Anda di halaman 1dari 6

CERITA RAKYAT

PUTRI KEMARAU

Naskah Drama Cerita Rakyat Putri Kemarau Para Pemain:

-Raja -Peramal 4

-Putri Raja - Ibu

-Rakyat 1

-Rakyat 2

-Rakyat 3

-Pengawal

-Peramal 1

-Peramal 2

-Peramal 3

Narasi:

Pada dahulu kala, tepatnya di wilayah Sumatera Selatan, terdapat Putri Kemarau.
Nama asli putri tersebut adalah Putri Jelitani. Dia disebut Putri Kemarau karena lahir pada
musim kemarau. Sayangnya, ibundanya sudah meninggal dunia, sehingga dia menjadi putri
semata wayang sang Raja.

Raja tersebut adalah raja yang bijaksana. Negeri yang dipimpinnya begitu tentram dan
makmur. Namun, pada suatu ketika, negeri tersebut dilanda musim kemarau yang begitu
panjang.

Rakyar 1 : Bagaimana ini, apakah Anda sudah mengamati kondisi negara beberapa bulan
ini?

Rakyat 2 : Ya, negara ini tampak begitu menyedihkan. Ada banyak rakyat yang
mengeluhkan tentang musim kemarau ini. Mereka kekurangan udara.

Rakyat 1 : Tidakkah kau berpikir, sebaiknya kita menghadap raja saja, agar beliau
menangani masalah ini?

Rakyat 2 : Saya setuju. Ayo kita ke istana.


( Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan rakyat yang lainnya. Rakyat tersebut ikut
bergabung menuju istana untuk bertemu dengan raja ).

Rakyat 3 : Kalian hendak ke mana?

Rakyat 1 : Kami ingin menghadap raja, agar mengatasi masalah kekeringan ini. Apakah
kau ingin ikut?

Rakyat 3 : Iya, aku ikut. Sawahku juga kering akibat musim kemarau ini.

( Mereka berjalan ke istana. Setibanya di istana, mereka bertemu dengan pengawal


dan pengawal tersebut mengantar mereka ke hadapan raja ).

Raja : Ada hal apa sampai kalian datang kemari?

Rakyat 1 : Mohon maaf atas kedatangan kami Baginda. Maksud kami datang semata-mata
untuk memohon kepada Baginda menanggulangi masalah yang tengah melanda
negeri ini.

Raja : Baiklah, sebenarnya saya juga memikirkan masalah musim kemarau ini. Siang
ini, saya sudah mengundang para peramal untuk berkumpul di istana, dengan
tujuan untuk menemukan jalan keluar atas masalah ini.

Rakyat 3 : Baiklah Baginda, kami akan menunggu kabar baik dari Paduka. Kalau begitu,
kami mohon diri (Memberi rasa hormat dan keluar dari istana)

( Pada siang harinya, para peramal yang telah diundang oleh raja datang ke istana ).

Peramal 1 : Mohon maaf Baginda, apa gerangan Paduka memanggil kami kemari?

Raja : Saya mengundang kalian dengan tujuan untuk mencari jalan keluar atas masalah
kekeringan yang terjadi sekarang ini.
Peramal 2 : Beribu maaf Baginda, kami tidak dapat menemukan solusi atas masalah ini.

Raja : Lalu siapakah yang bisa mengatasi masalah ini? (Raja tampak bersedih)
Alangkah kasihan rakyat di negeriku. Mereka sangat menderita.

Peramal 3 : Maaf atas keterbatasan pengetahuan kami Baginda.

Raja : Baiklah, kalian boleh kembali.

Peramal 1 : Kalau begitu, kami pamit undur diri.

(Para peramal meninggalkan kerajaan. Sementara itu, raja dan para pengawal
berkumpul di ruang pertemuan )

Raja : Aku merasa sangat bersalah kepada rakyatku. Saya tidak mampu mengatasi
penderitaan mereka.

Pengawal : Ampun Baginda, saya telah mendengar kabar tentang seorang peramal yang
amat sakti. Peramal itu berada di desa yang jauh dari kerajaan ini dan sangat
sunyi.

Raja : Benarkah? Saya harap dia dapat memberikan saya solusi. Segera siapkan kereta.
Aku akan menuju ke desa itu.

Pengawal : Baik Baginda (mundur diri dari hadapan raja).

( Raja segera bersiap-siap untuk menemui peramal yang dimaksud. Setelah itu,
seluruh keluarga kerajaan berkumpul )

Raja : Duhai anakku, ayah akan menemui seorang peramal yang ada di desa yang jauh
dari kerajaan ini. Selama kepergian ayah, ayah percayakan kerajaan ini padamu.

Putri Raja : Baiklah, ayah. Aku akan mematuhi perintah ayah.

( Raja segera berangkat dan meninggalkan kerajaan. Setelah beberapa lama, raja pun
tiba di kediaman peramal yang dituju. Setelah kebobolan pintu beberapa kali, peramal itu
membuka pintunya ).
Peramal 4 : Suatu kehormatan bagi hamba, Baginda sudah jauh-jauh datang ke gubuk
hamba. Silakan masuk. Mohon maaf, hanya sebuah hunian yang sederhana.

