Anda di halaman 1dari 10

Susunan Prakter Seni Teater Kelompok 1

Judul drama: Ande-Ande Lumut


Ketua : Yasmin Adelia Putri
Sekretaris : Kheyrena Malika Azira
Bendahara : - Raissa Nadhifah
- Narita Zahra
Pemeran
1. Jaiya Gusfadhilah as Ande – ande lumut/ Raden Putra
2. Najwa Andrina as Candra Kirana/ Klenting Kuning
3. Kamilah Amaliah as Kleting Ijo
4. Keyla Larasati as Kleting Biru
5. Julio Rahmat as Kleting Merah
6. M. Afkhar Asshidqy as Ajudan
7. Yasmin Adelia Putri as Mbok Rondo Dadapan
8. Kinanti Rizkia as Mbok Rondo
9. Efesus Ebennezer as Yuyu Kangkang
10. Narita Zahra as Ibu Peri
Narator
1. Raissa Nadhifah
Make Up
1. Yasmin Adelia Putri
2. Narita Zahra
Kostum
1. Nyimas Siti Aurelia
2. Taufiq Al Aziz
Properti/Perlengkapan
1. Kheyrena Malika Azira
2. Almira Indah Naura
3. Aulia Zahara
4. Nabila Putri
5. Rafif Syauqi
6. Efesus Ebennezer

Naskah Drama
Ande Ande Lumut

Alkisah di sebuah Negara yang gemah ripah loh jinawi, toto


tentrem kerto raharjo, tinggallah seorang pangeran yang hidup serba
berkecukupan. Pangeran tersebut adalah putra mahkota yang akan
menggantikan tahta berikutnya.
Akan tetapi, pangeran tadi tidak puas dengan kehidupan yang
serba berkecukupan. Dia ingin mengembara, menyusuri hutan demi
hutan. Mencari jati diri dan pengalaman hidup.

Bagian 1 : Hutan Kota


Waktu :
(Dua orang berjalan waspada melihat keatas dan kebawah, mencari binatang
buruan)
Pangeran : “ Jo! Bejo! Kamu di mana jo ! “
Bejo : “ Pangeran! Pangeran! Kamu di mana
pangeran! “
(Berjalan mundur…. Kemudian bertabrakan bersama, sampai gelimbungan).
Pangeran : “ Aduh. Kamu itu. Hati-hati ' “
Bejo : “ Hehehe.. Maa( pangeran. Saya tidak
tahu jika di belakang ada pangeran. “
Pangeran : “ Kamu ini.. Sini sini Jo ' Aku mau cerita. “
Bejo : “ Ada apa pangeran ! “
(Dua orang duduk bersama dan bercerita)
Pangeran : “ Kok tidak ada binatang ya hari ini ! “
Bejo : “ Ya pangeran, sepi sekali. Tapi ini di
mana ya Pangeran ! “

Pangeran : “ Kenapa kamu tanya saya ! Memangnya


saya tahu ! “
Bejo : “ Ya mungkin saja Pangeran tahu. “
Pangeran : (cemberut)

(Pangeran dan pengawalnya berdiri, kaget melihat ada orang di hadapan


mereka)
Pangeran : “ Siapa itu jo ! “
Bejo : “ Saya tidak tahu pangeran. “
Pangeran : “ Maa( bu, boleh saya bertanya ! “
(Yang ditanya diam, tidak menjawab, sibuk dengan kayu bakarnya)

Pangeran : “ Permisi bu. “ (menyentuh pundak Mbok


Rondo Dadapan) (Pangeran mendekat pada mbok rondo, tiba-tiba mbok
rondo kaget melihat pangeran)

