Tokoh :
1. Pangeran Ande-ande lumut,
2. Mbok Rondo
3. Klenting Kuning
4. Klenting Merah
5. Klenting Hijau
6. Klenting Biru
7. Putri Angsa
8. Yuyu kang kang
9. Pengawal 1
10. Pengawal 2
11. Ratu
12. Raja
13. Narator
Adegan 1
Pada suatu hari angin topan melanda sebuah desa yang aman dan tenteram. Semua
rumah hancur lebur, pohon-pohon beterbangan. Banyak warga desa yang meninggal, termasuk
keluarga klenting kuning. Ayah dan Ibunya meninggal karena tertimpa pohon kelapa yang tumbang.
Akhirnya klenting kuning terpaksa tinggal bersama bibinya bernama Mbok Rondo Dadapan. Pada
awalnya mbok Rondo sangat baik kepada klenting Kuning, tapi lama-kelamaan dia menjadi kejam
dan jahat. Begitupun dengan sepupu-sepupu klenting Kuning, yaitu anak Mbok Rondo Dadapan.
Mereka adalah Klenting Merah, Klenting Hijau, Klenting Biru dan Klenting ungu. Mereka sering
memusuhi Klenting Kuning dan menganggapnya seperti budak.
Mbok Rondo : (duduk dan memakai kipas) Aduh panas sekali, sih. Klenting
Kuning!! Klenting Kuning!! Ambilkan es untukku!!! Cepat!!
Klenting Kuning : iya, Mbok, sebentar. (membawa gelas) ini, Mbok, airnya.
Mbok Rondo : Lama sekali. Ngapain aja kamu? tidur ya? Pemalas!
Klenting Kuning : Tidak, Mbok. Saya kan sibuk di dapur. Mbok bilang mau makan
ayam goreng, kan? Sedang saya masak.
Hem, anak-anakku yang cantik itu dimana? Mana mereka? Belum kelihatan batang hidungnya?
Biasanya mereka jam segini sudah berdandan dengan cantik. Siapa tahu ada pangeran tampan yang
akan meminang mereka.
Mbok Rondo : Eh, tadi kamu bilang apa?! Ngomong apa kamu barusan, hah?!
Klenting Kuning : Ah.. Em.. Tidak kok, Kuning gak ngomong apa-apa, Mbok.
(Klenting Hijau, Klenting Merah, Klenting Biru, Klenting ungu masuk ke rumah sambil tergesa-
gesa)
Klenting Hijau : Aku minta duit, ya, Mbok. Untuk perjalanan jauh.
Mbok Rondo : Aduuuuuh.. Kalau bicara pelan-pelan! Mbok pusing mau dengar yang
mana! Lagi pula ada apa? Kalian terburu-buru sekali mau pergi dari rumah. Seperti di kejar
deptcollector.
Klenting Biru : Yah, si Mbok. Makanya, jangan duduk di rumah saja. Jalan- jalan seperti
kita, dong! Hahahaha
Mbok Rondo : (melihat klenting kuning) Heh, kamu ini ya! Ngapain kamu ikut-ikutan
tertawa, hah??!!
Pengawal 2 : Wah, sepi sekali. Tidak ada orang, kah? Kita kembali saja kalau begitu.
Klenting Biru : Aduh, mbok. Ini adalah pengawal kerajaan. Mereka membawa undangan
untuk kita. Pangeran Ande-ande Lumut mau mencari isteri. Iya, kan?
Klenting Hijau : Emm, itu karena kita serba tahu, jadi ya seperti itu lah. Hehehe
Pengawal 1 : Walah, walah.. Putri- putri yang cantik ini bisa saja.
Pengawal 2 : Hmm, kalau begitu, ini undanganya. Pastikan untuk datang ya! Saya yakin,
salah satu diantara kalian pasti bisa mencuri hati pangeran Ande-ande lumut.
Pengawal 1 : Jika tidak jadi sama pangeran, sama saya saja ya? Hehehe
Klenting kuning : Emm, pak pengawal.. Semua putri boleh ikut, kan?
Mbok rondo : Oh, tidak! Tidak! Dia tidak akan ikut! Dia harus menjaga rumah, bersih-
bersih, masak, mencuci, pokoknya harus dirumah! Tidak boleh ikut ke kerajaan!
Klenting Merah : Hah, kasihan sekali. Masuk ke rumah sana! Kerjakan pekerjaanmu!
