Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 3

1. M. DAFFA WARDANA
2. AHMAD RISKY ADITYA
3. MAYANG RAHMA PUTRI
4. MEIDIANA NANDA PUTRI
5. PUTRI MAULIDYA
6. ANDRIAN ALIF SURYA
7. NADIA INDRIANI

NASKAH DRAMA CANDI PRAMBANAN


CANDI PRAMBANAN

Pada zaman dahulu kala dari hutan yang lebat, subur dan hijau. Nan
jauh disana terdapat sebuah kerajaan yang kuat dan kokoh dan dikawal
oleh prajurit yang gagah berani dan perkasa. Sebuah desa yang damai,
nyaman, dan penduduk yang ramah. Berdirilah sebuah kerajaan dengan
kokoh, yaitu Kerajaan Prambanan yang indah dan megah. Dalam
kemewahan dan kemakmuran, didalamnya hiduplah seorang raja yang
bijaksana dan berwibawa ialah Prabu Baka, pemimpin Kerajaan
Prambanan. Ia juga memiliki seorang putri yang cantik, anggun, dan
penyayang bernama Roro Jongrang.
Namun, dikerajaan lain terdapat seorang raja yang kejam, egois,
angkuh, dan sombong, dialah Raja Pengging, seorang raja dari Kerajaan
Pengging. Raja Pengging pun memiliki seorang putra yang sakti
mandraguna. Dia bernama Bandung Bondowoso. Raja Pengging yang
selalu haus akan kekuasaan dan ingin memperluas wilayah kekuasaannya,
memutuskan untuk berperang menghancurkan kerajaan prambanan,
untuk membalas apa yang telah diperbuat oleh kerajaan prambanan.
Raja Pengging : Raden Bondowoso, putraku... kemarilah!
Bondowoso : iya Gusti, ada apa memanggil saya?
Raja Pengging : Segeralah engkau bersiap-siap. Baru saja prajurit
kerajaan memberi kabar bahwa ada warga desa
yang dianiyaya oleh prajurit kerajaan prambanan.
Bondowoso : Apa yang harus saya perbuat wahai Gusti?
Raja Pengging : Sebaiknya kita atur strategi utuk menyerang
kerajaan prambanan terlebih dahulu. Barulah esok
kita serang kerajaan itu.

Keesokan harinya berangkatlah Raja Pengging, Bandung


Bondowoso, dan para prajuritnya ke kerajaan prambanan. Saat di depan
gerbang prambanan.
Bondowoso : Hei Prabu Baka! Keluarlah engkau! Mari kita
bertarung. Kita tunjukan siapa yang paling kuat
diantara kita.

Para prajurit kerajaan prambanan tidak terima dengan apa yang


dikatakan oleh Bandung Bondowoso. Mereka pun membalas serangan dari
kerajaan pengging.
Didalam kerajaan prambanan
Prabu Baka : Wah ada apa ini di kerjaanku?
Roro Jongrang : Sepertinya ada yang menyerang kerajaan kita wahai
ayahku.
Dayang : Iya baginda... kerajaan kita sedang diserang oleh
kerajaan pengging. Kita kekurangan prajurit,
baginda. Prajurit kerajaan banyak yang sudah
terbunuh.
Prabu Baka : Baiklah, segera buat pertahanan!
Prabu Baka pun keluar menemui pasukan kerjaan
pengging.
Prabu Baka : Hei kalian! Mau apa tiba-tiba datang dan menyerang
kerajaanku?
Raja Pengging : Aku akan menguasai seluruh kerajaanmu! Agar aku
menjadi orang terkuat dan terhebat disemua
kerajaan! Hahaha
Prabu Baka : Tidak semudah itu! Apabila kau ingin menguasai
kerajaanku, langkahi dulu mayatku!
Bondowoso : Aku tidak takut! Akan ku kalahkan kalian semua!
Raja Pengging : Kau benar anakku! Prajurit....!! SERANG!!!

Lama terlibat dalam peperangan. Akhirnya pasukan Raja Prabu Baka


pun kalah. Dan Prabu Baka pun tewas saat perang. Kerajaan prambanan
pun hancur. Dan Raja Pengging beserta pasukannya menempati kerajaan
itu.
Raja Pengging : Akhirnya kita menang!
Bondowoso : Iya ayahku...

