Anda di halaman 1dari 5

“Naskah drama JAYAPRANA DAN LAYONSARI”

Dahulu kala hiduplah sepasang suami istri di desa Kalinget. Mereka mempunyai 2
orang anak perempuan. Yang pertama adalah Layonsari dan yang kedua adalah Sripandana.
Pada suatu malam, bapak, ibu dan adik Loyansari sedang mengobrol di ruang tamu sembari
menunggu kedatangan Layonsari dari desa seberang.
(Bagian 1)
Ibu Layonsari : (mondar-mandir) pak, hari sudah malam. Namun Layonsari tidak pulang-
pulang…”
Bapak Layonsari: sudah tenang saja, mungkin ia masih dalam di jalan , bu.
(ketika bapak , ibu dan adik Layonsari sedang mengobrol di ruang tamu, tiba-tiba
mereka mendengar suara yang aneh)
Perampok 2 : kreekkk… (membuka pintu belakang rumah Layonsari) Bli,
bagaiamana kalau kita ketahuan?
Perampok 1 : bunuh saja mereka! Ssst… sudahlah jangan berisik…”
Bapak Layonsari : (mendengar suara orang) bu, sepertinya ada suara orang dibelakang
rumah kita..”
ibu Layonsari : iya, pak. Mari kita lihat.
(bapak, ibu dan adik Layonsari pun melihat kebelakang rumahnya dan betapa
terkejutnya mereka, ketika melihat ada perampok yang sedang menyusup masuk ke rumah
mereka)
Bapak Layonsari : siapa kalian?! Hendak apa kalian di rumah kami?!
Ibu Layonsari : aduh, pak… bagaimana ini?! (ibu Layonsari dan anaknya bersembunyi
dibelakang suaminya)
Perampok 1 : sudah! Tak usah banyak bicara! Serahkan harta kalian atau nyawa kalian
taruhannya!!! (mengeluarkan pedang)
Bapak Layonsari : tidak ! tidak akan aku serahkan! (berusaha melindungi istri dan
anaknya)
Perampok 1 : kalau begitu, terimalah ini ! (menghunuskan pedang ke tubuh bapak
Layonsari)
Bapak Layonsari : aaaa!!! (tergelatak tak berdaya)
Ibu Layonsari : (menghampiri suaminya) bapak… bangun pak…
Sripandana : (menangis) bapak jangan tinggalkan kami…
Ibu Layonsari : pergi kalian dari rumahku!!
Perampok 2 : kau mencoba melawan kami! Terima ini ! (mengeluarkan pedang dan
berusaha menusukkannya ketubuh ibu layonsari)
(naasnya, pedang itu mengenai tubuh Sripandana)
Sripandana : ibuuuu!! (suaranya tertahan dan tewas seketika)
Ibu Layonsari : anakku… bangun nak, bangun… (menghampiri perampok) dasar menusia
biadab! Kau telah membunuh semua keluargaku!
Perampok 1 : apa katamu?! Wanita tak tau diri! Terimalah ini ! (menusukkan pedangnya
ketubuh ibu layonsari)
Ibu layonsari : aaaa!!! (tergeletak penuh darah)
Perampok 2 : ayo bli! Kita rampas semua hartanya dan setelah itu kita langsung pergi dari
rumah ini!
(setelah mereka mengambil semua harta milik keluarga Layonsari, mereka langsung
pergi dari rumah itu tanpa memperdulikan keluarga Layonsari. Tak lama kemudian,
layonsari datang kerumahnya)
Layonsari : bapak… ibu… layon pulang…(membuka pintu rumahnya dan terkejut
karena rumahnya begitu berantakan) loh sepi dan berantakan sekali… pak… bu… kalian
dimana? (mencari disetiap sudut rumahnya dan ia pun terkejut ketika melihat keluarganya
tewas tergeletak dilantai dapur rumahnya) bapak, ibu, adik!!! Bangun….. jangan tinggalkan
layon sendiri pak bu… siapa yang tega melakukan ini pada kalian… pak, bu… layon butuh
bapak ibu dan juga Sri… pak, bu… bangun….” (Menangis..)

