Anda di halaman 1dari 2

Putri Rainun Dan Rajo Mudo

Karya : Nurhidayatullah

Putri Rainun dan Rajo Mudo adalah sepasang kekasih dari daerah Jambi. Pasangan ini sangat
serasi, Putri Rainun memiliki paras yang cantik jelita dan berbudi luhur. Demikian pula Raja mudo
yang berwajah tampan dan cerdas.
Di petang hari Putri Rainun dan Rajo mudo duduk di sebuah taman yang indah.
Putri Rainun : “Kanda, tahukah kau kalau aku tak bisa hidup tanpamu.”
Rajo Mudo : “Tapi dinda, kau seorang bangsawan yang kaya raya sedangkan aku hanya rakyat biasa.”
Putri Rainun : “tapi kanda itu bukanlah masalah bagiku.”
Rajo Mudo : “wahai dinda, sebenarnya aku ingin pergi ke negeri seberang untuk menimba ilmu.”
Putri Rainun : “Benarkah?”
Rajo Mudo : “Benar, jika engkau mengizinkan, aku akan pergi esok pagi.”
Putri Rainun : “iya kanda, aku merestui kepergianmu. Tapi jangan lupa kembali. Dinda tidak ingin
lama-lama berpisah dengan kanda.”
Keesokan harinya Rajo Mudo pun berlayar menuju negeri seberang. Putri Rainun tak kuasa menahan
air mata melepas kepergian kekasih hatinya. Ia baru meninggalkan pelabuhan setelah kapal yang
ditumpangi rajo mudo hilang dari pandangan.
Bundo Putri Rainun : “ngapolah kau tu sedih terus!”
Putri Rainun : “Aku sangat mencintainyo inang. Tapi dio belum balek padahal udah tigo bulan.”
Bundo Putri Rainun : “Sudahlah jangan kau pikirin dio terus. Diio tu dak pantas untuk kau.”
Karena tak tahan mendengar ibunya putri Rainun pergi masuk ke kamar meninggalkan ibunya. Tak
lama kemudian Rajo Biji Kayo dan pengawalnya datang berkunjung ke rumah Putri Rainun.
Pengawal : “Maaf mengganggu saya kesini mengantarkan Rajo Biji kayo untuk membicarakan suatu
hal dengan ibundo putri Rainun.”
Bundo putri Rainun : “iya, ada apa?”
Rajo Biji Kayo : “maksud kedatanganku kesini tak lain tak bukan adalah untuk melamar putri Rainun
bundo.”
Bundo Putri Rainun : “baiklah aku terima pinanganmu Rajo Biji kayo.”
Rajo Biji Kayo : “Wahai bundo, aku yakin sesungguhnya aku lah yang paing cocok untuk Rainun.
Baiklah aku akan pergi ada urusan yang penting.” (berkata seraya pergi meninggalkan bundo)
Karena mendengar orang bercakap-cakap Putri Rainun keluar dari kamarnya.
putri Rainun : “ado apo bundo?”
Bundo : “Bundo telah menerima lamaran Rajo Biji kayo.”
Putri : “a.. apo Bundo?? (seakan tak percaya )”
Bundo : “Ketahuilah putriku. Pemuda yang benamo Rajo Biji Kayo itu anak orang kayo. Ibu pikir ia
sangat cocok menjadi pendamping hidupmu dari pado Rajo Mudo.”
Putri : “jangan bandingkan Rajo mudo dengan dio!” (dengan nada yang tinggi)
Bundo : “Kau jangan membantah! Bundo dak mau tau! Minggu depan kau akan nikah dengan Rajo
biji kayo.”
Putri : (lututnya serasa lemas dan ia terduduk) “kau jahat bundo…” (dengan lirih)
Singkat cerita perhelatan pernikahan Putri Rainun dan Rajo Biji Kayo digelar besar-besaran. Setelah
pernikahan Putri Rainun tidak bicara sepatah katapun dengan Rajo Biji Kayo. Bahkan ia tak mau jiika
biji kayo menyentuhnya sedikitpun.
Rajo Biji Kayo : “sekarang kau telah menjadi milikku.” (sambil memegang bahu Putri)
