Anda di halaman 1dari 9

NASKAH CERITA RAKYAT “ ANDE-ANDE LUMUT DAN KLENTING KUNING”

- Narator : Najla Mutianuha


- Backsound: Maulana Angga
- Penanggungjawab properti: Olivia Nurul , Muhammad Ikbal

Tokoh

1. Klenting Kuning : Salwaa Maulidia


2. Klenting Hijau : Syafira Adelia Putri
3. Klenting Merah : Anisa Nurhayati
4. Klenting Biru : Dila Alya Rahma
5. Pangeran Ande-ande lumut : Didi Irawan
6. Raja : Anthony Dharma Aryasatya
7. Ratu : Liony Agiantara Dwiputi
8. Mbok Rondo : Cintami Amelia
9. Putri Angsa : Hanika Pramudya
10. Pengawal 1 : Rafli Al Ghazi
11. Pengawal 2 : Rayhan Akbar Septian
12. Yuyu Kangkang. : Abi Putra Setiawan
ANDE- ANDE LUMUT DAN KLENTING KUNING

ADEGAN 1

Pada suatu hari angin topan melanda sebuah desa yang aman dan tenteram. Semua rumah hancur
lebur, pohon-pohon beterbangan. Banyak warga desa yang meninggal, termasuk keluarga klenting
kuning. Ayah dan Ibunya meninggal karena tertimpa pohon kelapa yang tumbang. Akhirnya klenting
kuning terpaksa tinggal bersama bibinya bernama Mbok Rondo Dadapan. Pada awalnya mbok
Rondo sangat baik kepada klenting Kuning, tapi lama-kelamaan dia menjadi kejam dan jahat.
Begitupun dengan sepupu-sepupu klenting Kuning, yaitu anak Mbok Rondo Dadapan. Mereka adalah
Klenting Merah, Klenting Hijau, Klenting Biru dan Klenting ungu. Mereka sering memusuhi Klenting
Kuning dan menganggapnya seperti budak.

Mbok Rondo : (duduk dan memakai kipas) Aduh panas sekali, sih. Klenting Kuning!!Klenting
Kuning!! Ambilkan es untukku!!! Cepat!!

Klenting Kuning : iya, Mbok, sebentar. (membawa gelas) ini, Mbok, airnya.

Mbok Rondo : Lama sekali. Ngapain aja kamu? Tidur ya? Pemalas!

Klenting Kuning : Tidak, Mbok. Saya kan sibuk di dapur. Mbok bilang mau makan ayam
goreng, kan? Sedang saya masak.

Mbok Rondo : Halahh, alasan saja kamu bisanya. (jalan mondar-mandir) Hmm, anak-anakku
yang cantik itu dimana? Mana mereka? Belum kelihatan batang hidungnya? Biasanya mereka jam
segini sudah berdandan dengan cantik. Siapa tahu ada pangeran tampan yang akan meminang
mereka.

Klenting Kuning : Mana mungkin mau. Jahat begitu. (Ngedumel)

Mbok Rondo : Eh, tadi kamu bilang apa?! Ngomong apa kamu barusan, hah?!

Klenting Kuning : Ah.. Em.. Tidak kok, Kuning gak ngomong apa-apa, Mbok.

Mbok Rondo : Heh, kamu pikir aku tuli?!

(Klenting Hijau, Klenting Merah, Klenting Biru, Klenting ungu masuk ke rumah sambil tergesa-gesa)

Klenting Merah : (lari-lari) Mbok!! Mbok!! Ada berita heboh!

Klenting Biru : Iya! Kita harus segera berangkat!

Klenting Hijau : Aku minta duit, ya, Mbok. Untuk perjalanan jauh.

Klenting Merah, Biru : Iya!! Aku juga! Aku juga!


Mbok Rondo : Aduuuuuh.. Kalau bicara pelan-pelan! Mbok pusing mau dengar yang mana!
Lagi pula ada apa? Kalian terburu-buru sekali mau pergi dari rumah. Seperti di kejar deptcollector.

Klenting Biru : Yah, si Mbok. Makanya, jangan duduk di rumah saja. Jalan- jalan seperti kita,
dong! Hahahaha

( Semua Klenting tertawa )

Mbok Rondo : (melihat klenting kuning) Heh, kamu ini ya! Ngapain kamu ikut-ikutan tertawa,
hah??!!

Klenting kuning : Tidak. Maaf mbok.

Mbok rondo : Dasar kamu ini.

Tiba- tiba datang 2 orang pengawal membawa selembaran dari kerajaan

Pengawal 1 : undangan dari kerajaan… undangan dari kerajaan…

Pengawal 2 : Wah, sepi sekali. Tidak ada orang, kah? Kita kembali saja kalau begitu.

