Penulis: Dadang BG
Pemeran
Penabuh
1. Gendang
2. Bonang
3. Saron 1
4. Saron 2
5. Demung
6. Gong
Alkisah di sebuah Negara yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo, tinggallah seorang pangeran
yang hidup serba berkecukupan. Pangeran tersebut adalah putra mahkota yang akan menggantikan tahta
berikutnya.
Akan tetapi, pangeran tadi tidak puas dengan kehidupan yang serba berkecukupan. Dia ingin mengembara,
menyusuri hutan demi hutan. Mencari jati diri dan pengalaman hidup.
Bagian 1 :
(Dua orang berjalan waspada melihat keatas dan kebawah, mencari binatang buruan)
Bagian 2 :
Di pagi yang cerah Mbok Rondo klenting berkumpul dengan para putrinya. Putri-putri Mbok Rondo sangat
cantik, mereka adalah klenting merah, klenting biru dan klenting hijau dan salah seorang anak tirinya bernama
klenting kuning.
Mbok Rondo sangat cinta dan sayang kepada anak-anaknya tetapi berbeda dengan klenting kuning, sebagai
anak tiri dia sangat dibedakan kasih sayangnya.
27. (Klenting Kuning menyapu lantai.. Tak lama datang Mbok Rondo mengawasi Klenting Kuning)
28. Mbok rondo Klenting : “ Anak-anakku yang cantik-cantik, kesini nak ! ”
29. Klenting-klenting : “ Ya Mbok. ”
30. Mbok rondo klenting : “ Begini nak, ada berita yang sangat penting. ”
31. Klenting merah : “ Berita apa itu mbok ? ”
32. Klenting biru : “ Ya mbok. Kelihatannya penting sekali. ”
33. Klenting Hijau : “ Ada apa sih mbok ? ” (manja, mendekat sambil memegang tangan mbok
rondo klenting)
34. Mbok rondo klenting : “ Kalian tahu kan, Mbok Rondo Dadapan itu punya anak yang sangat tampan.
Namanya Ande - Ande Lumut. ”
35. Klenting-keleting : “ Ande - Ande Lumut ? Tampan ? ” (bersama bergaya manja, centil)
36. Mbok rondo klenting : “ Iya. Coba kalian pergi ke rumah Ande – Ande lumut untuk melamarnya!
Siapa tahu Ande – ande lumut menyukai salah satu dari kalian. Mbok akan dandani kalian menjadi
putri-putri yang cantik. ”
37. Klenting-klenting : “ Iya iya mbok. Kami mau. ”
38. Mbok rondo klenting : “ Iya sudah. Ayo mbok dandani kalian. ”
39. Klenting-klenting : “ Baiklah mbok. ”
(Mbok Rondo Klenting mendandani klenting merah, biru, dan hijau)
40. Klenting Merah : “ Mbok, bagaimana rambutku mbok? ”
41. Mbok Rondo Klenting : “ Sudah rapi, ndok ! ”
42. Klenting Hijau : “ Aku, aku mbok ! ”
43. Mbok Rondo Klenting : (memakaikan bedak pada Klenting Hijau) “ Nah, sudah cantik sekarang. “
44. Klenting Biru : “ Kalau aku mbok ? ”
45. Mbok Rondo Klenting : “ Sudah cantik, ndok. Anak – anak mbok sudah cantik semua. Sekarang
berangkatlah. Ande – Ande Lumut pasti memilih salah satu dari kalian untuk dijadikan istri. ”
(Dari kejauhan, Klenting Kuning yang melihat saudari tirinya yang hendak berangkat menuju rumah Ande –
Ande Lumut)
46. Klenting Biru : “ Ngapain lihat – lihat ? ”
47. Klenting Hijau : “ Iri ya lihat kita semua cantik? ”
48. Klenting Kuning : “ Ti..Tidak kok. ”
49. Klenting merah : ( menyenggol Klenting Kuning sampai terjatuh )
50. Klenting – Klenting : “ Hahaha.. Kasian sekali kamu ! “
51. Klenting Hijau : “ Ya sudah lah. Ayo kita berangkat. ” (pergi meninggalkan Klenting Kuning)
Bagian : 3
Klenting kuning setiap hari bekerja tanpa rasa lelah dan keluh kesah walau dia diperlakukan kasar oleh
Mbok Rondo Klenting. Hanya dia dan Allah saja yang tahu betapa sedihnya dirinya. Dia berharap, Tuhan akan
memberikan ganjaran yang lebih baik untuknya. Saat Klenting Kuning mencuci kuali di sungai….
