SINOPSIS
KEONG EMAS
Pada zaman dahulu di kerajaan Daha, hiduplah seorang raja yang bernama Raja
Kertamarta. Ia memiliki dua orang putri yang bernama Candra Kirana dan Galuh Ajeng. Suatu
hari raja ingin menjodohkan Candra Kirana dengan Raden Inu Kertapati dari kerajaan
Kahuripan, namun Galuh Ajeng tidak setuju. Dengan rencananya, dia berhasil mengusir kirana
keluar dari istana dan dengan bantuan ibunya, Dewi Sekar. Mereka meminta penyihir mengutuk
Kirana menjadi Keong Mas. Namun, dengan kegigihan Raden Inu, Kirana dapat kembali ke
Istana dan kutukan tersebut hilang. Rencana pernikahan mereka pun berlangsung meriah dan
mereka hidup bahagia.
KEONG EMAS
Pemeran
sebagai Raden Inu Kertapati
sebagai Candra Kirana
sebagai Galuh Ajeng
sebagai Raja Kertamarta
sebagai Penyihir
sebagai Ratu Kahuripan
sebagai Pengawal Kerajaan Kahuripan
sebagai Nenek
sebagai kakek Pengemis
sebagai Narator
Narator : Alkisah, di daerah Jawa Timur tersebutlah seorang raja bernama Kertamarta yang
bertahta di Kerajaan Daha. Ia mempunyai dua orang putri yang cantik jelita. Yang sulung
bernama Dewi Galuh Ajeng, sedangkan yang bungsu bernama Candra Kirana.
Suatu hari, Raja memberitahu pada putrinya bahwa salah satu diantara mereka akan
dipinang oleh seorang putra mahkota yang gagah dan tampan bernama Raden Inu
Kertapati dari Kerajaan Kahuripan
Raja : Iya, putriku. Ada yang ingin ayah sampaikan pada kalian berdua. Lusa,
Raden Inu Kertapati dari kerajaan Kahuripan akan datang kemari.
Raja : Ayah sudah membuat perjanjian dengan Ayah dari Raden Inu Kertapati,
bahwa Ayah akan menikahkan salah satu putri Ayah dengan Raden Inu.
Galuh : ( Berbinar senang) Siapa diantara kami yang akan dinikahkan dengan Raden Inu, ayah?
Raja : Kami sudah sepakat untuk menikahkan Candra Kirana dengan Raden Inu.
Kirana : ( Tersenyum gembira dan memeluk Raja) Terima kasih, AyahAku sangat bahagia sekali.
Pernikahan ini adalahimpianku sejak kecil
Raja : Benarkah putriku? Kalau begitu memang tidak salah, Ayah memilihmu sebagai calon
isteri Raden Inu. Ayo, kita persiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan
Raden Inu.
Narrator : Setelah tahu bahwa Candra Kirana lah yang akan dijodohkan dengan Raden InuKertapati,
Galuh Ajeng membuat sebuah rencana untuk menggagalkan pernikahan tersebut. Dia
meminta agar nenek sihir itu menyihir Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikkan
dan dijauhkan dari Raden Inu. Nenek Sihir pun menyetujui permintaan Dewi Galuh, dan
menyihir Candra Kirana menjadi Keong Emas, lalu membuangnya ke sungai.
Penyihir : ( Manggut-manggut) Baiklah aku mengerti maksudmu. Lalu kamu ingin aku
melakukan apa untuk Kirana? Menyihirnya?? Sihir apa yang kamu inginkan?
Galuh : Aku ingin kau menyihir Candra Kirana menjadi Sesuatu yang
menjijikkan! Yang jelas aku ingin Kirana menderita!
Penyihir : Jika aku menyihirnya di istana, pasti akan ketahuan Baginda Raja
Galuh : Benar juga katamu, Nek! Ayahanda pasti curiga jika mengetahui hal ini. Ya sudah,
kalau begitu aku cari akal supaya Candra Kirana bisa keluar dari istana.Ini uang
sebagai imbalannya.
Penyihir : ( Menerima uang itu) Sekarang aku akan mempersiapkan kutukan untuknya
Galuh : Kutunggu kabar darimu, penyihir!! ( meninggalkan rumah nenek sihir dan
kembali ke Istana)
Narator : Akhirnya, Putri Galuh pun memfitnah adiknya sehingga diusir dari istana.
