Anda di halaman 1dari 8

DIALOG DRAMA

Alkisah dahulu kala ada sebuah kerajaan di daerah Pajajaran yang dipimpin
oleh Munding Wangi atau biasa dikenal dengan Prabu Siliwangi. Sang Prabu
memiliki kegemaran berburu hewan di hutan. Kegiatan tersebut biasa dia
lakukan seorang diri, dengan bersenjatakan busur dan anak panah tanpa
pengawalan prajurit istana.

Suatu hari saat sedang berburu, tanpa sadar Sang Prabu telah masuk ke
dalam hutan yang lebih jauh karena keasyikan mengejar hewan buruan.
Akhirnya Sang Prabu pun tersesat di hutan tersebut.

Prabu Siliwangi : Aneh sekali tempat ini.

Prabu Siliwangi : Aku sama sekali tidak menemukan jalan keluar.

Prabu Siliwangi : Apa aku sudah tersesat?

Prabu Siliwangi merasa putus asa dengan keadaannya. Akhirnya Sang Prabu
memutuskan untuk beristirahat sejenak. Dari kejauhan terlihat samar sosok
seorang wanita cantik nan jelita.

Prabu Siliwangi : Maaf jika lancang, sepertinya saya tersesat di hutan ini,
apakah Anda bersedia membantu saya?

Sosok wanita cantik : Ooh… ada seseorang yang tersesat rupanya?

Sosok wanita cantik : Bagaimana bisa tuan masuk dan tersesat di tengah hutan
seperti ini?
Prabu Siliwangi : Saya terlalu asik mengejar hewan buruan, sampai tidak
memperhatikan arah.

Prabu Siliwangi : Apakah Anda bersedia menunjukkan jalan keluar dari


hutan ini?

Sosok wanita cantik : Baik tuan, saya bersedia membantu, akan tetapi ada
syarat yang harus tuan penuhi.

Prabu Siliwangi : Apakah syarat itu?

Sosok wanita cantik : Selama ini saya hidup sendirian. Tinggallah bersamaku
untuk beberapa waktu, maka akan aku tunjukkan jalan
keluar.

Prabu Siliwangi merasa tidak keberatan dengan syarat yang diajukan.


Diajaklah Sang Prabu pulang ke rumah wanita tersebut.

Prabu Siliwangi : Inikah tempat tinggalmu?

Prabu Siliwangi : Siapakah engkau sebenarnya?

Sosok wanita cantik : / tersenyum

Wanita itu tidak menjawab pertanyaan Sang Prabu, dia hanya tersenyum dan
mempersilahkan masuk.

Berjalannya waktu Prabu Siliwangi akhirnya jatuh cinta pada wanita itu
dan memutuskan menikahinya.

Prabu Siliwangi : Sudah cukup lama saya tinggal bersamamu dan


sepertinya saya jatuh cinta kepadamu.
Prabu Siliwangi : Apakah engkau bersedia menikah denganku?

Sosok wanita cantik : Baiklah tuan, aku bersedia.

Tanpa disadari Sang Prabu telah tinggal terlalu lama ditempat itu. Dia
merasa sudah saatnya ia kembali memimpin kerajaannya di Pajajaran.

Saat Sang Prabu sedang melihat pemandangan sekitar, tiba-tiba Sang


Prabu bergumam

Prabu Siliwangi : Sepertinya saya sudah terlalu lama tinggal disini.


Sudah saatnya untuk kembali memimpin kerajaan.

Prabu Siliwangi kemudian meminta izin kepada istrinya.

Prabu Siliwangi : Istriku, sepertinya saya sudah terlalu lama tinggal


disini, sudah saatnya untuk kembali ke kerajaan.

Prabu Siliwangi : Banyak tugas yang sudah saya tinggalkan disana.

Sosok wanita cantik : Baiklah suamiku. Jagalah kesehatanmu disana dan


sesekali kembali ke hutan untuk menjenguk ku.

Prabu Siliwangi : Saya berjanji, saat saya kembali berburu, aku akan
mampir untuk menemuimu.

Sosok wanita cantik : Tunggu sebentar suamiku, aku akan mengutus


prajuritku untuk mengantarkanmu keluar dari hutan ini.

