Anda di halaman 1dari 3

Naskah Drama Panji Semirang

                Suatu pagi di sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Kahuripan. Seorang putra mahkota
yang tampan dan bijaksana dating menemui ayahnya, Prabu Danu Jaya untuk meminta restu agar
diizinkan untuk pergi ke kerajaan Daha untuk menemui kekasihnya Dewi Galuh Candra Kirana.
Panji Inu                                : “Selamat pagi ayahanda.”
Prabu Danu Jaya                 : “Pagi anakku.”
Panji Inu                                : “Ayah, bolehkah aku pergi ke Kerajaan Daha untuk menemui Candra
Kirana?”
anu Jaya                 : “Tentu saja boleh, tapi jangan lupa membawa pengawal secukupnya untuk   menjaga
keselamatanmu, karena di luar sana sekarang sering terjadi perampokan oleh segerombolan orang.”
Panji Inu                                : “Baiklah ayahanda.”
Prabu Danu Jaya                 : “Hati-hati anakku.”
Panji Inu                              : “Iya ayahanda.”
                Pagi itu Panji Inu Kertapati bersama pengawalnya berangkat ke Kerajaan Daha. Namun,
ketika ia melewati perbatasan Kerajaan Kahuripan dan Kerajaan Daha ia berhenti karena ada
segerombolan orang berpakaian merah menghadang, Panji Inu memperhatikan orang yang
menghadangnya kemudian memberikan penghormatan.
Panji Semirang                  : “Terimakasih telah masuk ke Kerajaan kami dan telah menyempatkan
waktu untuk berhenti. Mari kita menjalin persahabatan sejati untuk kebaikan.”
Panji Inu                              : “Siapa kalian? Ada maksud apa menghalangi perjalanan kami?”
Panji Semirang                  : “Berbicara di atas kuda sepertinya kurang sopan. Sudikah kiranya Panji
Inu Kertapati turun? Kenalkan aku Panji Semirang yang mengawasi wilayah asmara Dahana ini.”
                Raden Panji Inu mengangkat tangannya yang berarti mereka harus waspada dan siap
perang.
Panji Semirang                  : “Eitsss, tunggu dulu. Kami ingin menyambut istana dan yang lainnya
sebagai tamu kehormatan, itupun jika tidak keberatan.”
                Raden Panji Inu pun terlihat bimbang.
Pengawal                            : “Kenapa Raden terlihat bimbang?”
Panji Inu                              : “Bagaimana tidak terliahat bimbang, kau kan tahu sendiri.”
Pengawal                            : “Iya hamba sudah tahu Raden, berat untuk mengambil keputusan.”
Panji Inu                              : “Menurutmu bagaimana? Terima atau tidak tawaran Panji Semirang?”
Pengawal                            : “Menurut hamba, Raden terima saja tawarannya tapi kita harus tetap
waspada. Maaf Raden, apa dia punya kerajaan?”
Panji Inu                              : “Iya, dia mengaku seperti itu,tetapi saya tidak tau yang sebenarnya.
     Panji inu dan pasukannya memasuki sebuah gapura. Mereka di jamu oleh panji semirang.
Panji  Semirang                                 :  “Begini,aku ingin membuktikan bahwa gerombolanku bukanlah
perambok.”
Panji Inu                              : “Baik,kami percaya. Sebenarnya apa nama kerajaan ini ?”
Panji Semirang                  : “Asmara dahana”
Panji Inu                              : “apa filosofinya?”
Panji semirang                  : “asmara yang berapi-api”
  Setelah sedikit berbincang,panji inu kertapati melanjutkan perjalannya bersama pengawalnya.
Menjelang malam hari panji inu sampai di kerajaan daha. Ia terkejut karna mendadak
penyambutannya meriah.
Panji inu                               : “ada apa ini.”
Pengawal                            : “hamba juga bingung. Ini keberuntungan atau kesialan ?”
Panji inu                               : “semoga bukan kesialan,tapi firasatku mengatakan aka nada hal buruk.”
                Para anggota kerajaan dari kerajaan daha memasuki tempat penyambutan. Tetapi, dewi
candra kirana tidak terlihat.
Panji inu                               : “pengawal,dimana candra kirana?”
Pengawal                            : “hmmm,saya juga tidak tau raden,lebih baik kita makan terlebih dahulu
saja.”
                                Merekapun menyantap makanan yang telah disediakan.