Raja : Ah, maaf telah mengganggu waktu Anda (kemudian masuk ke dalam rumah
sang peramal).

Peramal 4 : Kiranya, apa yang membuat Paduka datang kemari?

Raja : Wahai Tuan Peramal, negeriku tengah dilanda musim kemarau. Rakyatku
kesulitan dalam menghadapinya dan aku tidak mempunyai jalan keluar. Tolong,
apakah kau ada cara untuk mengatasinya.

Peramal 4 : (Mulai meramal dan diam sejenak) Baginda, ada petunjuk yang akan
membawa masalah tersebut keluar dari negeri paduka. Petunjuk tersebut akan
segera muncul melalui mimpi sang putri.

Raja : Baiklah Tuan Peramal. Aku akan menanyakannya kepada putriku. Terima
kasih telah membantuku.

Peramal 4 : Terima kasih kembali, Baginda.

( Sang raja pun meninggalkan rumah peramal. Setelah sampai di kerajaannya, raja
kemudian menemui putrinya ).

Raja : Wahai anakku, ayah sudah bertemu dengan peramal yang ayah ceritakan tempo
hari. Dia mengatakan bahwa petunjuk tentang jalan keluar atas masalah negeri
ini akan datang dalam mimpimu. Tidakkah kau bermimpi mengenai hal
tersebut?

Putri Raja : Mohon maaf ayah, saya belum mengalami mimpi tersebut. Akan tetapi,
langkah baiknya jika masalah kekeringan ini kita serahkan saja kepada Tuhan?

Raja : Benarlah kata-katamu wahai Putriku. Maafkan ayah. Ayah sudah sadar dengan
apa yang seharusnya ayah lakukan.

( Malam pun tiba. Sang putri tertidur di kamar pribadinya. Saat tidurnya itu, putri
bermimpi bertemu dengan ibunya ).
Ibu : Wahai putriku, apa yang tengah dialami oleh negeri ini akan segera berakhir,
apabila ada seorang gadis yang bersedia berkorban dan mau menceburkan diri
ke laut.

(Putri segera terbangun dari tidurnya. Raja juga masuk ke dalam kamar Putri
Kemarau untuk menenangkannya).

Raja : Ada apa, wahai Putriku?

Putri Raja : Ayah, aku mendapatkan mimpi. Dalam mimpi tersebut aku bertemu dengan
ibunda. Ibunda mengatakan bahwa kesulitan yang tengah dialami oleh negeri ini
akan segera berakhir apabila ada seorang hadis yang bersedia berkorban dan
mau menceburkan dirinya ke laut.

Raja : Jika memang begitu, mari kita berikan pengumuman kepada rakyat tentang hal
ini. Ayah juga akan mengadakan sayembara untuk menemukan gadis yang rela
berkorban untuk kerajaan ini.

(Pada keesokan harinya, raja menepati ucapannya. Raja mengumpulkan rakyatnya


dan bertanya kepada siapa yang mau berkorban sesuai dengan mimpi yang dialami oleh
putrinya).

Raja : Wahai rakyatku, adakah dari kalian yang bersedia mengajukan diri untuk
melaksanakan amanah ini? (Suasana pun hening).

Putri Raja : Mohon maaf ayah, saya rela mengorbankan diri demi kemakmuran seluruh
rakyat yang ada di negeri ini (sembari berdiri).

Raja : (Terkejut) Jangan anakku. Engkau adalah satu-satunya keluarga yang aku
miliki. Engkau pula yang akan melanjutkan memimpin kerajaan ini.

Putri : Tidak, ayah. Lebih baik saya menjadi korban demi rakyat. Mungkin saja ini
adalah takdir saya.

Raja : (Sedih) Baiklah, Putriku. Kalau begitu tekadmu, maka nanti malam kita akan
menuju ke tepi laut.
(Malam pun datang dan raja, putri serta rakyat sudah berada di tepi laut yang curam).

Raja : Anakku, apakah kau yakin dengan semua ini?

Putri Raja : Iya ayah, tolong ikhlaskan kepergianku dan maafkan juga kesalahanku.
(Berjalan menuju tebing dan menerjunkan diri ke laut).

Raja : Baiklah rakyatku, marilah kita kembali ke rumah masing-masing (dengan


wajah bersedih).

(Setibanya di istana, raja pun tidur di dalam kamarnya. Saat itu, raja mendengar suara
gaib).

Suara gaib : Pergilah ke tepi laut dan temui putrimu.

(Raja terbangun dan menemui rakyatnya kembali)

Raja : Wahai rakyatku, marilah kita ke tepi laut kembali. Ada suara yang mengatakan
bahwa aku harus ke sana.

(Raja dan rakyat menuju ke tepi laut dan menemukan putri di sana).

Raja : Terima kasih Tuhan, Engkau menyelamatkan putriku.

Raja : Pengawal, segera bawa putriku kemari.

Raja sangat bersuka cita, dan rombongan itu pun kembali ke istana. Masalah sudah
terpecahkan dan beberapa tahun kemudian, Putri Kemarau menjadi ratu menggantikan
ayahnya. Ia memerintah dengan bijaksana, sehingga rakyatnya bisa hidup dengan tentram dan
makmur.

Anda mungkin juga menyukai