Naskah Drama
Ande Ande Lumut
Bagian 2 :
Di pagi yang cerah Mbok Rondo klenting berkumpul dengan para putrinya. Putri-putri
Mbok Rondo sangat cantik, mereka adalah klenting merah, klenting biru dan klenting hijau
dan salah seorang anak tirinya bernama klenting kuning.
Mbok Rondo sangat cinta dan sayang kepada anak-anaknya tetapi berbeda dengan
klenting kuning, sebagai anak tiri dia sangat dibedakan kasih sayangnya.
(Klenting Kuning menyapu lantai.. Tak lama datang Mbok Rondo mengawasi Klenting Kuning)
Mbok rondo klenting : “ Kalian tahu kan, Mbok Rondo Dadapan itu punya anak yang
sangat tampan. Namanya Ande - Ande /umut. $
Klenting-keleting : “ Ande - Ande /umut ! +ampan ! $ (bersama bergaya manja, centil)
Mbok rondo klenting : “ Iya. 0oba kalian pergi ke rumah Ande 1 Ande lumut untuk
melamarnya' Siapa tahu Ande 1 ande lumut menyukai salah satu dari kalian. Mbok akan
Bagian : 3
Klenting kuning setiap hari bekerja tanpa rasa lelah dan keluh kesah walau dia
diperlakukan kasar oleh Mbok Rondo Klenting. Hanya dia dan Allah saja yang tahu betapa
sedihnya dirinya. Dia berharap, Tuhan akan memberikan ganjaran yang lebih baik untuknya.
Saat Klenting Kuning mencuci kuali di sungai….
Bagian : 4
Di sebuah sungai yang airnya deras, disitulah Yuyu Kangkang hidup. Dia yang menguasai
sungai itu. Dialah si Yuyu Kangkang yang licik.
(Yuyu kangkang sang penjaga sungai sedang mondar-mandir mengawasi jika ada orang datang).
Yuyu kangkang : “ Hohohoho…. Siapa itu yang datang dari jauh? ”
(kemudian datang Klenting Merah, biru dan hijau menuju pinggir sungai)
Klenting merah : “ Wah! Sungainya banjir. ”
Klenting biru : “ Iya mbakyu. Bagaimana cara kita menyeberang? ”
Klenting hijau : “ Lihat itu Yuyu Kangkang. ” (menunjuk Yuyu Kangkang)
Klenting merah : “ Wah iya! Kita minta tolong Yuyu Kangkang saja. ”
Klenting biru dan hijau : “ Iya mbakyu. Ayo! ” ( saling menyenggol Klenting Merah )
Klenting merah : “ Yuyu Kangkang! Yuyu Kangkang! ”
Yuyu kangkang : “ Hahaha. Ada apa gadis manis? ”
Klenting merah : “ Yuyu Kangkang, aku minta tolong disebrangkan lewat sungai
ini. ”
Yuyu kangkang : “ Wah itu berat sekali, bahaya sungainya. Aku minta imbalan. ”
Klenting merah : “ Imbalannya apa? Uang? Wah kamu itu mata duitan. ”
Klenting biru dan hijau : “ Iya. Yuyu Kangkang mata duitan. ”
Yuyu kangkang : “ Tidak. Aku tidak mau uang. Hahaha. ”
Klenting-klenting : “ Lalu apa? ”
Yuyu kangkang : “ Imbalannya adalah menggandeng tangan kalian.” (tersenyum
mesum)
Klenting merah : “ Ya sudah kalau begitu. ”
(Yuyu Kangkang menyebrangkan klenting merah, biru, dan hijau dengan perahu)
Yuyu Kangkang : “ Eh, eh. Mau kemana kalian? Mana imbalannya? ”
Yuyu kangkang : “ Wah senang sekali aku dapat memegang dan mencium
tangan gadis-gadis cantik itu. ”
(beberapa saat kemudian, datanglah klenting kuning akan menyebrang)
Yuyu Kangkang : “ Hohoho.. itu apa? Baunya tidak enak. Wajahnya jelek lagi. ”
Klenting Kuning : “ Wah kok banjir ya? Bagaimana aku bisa
menyebrang?