Mbok Rondo : (mendekati para pengawal) Siapa kalian?!

Klenting Merah : HAAA!!!! (Histeris sambil menunjuk para pengawal)

Mbok Rondo : (Kaget) Ya ampun! Kamu ini apa sih, ngagetin si Mbok saja!

Klenting Biru : Aduh, mbok. Ini adalah pengawal kerajaan. Mereka membawa undangan untuk
kita. Pangeran Ande-ande Lumut mau mencari isteri. Iya, kan?

Pengawal 1 : Ya, betul sekali. Tetapi mengapa kalian tahu?

Pengawal 2 : Ya, padahal kami belum memberi undanganya.

Klenting Hijau : Emm, itu karena kita serba tahu, jadi ya seperti itu lah. Hehehe

Pengawal 1 : Walah, walah.. Putri- putri yang cantik ini bisa saja.

Pengawal 2 : Hmm, kalau begitu, ini undanganya. Pastikan untuk datang ya! Saya yakin, salah
satu diantara kalian pasti bisa mencuri hati pangeran Ande-ande lumut.

Pengawal 1 : Jika tidak jadi sama pangeran, sama saya saja ya? Hehehe

Klenting Merah : Hih, kau hanyalah bermimpi untuk mendapatkan kami!

Para Klenting merasa agak jijik dengan perkataan pengawal tadi.


Klenting kuning : Emm, pak pengawal.. Semua putri boleh ikut, kan?

Pengawal 2 : Tentu saja boleh. Kenapa? Kamu mau ikut juga?

Mbok rondo : Oh, tidak! Tidak! Dia tidak akan ikut! Dia harus menjaga rumah, bersih-bersih,
masak, mencuci, pokoknya harus dirumah! Tidak boleh ikut ke kerajaan!

Klenting kuning : Ta.. ta.. tapi kenapa, Mbok?

Mbok rondo : Tidak ada kata ‘tapi’. Kamu tetap disini!

Klenting Merah : Hah, kasihan sekali. Masuk ke rumah sana! Kerjakan pekerjaanmu!

Klenting Hijau : Malangnya nasibmu, kuning. Hahaha

Klenting Biru : Janganlah bermimpi untuk mendapatkan pangeran! Hih

ADEGAN 2

Klenting kuning pergi bersedu-sedu dan menuju ke sungai, karena biasanya dia selalu merenung
disana dan ditemani oleh putri angsa, sahabatnya. Angsa itu bisa berubah wujud menjadi putri
cantik. Di sana, klenting kuning selalu berkeluh kesah dengan sahabatnya. Klenting kuning segera
bercerita tengtang keaadanya kepada sahabatnya.

Klenting kuning : (Menangis) Huhuhuhu

Putri Angsa : (Berubah menjadi wanita) Lho? Ada apa klenting kuning?

Klenting kuning : Aku tidak diperbolehkan pergi ke undangan kerajaan, Putri angsa. Padahal aku
ingin sekali ikut. Si Mbok menyuruhku menjaga rumah dan membereskan semua pekerjaan rumah.
Aku tidak diperbolehkan keluar rumah kalau kerjaanku belum selesai. Padahal pekerjaan rumah
banyak sekali, Putri.

Putri Angsa : Benarkah? Walahh, si mbok benar-benar keterlaluan. Dia bersikap tidak adil.
Emm.. kapan acara kerajaannya?

Klenting kuning : Lusa, Putri.

Putri Angsa : Baiklah. Jika mereka sudah berangkat, aku akan membantumu mengerjakan
tugas-tugas rumah, sehingga kamu bisa pergi ke pesta kerajaan itu!

Klenting kuning : Benarkah? Hwaa.. Kamu memang sahabatku yang paling baik.! Terimakasih ya,
Putri Angsa yang cantik jelita!

ADEGAN 3

Esok harinya, ketika semua orang sudah pergi menuju kerajaan Pangeran Ande-Ande lumut, Putri
angsa datang ke rumah klenting kuning untuk membantu membersihkan dan membereskan
pekerjaan rumah. Karena Putri angsa adalah makhluk sakti, maka semua pekerjaan akan selesai
dalam sekejap.
Putri Angsa : Klenting kuning? Klenting kuning? (masuk ke dalam rumah)

Klenting kuning : Aku di dapur, putri angsa. Sedang mencuci piring.

Putri Angsa : Kan sudah ku bilang, aku yang akan kerjakan. Sini biar aku yang urus. Sim
alakasim semua bersih!! Taraaaaa!!!

Klenting kuning : Wahhhh.. semua bersih dan rapi! Kamu hebat, putri angsa! Kalau begitu, aku
pergi sekarang ya! Ke pesta kerajaan!