Narator : Dua hari kemudian Kerajaan Kahuripan datang ke Kerajaan Daha untuk
membicarakan tanggal pernikahan Candra Kirana dan Raden Inu.
Ratu Kahuripan : Ouh iya, dimana Candra Kirana? Sedari tadi tak ku lihat paras ayu
nya.
Raden Inu : Iya dimana calon permaisuriku? (melihat kesekeliling istana)Galuh Ajeng, Raja &
Raja : Begini, sebenarnya berat bagi kami untuk menjelaskan masalah ini.
Ratu Kahirupan : Apa yang sebenarnya terjadi dengan Kirana? (tidak sabar)
Raden Inu : (Menghempaskan tangan Galuh). Tidak. Aku tetap tidak percaya.
Aku akan mencari Candra Kirana.
Galuh Ajeng : Kenapa harus mencari Kirana? Kan masih ada aku, Raden Inu pasti
akan bahagia bila menikah dengan aku.
Raden Inu : Aku tidak mencintaimu, aku hanya mencintai Kirana!(Galuh Ajeng jengkel
dengan pernyataan Raden Inu dan dia berpura-pura sedih
Raja : Tapi ananda, saya sudah berjanji dengan almarhum Raja Kahuripan
untuk menjodohkan salah satu putri kami dengan kau Raden Inu.Dan
sekarang putri kami hanyalah Galuh Ajeng yang akan menjadi calon
permaisurimu.
Ratu : Tidak, tidak bisa ! perjanjiannya adalah Raden Inu menikah dengan
Candra Kirana ! jika kamu menikahkan Galuh ajeng dengan raden
Inu, berarti kau telah melanggar perjanjian itu!!!!
Raja : Tapi bagaimana lagi, keadaan kerajaan kami sudah seperti ini.... ya
sudah kami serahkan saja kepada Raden Inu untuk memilih Galuh
Ajeng atau tetap dengan Kirana.
Raden Inu : Maaf baginda, saya hanya ingin menikah dengan Candra Kirana
bukan Galuh Ajeng. (mendekati kedua orang tuanya dan berlutut).
Ratu Kahuriapan : Iya sayang. Restu ibu selalu menyertaimu. Tapi ibu tidak mau
kamu pergi sendiri.
Raden Inu : Baik Ibunda. Terima kasih. (ijin kepada Raja Kertamarta)
Baginda, ananda mohon izin untuk mencari Kirana.
Narator : Karena merasa kecewa dengan kerajaan Daha, Ratu kahuripan pun pulang
kembali ke kerajaan.
Ratu Kahuripan : (berdiri) Raja, kami sangat kecewa dengan kejadian ini. Ini
merupakan suatu penghinaan bagi kerajaan kami
Raja : Bukan maksud kami seperti itu Ratu....(terpotong karena Ratu Kahuripan telah
pergi meninggalkan Kerajaan).
Narator : Dengan raut wajah yang sedih, Kirana pergi ke tempat yang sunyi. Disana dia
bertemu si Penyihir.
Narator : Raden Inu dan pengawalnya berjalan menyusuri hutan untuk mencari Candra
Kirana. Tiba-tiba datanglah seekor burung gagak yang dapat berbicara dan
menunjukkan jalan ke mana Candra Kirana berada. Namun semua itu hanya
petunjuk sesat, karena burung gagak tersebut adalah jelmaan dari nenek sihir.
Pengawal : Raden, raden. Burung gagak sedang mengitari kita. Jangan-jangan ini
pertanda buruk.
Burung Gagak : Tenang anak muda, aku akan menunjukkan arah ke Desa Dadapan,
di sana kamu akan bertemu dengan Candra Kirana.
Raden Inu : Darimana kau tahu tujuan perjalananku? Siapa kau sebenarnya?
Burung Gagak : Kau tidak perlu tahu siapa aku, ikuti saja petunjuk yang kuberikan.
Burung Gagak : (Burung gagak pergi dari hadapan Raden Inu) Kwak.....kwak ....
Raden Inu : Hmmm, sebenarnya aku juga ragu. Tapi, sepertinya burung gagak
itu tidak berniat jahat. Jikalau mau berbuat jahat, apa untungnya
bagi dia ?
Pengawal : Ya sudah. Jika menurut raden seperti itu. Mari kita lanjutkan
perjalanan.