Itu ada Yuyu Kangkang. Yuyu kangkang, tolong sebrangkan saya melewati sungai ini. ”
Yuyu kangkang : “ Kamu? Tidak mau. ”
Klenting kuning : “ Nanti aku kasih uang. ”
Yuyu kangkang : “ Tidak mau. Sudah sana pergi. Jangan di sini. Dasar orang
jelek.” (Meninggalkan Klenting Kuning)
Klenting Kuning : “ Kamu kenapa jahat begitu Yuyu Kangkang? ”
Klenting kuning : “ Ya sudah kalau itu maumu. (mengeluarkan pusakanya)
Aku akan buat sungai ini menjadi kering. Hiat! ”
Tiba-tiba sungai itu kering. Kemudian Klenting Kuningpun bisa berjalan menyeberang sungai
menuju rumah mbok Rondo Dadapan, rumah si Ande-Ande Lumut.
Bagian 5
Sementara itu, di sebuah desa bernama Dadapan, mbok Rondo sedang menyapu rumah, di
rumah itulah si Ande-ande lumut sedang mengaji di sebuah surau. Menunggu belahan
hatinya yang di janjikan Tuhan untuknya.
(Mbok rondo sedang menyapu halaman rumah, tiba-tiba datang rombongan gadis-gadis cantik,
ngunggah-unggahi. Putrine ngger sing ayu rupane. Klenting abang iku kang dadi asmane.
”
Ande-ande Lumut : (menjawab dengan bernyanyi) “ Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh
ibu, kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kangkang. “
Mbok rondo dadapan : “ Wah tidak mau ternyata nak. ”
Klenting biru : “ Coba saya mbok. ”
Mbok rondo dadapan : (bernyanyi) “ Putraku si Ande-Ande Lumut. Temuruno ono putri
kang ngunggah-unggahi. Putrine ngger sing ayu rupane. Klenting biru iku kang dadi
asmane. ”
Ande-ande Lumut : (menjawab dengan bernyanyi) “ Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh
ibu, kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kangkang. ”
Mbok rondo dadapan : “ Tidak mau juga ternyata nak. ”
Klenting hijau : “ Coba saya mbok. ”
Mbok rondo dadapan : (bernyanyi)“ Putraku si ande-ande lumut. Temuruno ono putri kang
ngunggah-unggahi. Putrine ngger sing ayu rupane. Klenting ijo iku kang dadi asmane. ”
Ande-ande Lumut : (menjawab dengan bernyanyi) “ Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh
Tidak lama kemudian, datanglah Klenting Kuning, dari kejauhan sudah tercium bau yang
tidak sedap, wajahnya coreng moreng karena debu.
Klenting kuning : “ Saya Klenting Kuning mbok. Ingin melamar Ande-Ande Lumut.
”
Mbok rondo dadapan : “ Apa? Mau melamar anakku? Apa tidak salah? ”
NASKAH DRAMA KEL. 1
Ande — Ande Lumut : “ Ini adalah Klenting Kuning. Kita akan pulang, Jo.
(berbalik pada Mbok Rondo Dadapan) Ibu, ada suatu hal yang ingin saya katakan.
”
Mok rondo dadapan : “ Apa itu nak? ”
Ande-ande lumut : “ Ibu, sebenarnya saya adalah seorang
Pangeran yang sedang mengembara, untuk mencari pengalaman hidup.”
Mbok rondo dadapan : “ Apa? Pangeran? ”
Klenting - Klenting : “ Apa? Pangeran? Oh, tidaaaak!! ” (pingsan)
Ande — Ande Lumut : “ Benar ibu, karena sekarang saya sudah
mendapatkan belahan hati saya, saya akan kembali ke Kerajaan. Terima
kasih perhatiannya selama ini bu. ”