekat kalah tetapi dia masih mengancam
putra aga .
Putra Pekat : Hai putra mahkota raja aga ! hari ini aku belum kalah . tapi ingat siapapun berani
mempersunting dae minga maka akan berperang dengan kerajaanku.(keluar)
Putra Aga : (aga mengejar tetapi kembali melihat kearah dae minga berdiri, dia mencari cari
kemudian berucap ) dae minga dimana kau

ADEGAN V
Selir memasuki ruangan raja
Raja : Apa gerangan yang membawamu kemari selir?
Selir : begini raja,apakah kau sudah mendengar rumor yang tersebar ?
Raja : Rumor apakah itu selir?
Selir : Rumor mengenai lamaran raja pekat pada tuan putri
Raja : Apa(ekspresi kaget)?! Bahkan aku saja belum memberitahu tuan putri dan putra pekat
saja belum menemui ku
Selir : Dia akan segera menemui mu raja,serta membawa penawaran yang cukup
menguntungkan bagi kita.
Raja : Penawaran seperti apakah itu selir?
Selir : Penawaran dimana putra pekat akan memberikan setengah pasukan kerajaannya kepada
kita,jika baginda raja dan tuan putri menerima lamarannya.dan tentu saja hal itu akan membuat
pertahanan kerajaan kita semakin kuat.
Raja : Baiklah aku akan memikirkannya.
Selir meninggalkan ruangan raja.
ADEGAN VI
Keesokan harinya ruma bicara keluar dari istana untuk menemui kerabatnya.
Rakyat I : Ada apa kau kemari ruma bicara?
Ruma bicara : Kemarin aku tidak sengaja mendengar pembicaraan selir, putra pekat, dan putri
kenangan (ekspresi iba)
Rakyat II : Memang apa yg mereka bicarakan? (ekspresi bingung)
Ruma bicara : Mereka berbicara mengenai taktik agar baginda raja dan tujuan putri menerima
lamaran putra pekat
Rakyat I dan II terkejut
Rakyat I : Apa kau tidak salah dengar ruma bicara?
Rakyat II : Iya, apakah kau tidak salah dengar? Bagaimana mungkin selir berbuat seperti itu
kepada raja
Ruma bicara : Iya, mana mungkin aku berbohong tentang hal serius seperti ini dan aku tidak
ingin tuan putri terpaksa menerima lamaran itu
Rakyat I : Lalu, apakah kau ingin melakukan sesuatu untuk menyelamatkan tuan putri?
Ruma bicara : Entahlah, aku tidak tau apa yg harus aku lakukan sekarang. Lihat saja nanti, aku
akan memikirkannya
ADEGAN VII
Di istana tengah duduk sang raja dan permaisuri
Raja : Dinda !
Permaisuri : Ada apa kanda?
Raja : Adakah kau mendengar , apa yang dibicrakan oleh Rakyat dan Putra Mahkota Kerajaan
Tetangga tentang putri kita ?
Permaisuri: Tentang apa kanda ? Adakah anak kita berbuat salah ?
Raja: Bukan itu dinda, anak kita tidak berbuat salah . Mereka hanya menyebut kecantikan Putri
kita , dengan sebutan “Waja oha ngaha ninu oi nono”
Permaisuri: Dinda sungguh bahagia Kanda ! Dia merupakan anugrah Tuhan yang tiada tara bagi
kita. Dia bagaikan bulan kelima belas, mempesona , menyinari alam maya pada ini.
Raja : Itulah Dinda ! yang selama ini aku khawatirkan. Aku sebenarnya ingin memilihkan jodoh
yang terbaik untuk anak kita, namun beberapa hari ini aku selalu diresahkan oleh mimpi
burukku, bahwa akan ada badai yang akan menghapus negeri ini.
Permaisuri : Dinda juga pernah bermimpi hal yang sama Kanda. Dinda menjadi takut jika
mengingat mimpi itu (mendekat ke Raja)
(Hulubalang tiba-tiba masuk dari kiri)
Hulubalang : Ampuni hamba Tuanku Maharaja. Hamba telah lancang memasuki ruangan
baginda .
Raja :( Ekspresi kaget, mendekat pada hulubalang, sedangkan permaisuri ada di samping Raja
). Ada apa Hulubalang ! apa gerangan berita yang hendak kau sampaikan.
Hulubalang : Ampun tuankun ! Hamba benar-benar kaget, ketika melihat Tuan
Putri memasuki lare-lare Istana. Ini berarti Tuan Putri telah pergi ke luar Istana. Hamba siap
menerima hukuman atas kelalaian Hamba.
Raja : Dae Minga keluar istana ? dimana dia sekarang (gelisah )
Hulubalang : Begitulah adanya baginda !
Permaisuri : Bagaimana dengan Putriku Hulubalang?
Hulubalang : Tuan Putri dalam keadaan baik-baik saja, Tuanku !
Raja : Hulubalang ! Hadapkan Dae Minga bersama dayangnya ke hadapanku sekarang.
Hulubalang : Baik Tuanku, titah tuanku hamba laksanakan.