Sosok wanita cantik : Prajurit, tolong kau antarkan suamiku keluar dari
hutan.

Prajurit : Baik Ratu.

Sampai di kerajaan semua orang terkejut bercampur haru menyambut


kedatangan Prabu Siliwangi.
Para Rakyat : SANG RAJA TELAH KEMBALI!

Prabu Siliwangi : Mari kita bangun kerajaan ini kembali.

Waktu berlalu begitu saja, Prabu Siliwangi kini tengah disibukkan


dengan pekerjaan yang menumpuk akibat kepergiannya. Ia pun melupakan
istrinya yang tinggal di tengah hutan itu.

Suatu malam ketika Sang Prabu tengah tertidur pulas, dia samar
mendengar suara tangisan bayi. Dia terbangun dan bergegas mencari asal suara
tangisan tersebut. Ketika Sang Prabu membuka pintu istana, dia terkejut
tampak dihadapannya bayi kecil yang sedang menangis. Prabu merasa bingung
pada bayi itu kemudian menggendongnya bermaksud menyerahkan kepada
dayang istana.

Tiba-tiba muncul sinar terang menyilaukan mata dihadapannya. Di balik


sinar tersebut munculah sosok wanita yang tidak asing bagi Sang Prabu.

Sosok wanita cantik : Dia adalah anak kita suamiku. Aku ingin kau
merawatnya selayaknya manusia.

Prabu Siliwangi : Tunggu dulu istriku!

Belum sempat bertanya banyak kepada istrinya, dalam sekejap sang istri
telah menghilang.

Prabu Siliwangi kemudian membawa bayi tersebut masuk

Prabu Siliwangi : Baiklah, aku akan merawat bayi ini. Akan aku namai dia
PUTRI KADITA.

Putri Kadita kini tumbuh menjadi gadis yang cantik dan berbudi pekerti
baik. Namun ada kalanya saat melihat kecantikan putrinya, Prabu Siliwangi
teringat akan sosok sang istri. Sudah berkali-kali ia mencoba mencari
keberadaan istrinya ke dalam hutan namun hasilnya sia-sia.
Berjalannya waktu, Prabu Siliwangi mulai mengkhawatirkan akan
kerajaannya. Dia tidak memiliki istri dan anak laki-laki sebagai penerusnya
kelak.

Prabu Siliwangi : Putriku, Ayah ingin meminta persetujuanmu untuk


menikah lagi.

Prabu Siliwangi : Agar mendapatkan putra sehingga bisa meneruskan


tahta kerajaan.

Putri Kadita : Baiklah Ayahanda.

Putri Kadita : Jika itu kehendak ayahanda dan demi kebaikan negeri
ini, tentu aku menyetujuinya.

Tidak lama kemudian Prabu Siliwangi pun menikah dengan seorang


wanita bangsawan bernama Dewi Mutiara. Beberapa bulan berlalu terdengar
kabar bahwa Dewi Mutiara mengandung seorang bayi laki-laki. Kabar ini
disambut suka cita oleh Prabu dan Putri Kadita serta seluruh rakyat Pajajaran.

Namun ditengah kehamilannya Dewi Mutiara berubah menjadi ratu yang


pemarah, egois, dan suka memerinah.

Dewi Mutiara : Kakanda. Aku ingin setiap hari makan-makanan mewah


seperti saat jamuan istana.

Prabu Siliwangi : Baiklah istriku, sabar.

Prabu Siliwangi : Akan kuperintahkan juru masak istana untuk segera


menyiapkannya.

Pada awalnya Prabu Siliwangi memenuhi semua permintaan istrinya itu.


Namun permintaan Dewi Mutiara semakin hari semakin aneh.
Dewi Mutiara : Kakanda, demi kelancaran kehamilanku aku ada
permintaan.

Dewi Mutiara : Aku ingin Putri Kadita pergi dari istana kita!

Prabu Siliwangi : Dinda! Tentu saja aku tidak bisa memenuhi hal itu.

Prabu Siliwangi : Dia itu putri semata wayangku, yang kubesarkan dari
kecil. Tentu aku tak tega menyuruhnya untuk keluar
dari istana ini.