Narator : Setelah berjalan cukup jauh mengikuti petunjuk arah dari burung gagak, Raden
Inu tidak juga menemukan Desa Dadapan. Diperjalanan Raden Inu bertemu
dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan.
Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung
gagak itu.
Nenek : Terima kasih anak muda. Apakah kau sedang mencari Kirana Janganlah kau
mengikuti petunjuk yang diberikan burung gagak
itu, dia sebenarnya adalah jelmaan nenek sihir, dia memberikan
arah yang salah padamu.
Raden Inu : Terima kasih kek, saya akan melanjutkan perjalanan ini.
Narator : lalu Terlihat seorang nenek sedang berjalan pulang menuju gubuknya. Di tengah-
tengah perjalanan ia menemukan seekor keong yang berwarna emas. Dan
dibawalah keong emas tersebut ke rumahnya untuk di masak.
Nenek : ah.... seharian aku mencari ikan di sungai tak satu pun aku dapatkan.
(berhenti sejenak dan melihat sekitar).. oh... apa itu ? oh ternyata
keong, wah besar sekali keong ini. Lebih baik aku bawa pulang saja
keong ini untuk makanku nanti.
Narator : Setelah beberapa saat sampai lah nenek di rumahnya, dan ditarulah keong mas
itu di dalam kendi.
Nenek : sepertinya persediaan kayu bakar ku sudah habis, aku akan pergi
sebentar untuk mencari kayu bakar.... tunggu di sini dulu y keong mas
cantik.. aku akan segera pulang.
Kirana : Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi kan ada seorang nenek
yang membawaku. Kasihan sekali nenek itu, untuk makan saja dia
harus mencari ikan terlebih dahulu. Aku akan membuatkan makanan
untuknya. (menyiapkan segala keperluan untuk memasak)
Nenek : Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?
Kirana : Dia iri kepadaku karena aku akan dinikahkan oleh raden inu nek.
Pengawal : Permisi.....
Kirana : Mari masuk Raden. Oh, Nenekkenalkan ini adalah Raden Inu
yang Kirana ceritakan waktu itu. Oh iya Raden, tadi apa yang ingin
Raden bicarakan denganku?
Raden Inu : Begini saja nek, nenek ikut saja tinggal bersama kami karena nenek
sudah berjasa menolong Kirana.
Nenek : Tapi maaf raden... bagaimana dengan rumah saya ini? Sudah pergi
sajalah... nenek sudah senang melihat Kirana telah bertemu kembali
dengan kau Raden.
Raden : Tenang saja nek, semua keperluan nenek akan kami tanggung.
Nenek : Baiklah raden terima kasih, jika demikian nenek akan ikut bersama
kalian.
Narator : Saat mereka hendak kembali ke Istana, datanglah Galuh Ajeng ke Rumah nenek
untuk memastikan bahwa Candra Kirana tidak akan bisa bertemu dengan Raden
Inu. Namun, ia sangat kaget karena ternyata Raden Inu telah menemukan Candra
Kirana lebih dahulu dan akhirnya rencananya terbongkar.
Galuh : Kirana... kirana..... keluar kau ! kalau kau tidak keluar aku akan
mendobrak pintu ini ! ( masuk dan melihat dengan wajah benci ) Oh... ternyata
seorang raden telah bertemu dengan permaisurinya? Hebat... (tepuk tangan)
Galuh : Terserah kau mau berkata apa yang penting bukan aku pelakunya.
Kirana : Bohong ! aku mendengar sendiri nenek sihir itu mengatakan bahwa
kau lah yang sengaja mengutukku menjadi seekor keong !
Galuh : Tidak... tidak... semua itu tidak benar, bukan aku yang melakukannya
! bukan aku bukan aku
yang melakukannya ! bukan, bukan, bukan aku.... haha bukan
aku...........
Narator : Karena merasa takut, Galuh Ajeng lari ke hutan dan terperosok ke dalam jurang
dan akhirnya meninggal.
Ratu : (memberikan pesan moral) janganlah engkau merasa iri terhadap apa
yang dimiliki seseorang karena perbuatan jahat yang kita lakukan
pasti akan mendapatkan ganjaran yang setimpal.
Kirana : iya Raden Inu, ayo kita langsungkan rencana pernikahan kita. Dan
kini kita tak kan terpisahkan lagi.
Selesai