Mbok rondo dadapan : “ Waladalah.. Siapa kamu ! “


Pangeran : “ Saya pengembara bu. Maaf, ini desa apa
ya ! “
Mbok rondo dadapan : “ Ini desa Dadapan nak. Kamu sedang apa di sini ! “
Pangeran : “ Saya sedang mengembara bu. Tapi tersesat, tidak tahu jalan.”
Mbok rondo dadapan : “ Wah. Ya sudah, ikut saya saja. Kamu akan saya jadikan anak
angkat bagaimana ! “
Pangeran : “ Bagaimana Jo ! “
Bejo : “ Kalau saya terserah kamu saja. “
Pangeran : “ Wah baiklah bu, saya mau. “
Mbok rondo dadapan : “ Mulai sekarang kamu jadi anakku, namamu jadi ande-ande
lumut. Dan kamu juga ikut saya. “
Pangeran dan Bejo : “ Baiklah, bu “
(Pangeran bersama dengan pengawal dan mbok rondo pergi menuju rumahnya)

Bagian 2 :
Di pagi yang cerah Mbok Rondo klenting berkumpul dengan para putrinya. Putri-putri
Mbok Rondo sangat cantik, mereka adalah klenting merah, klenting biru dan klenting hijau
dan salah seorang anak tirinya bernama klenting kuning.
Mbok Rondo sangat cinta dan sayang kepada anak-anaknya tetapi berbeda dengan
klenting kuning, sebagai anak tiri dia sangat dibedakan kasih sayangnya.

(Klenting Kuning menyapu lantai.. Tak lama datang Mbok Rondo mengawasi Klenting Kuning)

Mbok rondo Klenting : “ Anak-anakku yang cantik-cantik, kesini nak ' $


Klenting-klenting : “ *a Mbok. $
Mbok rondo klenting : “ Begini nak, ada berita yang sangat penting. $

Klenting merah : “ Berita apa itu mbok ! $


Klenting biru : “ *a mbok. Kelihatannya penting sekali. $
Klenting Hijau : “ Ada apa sih mbok ! $ (manja, mendekat sambil memegang
tangan mbok rondo klenting)

Mbok rondo klenting : “ Kalian tahu kan, Mbok Rondo Dadapan itu punya anak yang
sangat tampan. Namanya Ande - Ande /umut. $
Klenting-keleting : “ Ande - Ande /umut ! +ampan ! $ (bersama bergaya manja, centil)

Mbok rondo klenting : “ Iya. 0oba kalian pergi ke rumah Ande 1 Ande lumut untuk
melamarnya' Siapa tahu Ande 1 ande lumut menyukai salah satu dari kalian. Mbok akan

dandani kalian menjadi putri-putri yang cantik. $


Klenting-klenting : “ Iya iya mbok. Kami mau.
$
Mbok rondo klenting : “ Iya sudah. Ayo mbok dandani kalian. ”
Klenting-klenting : “ Baiklah mbok. ”
(Mbok Rondo Klenting mendandani klenting merah, biru, dan hijau)
Klenting Merah : “ Mbok, bagaimana rambutku mbok? ”
Mbok Rondo Klenting : “ Sudah rapi, ndok ! ”

Klenting Hijau : “ Aku, aku mbok ! ”


Mbok Rondo Klenting : (memakaikan bedak pada Klenting Hijau) “ Nah, sudah cantik
sekarang. “

Klenting Biru : “ Kalau aku mbok ? ”


Mbok Rondo Klenting : “ Sudah cantik, ndok. Anak — anak mbok sudah cantik semua.
Sekarang berangkatlah. Ande — Ande Lumut pasti memilih salah satu dari kalian untuk
dijadikan istri. ”
(Dari kejauhan, Klenting Kuning yang melihat saudari tirinya yang hendak berangkat menuju rumah
&nde — &nde Lumut)

Klenting Biru : “ Ngapain lihat — lihat ? ”


Klenting Hijau : “ Iri ya lihat kita semua cantik? ”
Klenting Kuning : “ Ti..Tidak kok. ”
Klenting merah : ( menyenggol Klenting Kuning sampai terjatuh )
Klenting — Klenting : “ Hahaha.. Kasian sekali kamu ! “
Klenting Hijau : “ Ya sudah lah. Ayo kita berangkat. ” (pergi meninggalkan
Klenting Kuning)