Mendengar penolakan tersebut Dewi Mutiara merasa kecewa, kesal dan marah.
Dia menganggap selama Putri Kadita berada di istana kasih sayang Sang Prabu
akan selalu terbagi menjadi dua.

Dewi Mutiara mencari cara untuk menyingkirkan Sang Putri. Dia pun
pergi menemui dukun sakti.

Dukun : Ada perlu apa kamu disini?

Dewi Mutiara : Aku butuh bantuanmu untuk menyingkirkan Putri Kadita


dari istana ku.

Dewi Mutiara : Aku akan membayar berapapun, asalkan Putri Kadita


pergi dari istana.

Dukun : Baiklah. Aku akan kabulkan permintaanmu.

Dukun : Sekarang pergilah.

Suatu malam Putri Kadita sedang tertidur, muncul asap tebal berbau
busuk menyelimuti tubuhnya. Namun anehnya Sang Putri tidak merasakannya.

Pagi harinya seluruh tubuh Putri Kadita berubah menyeramkan. Sang


Putri terkejut dengan apa yang terjadi pada tubuhnya.
Putri Kadita : HAH APA INI!? Apa yang terjadi dengan tubuhku!
Ayahh!

Prabu Siliwangi : Ada apa putriku!?

Prabu Siliwangi : Prajurit,cepat panggil seluruh tabib yang ada di istana!

Prajurit : Baik Tuan.

Seluruh tabib dari berbagai penjuru negeri telah didatangkan. Akan


tetapi, tidak ada seorang pun yang mampu menyembuhkannya.

Pada saat itulah Dewi Mutiara menyampaikan niat jahatnya.

Dewi Mutiara : Kakanda, Alangkah baiknya jika Putri Kadita


diasingkan dari kerajaan, karena sekarang sudah tidak
ada satupun tabib yang mampu menyembuhkannya.

Dewi Mutiara : Bisa saja penyakit itu menyebar dan menular ke calon
putra kita serta rakyat kita.

Dewi Mutiara : Pertimbangkanlah hal ini demi kerajaan kita.

Dengan berat hati Prabu merelakan putrinya itu keluar dari istana.

Prabu Siliwangi : Jagalah dirimu baik-baik putriku.

Prabu Siliwangi : Maafkanlah ayahmu ini tidak sanggup melakukan apa-


apa untukmu.

Putri Kadita : Tidak apa-apa ayah, aku pasti akan baik-baik saja.

Putri Kadita pergi menuju hutan untuk bertapa dengan tujuan segera
diberikan kesembuhan dari penyakit yang ia derita. Ditengah bertapanya Sang
Putri mendapatkan pesan dari seseorang.
Sosok Wanita Cantik : Pergilah ke Pantai Selatan.

Putri Kadita bingung dengan jawaban tersebut.

Putri Kadita : Siapakah engkau?

Sosok Wanita Cantik : Aku adalah ibumu wahai anakku.

Sosok Wanita Cantik : Kelak kau akan bertemu denganku. Sekarang pergilah
terlebih dahulu ke Pantai Selatan.

Putri Kadita yakin dengan pesan yang ia terima. Diapun segera pergi ke Pantai
Selatan. Berhari-hari dia berjalan menuju ke Pantai Selatan.

Sesampainya di Pantai Selatan

Putri Kadita : Apa yang harus aku lakukan ibu?

Putri Kadita hanya diam dan tertegun, melihat deburan ombak besar
khas laut selatan. Di tengah lamunannya suara Sang Ibu terdengar kembali.

Sosok Wanita Cantik : Masuklah ke dalam laut dan menyatulah dengan alam
sekitarmu.

Dengan penuh keyakinan akhirnya Putri Kadita segera melompat ke dalam


laut.

Seketika semua bintik di tubuhnya perlahan mulai menghilang. Tidak


hanya itu, dia juga berubah menjadi gadis yang lebih cantik. Putri Kadita
bersyukur dengan kesembuhannya dan berniat membalas kebaikan yang ia
dapatkan.

Maka Putri Kadita akhirnya memutuskan untuk tinggal di laut dan


membangun istana serta mengumpulkan ribuan pasukan. Sejak saat itu Putri
Kadita dikenal sebagai NYI RORO KIDUL.

Anda mungkin juga menyukai