(Bagian2)
Beberapa tahun kemudian, Layonsari tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita. Namun,
karena ia hidup sebatang kara, ia tak sanggup menjalaninya. Layonsari pun menjadi abdi di
kerajaan Ratu Kalianget. Karena ia adalah abdi yang rajin, ratu Kalianget pun menyukainya.
Layonsari pun diangkat menjadi anaknya.
Ratu Kalianget : pengawal, ku titahkan kalian untuk memanggil Layonsari
mengahadapku.
Pengawal 1 & 2 : baik baginda ratu. (pergi memanggil layonsari dan dibawa menghadap ratu)
Layonsari : sembah sujudku ibunda Ratu Kalianget. Ada apakah gerangan ibunda Ratu
memanggilku?
Ratu Layonsari : begini Layonsari, kau adalah sosok seorang gadis yang cantik dan
rajin. Wajarlah, jika para pandawa disini menyukaimu. Dan ku rasa, sudah saatnya kau untuk
menikah. Jika kau tidak keberatan, pilihlah salah satu dari mereka, lalu jadikanlah suamimu.
Layonsari : maaf ibunda ratu, hamba bukan bermaksud untuk menolak perintah dari
ibunda. Hamba hanya ingin menikah, tapi bukan dengan pandawa-pandawa istana (diam
sejenak) dengan penuh hormat jika diperkenankan, izinkanlah hamba untuk mencari calon
suami hamba diluar istana.
Ratu Kalianget : baiklah Layonsari, jika itu yang kau inginkan, aku pun tidak akan
menghalangimu untuk memilih calon suami yang sesuai dengan pilihan hatimu.
Layonsari : terimakasih ibunda Ratu, hamba mohon diri untuk mencari udara segar sana.
(layonsari pun pergi ke luar istana)

(Bagian 3)

Saat ditengah jalan tak jauh dari istana, tiba-tiba seorang pemuda tampan
menabraknya
Layonsari : brakkk! (terjatuh di tanah bersama pemuda tampan itu)
Jayaprana: maaf-maaf. Saya benar-benar tidak sengaja. Saya sedang buru-buru ( menatap
Layonsari)
Layonsari : (tersenyum) eh i..ii..iya tidak apa-apa, kok
Jayaprana : siapa namamu gadis cantik?
Layonsari : nama saya Layonsari, dan siapa namamu dan dari mana kau berasal?
Sepertinya saya tidak pernah melihatmu?
Jayaprana : nama saya Jayaprana, saya dari desa sekar putra Jero Bandesa. Baiklah, kalau
begitu saya permisi dulu.
Layonsari : mari, silahkan…
(layonsari pun terpesona ketampanan dan keramahan Jayaprana. Ia jatuh hati
kepadanya. Setelah pulang dan mencari udara segar, Layonsari memberitahu ratu Kalianget
bahwa ia telah menemukan calon suaminya)
(bagian 4)
Layonsari : dengan penuh rasa hormat ibunda ratu Kalianget. Saya ingin menyampaikan
bahwa saya telah menemukan calon suami saya.
Ratu kalianget : dari desa mana dia berasal?
Layonsari : ia berasal dari desa Banjar Sekar, ia putra dari bapak Jero Bandesa
Ratu Kalianget : baiklah kalau begitu. (menulis surat). Pengawal, berikan surat ini kepada Jero
Bandesa di desa Banjar Sekar.
Pengawal 1& 2 : baik baginda ratu (pergi menuju desa Banjar Sekar)
Ratu Kalianget : Layonsari, surat itu berisi undangan untuk menghadap saya. Jadi hendaklah
kau bersiap-siap.
Layonsari : baik ibunda.
(ketika malam tiba , kelurga Jayaprana dating ke kerajaan Kalianget)