Putri : “jangan sentuh aku!” (menepis tangan biji kayo seraya berlari meninggalkan Biji Kayo)
****
Tak disangka Rajo Mudo telah pulang dari negeri seberang. Ia sangat kecewa mendengar
kabar bahwa Putri Rainun telah menikah. Ia berencana untuk bertemu dengan putri di tempat terakhir
kali ia berpamitan.
Rajo Mudo : “Aduh, kemanakah gerangan Putri Rainun sudah sejam kutunggu tak datang juga.”
Dayang Putri Rainun : “Maaf tuan, hamba kemari ingin menyampaikan pesan bahwa putri tidak bisa
datang di karenakan ia terlalu malu untuk bertemu tuan. Saya kesini diutus putri juga untuk
menyampaikan permohonan maaf nya.”
Rajo Mudo : “aku akan menemuinya.”
Tak lama kemudian sampailah Rajo mudo di rumah puteri Rainun.
Rajo Mudo : “Puteri ini aku Rajo Mudo tolong bukakanlah pintumu.”
Puteri : “Ke keenapa kau kesini? Nanti Biji Kayo pulang.”
Rajo mudo : “aku hanya ingin memberikanmu cincin ini sebagai bukti rasa cintaku. Kuharap kau
bahagia dengan biji kayo”
Setelah cincin itu diberikan Rajo Mudo pergi meninggalkan putri. Menerima cincin itu
membuat hati putri Rainun sangat sakit sekali ia tak tahu harus berbuat apa kesedihan dan penyesalan
membanjiri dirinya. Akhirnya ia menulis sebuah surat tentang penderitaannya dan cintanya yang
sungguh besar kepada Rajo Mudo. Di depannya sudah ada segelas racun yang ia siapkan dari 3 hari
yang lalu namun setelah berpikir keras menurutnya saat inilah yang tepat untuk bunuh diri.
Beberapa saat kemudian Biji Kayo pulang kerumahnya ia sungguh kaget melihat istrinya tergeletak
tak bernyawa.
Rajo Biji Kayo : “Riinn!! Kau ini dayang atau apo ha! Tengok tu!”
Dayang : “Putriiiii !!! (menghambur ke arah putri Rainun) Sungguh aku dak tau apo apo tuan..”
(Rajo Biji Kayo membaca surat yang ditinggalkan Dayang dan terlihat sangat marah sekali.)
Rajo Biji Kayo : “Dimano rajo Mudo !”
Dayang : “aa.. aku ti..tidak tau tuan.”
Rajo Biji Kayo : “Dimano rajo Mudo !” (bentaknya lagi kepada dayang)
Dayang : “Dia sedang di taman barat daya.”
Mendengar ucapan dayang Rajo biji kayo langsung menuju ke taman tersebut disana sedang
duduk Rajo Mudo yang kelihatan sangat sedih.
Rajo Biji kayo : “hey! Manusia biadab sesungguhnya kau lah yang membuat istriku mengalami
kematian!” (ucapnya dengan lantang)
Rajo Mudo : “A…apa maksudmu?”
Rajo Biji Kayo : “Terima ini” (Biji kayo seraya mengeluarkan kerisnya siap menghunus Rajo Mudo)
(mereka pun bertarung)
Rajo Biji Kayo : “Istriku telah mati dan karnamu dia bunuh diri hahaha !”
Rajo mudo : “Ti..tidak mungkin…” (tiba-tiba diam tak bergerak)
(Bii kayo secepat kilat menghunuskan kerisnya keperut Rajo mudo)
Rajo Biji Kayo : “Rasakan itu! Ayo pengawalku kita pergi ke negeri seberang mencari gadis lain.”
(seraya pergi meninggalkan Rajo Mudo)
Pengawal : “ii…iya tuan.”
Kematian pun juga menjemput Rajo Mudo. Ibunda Putri Rainun sangat menyesal dengan
perbuatannya karena telah memaksakan cinta putrinya. Dan yang sangat di sesalinya juga karena
membiarkan puterinya menikahi lelaki biadab.

Anda mungkin juga menyukai