Putri Angsa : Tunggu! Jangan pergi dulu! (Memberi obat) Ini ku beri obat. Obat ini akan
membuat Yuyu kang kang pingsan. Sehingga dia tidak bisa merayumu untuk menjadi pengikutnya.
Tapi kamu harus memberikannya setelah dia menyeberangkanmu. Mengerti?

Klenting kuning : Mengerti, Putri!

ADEGAN 4

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh akhirnya para klenting sampai juga di sebuah sungai
yang lebar. Mereka kebingungan ketika mau menyeberang. Sampai pada akhirnya mereka
dikagetkan oleh sesosok makhluk aneh.

Yuyu kang kang : (Tertawa) Hahahaha. Putri-putri yang cantik… Mau kemana?

Klenting Biru : siapa kamu?

Yuyu kang kang : ho..ho..ho.. aku si Yuyu Kang kang penguasa sungai ini. Pekerjaanku
menyeberangkan orang yang mau menyeberang kesana.

Klenting Merah : Wah, kebetulan sekali! Kami mau menyeberang, Yuyu kang kang.

Klenting Hijau : Ya, kami diundang untuk datang ke acara pangeran ande-ande lumut di
kerajaan seberang.

Yuyu Kang Kang : Weleh.. welehh.. Baiklah, kalian akan kusebrangkan. Tapi ada imbalannya!

Klenting Biru : Apakah itu, Yuyu kang kang?

Yuyu kang kang : Kalian harus mau jadi pengikutku! Kalau tidak mau, kalian menyeberang saja
sendiri. Usaha sendiri.

Mbok Rondo : kalau jadi pengikutmu, apa yang harus kita lakukan?

Yuyu kang kang : Aku akan membubuhkan tanda hitam di dahi kalian.

Mbok Rondo : Jadi hanya itu? Mudah sekali! Ayolah, putri-putriku. Kita menyeberang saja.

Semua klenting : Baik, Mbok.

Yuyu kang kang : Ayo, pegang aku.


(klenting dan yuyu berpegangan seperti permainan ular tangga)

Yuyu kang kang : Nah, kita sudah sampai. Sesuai perjanjian aku akan menandai kalian.

(membubuhkan tanda hitam di dahi para klenting)

ADEGAN 5

Setelah kepergian klenting Hijau, klenting Merah, klenting biru, dan mbok rondo, Yuyu kang kang
merasa senang karena pengikutnya bertambah. Tak lama kemudian, diapun melihat kedatangan
klenting kuning.

Yuyu kang kang : Bahagianya aku dapat banyak pengikut! Ha..ha..ha (Melihat klenting kuning)
Wah, siapa itu? Ada seorang putri berbaju kuning yang cantik. Sepertinya dia mau menyeberang juga.
(mendekati klenting kuning) Hai, putri cantik. Aku si Yuyu kang kang. Pekerjaanku menyeberangkan
orang yang ingin menyeberang sungai. Apakah engkau juga ingin menyeberang?

Klenting kuning : (kaget) Ah, kamu si yuyu kang kang? Emm, Iya. Aku ingin menyeberang sungai.

Yuyu kang kang : Oh, baiklah. Aku akan menyebrangkanmu. Tapi aku punya syarat yang harus
kamu penuhi.

Klenting kuning : Baiklah. Syaratnya apa?

Yuyu kang kang : Syaratnya adalah kamu harus mau menjadi pengikutku. Kalau kamu mau jadi
pengikutku aku akan memberi tanda hitam di dahimu.

Klenting kuning : Oh.. Baiklah, sebrangkan lah aku dahulu kesana, Yuyu kang kang.

Yuyu kang kang : Baik, pegang badanku, kita menyeberang sekarang.

(yuyu kang kang dan klenting kuning menyeberang sungai)

Yuyu kang kang : Kita sudah sampai. Dan sesuai kesepakatan, aku kan membubuhkan tanda
hitam di dahimu.

Klenting kuning : Tu.. tu.. tunggu dulu, yuyu! Sebelum kamu memberi tanda hitam di dahiku, aku
mau memberimu sesuatu.

Yuyu Kang kang : apakah itu gerangan?

Klenting kuning : (Mengeluarkan sesuatu) Ini, permen ajaib. Permen ini akan membuatmu
menjadi lebih tampan dari pangeran ande-ande lumut.
Yuyu kang kang : Waaaaahh, aku mau! Asiiikkk. Terimakasih ya!

Klenting kuning : Sama-sama, Yuyu kang kang.