(Bagian 5)
Pengawal 1 : apakah kalian keluarga bapak Jero Bandesa?
Ibu Jayaprana : benar. Kami adalah keluarga Jero Bandesa.
Pengawal : kalau begitu, silahkan masuk.
(keluarga Jayaprana masuk kedalam istana dan bertemu Ratu Kalianget)
Ratu Kalianget : (menatap Jayaprana dan terpesona) silahkan duduk
Jayaprana : terimakasih baginda Ratu.
Jayaprana : maaf baginda ratu, jika kami boleh tahu, ada maksud apakah kami diundang kemari?
Ratu Kalianget : begini, anak saya Layonsari terpikat oleh keramahan putra bapak. Saya
sebagai ibundanya, ingin sekali menikahi putri saya dengan putra bapak.
Bapak jayaprana : untuk persoalan itu , saya serahkan kepada putra saya.
Jayaprana : baiklah, saya pun menaruh hati kepada putri baginda ratu. Ia adalah sosok gadis
yang rajin dan tidak sombong.
Ratu Kalianget : kalau begitu, esok hari akan ku laksanakn pernikahan kau dengan dengan
putriku. Untuk kelancarannya, silahkan kalian menginap dan beristirahat disini.
Penmgawal…
Pengawal 2 : ada apa baginda ratu memanggil kami?
Ratu Kalianget : antarkan keluarga ini ke kamar peristirahatan mereka.
Pengawal 1 & 2 : baik baginda ratu. (mengantarkan keluarga Jayaprana ke kamar
istirahatnya)
Ratu Kalianget : dan kau Loyansari, silahkan kau menuju kamarmu untuk beristirahat agar
besok pernikahanmu berjalan lancar.
Loyansari : baik ibunda. (pergi ke kamarnya)
Setelah semua tertidur, Ratu Kalianget menyusun strategi untuk mendapatkan calon
suami putrinya itu, namun tanpa sengaja Layonsari terbangun ditengah malam tersebut dan
mendengar pembicaraan ibunda dengan para pengawal-pengawalnya.
Ratu Kalianget : pengawal, aku ingin kalian membunuh Layonsarti setelah mereka
nanti menikah.
pengawal 1 : bagaimana bisa baginda ratu kami melakukannya.
Ratu Kalianget : bagaimana pun kalian harus bisa. Jika kalian tidak bisa, nyawa kalianlah
taruhannya.
Pengawal 2 : tapi mengapa ratu tega melakukan ini pada tuan putri Loyansari?
Ratu Kalianget : karena aku mencintai suami Loyansari, Jayaprana. Karena itu kalian harus
bisa membunuhnya.
(Loyansari tersentak kaget saat mendengar pembicaraan itu)
Pengawal 1&2: baiklah baginda ratu. (ratu dan pengawal pergi)
Layonsari : (masuk) bagaimana bisa ibunda ratu berbuat seperti itu? (menangis) tapi, selama ini
ia telah berbuat baik padaku. Tuhan… bagaimana ini?
Jayaprana : (masuk) Layon…
Layonsari : (terkejut) kakanda… (pura-pura menghapus air mata)
Jayaprana : mengapa kau masih disini , adinda? Besok adalah hari besar kita. Bsok adalah cinta
kita, dan esok seterusnya…
Layonsari : kakanda benar…

Ratu Kalianget : dengan ini, aku sahkan kalian menjadi pasangan suami istri yang berbahagia..
(menyatukan tangan Jayaprana dan Layonsari)
Layonsari : (mencium tangan suaminya)
Seluruh rakyat Kalianget pun bergembira. Namun sesungguhnya hati Layonsari
dihantui rasa ketakutan.

(bagian 6)

Setelah beberapa hari menikah, Ratu Kalianget melaksanakan akal bulusnya untuk
merebut suami Layonsari. Pada suatu hari, ketika Jayaprana pergi berburu, Layonsari disekap
pengawal dan Ratu Kalianget.
Ratu Kalianget : wahai kau Loyansari. Kau tak akan bisa memiliki Jayaprana untuk
selamanya. Kau harus mati dan akulah yang akan menggantikan posisimu sebagai istri
Jayaprana.
Layonsari : tidak ibunda ! Ku pikir kau adalah ratu yang baik namun ternyata kau lebih dari
seekor serigala ! tidak ! aku tidak akan membiarkan kau menikah dengan suamiku! Karena
aku pun mencintainya!!
Ratu Kalianget : Hahahaha… Mimpi apa kau gadis tak tahu diri!!! Pengawal !! bunuhlah dia!!
Pengawal 1 : tapi baginda ratu…
Ratu Kalianget : cepat lakukan!!
Pengawal 2 : ba.. baik baginda (mengambil pedangnya dan menusukkannya ketubuh
Layonsari)
Layonsari : aaahh… (tergeletak dan terbalur banyak darah)
(Jayaprana yang kebetulan pulang dari berburu, tanpa sengaja melihat kejadian itu)
Jayaprana: ibunda Ratu? (melihat istrinya tergeletak) istrikuuuu…. (dipangkunya Layonsari)
Layonsari : (menangis dan menahan sakit) ka.. kanda…”
Jayaprana : (menangis) mengapa dinda..
Layonsari : ini.. ini semua atas kehendak ibunda kanda… ia, ia sendiri mencintaimu
kakanda… uhk uhk uhk.. sesungguhnya sudah tau ini sebelumnya, tapi uhkuhkuhk… (mati)
Jayaprana : adinda… bangun dinda… Adinda….!!! (teriak dan menangis)
(song : Hanyalah cinta)
(Yang aku cari hanyalah cinta.. hanya cinta yang tak terganti.. yang aku mau hanyalah cinta..
hanyalah cinta yang ku beri.. yang selalu ku tunggu hanyalah cintanya.. cinta yang tak
terganti.. yang aku nanti hanyalah cinta.. hanyalah cinta yang abadi)

