Anda di halaman 1dari 3

PUTRI KEMARAU Peramal 1 : “Ada apakah Baginda mengundang kami kemari?


Narator : Dahulu di Sumatera Selatan, ada seorang putri raja bernama Putri Jelitani. Raja : “Saya mengundang kalian ke sini untuk menyelesaikan kekeringan yang
Namun, ia akrab dipanggil Putri Kemarau karena dilahirkan pada musim terjadi di negeri ini.”
kemarau. Ia merupakan putri sematawayang sang Raja. Ibunda sang putri
baru saja wafat. Sebagai putri tunggal, Peramal 2 : “Maaf Baginda, saya tidak bisa menemukan solusi dari masalah ini.”

ia sangat disayangi oleh ayahnya. Negeri yang dipimpin ayahnya makmur dan tentram. Suatu Peramal 3 : “Begitu juga dengan kami.”
ketika, negeri itu dilanda kemarau yang sangat panjang. Raja : “Lantas siapa yang dapat menyelesaikan permasalahan di negeri ini
Rakyat 1 : “Apakah kau melihat keadaan kerajaan beberapa bulan terakhir ini?” ( Menghentakkan tongkat ke lantai ). Kasihan semua rakyatku menderita akibat kemarau ini.”
Rakyat 2 : “Ya, negeri kita saat ini sangat menyedihkan. Banyak rakyat yang mengeluh Peramal 2 : “Maafkan kami Baginda, kami telah berusaha semaksimal mungkin.”
karena kekurangan air.”
Raja : “Baiklah, kalian boleh kembali ke rumah kalian.”
Rakyat 1 : “Apa sebaiknya kita menghadap raja saja untuk menangani hal ini?”
Peramal 1 : “Baiklah, kami undur diri.”
Rakyat 2 : “Baiklah, ayo kita menghadap raja!”
( Peramal pergi dari kerajaan )
( Di perjalanan, mereka bertemu rakyat lainnya)
( Raja dan pengawal berkumpul di ruang pertemuan )
Rakyat 3 : “Hei, kalian mau ke mana?”
Raja : “Bagaimana ini, tidak ada yang bisa mengatasi masalah ini! Aku merasa
Rakyat 1 : “Kami mau menghadap raja.” sangat bersalah kepada rakyatku.”
Rakyat 3 : “Ada masalah apa?” Pengawal : “Mohon maaf Baginda, namun saya mendengar kabar bahwa ada seorang
Rakyat 2 : “Kami ingin meminta raja untuk menindaklanjuti kekeringan ini. Apa kau peramal yang sangat sakti. Ia tinggal di sebuah desa yang sangat terpencil dan
mau ikut?” jauh dari kerajaan ini.”

Rakyat 3 : “Ya, sawahku sudah sangat kering akibat kemarau berkepanjangan ini.” Raja : “Benarkah? Cepat siapkan kereta! Aku akan berangkat ke desa itu.”

( Mereka berjalan menuju kerajaan ) Pengawal : “Siap Baginda!” ( Pergi dari hadapan raja )

Pengawal : ( Membawa rakyat menemui raja ) ( Raja bersiap-siap untuk pergi menemui peramal tersebut )

Raja : “Wahai rakyatku, apa yang membawamu kemari?” ( Seluruh keluarga kerajaan berkumpul )

