Disusun Oleh:
Dinanty Nurshabrina Rd. Dieka P
Faisal M Regi Septiaji
Ina Mulyani S Rida Desyani
Indah Nur Fajarini Risnawati
Lala Latifah W Rizka Dita P
M. Angga Samuel
M. Gilang Tri Budi P
M. Rizal Yogi
Nurhadiansyah Yuda
Kelas 9B
Pemeran Tokoh
Ibu Dewi Suwido : “Kakanda, bayi ini adalah anak kita! Aku ingin
menyerahkannya padamu, untuk kau
besarkan
dalam pergaulan manusia.”
Prabu Mundingsari : “Pergaulan Manusia? Apa maksudmu Adinda?”
Ibu Dewi Suwido : “Sebenernya Kakanda, aku berasal dari
kalangan siluman. Tapi, siluman yang cantik
loh
Kakanda.”
Keesokan Harinya...
Dewi Suwido : “Du..h kepalaku rasanya berat. Kulit wajahku
pun
terasa berat.”
Dewi Suwido pun bercermin ...
Dewi Suwido : “Wa... Siapa ini? Ah... apakah... apakah yang
berada
di dalam cermin itu adalah wajahku?Kenapa
jadi
begini?”
Jeng...jeng...jeng...
Dewi Suwido terkejut mendengarkan keputusan ayahnya dan
hatinya pun semakin hancur. Permaisuri dan putri pun bersorak senang.
Baginda Mundingsari segera memerintahkan beberapa orang
pengawal untuk mengantarkan Dewi Suwido ke dalam hutan rimba.
Pengawal 1 : “Duh... bau nih...”(sambil menutup hidungnya
)
Pengawal 2 : “Iya nih... geuleuh.”
Pengawal 3 : “Hus...kalian ini jaga dong ucapan kalian. Gini-
gini
juga kan anaknya baginda, tetep harus kita
hormati.”
Pengawal 4 : “Da... atuh geuleuh. Geus teu kuat yeuh!”
Pengawal 1 : “Ya... udah nganterinnya sampe sini aja!”
Pengawal 3 : “Ta...ta...tapi...”
Pengawal 2 : “Kamu ini kenapa sih?”
Pengawal 4 : “Ssstt... sudah-sudah. Silakan turun Dewi, kita
sudah
sampai.”
Jbuuurrr....
Dewi Suwido terjun ke laut dari tebing yang curam.
Setelah muncul kembali dari dalam laut...
Dewi Suwido : “Oh...Oh...Tuhan. wajahku kembali, bahkan
lebih dari
kembali. Terima kasih Tuhan, terima kasih.”