Adegan 2
Klenting kuning pergi bersedu-sedu dan menuju ke sungai, karena biasanya dia selalu merenung
disana dan ditemani oleh putri angsa, sahabatnya. Angsa itu bisa berubah wujud menjadi putri
cantik. Di sana, klenting kuning selalu berkeluh kesah dengan sahabatnya. Klenting kuning segera
bercerita tengtang keaadanya kepada sahabatnya.
Klenting kuning : (Menangis) Huhuhuhu
Klenting kuning : Benarkah? Hwaa.. Kamu memang sahabatku yang paling baik.! Terimakasih
ya, Putri Angsa yang cantik jelita!
Adegan 3
Esok harinya, ketika semua orang sudah pergi menuju kerajaan Pangeran Ande-Ande lumut,
Putri angsa datang ke rumah klenting kuning untuk membantu membersihkan dan membereskan
pekerjaan rumah. Karena Putri angsa adalah makhluk sakti, maka semua pekerjaan akan selesai
dalam sekejap.
Angsa : Kan sudah ku bilang, aku yang akan kerjakan. Sini biar aku yang urus. Sim
alakasim semua bersih!! Taraaaaa!!!
Klenting kuning : Wahhhh.. semua bersih dan rapi! Kamu hebat, putri angsa! Kalau begitu,
aku pergi sekarang ya! Ke pesta kerajaan!
Angsa : Tunggu! jangan pergi dulu! (Memberi obat) Ini ku beri obat. Obat ini akan
membuat Yuyu kaang kang pingsan. Sehingga dia tidak bisa merayumu untuk menjadi pengikutnya.
Tapi kamu harus memberikannya setelah dia menyeberangkanmu. Mengerti?
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh akhirnya para klenting sampai juga di sebuah
sungai yang lebar. Mereka kebingungan ketika mau menyeberang. Sampai pada akhirnya mereka
dikagetkan oleh sesosok makhluk aneh.
Yuyu kang kang : (Tertawa) Hahahaha. Putri-putri yang cantik… Mau kemana?
Yuyu kang kang : ho..ho..ho.. aku si Yuyu Kang kang penguasa sungai ini. Pekerjaanku
menyeberangkan orang yang mau menyeberang kesana.
Klenting Merah : Wah, kebetulan sekali! Kami mau menyeberang, Yuyu kang kang.
Klenting Hijau : Ya, kami diundang untuk datang ke acara pangeran ande-ande lumut di
kerajaan seberang.
Yuyu Kang Kang : Weleh.. welehh.. Baiklah, kalian akan kusebrangkan. Tapi ada imbalannya!
Yuyu kang kang : Kalian harus mau jadi pengikutku! Kalau tidak mau, kalian menyeberang
saja sendiri. Usaha sendiri.
Mbok Rondo : kalau jadi pengikutmu, apa yang harus kita lakukan?
Yuyu kang kang : Aku akan membubuhkan tanda hitam di dahi kalian.
Mbok Rondo : Jadi hanya itu? Mudah sekali! Ayolah, putri-putriku. Kita menyeberang
saja.
Yuyu kang kang : Nah, kita sudah sampai. Sesuai perjanjian aku akan menandai kalian.
Setelah kepergian klenting Hijau, klenting Merah, klenting biru, dan mbok rondo, Yuyu kang
kang merasa senang karena pengikutnya bertambah. Tak lama kemudian, diapun melihat
kedatangan klenting kuning.
Yuyu kang kang : Bahagianya aku dapat banyak pengikut! ha..ha..ha (Melihat klenting
kuning) Wah, siapa itu? Ada seorang putri berbaju kuning yang cantik. Sepertinya dia mau
menyeberang juga. (mendekati klenting kuning) Hai, putri cantik. Aku si Yuyu kang kang. Pekerjaanku
menyeberangkan orang yang ingin menyeberang sungai. Apakah engkau juga ingin menyeberang?
Klenting kuning : (kaget) Ah, kamu si yuyu kang kang? Emm, Iya. aku ingin menyeberang
sungai.
Yuyu kang kang : Oh, baiklah. Aku akan menyebrangkanmu. Tapi aku punya syarat yang
Yuyu kang kang : Syaratnya adalah kamu harus mau menjadi pengikutku. Kalau kamu mau
jadi pengikutku aku akan meberi tanda hitam di dahimu.