(Tak lama kemudian, klenting kuning mendekati mbok rondo)


Klenting Kuning : “ Mbok saya ingin bicara. ”
Mbok rondo klenting : “ Bicara apa ? Apakah kamu sudah selesai menyapu ? ”
Klenting kuning : “ Sudah mbok. Begini mbok, saya juga ingin melamar menjadi

istrinya Ande - Ande lumut seperti kakak-kakak klenting yang lain. ”


Mbok rondo klenting : “ Oh begitu, ya sudah tidak apa - apa. Sini kamu saya dandani
juga. (memberikan angus dan bau-bau tidak sedap kepada Klenting kuning) Sudah sekarang kamu
cuci kuali di sungai. Dan kerjakan tugasmu. ” (mendorong Klenting kuning dengan kasar)

Klenting kuning : “ Iya mbok. ” (meninggalkan Mbok Rondo)


Mbok Rondo Klenting : “ Hahaha… Mudah-mudahan Ande - Ande Lumut menyukai salah satu dari
anak-anakku. Bukan Klenting Kuning. ” (tertawa terbahak-bahak, menuju ke dalam rumah)

Bagian : 3
Klenting kuning setiap hari bekerja tanpa rasa lelah dan keluh kesah walau dia
diperlakukan kasar oleh Mbok Rondo Klenting. Hanya dia dan Allah saja yang tahu betapa
sedihnya dirinya. Dia berharap, Tuhan akan memberikan ganjaran yang lebih baik untuknya.
Saat Klenting Kuning mencuci kuali di sungai….

Klenting Kuning : “ Duh… kenapa begini penderitaan hidupku. Semoga


aku tabah menjalaninya. ”
(Tiba tiba ada seseorang mendekati klenting kuning)
Seseorang : “ Hai gadis cantik. ”
Klenting kuning : “ Siapa kamu ? ” (kaget)
Seseorang : “ Kamu jangan takut. Aku adalah sifat baik yang ada dalam
dirimu. ”
Klenting kuning : “ Mau apa kamu? ”
Seseorang : “Aku akan memberimu sebuah pusaka. Terimalah. Semoga
pusaka ini kelak akan berguna bagimu. Ini adalah Jimat Kalimosodo. Terimalah gadis baik.
” ( memberikan pusaka )
Klenting kuning : “ Baiklah. Terimakasih. ” Seseorang
: (meninggalkan Klenting Kuning)

Klenting Kening : (mengambil kuali dan meninggalkan sungai)

Bagian : 4
Di sebuah sungai yang airnya deras, disitulah Yuyu Kangkang hidup. Dia yang menguasai
sungai itu. Dialah si Yuyu Kangkang yang licik.

(Yuyu kangkang sang penjaga sungai sedang mondar-mandir mengawasi jika ada orang datang).
Yuyu kangkang : “ Hohohoho…. Siapa itu yang datang dari jauh? ”
(kemudian datang Klenting Merah, biru dan hijau menuju pinggir sungai)
Klenting merah : “ Wah! Sungainya banjir. ”
Klenting biru : “ Iya mbakyu. Bagaimana cara kita menyeberang? ”
Klenting hijau : “ Lihat itu Yuyu Kangkang. ” (menunjuk Yuyu Kangkang)
Klenting merah : “ Wah iya! Kita minta tolong Yuyu Kangkang saja. ”
Klenting biru dan hijau : “ Iya mbakyu. Ayo! ” ( saling menyenggol Klenting Merah )
Klenting merah : “ Yuyu Kangkang! Yuyu Kangkang! ”
Yuyu kangkang : “ Hahaha. Ada apa gadis manis? ”