Ratu Kalianget : Hahahaha…!!! Jangan kau sesali apa yang telah terjadi, Jayaprana!
Kini, hanya ada aku seorang! Hahahaha!! Jayaprana : (bangkit) bagaimana aku
bisa mencintai orang sepertimu, yang telah membunuh istri yang paling aku cintai! Jika aku
menikahimu, itu sama saja aku mengkhianatinya!
Ratu Kalianget : aku tidak peduli! Aku ratu disini dan aku perintahkan kau untuk
menjadi suamiku!

(Song ; Pemain Cinta)


(Wahai dirimu.. pemain cinta.. Penikmat nafsu dunia.. Walau dirimu.. begitu indah..
Maaf kau tak pantas bagiku)
Ratu Kalianget : bagaimanapun kau harus menjadi suamiku!
Jayaprana : tidak akan pernah dan jangan berharap itu terjadi padamu ratu kejam!!!
Ratu Kalianget : aku tidak peduli semua itu, karena aku mencintaimu, Jayaprana!
(Song : Jadi Milikmu)
(You know that it’s true.. Promised you the world that go crazy for you It’s all about
you
Everything you do makes me crazy for you)
(Song : Cinta Ini Membunuhku)
(Kau hancurkan aku dengan sikapmu Tak sadarkah kau telah menyakitiku
Lelah hati ini meyakinkanmu Cinta ini membunuhku)
Jayaprana : Aku tidak akan sudi menikahimu, ratu yang telah membunuh anaknya sendiri! Lebih
baik aku mati bersama istriku daripada harus menikah dengan orang seperti mu!
Ratu Kalianget : jangan! Jangan kau lakukan hal bodoh seperti itu, Jayaprana!
Jayaprana : ( mengambil pedang dan menusukkannya ketubuhhnya sendiri)
Ratu Kalianget : tidak..!!! bagaimana kau bisa melakukan semua ini Jayaprana! (menangis) ini
semua adalah salahku! Kini, aku hanyalah seorang diri disini…L
(Song : Tega)

 (aku tahu dirimu kini Telah ada yang memiliki Tapi bagaimanakah dengan diriku


Tak mungkin ku sanggup untuk kehilangan dirimuaku tahu bukan saatnyaTuk mengharap cin
tamu lagi Tapi bagaimanakah dengan hatiku Tak mungkin ku sanggup hidup begini
Tanpa cintamu)

Ratu Kalianget : tuhan!! Hamba ini pantas mati!! Setelah semua yang telah hamba
lakukan! Menangis! Aku adalah wanita paling bodoh! Aku tidaklah pantas menjadi seorang
ratu! ( menangis). Setelah apa yang dia perbuat, Ratu Kalianget pun
pantas mendapatkannya. Akibatnya adalah, ia kehilangan anaknya juga Jayaprana, orang
yang ia cintai. Sekarang menjadi seorang batang kara. Meskipun hidup megah dan menjadi
sosok ratu, tapi perasaannya tetaplah diliputri rasa bersalah. Nah, amanat yang disampaikan
dari drama kali ini adalah: “supaya kita jangan berbuat egois pada perasaan kita sendiri. Kita
juga harus mementikan perasaan orang lain juga.”

Anda mungkin juga menyukai