Pasukan kerajaan pengging bersenang-senang atas


kemenangannya. Tetapi di dalam kerajaan prambanan terdapat Roro
Jongrang yang sedang bersedih.
Roro Jongrang : Apakah benar Ayahanda telah tiada?
Dayang : Iya benar putri... Baginda Raja telah tiada. Ia
dibunuh oleh Bandung Bondowoso.
Roro Jongrang : Benarkah?
Dayang : Iya putri... Raja Pengging beserta putranya, Bandung
Bondowoso dan pasukannya telah menghabisi
kerajaan prambanan yang mulia ini.
Roro Jongrang : Lihat saja pembalasanku nanti! Aku tidak terima!!

Di tengah-tengah percakapan antara Roro Jongrang dan Dayang,


tiba-tiba masuklah seorang pemuda.
Bondowoso : Rupanya masih ada orang di dalam sini.
Roro Jongrang : Siapa kau?
Dayang : Dialah Bandung Bondowoso, putri. Dia yang
membunuh baginda raja.
Roro Jongrang : Kau sungguh kejam!
Bondowoso : Kau ternyata sangat cantik. Kau pantas untuk jadi
permaisuriku. Maukah kau jadi permaisuriku wahai
putri?
Tanpa berkata-kata Roro Jongrang langsung meninggalkan
Bondowoso karena kekesalannya terhadap Bondowoso yang telah
membunuh ayahnya.
Semakin lama Bondowoso tinggal di kerajaan prambanan, ia
semakin terpesona dengan kecantikan Roro Jongrang. Tapi disisi lain, Roro
Jongrang masih terpukul akan peperangan yang membuat ayahnya
meninggal karena terbunuh.
Dayang : Tuan putri... Apakah tuang putri masih bersedih?
Roro Jongrang : Tentu dayang. Aku benci sekali dengan Bondowoso
yang telah membunuh ayahku.
Dayang : Apakah tuan putri ingin teh hangat? Mungkin dapat
sedikit menenangkan tuan putri.
Roro Jongrang : Boleh, aku mau
Dayang : Baiklah, tunggu sebentar tuan putri saya buatkan
dulu tehnya

Dayang pun pergi ke dapur istana untuk membuatkan teh. Ia


mengambil cangkir, lalu ia masukan satu sendok teh serbuk daun teh. Ia
mengambil air panas lalu ia tuang ke dalam cangkir yang sudah berisi
serbuk daun teh. Saat sedang mengaduk teh, Bandung Bondowoso
datang menghampiri Roro Jongrang.
Bondowoso : Wahai Roro Jongrang, mengapa kau hanya sendiri?
Dimana dayangmu?
Roro Jongrang : Dia sedang membuatkan teh untukku.
Bondowoso : Tuan putri... kutanya sekali lagi, maukah kau menjadi
permaisuriku?
Roro Jongrang : (terdiam)

Lalu datanglah sang dayang sambil membawa nampan berisi


secangkir teh untu Roro Jongrang. Ia memberikan secangkir teh itu
kepada Roro Jongrang.
Roro Jongrang : Dayang.. apa yang haru kulakuan? Aku sudah muak
mendengar pertanyaan itu.
Dayang : Tuan putri... kalau boleh saya beri saran, sebaiknya
tuan putri memberi syarat yang mustahil ia penuhi,
kalau dia gagal dia tidak dapat menikahi tuan putri
Roro Jongrang : Kira-kira apa syarat yang harus saya berikan?
Dayang : Lebih baik ikuti kata hati tuan putri
Bondowoso : Bagaimana putri? Bersediakah kau menjadi
permaisuriku?
Roro Jongrang : Baiklah, aku mau. Tapi ada syarat yang harus kau
penuhi terlebih dahulu
Bondowoso : Syarat? Apa syaratnya tuan putri?
Roro Jongrang : Kau harus membuatkanku 1000 candi dan 2 buah
sumur. Dan itu harus sudah selesai saat matahari
terbit.
Bondowoso : Baik, aku terima persyaratanmu itu