Yuyu kang kang : (Memakan permen) Emm.. enak.. enak sekaliiii. Eh.. duh.. kok aku.. Aaah…

(Yuyu kang kang pingsan)

(Klenting kuning pergi meninggalkan yuyu kang kang yang pingsan)

ADEGAN 6

Klenting Merah, klenting hijau, klenting biru, dan Mbok rondo akhirnya sampai di istana ande-ande
lumut. Mereka segera memasuki istana untuk menemui Ratu dan Raja.

Mbok Rondo : Permisi baginda Raja dan baginda Ratu.

Raja : Selamat datang di istana kami

Ratu : selamat datang , silahkan.

Klenting Merah : Baginda Raja, dimanakah pangeran ande-ande lumut? Mengapa tidak menemui
kami?

Klenting Hijau : Iya, kami para klenting sudah terkenal akan kecantikan kami. Kami yakin bahwa
pangeran ande-ande lumut pasti akan suka pada kami

Ande ande lumut : (Menghampiri mereka semua) Aku disini.

Klenting Biru : wah, pangeran ande-ande lumut? (Menyalimi pangeran) Aku Klenting biru! Ku
mohon pilihlah aku sebagai istrimu, aku terkenal cantik dan pandai menari.

Ande-ande lumut : Ya, kamu memang cantik, tetapi…. Aku tidak suka dengan kamu, klenting biru.

Klenting Merah : (Mendekati pangeran) Kalau aku? Aku Klenting Merah. Aku juga cantik dan seksi,
lho. Aku juga pandai bernyanyi.

Ande –ande lumut : Ya, aku tau.. Tapi aku juga tak suka padamu, klenting Merah.

Klenting Hijau : Bagaimana kalau aku saja? Aku adalah Klenting hijau, aku berbeda dengan kakak
dan adik ku. Aku adalah klenting yang paling cantik dan pandai melukis.

Ande-ande lumut : Walau kamu cantik, kamu bukanlah tipeku, Klenting Hijau.

Mbok Rondo : Ah, kalau begitu apakah pangeran suka wanita yang lebih tua? Bagaimana jika
denganku saja, Pangeran?

Ande-ande lumut : (Menepuk kening) Haduh!


(tiba-tiba terdengar suara klenting kuning)

Klenting kuning : Emm.. Permisii. Apakah saya bisa bertemu dengan pangeran ande-ande lumut?

Mbok rondo : Lho? Kuning? Sedang apa kamu disini?! Pulang sana! Kamu punya banyak
kerjaan yang harus diselesaikan! Awas saja kalau belum beres semua.

Klenting biru : Ah, suasana jadi kacau kalau kamu datang, Kuning.

Klenting Merah : Pulang saja sana! Kamu tidak pantas berada disini!

(Klenting kuning sedih dan membalikan tubuhnya hendak pergi)

Ande-ande lumut : Tu.. Tu.. Tunggu dulu! Kamu.. siapa namamu tadi?

Klenting kuning : Hem? Saya? Klenting kuning.

Ande-ande lumut : Ayahanda, Ibunda, putri klenting kuning ini menarik hati, dia cantik dan yang
terpenting dia tidak mempunyai tanda hitam di dahinya.

Raja : Iya, benar juga, semua klenting mempunyai tanda hitam di dahinya kecuali
klenting kuning.

Ratu : Ada apa dengan tanda hitam di dahi?

Raja : Kalau mempunyai tanda hitam di dahi, berarti dia menjadi pengikut Yuyu kang
kang.

Ande-ande lumut : Karena hanya klenting kuning yang tidak punya tanda hitam, maka aku memilih
klenting kuning. Diapun paling menawan disini. Aku memilihmu, Kuning. (Memegang tangan klenting
kuning)

(Klenting kuning tersenyum tak percaya)

Klenting Hijau : Tunggu dulu! Memangnya kenapa dengan tanda hitam ini? Toh, ini hanya
sebuah tanda bahwa kami menjadi pengikut Yuyu kang kang. Tidak menjadi soal yang sulit.

Mbok rondo : Benar, Baginda. Ini bukanlah hal yang besar, bukan?

Raja : Tentu saja itu akan menjadi persoalan. Karena dari berita yang ku dengar, Yuyu
kang kang suka sekali menandai calon istrinya dengan tanda hitam di dahi.

Para Klenting : Apa??!!!?!?!? (Kaget serentak)

Ratu : Ya, benar. Berarti, kalian adalah calon-calon istri dari yuyu kang kang.
(Yuyu kang kang tiba-tiba datang menghampiri)

Yuyu kang kang : ha..ha..ha.. Mana calon istriku?? Ha.. ha.. ha.. Ayo ikut aku ke
rumah!

Para Klenting dan Mbok Rondo : Aaaaaa!!! Tidaaaaak!!! (berlarian)

-TAMAT-

Anda mungkin juga menyukai