Klenting merah : “ Yuyu Kangkang, aku minta tolong disebrangkan lewat sungai
ini. ”
Yuyu kangkang : “ Wah itu berat sekali, bahaya sungainya. Aku minta imbalan. ”
Klenting merah : “ Imbalannya apa? Uang? Wah kamu itu mata duitan. ”
Klenting biru dan hijau : “ Iya. Yuyu Kangkang mata duitan. ”
Yuyu kangkang : “ Tidak. Aku tidak mau uang. Hahaha. ”
Klenting-klenting : “ Lalu apa? ”
Yuyu kangkang : “ Imbalannya adalah menggandeng tangan kalian.” (tersenyum
mesum)
Klenting merah : “ Ya sudah kalau begitu. ”
(Yuyu Kangkang menyebrangkan klenting merah, biru, dan hijau dengan perahu)
Yuyu Kangkang : “ Eh, eh. Mau kemana kalian? Mana imbalannya? ”

Klenting — Klenting : ( menyodorkan tangan sambil cemberut dan langsung pergi )

Yuyu kangkang : “ Wah senang sekali aku dapat memegang dan mencium
tangan gadis-gadis cantik itu. ”
(beberapa saat kemudian, datanglah klenting kuning akan menyebrang)
Yuyu Kangkang : “ Hohoho.. itu apa? Baunya tidak enak. Wajahnya jelek lagi. ”
Klenting Kuning : “ Wah kok banjir ya? Bagaimana aku bisa
menyebrang?
Itu ada Yuyu Kangkang. Yuyu kangkang, tolong sebrangkan saya melewati sungai ini. ”
Yuyu kangkang : “ Kamu? Tidak mau. ”
Klenting kuning : “ Nanti aku kasih uang. ”
Yuyu kangkang : “ Tidak mau. Sudah sana pergi. Jangan di sini. Dasar orang
jelek.” (Meninggalkan Klenting Kuning)
Klenting Kuning : “ Kamu kenapa jahat begitu Yuyu Kangkang? ”
Klenting kuning : “ Ya sudah kalau itu maumu. (mengeluarkan pusakanya)
Aku akan buat sungai ini menjadi kering. Hiat! ”

Tiba-tiba sungai itu kering. Kemudian Klenting Kuningpun bisa berjalan menyeberang sungai
menuju rumah mbok Rondo Dadapan, rumah si Ande-Ande Lumut.

Bagian 5
Sementara itu, di sebuah desa bernama Dadapan, mbok Rondo sedang menyapu rumah, di
rumah itulah si Ande-ande lumut sedang mengaji di sebuah surau. Menunggu belahan
hatinya yang di janjikan Tuhan untuknya.

(Mbok rondo sedang menyapu halaman rumah, tiba-tiba datang rombongan gadis-gadis cantik,

klenting merah, biru dan hijau)


Klenting-klenting : “ Assalamu'alaikum.”
Mbok Rondo Dadapan : “ Wa'alaikumsalam, siapa ya? ”
Klenting Merah : “ Saya mbok, Klenting Merah. ”
Klenting Biru : “ Saya Klenting Biru. ”
Klenting Hijau : “ Saya Klenting Hijau mbok. ”
Mbok rondo dadapan : “ Wah gadis-gadis cantik. Ada perlu apa ini? ”
Klenting-klenting : “ Kami ingin melamar Ande-Ande Lumut mbok. ”
Mbok rondo dadapan : “ Mau melamar Ande-Ande Lumut? Sebentar ya, saya katakan
pada Ande-Ande Lumut. ”
Mbok rondo dadapan : (bernyanyi) “ Putraku si Ande-Ande Lumut. Temuruno ono putri kang

ngunggah-unggahi. Putrine ngger sing ayu rupane. Klenting abang iku kang dadi asmane.