Klenting kuning : Oh.. Baiklah, sebrangkan lah aku dahulu kesana, Yuyu kang kang.
Yuyu kang kang : Kita sudah sampai. Dan sesuai kesepakatan, aku kan membubuhkan tanda
hitam di dahimu.
Klenting kuning : Tu.. tu.. tunggu dulu, yuyu! Sebelum kamu memberi tanda hitam di
dahiku, aku mau memberimu sesuatu.
Klenting kuning : (Mengeluarkan sesuatu) Ini, permen ajaib. Permen ini akan membuatmu
menjadi lebih tampan dari pangeran ande-ande lumut.
Adegan 6
Klenting Merah, klenting hijau, klenting biru, dan Mbok rondo akhirnya sampai di istana
ande-ande lumut. Mereka segera memasuki istana untuk menemui Ratu dan Raja.
Mbok Rondo dan para klenting : Permisi baginda Raja dan baginda Ratu.
Klenting Merah : Baginda Raja, dimanakah pangeran ande-ande lumut? mengapa tidak
menemui kami?
Klenting Hijau : Iya, kami para klenting sudah terkenal akan kecantikan kami. Kami yakin
bahwa pangeran ande-ande lumut pasti akan suka pada kami
Klenting Biru : wah, pangeran ande-ande lumut? (Menyalimi pangeran) Aku Klenting biru!
Ku mohon pilihlah aku sebagai istrimu, aku terkenal cantik dan pandai menari.
Ande-ande lumut : Ya, kamu memang cantik, tetapi…. Aku tidak suka dengan kamu, klenting
biru.
Klenting Merah : (Mendekati pangeran) Kalau aku? Aku Klenting Merah. Aku juga cantik
dan seksi, lho. Aku juga pandai bernyanyi.
Ande –ande lumut : Ya, aku tau.. Tapi aku juga tak suka padamu, klenting Merah.
Klenting Hijau : Bagaimana kalau aku saja? Aku adalah Klenting hijau, aku berbeda dengan
kakak dan adik ku. Aku adalah klenting yang paling cantik dan pandai melukis.
Ande-ande lumut : Walau kamu cantik, kamu bukanlah tipeku, Klenting Hijau.
Mbok Rondo : Ah, kalau begitu apakah pangeran suka wanita yang lebih tua? Bagaimana
jika denganku saja, Pangeran?
klenting kuning : Emm.. Permisii. Apakah saya bisa bertemu dengan pangeran ande-ande
lumut?
Mbok rondo : Lho? Kuning? Sedang apa kamu disini?! Pulang sana! Kamu punya banyak
kerjaan yang harus diselesaikan! Awas saja kalau belum beres semua.
Klenting biru : Ah, suasana jadi kacau kalau kamu datang, Kuning.
Klenting Merah : Pulang saja sana! Kamu tidak pantas berada disini!
Ande-ande lumut : Tu.. Tu.. Tunggu dulu! Kamu.. siapa namamu tadi?
Ande-ande lumut : Ayahanda, Ibunda, putri klenting kuning ini menarik hati, dia cantik dan
yang terpenting dia tidak mempunyai tanda hitam di dahinya.
Raja : Iya, benar juga, semua klenting mempunyai tanda hitam di dahinya kecuali
klenting kuning.
Raja : Kalau mempunyai tanda hitam di dahi, berarti dia menjadi pengikut Yuyu
kang kang.
Ande-ande lumut : Karena hanya klenting kuning yang tidak punya tanda hitam, maka aku
memilih klenting kuning. Diapun paling menawan disini. Aku memilihmu, Kuning. (Memegang
tangan klenting kuning)
Klenting Hijau : Tunggu dulu! Memangnya kenapa dengan tanda hitam ini? Toh, ini hanya
sebuah tanda bahwa kami menjadi pengikut Yuyu kang kang. Tidak menjadi soal yang sulit.
Mbok rondo : Benar, Baginda. Ini bukanlah hal yang besar, bukan?
Raja : Tentu saja itu akan menjadi persoalan. Karena dari berita yang ku dengar,
Yuyu kang kang suka sekali menandai calon istrinya dengan tanda hitam di dahi.
Ratu : Ya, benar. Berarti, kalian adalah calon-calon istri dari yuyu kang kang.
Yuyu kang kang : ha..ha..ha.. Mana calon istriku?? Ha.. ha.. ha.. Ayo ikut aku ke rumah!
_ TAMAT _