Panji Inu                              : “Maaf,dewi Chandra kirana tidak terlihat sejak tadi,diamana dia
sekarang ?”
Raja kertamarta                : “candra kirana ? candra kirana belum bias menemui kamu panji sekarang.
Dewi liku                              : “sebaiknya paduka kertamarta berkata sejujurnya tentang candra
kirana.”
Ajeng Asih : “ aku yang akan menceritakannya, sejak beberapa bulan lalu candra kirana
meninggalkan kerajaan daha tanpa pamit”.
Panji Inu :” Kenapa ia pergi tanpa pamit ?”
Ajeng Asih :” mungkin ia bukan istri yang baik”
Panji Inu : “jangan berkata seperti itu asih, lalu paduka bagaimana dengan pernikahan esok ?”
Raja Kertamarta : ”aku juga bingung memikirkan itu, orang orang sudah banyak yang mendengar
kabar tentang pernikahan kalian. Kita tentu akan merasa malu bila pernikahan ini gagal.
Panji Inu :”lalu apa paduka punya jalan keluar ?”
Dewi Likuwati : “aku punya usul, tapi sungguh usul ini demi kebaikan kita semua”
Panji Inu : “apa dewi ? katakanlah ?”
Dewi Likuwati :”bagaimana bila Raden Panji Inu menikah dengan Ajeng Asih, untuk menutupi rasa
malu.
Raja Kertamarta :”iya raden, ini satu satunya jalan untuk kita semua”
Panji Inu : “baiklah bila itu memang jalan keluarnya.”
                Keesokannya Panji inu kertapati dan para pengawalnya pergi kekerajaan degala untuk
menemui prabu Ranujaya adik dari ayah panji inu
Prabu Ranujaya                : “ ada apa raden inu? Ada hal penting sampai datang kemari ”
Raden inu                            :”tidak paman aku hanya ingin mencari candra kirana, aku curiga kalau
panji semirang itu adalah candrfa kirana .
Prabu Ranu jaya : “kau seharusnya lebih mengetahui tentang candra kirana,dia memiliki tai lalat di
belakang kuping kirinya,coba kau lihat pada panji semirang.”
   Hari berikutnya panji inu dan prabu dana jaya pergi ke pasar kota,terlihat sedang ada seseorang
yang membawakan sebuah syair yang bernama panji asmaratama yang mirip dengan panji semirang.
Panji asmaratama : ini kisah dua sejoli yang sama-sama menyukai satu dari kahuripan yang lain dari
daha,mereka sudah bertunangan tetapi terpisahkan karna ada orang yang jahat .gadis itu
dipermalukan sampai ia pergi dari istana,dia meninggalkan sang tunangan untuk mengunggap
sebuah kebenaran, agar tunangan tersayang tidak masuk pertangkap wanita berhati binatang .
 Setelah membacakan itu  panji asmaratama terlihat gerogi dan tidak percaya diri, tiba2 panji inu
menghampirinya dan pura-pura tersandung kedua tangannya mengapai kedepan lalu membuka tutup
kepala, ketika terbuka terurailah rambut nan indah. Terlihat tai lalat di belakang telinganya “
Panji inu : nimas candra kirana !
Candra kirana : kakangmas maafkan dinda yang sudah selalu membuat resah  kakangmas
Panji inu kertapati tidak apa-apa, nimas. Mari kita pulang kembali kekerajaan daha
Candra kirana : aku siap kembali kekerajaan daha dengan satu syarat
Panji inu kertapati : apa syaratnya ?
Candra kirana : dewi liku wati dan ajeng asih telah memfitnahku mencuri perhiasan mereka. Hal itu
membuat ayah handa marah lalu memotong rambutku hingga sangat pendek. Au waktu itu merasa
malu.maka,aku meninggalkan istana dan menyamar sebagai panji semirang. Aku siap kembali tapi
dewi liku wati dan ajeng asih harus dihukum berat .
Panji inu kertapati : jangan khawatir,aku nanti yang akan membongkar kebusukan mereka berdua
sehingga mendapatkan hukuman yang setimpal 
                                 Panji inu kertapati telah berhasil kembali menemukan tunangannya. Keesokkan
harinya panji inu kertapati dan dan candra kirana meninggalkan kerjaan dah. Mereka naik kereta
kencana milik raja gegalang.

                 Pada saat panji inukertapati menuju kerajaan daha . Pengawalnya diperintahkan untuk
kembali kekerajaan kahuripan. Panji inu kertapati berpesan agar memberitahu ayahnya kalau dirinya
telah menemukan candra kirana.
                                Perjalanan menuju kerajaan daha berjalan lancar. Dan akhirnya mereka hidup
bahagia.

Anda mungkin juga menyukai