Rakyat 1 : “Baginda, maafkan kedatangan kami yang tiba-tiba. Maksud kedatangan Raja : “Anakku, ayah akan pergi untuk menemui peramal di desa terpencil. Untuk
kami ke sini ingin meminta baginda untuk menindaklanjuti permasalahan sementara, ayah percayakan kerajaan ini padamu.”
yang ada di negeri kita tercinta ini.” Putri : “Baiklah, ayah. Kau bisa mempercayakan kerajaan ini padaku.”
Raja : “Ya, saya telah memikirkan hal tersebut. Siang ini para peramal akan Raja : ( Pergi meninggalkan kerajaan )
berkumpul di kerajaan ini untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini.”
( Raja sampai ke kediaman peramal dan mengetuk pintu )
Rakyat 2 : “Baiklah, kami akan menunggu kabar baik dari raja.” ( Berjalan keluar dari
singgasana ) Peramal : ( Membuka pintu ) “Suatu kehormatan Baginda jauh-jauh datang ke rumah
saya. Silahkan masuk ke rumah saya yang sederhana ini.”
( Para peramal datang ke kerajaan )
( Raja pun masuk ke dalam rumah ) Raja : “Siapakah dari kalian yang mau mengajukan dirinya untuk menjalankan
amanah ini?” (berbicara pada rakyat)
Peramal : “Apa yang membuat Baginda datang kemari?”
( Suasana hening )
Raja : “Wahai peramal, negeriku sedang dalam kesulitan. Tolong katakan cara
untuk mengatasinya.” Putri : “Maaf bila saya lancang, tetapi saya rela mengorbankan jiwa saya dengan
ikhlas demi kemakmuran rakyat di negeri ini.” (sambil bangkit berdiri)
Peramal : ( Meramal ) “Baginda, petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan negeri
baginda akan muncul melalui mimpi putri baginda.” Raja : “Jangan putriku! Engkaulah satu-satunya yang aku miliki. Engkau yang
akan meneruskan tahta kerajaan ini.” ( Terkejut )
Raja : “Baiklah. Hal ini akan kutanyakan kepada putriku. Terimakasih, wahai
peramal.” Putri : “Lebih baik saya saja yang menjadi korban daripada seluruh rakyat.
Barangkali ini sudah menjadi takdir saya.”
Peramal : “Baiklah, Baginda.”
Raja : “Baiklah putri. Nanti malam kita akan pergi ke tepi laut.” (sedih)
( Raja meninggalkan kediaman peramal )
( Pada malam hari di tepi jurang )
( Raja sampai di kerajaan dan menemui putrinya )
Raja : “Putriku, apakah kau yakin akan melakukan semua ini?”
Raja : “Putriku, ayah telah bertemu dengan peramal tersebut. Katanya, petunjuk
mengenai jalan keluar dari kesulitan ini akan datang melalui mimpimu. Apakah Putri : “Saya sangat yakin ayah. Ikhlaskan kepergianku, maafkan semua
dirimu sudah bermimpi tentang hal itu?” kesalahanku.” ( Mulai berjalan ke tepi tebing )
Putri : “Belum, ayah. Tapi, alangkah baiknya jika kita menyerahkan masalah ( Putri terjun ke laut )
kekeringan ini kepada Tuhan.”
Raja : “Baiklah rakyatku, mari kita kembali ke rumah kita masing-masing.”
Raja : “Benar juga apa yang kau katakan, putriku. Perkataanmu itu membuat ayah (Sedih)
sadar. Maafkan ayah, putriku.”
( Rakyat meninggalkan istana )
( Putri Kemarau sedang tidur )
( Raja tidur dalam kamarnya )
Ibu : “Wahai putriku, kesulitan yang dialami negeri ini akan berakhir jika ada
seorang gadis yang mau berkorban dengan menceburkan diri ke laut.” Suara gaib : “Segeralah kembali ke tebing di dekat laut dan temuilah putrimu di sana.”

( Putri Kemarau terbangun dari tidurnya ) ( Raja terbangun dan menemui rakyatnya )

( Raja masuk ke dalam kamar Putri Kemarau ) Raja : “Rakyatku, mari kita kembali ketebing. Ada suara yang mengatakan aku
harus kembali kesana untuk menemui putriku.” (berbicara pada rakyat)
Raja : ( Menenangkan Putri Kemarau ) “Ada apa putriku?”
( Raja menuju ke tebing dan melihat putrinya )
Putri : “Ayah, aku sudah mendapatkan mimpi yang ayah katakan. Aku bertemu
ibu. Ibu bilang kesulitan negeri kita ini akan berakhir bila ada seorang gadis yang Raja : “Terimakasih Tuhan, Engkau telah menyelamatkan putriku.” (bersyukur
mau berkorban dengan menceburkan dirinya ke laut.’’ kepada Tuhan)

Raja : ’’Jika begitu, mari kita beritahu rakyat tentang hal ini, putri. Ayah akan Raja : “Itu putriku. Pengawal bawa putriku kemari.” ( Memerintah pengawal )
mengadakan sayembara untuk mencari orang yang bersedia mengorbankan dirinya Narator : Raja punmemerintahkan pengawal untuk menjemput putrinya dan membawanya ke
untuk kerajaan ini’’ (Mereka berjalan keluar) istana. Beberapa tahun kemudian, raja menyerahkan kekuasaan pada putrinya. Sejak itu, Putri
( Keesokan harinya )
Kemarau menjadi ratu di negeri tersebut. Ia memerintah dengan arif dan bijaksana sehingga
rakyatnya hidup makmur dan tentram.

Anda mungkin juga menyukai