Ande-ande Lumut : (menjawab dengan bernyanyi) “ Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh
ibu, kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kangkang. “
Mbok rondo dadapan : “ Wah tidak mau ternyata nak. ”
Klenting biru : “ Coba saya mbok. ”
Mbok rondo dadapan : (bernyanyi) “ Putraku si Ande-Ande Lumut. Temuruno ono putri
kang ngunggah-unggahi. Putrine ngger sing ayu rupane. Klenting biru iku kang dadi
asmane. ”
Ande-ande Lumut : (menjawab dengan bernyanyi) “ Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh
ibu, kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kangkang. ”
Mbok rondo dadapan : “ Tidak mau juga ternyata nak. ”
Klenting hijau : “ Coba saya mbok. ”
Mbok rondo dadapan : (bernyanyi)“ Putraku si ande-ande lumut. Temuruno ono putri kang
ngunggah-unggahi. Putrine ngger sing ayu rupane. Klenting ijo iku kang dadi asmane. ”
Ande-ande Lumut : (menjawab dengan bernyanyi) “ Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh

ibu, kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kangkang. ”


Mbok rondo dadapan : “ Hmm.. Tidak mau juga nak. ”

Tidak lama kemudian, datanglah Klenting Kuning, dari kejauhan sudah tercium bau yang
tidak sedap, wajahnya coreng moreng karena debu.

(datanglah Klenting Kuning menuju mbok Rondo) Klenting


kuning : “ Selamat pagi, mbok. ”
Mbok rondo dadapan : “ Selamat pagi. Siapa ya? ”

Klenting kuning : “ Saya Klenting Kuning mbok. Ingin melamar Ande-Ande Lumut.


Mbok rondo dadapan : “ Apa? Mau melamar anakku? Apa tidak salah? ”
NASKAH DRAMA KEL. 1

Klenting merah : “ Iya, wajahmu jelek. Baumu tidak enak begitu.


Aku saja ditolak. Apa lagi kamu.”
Klenting Kuning : “ Dicoba dulu mbok. ”
Mbok rondo dadapan : “ Baiklah. (bernyanyi) Putraku si Ande-Ande
Lumut. Temuruno ono putri kang ngunggah-unggahi. Putrine kang olo
rupane. Klenting kuning iku kang dadi asmane. ”
Ande-ande Lumut : (menjawab dengan bernyanyi) “ Aduh ibu, kulo
inggih purun. Dalem putro inggih bade medun. Najan olo meniko kang
putro suwun. ”
Mbok rondo dadapan : (kaget) “ Loh! Apa tidak salah
Ande-Ande Lumut? ” Ande-ande Lumut : “ Tidak
ibu. Ini adalah pilihan saya. ”
Klenting — Klenting : (kusak-kusuk)
Klenting Biru : “ Ternyata seleramu rendahan ya
Ande — Ande Lumut. ” Mbok rondo dadapan : “ Ya sudah kalau
itu pilihanmu ya tidak apa apa. ”
Ande — Ande Lumut : “ Jo, Bejo. Sini Jo ! ”
Bejo : ( berlari mendekati Ande — Ande Lumut )
“Siapa gadis jelek ini? ”

Ande — Ande Lumut : “ Ini adalah Klenting Kuning. Kita akan pulang, Jo.
(berbalik pada Mbok Rondo Dadapan) Ibu, ada suatu hal yang ingin saya katakan.

Mok rondo dadapan : “ Apa itu nak? ”
Ande-ande lumut : “ Ibu, sebenarnya saya adalah seorang
Pangeran yang sedang mengembara, untuk mencari pengalaman hidup.”
Mbok rondo dadapan : “ Apa? Pangeran? ”
Klenting - Klenting : “ Apa? Pangeran? Oh, tidaaaak!! ” (pingsan)
Ande — Ande Lumut : “ Benar ibu, karena sekarang saya sudah
mendapatkan belahan hati saya, saya akan kembali ke Kerajaan. Terima
kasih perhatiannya selama ini bu. ”

Mbok Rondo Dadapan : (masih kaget) “ Ya sudahlah nak. Jaga dirimu


baik- baik ya nak. ”

Akhirnya, Klenting kuning menjadi istri Ande-Ande Lumut, wajahnya


yang jelek dan bau berubah menjadi putri yang cantik. Sesungguhnya dia
adalah Putri Sekartaji. Dan Ande- Ande Lumut kini menjadi raja mewarisi
kerajaan ayahnya. Pangeran dan Klenting Kuning, hidup bahagia
selamanya.

Anda mungkin juga menyukai