ADEGAN VIII
(Hulubalang keluar dan masuk kembali dengan putri Dae Minga).
Pemangku : Tuan Putri telah tiba Baginda.
Raja : Putriku kenapa engkau keluar istana ? Bukankah sebelumnya Muma telah melarang ?
Putri : Ampun beribu ampun Muma dan Dade yang saya muliakan, tadi Ananda bersama
dayang-dayang bersenang senang di telaga tempat pemandian, sewaktu kami kembali muncul 2
orang Pangeran yag ingn merebut Ananda ( dengan hati takut bercampur haru )
Raja : ( Kaget ) Petaka ? Apa yang terjadi ?
Putri : Disaat Ananda mencari ketenangan, tiba-tiba muncul Putra Mahkota Raja Pekat yang
mengganggu ketenangan itu. Anandapun ingin pulang. Tetapi Putra Raja Pekat menahan ananda.
Beberapa saat kemudian , Putra Raja Aga datang. Mereka akhirnya bertarung, karena masing
masing ingin memperebutkan Ananda. Ananda khawatir Ayahanda, sebab Putra Raja
Pekat yang kalah mengancam akan berperang, kepada siapa yang mempersunting Ananda.
Raja : mimpiku kini menjadi kenyataan , karena itu wahai Putriku. Kau jangan lagi keluar istana
tanpa seijinku. Sekarang aku harus memikrkan jalan keluar dari permasalahan ini.
Putri : Baik Muma ! Ananda pun akan memikirkan pemecahan masalah ini dan ananda rela
menerima apapun keputusan Muma.
Raja : Sekarang, Ananda boleh pergi, tenangkan pikiranmu. Mudah-mudahan Tuhan Yang
Kuasa memberikan jalan yang terbaik bagi kita ( kemudian Putri keluar )
Raja : Hulubalang. Masalah ini telah menjadi besar dan hal ini harus kita musyawarahkan.
Oleh karena itu, kau beritahukan kepada para pembesar Istana, bahwa besok kita akan
bermusyawarah di ruang utama Istana.
Hulubalang : Titah baginda ,saya laksanakna
Raja : Ayo Dinda, kita harus istirahat.
( mereka keluar )
ADEGAN IX
Di dalam kamarnya Putri terlihat sedang duduk termenung. Kadang –kadang ia
mengadahkan mukanya kelangit. Kadang-kadang pula mengerutkan dahinya. Saat itu, Putri agak
kelihatan berfikir.
Dari kiri masuk permaisuri mendekati putri. Putri tersentak dari lamunannya, saat
permaisuri memegang pundaknya. Musik sarone, sayup sayup mengiringi adegan tadi.
Permaisuri : Beberapa hari ini, kau kelihatan selalu menyendiri Putriku.keceriaanmu berganti
kegelisahan.
Putri : Maafkan Ananda Dade. Ananda gelisah, karena beberapa hari ini Muma selalu
didatangi utusan Raja-raja tetangga yang hendak melamar Ananda. Bahkan ada beberapa
Pangeran yang saling mengancam yang akan menyebabkan peperangan
Permaisuri : Dade juga sudah mendengar hal itu Ananda, bahkan Mamu, sedang memikirkan
pangeran mana yang akan dipilih, dan bagaimana jalan keluarnya bila terjadi permasalahan nanti.
Putri : Maafkan Ananda Dade. Permasalahan ini telah meresahkan hati Muma, Dade dan
ketentraman negri ini. Oleh karena itu Bunda, Ananda telah memikirkan kebaikan dan
keburukannya. Setelah Ananda berdoa kepada Tuhan, Ananda mendapat petunjuk bahwa
Anandalah yang harus di korbankan.
Permaisuri : Tidak, tidak anakku. Kau tidak harus melakukn hal itu. Biarkan Muma yang
memecahkan persoalan ini.
Putri : Tidak Dade, permasalahan ini tidak dapat di pecahkan tanpa pengorbanan. Karena itu,
jalan satu – satunya Ananda harus dikorbankan.
Permaisuri : Anakku, engkaulah satu-satunya harapan dalam hati Dade. Engkau adalah
pengobat mata, penyejuk hati, lemah rasanya sendi dan raga ini, jika engkau harus hilang dalam
kabut dan telaga keputusanmu.
Putri : Ananda rela melakukannya Dade. Biarlah Ananda saja yang menjadi korban. Jangan
sampai dirasakan oleh rakyat dan negri, karena itu Dade sampaikan kepada Muma tentang
keinginan Ananda.
Permaisuri : Anakku, walau denan berat hati Dade menjawabnya, pesanmu pasti Dade
sampaikan, sekarang kau tidurlah anakku, Ibu juga mau pergi. ( Mereka keluar )
ADEGAN X
Di ruang sidang utama Istana. Telah duduk Raja, Permaisuri,Selir dan Putri Dae Minga.
Begitu juga dengan Ruma Bicara, Pemangku, dayang-dayang, dan Hulubalang. Semuanya telah
hadir untuk bermusyawarah.