Setelah menyetujui persyaratan yang diberikan oleh Roro Jongrang,


Bandung Bondowoso segera menghampiri ayahnya di ruangnya. Sang
ayah memiliki kekuatan magis dan dapat memanggil jin. Bondowoso akan
meminta bantuan ayahnya untuk memanggil jin-jin agar membantunya
memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Roro Jongrang.
Bondowoso : Wahai Gusti.. boleh kah saya meminta bantuanmu?
Raja Pengging : Bantuan apa anakku?
Bondowoso : Bisakah gusti memangilkan beberapa jin untukku?
Raja Pengging : Untuk apa jin-jin itu?
Bondowoso : Untuk membantuku membangun 1000 candi dan 2
buah sumur. Aku harus memenuhi persyaratan itu
untuk dapat menikahi Roro Jongrang.
Raja Pengging : Baiklah.. akan kupanggilkan untukmu, anakku

Raja Pengging pun melakukan beberapa ritual dan mengucapkan


beberapa patah kata untuk memanggil jin-jin.
Jin 1 : Ada apa kau memanggilku?
Bondowoso : Bisakah kau membantuku?
Jin 1 : Kau ingin aku melakukan apa?
Bondowoso : Tolong buatkan 1000 candi dan 2 buah sumur dalam
waktu semalam dan harus sudah selesai saat
terbitnya matahari
Jin 1 : Baiklah akan kulaksanakan!

Jin itu pun memanggil beberapa temannya lagi untuk membantunya


membangun 1000 candi dan 2 buah sumur. Jin-jin itu melakukan
pekerjaan dengan sangat cepat. Hingga tengah malam sudah setengah
jumlah candi yang sudah selesai. Dayang yang mengetahui pembuatan
candi hampir selesai segera melapor kepada Roro Jongrang.
Dayang : Tuan putri.. pembuatan 1000 candi sudah hampir
selesai
Roro Jongrang : Apa? Aku harus mencegahnya untuk berhasil
menyelesaikannya!
Dayang : Tenang tuan putri.. pasti ada jalan keluarnya
Roro Jongrang : Baiklah dayang, bangunkan dayang-dayang yang
lain sebelum fajar. Dan suruh mereka membakar
jerami dan menumbuk padi dilesung, serta taburkan
bunga-bunga yang harum baunya!
Dayang : Baik tuan putri!

Dayang pun membangunkan dayang-dayang yang lain dan


menyuruh mereka membakar jerami dan menumbuk padi dilesung serta
menaburkan bunga-bunga yang harum baunya, seperti diperintahkan
Roro Jongrang.
Kukuruyuukk kukuruyuukk!!!
Jin 1 : Kawan! Sepertinya matahari sudah mau terbit.
Lihatlah para gadis-gadis juga sudah mulai
menumbuk padi dilesung. Mari kita pergi!
Jin 2 : Benar, ditambah lagi ayam sudah berkokok. Ayo
semuanya kita pergi.
Para jin pun pergi meninggalkan pekerjaan mereka. Candi-candi
tinggal sedikit lagi selesai dan sumur juga tinggal sedikit lagi. Roro
Jongrang terlihat senang karena rencananya berhasil dan Bandung
Bondowoso tidak dapat memenuhi persyaratannya. Dilain pihak, Bandung
Bondowoso sangat kecewa karena tidak dapat menjadikan Roro Jongrang
sebegai permaisurinya. Tetapi Bondowoso tambah kecewa dan marah
setelah mengetahui rencana Roro Jongrang yang sengaja menggagalkan
usahanya.
Roro Jongrang : Bagaimana? Apa permintaanku sudah terpenuhi?
Bondowoso : Wahai Roro Jongrang, mengapa kau sangat licik? Kau
telah menggagalkan usahaku untuk mewujudkan
1000 candi yang tinggal kurang 1 candi lagi karena
kelicikanmu dan dayang-dayangmu! Jadilah kau
sebagai arca dalam candi yang ke-1000 dan dayang-
dayangmu tidak akan menikah hingga mereka tua!

Akhirnya roro jonggrang pun mencadi arca menggenapi candi yang


keseribu atas akibat janji yang di ucapkan dan kelicikan yang dilakukan
roro jonggrang.

-TAMAT-

Anda mungkin juga menyukai