58. Klenting Kuning : “ Duh… kenapa begini penderitaan hidupku. Semoga aku tabah
menjalaninya. ”
(Tiba tiba ada seseorang mendekati klenting kuning)
59. bangau : “ Hai gadis cantik. ”
60. Klenting kuning : “ Siapa kamu ? ” (kaget)
61. bangau : “ Kamu jangan takut. Aku adalah sifat baik yang ada dalam dirimu. ”
62. Klenting kuning : “ Mau apa kamu? ”
63. bangau : “Aku akan memberimu sebuah pusaka. Terimalah. Semoga pusaka ini kelak
akan berguna bagimu. Ini adalah Jimat Kalimosodo. Terimalah gadis baik. ” ( memberikan pusaka )
64. Klenting kuning : “ Baiklah. Terimakasih. ”
65. bangau : (meninggalkan Klenting Kuning)
66. Klenting Kening : (mengambil kuali dan meninggalkan sungai)
Bagian : 4
Di sebuah sungai yang airnya deras, disitulah Yuyu Kangkang hidup. Dia yang menguasai sungai itu. Dialah
si Yuyu Kangkang yang licik.
(Yuyu kangkang sang penjaga sungai sedang mondar-mandir mengawasi jika ada orang datang).
67. Yuyu kangkang : “ Hohohoho…. Siapa itu yang datang dari jauh? ”
(kemudian datang Klenting Merah, biru dan hijau menuju pinggir sungai)
68. Klenting merah : “ Wah! Sungainya banjir. ”
69. Klenting biru : “ Iya mbakyu. Bagaimana cara kita menyeberang? ”
70. Klenting hijau : “ Lihat itu Yuyu Kangkang. ” (menunjuk Yuyu Kangkang)
71. Klenting merah : “ Wah iya! Kita minta tolong Yuyu Kangkang saja. ”
72. Klenting biru dan hijau : “ Iya mbakyu. Ayo! ” ( saling menyenggol Klenting Merah )
73. Klenting merah : “ Yuyu Kangkang! Yuyu Kangkang! ”
74. Yuyu kangkang : “ Hahaha. Ada apa gadis manis? ”
75. Klenting merah : “ Yuyu Kangkang, aku minta tolong disebrangkan lewat sungai ini. ”
76. Yuyu kangkang : “ Wah itu berat sekali, bahaya sungainya. Aku minta imbalan. ”
77. Klenting merah : “ Imbalannya apa? Uang? Wah kamu itu mata duitan. ”
78. Klenting biru dan hijau : “ Iya. Yuyu Kangkang mata duitan. ”
79. Yuyu kangkang : “ Tidak. Aku tidak mau uang. Hahaha. ”
80. Klenting-klenting : “ Lalu apa? ”
81. Yuyu kangkang : “ Imbalannya adalah menggandeng dan mencium tangan kalian.
” (tersenyum mesum)
82. Klenting merah : “ Ya sudah kalau begitu. ”
(Yuyu Kangkang menyebrangkan klenting merah, biru, dan hijau dengan perahu)
83. Yuyu Kangkang : “ Eh, eh. Mau kemana kalian? Mana imbalannya? ”
84. Klenting – Klenting : ( menyodorkan tangan sambil cemberut dan langsung pergi )
85. Yuyu kangkang : “ Wah senang sekali aku dapat memegang dan mencium tangan gadis-gadis
cantik itu. ”
(beberapa saat kemudian, datanglah klenting kuning akan menyebrang)
86. Yuyu Kangkang : “ Hohoho.. itu apa? Baunya tidak enak. Wajahnya jelek lagi. ”
87. Klenting Kuning : “ Wah kok banjir ya? Bagaimana aku bisa menyebrang? Itu ada Yuyu
Kangkang. Yuyu kangkang, tolong sebrangkan saya melewati sungai ini. ”
88. Yuyu kangkang : “ Kamu? Tidak mau. ”
89. Klenting kuning : “ Nanti aku kasih uang. ”
90. Yuyu kangkang : “ Tidak mau. Sudah sana pergi. Jangan di sini. Dasar orang jelek.”
(Meninggalkan Klenting Kuning)
91. Klenting Kuning : “ Kamu kenapa jahat begitu Yuyu Kangkang? ”
92. Klenting kuning : “ Ya sudah kalau itu maumu. (mengeluarkan pusakanya) Aku akan buat
sungai ini menjadi kering. Hiat! ”
Tiba-tiba sungai itu kering. Kemudian Klenting Kuningpun bisa berjalan menyeberang sungai menuju rumah
mbok Rondo Dadapan, rumah si Ande-Ande Lumut.
Bagian 5
Sementara itu, di sebuah desa bernama Dadapan, mbok Rondo sedang menyapu rumah, di rumah itulah si
Ande-ande lumut sedang mengaji di sebuah surau. Menunggu belahan hatinya yang di janjikan Tuhan
untuknya.
(Mbok rondo sedang menyapu halaman rumah, tiba-tiba datang rombongan gadis-gadis cantik, klenting merah,
biru dan hijau)
Tidak lama kemudian, datanglah Klenting Kuning, dari kejauhan sudah tercium bau yang tidak sedap,
wajahnya coreng moreng karena debu.
Akhirnya, Klenting kuning menjadi istri Ande-Ande Lumut, wajahnya yang jelek dan bau berubah menjadi putri
yang cantik. Sesungguhnya dia adalah Putri Sekartaji. Dan Ande-Ande Lumut kini menjadi raja mewarisi
kerajaan ayahnya. Pangeran dan Klenting Kuning, hidup bahagia selamanya.