Raja : Wahai para pejabat Istana. Hari ini aku menghadapkan kalian, karena ada persoalan
penting yag harus kita bicarakan. Kalian sudah mengetahuinya, bahwa dari hari kehari, lamaran
yang datang dari kerajaan tetangga yang ingin mempersunting Putriku semakin banyak. Aku
sulit menentukan pilihannya. Sebab salah memilih berarti bencana bagi negeri kita dan negeri
lainnya. Karena itu, sesuai dengan keinginan Dae Minga dan titahku. Setelah dipikirkan
kebaikan dan keburukannya. Maka aku memutuskan bahwa putriku harus dibuang ke “Moti La
Halo”
Permaisuri : Ampun Kanda!tidakkah keputusan ini dapat diubah dengan keputusan yang lain ?
Selir : Benar apa yang dikatakan oleh baginda raja permaisuri,seharusnya kau tidak menyanggah
pendapat baginda raja,karna ini semua di lakukan oleh baginda raja demi kebaikan rakyat dan
juga kerajaan kita.
Raja : Titahku harus ditegakkan.
Ruma bicara : Ampun beribu ampun baginda. Janganlah Tuan Putri dikorbankan. Biarlah Putri
hambamu ini yang akan menggantikannya Baginda.
Raja : Masalah ini sudah aku pikirkan. Inilah satu – satunya jalan yang harus kita tempuh,
karena semua permasalahan bersumber pada Putriku.
Pemangku : Ampun Baginda. Kami dan rakyat Sanggar sangat menyayangi Putri Dae Minga.
Kami rela mengorbankan diri untuk melindunginya bila terjadi peperangan.
Raja : Itulah yang tidak aku inginkan. Akupun sebenarnya berberat hati untuk
melaksanakannya tetapi aku tidak boleh mementingkan diri sendiri, kepentingan rakyat dan
negeri inilah yang harus kuutamakan. Bagaimana denganmu Putriku ?
Pemangku: Tapi baginda raja jika kau melakukannya maka kerajaan ini tidak akan memiliki
putri lagi
Putri : Biarlah pemangku jika memang ini yang seharusnya ku lakukan
Pemangku : Tapi tuan putri (ekspresi putus asa)
Raja: Sudahlah pemangku,aku akan tetap melaksanakan keputusan ku
Permaisuri : Putriku ( memeluk putrinya) sudahkah kau hal ini kau pikirkan sebaik mungkin ?
sungguh hati Dade tak kuasa mendengarnya engkaulah permata hatiku.
Putri : Tabahkan hati Dade. Janganlah terlalu memikirkannya.
Raja : Dinda dan Putriku dan kalian pejabat Istana. Keputusan ini harus kita laksanakan
secepatnya. Besok Dae Minga harus dibuang dan malam ini, adalah malam perpisahan bagi
Putriku. Dayang – dayang ! dendangkan syair “ Inde Ndua ” sebagai kenangan terakhir bagi
Putriku.
Nyanyian Inde Ndua didendangkan. Suara tangis Permaisuri terdengar. Begitu pula
dengan dayang dayang semuanya bersedih sebab besok mereka akan ditinggalkan oleh Dae
Minga yang mereka sayangi, seluruh negeri berduka. Rakyat Sanggar yang mendengar
keputusan Raja, amat bersedih hati. Mereka ingin melihat Putri Dae Minga yang terakhir kali.
Karena itu, mereka datang ke Istana, dan ingin mengantar kepergian Putrinya.
Raja : Putriku sekarang saatnya kita berpisah. Karena itu, mari kita berangkat. Dinda, marilah
kita antar Putri kita ketempatnya yang terakhir.
ADEGAN XI
Hulubalang mengapit Raja, Permaisuri dan Dae Minga. Sedangkan Ruma Bicara,
Pemangku dan Dayang – dayang mengikutinya dari belakang mereka berjalan ketengah. Setelah
itu, Dae Minga bersujud dikaki Raja dan Permaisuri.
Raja : Tegarkan hatimu Anakku.
Permaisuri : Anakku ( memeluk putrinya )
Putri : Ananda harus pergi Muma. Dade , tabahkan hati Dade, relakan kepergian Ananda (
mereka menangis ).
Dae Minga beranjak dari Raja dan Permaisuri. Dia melihat atu persatu pengiringnya.
Kemudian ia berdiri diatas batu bersusun tujuh dan berseru.
Putri : E... Sara’ana dou Kore.. Hampa ba nahu mpa mandake diru’u ai walina di nggomi doho.
Gaga rantika wa’a sara’a ba nahu ambimpa di wi’i wea ba nahu ngomi
doho.
Hulubalang membawa Putri keluar. Suara isak tangis masih terdengar, Raja pun maju di
antara rakyatnya.
Raja : Wahai rakyatku ! tabahkan hati kalian. Semua ini saya lakukan demi kedamaian diatas
negeri ini. Marilah kita pulang, kita jangan terlena dengan kesediahn ini. Dinda, marilah kita
pergi.
( mereka keluar )

Anda mungkin juga menyukai